Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEMATIKA TUMBUHAN

PEMANFAATAN ENCENG GONDOK SEBAGAI BIOTANOL UNTUK MENGATASI


GULMA DAN PENINGKATAN SUMBER ENERGI DI SEKITAR SUNGAI SURABAYA

DOSEN PENGAJAR :
KRISTANTI INDAH PURWANI, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH :
AFTHONI NUR FUADI

(1514100076)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Penelitian


Tidak dapat di pungkiri bahwa kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak dan
bahan bakar gas, pada dasarnya dapat tergantikan oleh energi alternatif lain seperti Biogas
yang di hasilkan dari proses biodigester dari bahan baku Eceng Gondok, potensi energi biogas
tersebut sangat berkaitan dengan jumlah populasi Eceng Gondok itu sendiri serta dengan pola
pemanfaatannya. Jumlah populasi enceng gondok di Surabaya sudah melebihi batas wajar
seperti yang terlihat di sungai sekitar ITS, tepatnya di daerah keputih. Kenampakan tersebut
sangat tidak enak di pandang karna mengganggu pandangan
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichornia crassipes) adalah salah satu jenis
tumbuhan air mengapung.. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh
seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani
berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai
AmazonBrasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai Gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan
mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Tanaman ini secara cepat
menginvasi tanaman lain. Sehingga populasinya sangat banyak.
Hal inilah yang mendorong para peneliti untuk menambah nilai guna dari eceng gondok
tersebut. Salah satunya adalah sebagai bahan bakar pengganti tabung gas LPG(Liquified
Petroleum Gas)dan minyak tanah atau pun bahan bakar lainnya dengan harga yang lebih
mudah dijangkau oleh mayarakat dengan nilai ekonomi terendah sekalipun. Karena
diperkirakan apabila masyarakat secara terus menerus menggunakan bahan bakar dari minyak
tanah ataupun tabung gas LPG terebut, kemungkinan besar suatu saat nanti akan

mengakibatkan terjadinya krisis pada bahan bakar. Selain itu dari sisi ekologi, pemanfaatan
enceng gondok akan memperbaiki ekosistem yang ada dalam suatu perairan.
Hal inilah yang menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut, yaitu bagaimana meningkatkan
nilai guna dari eceng gondok menjadi lebih baik lagi. Kemudian setelah dilakukan berbagai
percobaan akhirnya ditemukan solusi yang cukup efektif untuk menggantikan bahan bakar
yang biasa digunakan oleh masyarakat yaitu memanfaatkan tumbuhan eceng gondok dengan
diproses terlebih dahulu sehingga dapat menjadi bahan bakar. Gagasan dan solusi ini diberi
judul

PEMANFAATAN

ENCENG

GONDOK

SEBAGAI

BIOTANOL

UNTUK

MENGATASI GULMA DAN PENINGKATAN SUMBER ENERGI DI SEKITAR SUNGAI


SURABAYA

1.2.Rumusan Masalah
1. Berapa perbandingan antara tumbuhan eceng gondok dengan air?
2. Bagaimanakah cara kerja Biogas dari eceng gondok tersebut?
3. Apakah dampak dari pembuatan biogas tersebut?
4. Bagaimana ekosistem perairan setelah enceng gondok di manfaaatkan
1.3.Batasan masalah
Dari penelitian ini dapat di Tarik sebuah pertanyaan yang sangat penting yaitu ,
bagaimana enceng gondok menjadi bioethanol dan bagaimana ekosistem perairan dapat
di perbaiki
1.4.Tujuan
Untuk mengetahui mengapa eceng gondok dapat menghasilkan gas yang dapat
dijadikan Biogas sebagai pengganti bahan bakar yang umum. Dan untuk mengetahui
bagaimana keadaan ekosistem yang baik di suatu perairan

1.5. Manfaat Penelitian


Setelah melakukan berbagai eksperimen dan penelitian, kami memperoleh suatu
pernyataan, bahwa ditemui berbagai manfaat dalam pembuatan Biogas dari eceng gondok

tersebut. Salah satunya yaitu meningkatkan nilai guna dari eceng gondok, menghemat
pengeluaran khususnya bagi masyarakat yang mempunyai nilai perekonomian yang
rendah,. Dan memperbaiki ekosistem perairan yang kurang seimbang akibat over
populated dari enceng gondok, di sekitar sungai di Surabaya karna membuat flora dan
fauna lain terganggu pertumbuhannya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Biogas
Biogas adalah bahan bakar yang ramah lingkungan tanpa ada gas emisi, karna materi
penyusunnya adalah materi organik. Prinsip dasar biogas adalah penguraian bahan bahan
organic oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) untuk menghasilkan
campuran dari beberapa gas seperti metan dan CO2 , Biogas di hasilkan dengan bantuan
bakteri metanogen atau metanogenik. (Sri Wahyuni 2012)
Dalam sejarahnya biogas merupakan gas methan ini sudah lama digunakan oleh
warga Mesir, Cina, dan Roma kuno untuk di bakar dan digunakan sebagai penghasil
panas. Sedangkan, proses fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini
pertama kali ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat
terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. dan Becham (1868), murid
Louis Pasteur dan Tappeiner (1882) adalah orang pertama yang memperlihatkan asala
mikrobiologis dari pembentukan methan. Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik
pertama dibangun pada tahun 1900. pada akhir abad ke 19, riset untuk menjadikan gas
methan sebagai biogas dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara 2 perang
dunia. Selama perang dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat
alat penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Akibat
kemudahan dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah pada tahun 1950, proses
pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan. Tetapi, di Negara-negara berkembang
kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia. Oleh karena itu, di India
kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke 19. saat ini, Negara
berkembang lainnya, seperti Cina, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini, telah
melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil biogas. Selain di Negara
berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di Negara maju seperti Jerman.
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob Komponen biogas antara lain
sebagai berikut : 60 % CH4(metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 % N2,
O2, H2, & H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat

digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas yang utama
yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas dengan sumber
energi lain 1 m3
Bahan Bakar

Jumlah
0,46 kg
0,62 liter
0,52 liter
0,80 liter
1,50 m3
3,50 kg

Elpiji
Minyak Tanah
Minyak solar
Bensin
Gas Kota
Kayu Bakar

Manfaat energi biogas adalah energi sebagai pengganti bahan bakar khususnya
minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti
bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai
pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan
sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada
tanaman / budidaya pertanian. Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup
besar.

2.2.

Definisi Eceng Gondok


Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah tanamanyang hidup mengapung di air dan
kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai
batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal
tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya
termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Akarnya
merupakan akar serabut.
Kandungan Eceng Gondok:

Calsium
Magnesium
Kalium
Natrium
Chlorida
Cupper
Mangan
Ferum

Ca
Mg
K
Na
Cl
Cu
Mn
Fe

Pada akarnya terdapat senyawa sulfat dan fosfat. Daunnya kaya senyawa carotin dan
bunganya mengandung delphinidin-3-diglcosida. Dengan seluruh kandungan kimia yang ada
itu, Eceng Gondok dapat menyembuhkan tenggorokan terasa panas, kencing tidak lancar,
biduran dan bisul. Kandungan senyawa penting tadi terdapat diseluruh organ tanaman dari
akar sampai daun dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Bahkan bunganya yang
menawan juga bagus dijadikan sebagai bahan obat tradisional.

2.3 Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Alismatidae
Ordo: Alismatales
Famili: Butomaceae
Genus: Eichornia
Spesies: Eichornia crassipes (Mart.) Solms
(it is.gov)

2.4 Cara pembuatan biogas dari enceng gondok

Proses produksi eceng gondok sangat sederhana sekali, hanya dibutuhkan perlengkapan
seperti tabung fermentasi yang tersambung ke tabung pengumpul gas dan diteruskan ke kompor.
Hanya tiga bagian yang dibutuhkan dalam biogas ini, tabung fermentasi, tabung penampung gas,
serta kompor sebagai media pembakar. Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng
gondok terlebih dahulu harus dirajang atau ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1.
Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk merata. Setelah
tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di ujung kiri tabung fermentasi
yang akan mengalirkan gas ke drum penampungan setelah beberapa hari. Eceng gondok yang
sudah ditumbuk sebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan
setiap harinya dapat dipakai selama 30 menit. Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang
tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya
dapat dipakai selama 90 menit. Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi
bisa kembali diisi dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus
dimasukkan ke dalam tabung fermentasi. Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa
untuk proses pengeluaran, ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng
gondok baru masuk ke dalam tabung. Ampas ini bisa digunakan untuk pupuk kompos.
(widarto.1997)

2.5 Ekosistem Perairan yang Terkena Dampak Over Populated dari Enceng Gondok
Eceng gondok yang memiliki nama ilmiah Eichornia crassipes merupakan tumbuhan air
dan lebih sering dianggap sebagai tumbuhan pengganggu perairan. Eceng gondok memiliki
tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam tempo 34 bulan saja, eceng gondok mampu
menutupi lebih dar 70% permukaan danau. Cepatnya pertumbuhan eceng gondok dan tingginya
daya tahan hidup menjadikan tumbuhan ini sangat sulit diberantas. Pada beberapa negara,
pemberantasan eceng gondok secara mekanik, kimia dan biologi tidak pernah memberikan hasil
yang optimal. Ada juga hasil penelitian yang menunjukkan bahwa eceng gondok berpotensi
menghilangkan air permukaan sampai 4 kali lipat jika dibandingkan dengan permukaan terbuka.
Pertumbuhan populasi eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan pendangkalan
ekosistem perairan dan tertutupnya sungai serta danau. Oleh sebab itu pengurangan populasi
enceng gondok akan berakibat baik, akan tetapi enceng gondok harus tetap ada karena berfungsi

sebagai penangkal pencemaran air di suatu system perairan pengurangan enceng gondok di
Surabaya membuat arus sirkulasi sungai menjadi lancer tanpa adanya endapan endapan yang di
hasilkan dari populasi enceng gondok. Dan keberadaan enceng gondok harus tetap ada karna
mencegah limbah karna dapat mreduksi bahan bahan kimia. kondisi eutrofik sangat
memungkinkan alga untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat
ketersediaan pospat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini bias dikenali dan
warna air menjadi kehijauan , berbau tidak sedap dan kekeruhannya semakin meningkat.
Banyaknya enceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan
fosfat yang sangat berlebihan ini, akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat
menurun (oman.2006)

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan berbagai studi pustaka percobaan untuk menciptakan Biogas Dari
Eceng Gondok tersebut, saya memperoleh beberapa kesimpulan dari penelitian tersebut
yaitu:
1. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas.
2. Eceng gondok adalah salah satu tumbuhan yang memiliki berbagai manfaat, salah
satunya adalah mengurangi pencemaran air dari zat-zat berbahaya. Karena eceng
gondok mengandung berbagai komponen kimia terkandung pada kandungan unsur hara
tempat tumbuh dan sifat daya serap tanaman tersebut. Komponen tersebut dapat
menyerap logam-logam berat senyawa sulfit.
3. Eceng gondok termasuk tanaman yang dengan mudah, tidak perlu syarat-syarat khusus
agar eceng gondok dapat hidup dan tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sri Se. Mp. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. Indonesia: AgroMedia
Pustaka
Wahyu, Sri MP. 2008. Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya
Badrussalam, R. 2011. Membuat Biogas dari Bahan Organik. Indonesia: Gramedia Online
Shopper
Widarto, Fx, Sudarto. 1997. Membuat biogas. Jakarta : kanisius
Oman karmana. 2006. Biology. Jakarta : grafindo

Anda mungkin juga menyukai