Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BIOGAS”

GURU PEMBIMBING:
JAMIATUL KUBRA, S.Pd
MATA PELAJARAN :
MULOK (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP/PLH)

Oleh:
MUHAMMAD REZA
KELAS XI IPS

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 TAPIN


TAHUN AJARAN 2021 / 2022
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis energi yang melanda negeri ini diperkirakan masih akan
berlangsung beberapa tahun ke depan. Di tengah persoalan tersebut,
pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi solusi alternative. Pada bab ini
akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat pennulisan, metode penyelesaian, dan sistematika penulisan tentang
penggunaan biogas sebagai pengganti BBM untuk penghasil energi.
Dengan timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan
oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, pemerintah mengajak
masyarakat untuk mengatasi masalah energi ini secara bersama-sama karena
kenaikan harga yang mencapai 72 dolar/barel ini termasuk luar biasa ¹. Harga ini
membuat harga minyak menjadi yang tertinggi sepanjang abad 21. Masalah ini
memang sulit sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla
bahwa kenaikan harga minyak akan menyebabkan kenaikan subsidi bahan bakar
minyak (BBM) pada APBN 2006. Peryataan selanjutnya dikatakan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan bahwa masyarakat perlu untuk
melakukan penghematan di segala sisi termasuk penggunaan BBM, listrik, air,
dan telepon ². Adapun hal yang menyebabkan keharusan setiap warga untuk
melakukan proses penghematan adalah karena pasokan bahan bakar yang berasal
dari minyak bumi merupakan sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui
(unrenewable). Salah satu jalan untuk melakukan penghematan BBM adalah
dengan mencari sumber energi alternatif terutama yang dapat diperbarui
(renewable) ³.
Sebagai contoh, potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan
menjadi sumber energi adalah batu bara, panas bumi, aliran sungai, angin,
matahari, sampah serta sumber-sumber lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
seperti pohon jarak. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan
teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah
pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di
dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat
berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami,
sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Namun, sebagian besar
terdiri atas kotoran ternak.
 
1.2 Rumusan Masalah
 
1. Apakah pengertian dari biogas?
2. Efektifkah biogas sebagai pengganti BBM untuk menghasilkan energi?
3. Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan biogas?
4. Apa saja kandungan yang dimiliki oleh biogas?
5. Apa perbedaan biogas dengan sumber bahan bakar lainnya?
6. Bagaimana cara menolah biogas?
7. Bagaimana cara pemanfaatan biogas?
 
1.3 Tujuan Penulisan
 
1. Mengetahui pengertian biogas.
2. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam biogas.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
4. Mengetahui cara pemanfaatan dan pengolahan biogas.
 
1.4 Manfaat Penulisan
 
1. Dapat mengetahui perbedaan biogas dengan sumber enrgi bahan bakar
lainnya.
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
3. Dapat mengetahui cara megolah biogas.
4. Dapat menambah wawasan.
5. Dapat membantu memecahkan masalah akibat kelangkaan BBM sebagi
sumber energi.
6. Dapat memotivasi untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalam rangka
membantu pemerintah untuk menghemat energi.
 
 
BAB II
PENGENALAN BIOGAS
 
2.1 Pengertian Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50
% ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan
diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan
bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat
hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau
senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang
sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa
sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua
dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan
bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano
bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak
aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang
keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai.
Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri,
limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).
 
2.2 Sejarah Biogas
Gas methan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma
kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses
fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali
ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat
terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. Dan Becham (1868),
murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah orang pertama yang
memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.
 
Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun
1900. Pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas
dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua Perang Dunia. Selama
Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat alat
penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Akibat
kemudahan dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah pada tahun 1950-
an, proses pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan. Tetapi, di negara-negara
berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu
ada. Oleh karena itu, di India kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak
abad ke-19. Saat ini, negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea,
Taiwan, dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan
alat penghasil biogas . Selain di negara berkembang, teknologi biogas juga telah
dikembangkan di negara maju seperti Jerman .
 
2.3 Prinsip Teknologi
 
Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan
proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa
udara) oleh bakteri methan sehingga dihasilkan gas methan. Gas methan adalah
gas yang mengandung satu atom C dan 4 atom H yang memiliki sifat mudah
terbakar. Gas methan yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga
dihasilkan energi panas. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai
bahan baku industri ini adalah sampah organik, limbah yang sebagian besar terdiri
dari kotoran, dan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan
sebagainya, serta air yang cukup banyak . Proses ini sebetulnya terjadi secara
alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat .
Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara
dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan
bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa
penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri methan
yang mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan biogas. Dengan pipa
yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang
terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan
lain-lain .
2.4 Komposisi
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen
sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang
kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana
(CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi
(nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana
semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan
memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun
dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka
akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan
maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya
karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur
dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat
yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih
korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan
untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik
penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.
 
 
BAB III
PENGOLAHAN, JENIS REAKTOR DAN PROSES KERJA BIOGAS
 
3.1 Pengolahan Biogas
Pengolahan biogas banyak macamnya, di antaranya dengan skala besar
atau skala kecil. Keduanya membutuhkan bahan baku yang sama yaitu kotoran
atau sampah organik. Perbedaannya untuk skala besar digunakan untuk
menampung energi bagi masyarakat luas dengan kegiatan atau pekerjaan yang
lebih banyak. Contohnya, pembangkit listrik di pedesaan. Sedangkan skala kecil
digunakan untuk menampung energi bagi usaha atau kegiatan yang lebih personal.
Contohnya, salah satu bahan bakar untuk memproduksi kue donat di pabrik donat.
Berikut contoh cara pembuatan biogas:
 
1.      Kotoran sapi kira-kira 1kg atau berapalah dibungkus plastik kemudian di
kubur dalam tanah selama kurang lebih 1-3 bulan
2.      Buat wadah untuk tempatnya misalnya gali tanah atau di tong sampah jangan
lupa buat lubang atau apalah untuk nyalurin gas yang dihasilkannya melalui
selang
3.      Masukkan kotoran sapi tadi ke dalam tempat yang sudah disediakan tadi
kemudian tambahkan kotoran sapi atau sampah organik lain tutup tempatnya
tunggu sampai kotoran sapi tadi diuraikan bakteri.
 
3.2 Reaktor Biogas
Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah
reaktor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating drum), reaktor
jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam
jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-
dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini
dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai reaktor
sedehana dalam skala kecil.
 
3.2.1 Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)
Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor
ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu
reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua
bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah
bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana.
bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata
atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran.
Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap
karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas
yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada
digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada
menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak
menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya
lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi
kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.
 
3.2.2 Reaktor floating drum
Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun
1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang
sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas
menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak
naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester.
Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang
dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume
gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat
penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan
kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi
pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini
memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
 
3.2.3 Reaktor balon
Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala
rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam
penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang
berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam
satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena
memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga
atas.
 
3.3 Proses Kerja Biogas
Di dalam digester bakteri-bakteri methan mengolah limbah bio atau
biomassa dan menghasilkan biogas methan. Dengan pipa yang didesain
sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur.
Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain. Biogas
dihasilkan dengan mencampur limbah yang sebagian besar terdiri atas kotoran
ternak dengan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan
sebagainya, dengan air yang cukup banyak.
Untuk pertama kali dibutuhkan waktu lebih kurang dua minggu sampai
satu bulan sebelum dihasilkan gas awal. Campuran tersebut selalu ditambah setiap
hari dan sesekali diaduk, sedangkan yang sudah diolah dikeluarkan melalui
saluran pengeluaran. Sisa dari limbah yang telah dicerna oleh bakteri methan atau
bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan hara yang
sama dengan pupuk organik yang telah matang sebagaimana halnya kompos
sehingga dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman, atau jika akan
disimpan atau diperjualbelikan dapat dikeringkan di bawah sinar matahari
sebelum dimasukkan ke dalam karung.
 
BAB IV
MANFAAT DAN KELEBIHAN BIOGAS
 
4.1 Manfaat dan Kelebihan yang dimiliki Biogas
-                Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih
memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak
keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan
hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
-                Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar
fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi
lainnya.
-                Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya
duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas
sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.
-                Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan
material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun
yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan
meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari
limbah.
-                Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion
dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial
ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan
cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair
dan pupuk padat.
 
4.2 Perhitungan Peluang Pemanfaatan Biogas dalam Mengatasi Masalah BBM di
Indonesia
Program penghapusan BBM yang dilaksanakan pada tahun 2005 akan
menjadi momentum yang tepat dalam penggunaan energi alternatif seperti biogas.
Hal ini bisa dihitung dengan adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah
dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan (8900
kkal/m3 gas methan murni) .
Hal yang pertama harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah energi
yang dihasilkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan. Jumlah
bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan jumlah feses dan sampah
organik yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan baku ini akan menentukan
berapa jumlah energi dan volume alat pembentuk biogas .
Sebagai pertimbangan, telah diketahui di China dan India, dalam 1 hari
jumlah feses yang dihasilkan 1 ekor sapi adalah 5 kg dan 80 kilogram kotoran sapi
yang dicampur 80 liter air dan potongan limbah lainnya dapat menghasilkan 1
meter kubik biogas . Jika diasumsikan bahwa jumlah feses manusia yang
dihasilkan sebanyak 0.5 kg/hari/orang, 1 keluarga terdiri dari 5 orang, dan setiap
keluarga memelihara 1 ekor sapi, serta 1 desa terdiri dari 40 orang, maka akan
didapatkan hasil perhitungan jumlah feses yang dihasilkan sebanyak 140 kg feses/
hari. Dengan jumlah ini, maka biogas yang dihasilkan setiap hari sebanyak 1,75
m3/hari atau sebesar 15.575 kkal/hari.
Hal ini akan semakin mengejutkan dengan adanya perhitungan bahwa
jumlah penduduk indonesia berdasarkan data statistik pada tahun 2000 sebanyak
lebih dari 200 juta jiwa . Dengan hanya mengandalkan asumsi perhitungan jumlah
kotoran manusia tanpa memperhitungan sampah organik dan feses hewan ternak,
akan didapatkan hasil feses sebanyak 100 juta kg feses/hari atau 1,25 juta m3/hari
atau 11.125 juta kkal/hari. Apabila dengan asumsi konversi 1 J = 4.2 kal maka
akan didapatkan hasil total energi yang dihasilkan hanya dari jumlah penduduk
adalah sebesar 30.66 MW.
 
BAB V
PENUTUP
 
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya global warming (pemanasan global), berkurang sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui seperti BBM, biogas dapat membantu
menyelesaikan permasalahan yang muncul tentang itu. Biogas merupakan sistem
teknologi penghasil energi dengan menggunakan bahan baku kotoran atau sampah
organik. Menerapkan sistem fermentasi bakteri diciptakanlah alat biogas yang
dapat dipergunakan sebagai penghasil energi dan pembangkit listrik. Bahan yang
mudah didapatkan dan biaya yang tidak mahal sangat membantu masyarakat
dalam menyelasaikan permasalahan ekonomi khususnya dengan naiknya harga
BBM.
 
5.2 Saran
 
Dari uraian dan kesimpulan yang telah disusun maka penyusun ingin memberikan
saran:
1.            Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi ini secara langsung.
2.            Teknologi terus dikaji lebih dalam agar dapat menarik masyarakat untuk
menggunakannya.
3.            Adanya sosialisasi dan penyuluhan dari para peneliti ilmuan atau
pemerintah terhadap masyarakat luas.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
1. Asep Bayu, dkk. Biogas sebagai Peluang Pengembangan Energi
Alternatif. http://megtech.net/?P=80
2. Burhani Rahman. Biogas Sumber Energi Alternatif.
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1123717100
3. Franky, dkk. Contoh Karya Ilmiah Kelas X.
http://binacc.blogspot.com/2008/06/contoh-karya-ilmiah-kelas-x.html
4. Agung Pambudi. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif.
http://www.dikti.go.id http://ditnaga-dikti.org-admin@dikti.org
5. Agus Mardiansyah. Re: Cara membuat Biogas? bagaimana???.
http://www.blogspot.com-admin@blogsspot.com
6. Juanda, Asep dkk. 2006. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai