Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK( Kotoran Sapi)

MENJADI BIOGAS DENGAN METODE


BIODIGESTER
Nama : Rayendra Londong
2103013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kotoran sapi kebanyakan hanya dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kandang namun tanpa
proses pengolahan. Biasanya kotoran sapi itu hanya dibiarkan mengering di suatu lahan dan
setelah kering baru digunakan untuk penyuburan tanah atau tanaman. Kondisi ini tentu dapat
merusak lingkungan, terutama pencemaran udara. Sebab kotoran sapi yang masih basah
menimbulkan bau tidak sedap. Ini jelas membahayakan kesehatan bagi orang yang
menghirupnya. Padahal jika dianalisis kotoran sapi itu sebenarnya dijadikan bahan dasar dalam
pembuatan biogas dan pupuk organic(Deublin,2008).
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida Biogas sangat
berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini dikarenakan
kandungan gas metana (CH4) yang tinggi dan nilai kalornya yang cukup tinggi yaitu berkisar
antara 4.800-6.700 kkal/m3 . Dimana gas metana hanya memiliki satu karbon di setiap
rantainya yang membuat pembakarannya lebih ramah lingkungan, hal intentunya merupakan
inisiasi yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat dimana dapat menciptakan energi
terbarukan sendiri serta dapat bernilai ekonomis(Irwanto,2008).

1.2 Tujuan
Tujuan dari jurnal ini adalah mengetahui cara pemanfaatan limbah Organik( Kotoran Sapi)
menjadi Biogas dengan metode Biodigester.

1.3 Rumusan Masalah


Permasalahan-permasalahan yang terjadi di zaman globalisasi kini semakin kompleks dan
sukar untuk ditangani, salah satunya adalah permasalahan energi, energi merupakan dorongan
yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehingga ketika energi mengalami krisis akan
berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Karena itu, akhirnya mendorong banyak ilmuwan
untuk mencari sumber energi alternatif baru untuk menggantikan sumber energi fosil. Energi
terbarukan menjadi cukup penting sehingga membuat kestabilan energi tetap terjaga.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob
yang tahan pada kondisi kedap udara. Semua jenis bahan organik mengandung senyawa
protein, lemak, karbohidrat yang dapat digunakan dalam proses produksi biogas (Bahrin et
al., 2011). Berat yang dimiliki biogas kira-kira 20% lebih ringan dibandingkan dengan udara.
Suhu pembakaran pada biogas berkisar antara 650750°C. Biogas tidak memiliki bau dan
warna, warna api yang dihasilkan dari pembakaran adalah biru cerah seperti halnya gas LPG.
Efisiensi pada pembakaran biogas sebesar 60% pada kompor biogas konvensional (Wahyuni,
2013). Ketika proses pembakaran dilakukan, api yang terbentuk akan berwarna biru seperti api
dari elpiji dan energi panas (kalor) yang dihasilkan sebesar 5.200-5.900 kcal/m3 gas atau sama
halnya dengan memanaskan sejumlah air dengan volume 65-73 liter dari suhu 20°C sampai
mencapai titik didihnya (Pertiwiningrum, 2015). Menurut Widodo (2006), kandungan nutrien
utama untuk bahan pengisi biogas adalah fosfor, kalium dan nitrogen. Kandungan nitrogen
dalam bahan sebaiknya sebesar 1,45%, sedangkan fosfor dan kalium masing-masing sebesar
1,10%. Nurien utama tersebut dapat diperoleh dari kotoran hewan ternak.

1.4 Manfaat
Biogas merupakan salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan. Perkembangan
biogas pada masa mendatang akan mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
minyak (BBM). Selain itu manfaat dari biogas adalah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pemanfaatan biogas dapat juga kita temui di berbagai jenis biogas lainnya seperti pemanfaatan
biogas dari Sampah Organik . Biogas sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber
energi terbarukan. Hal ini dikarenakan kandungan gas metana (CH 4) yang tinggi dan nilai
kalornya yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 4.800-6.700 kkal/m3 .
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik
ataupun untuk pengganti gas elpiji. Penggunaan biogas memiliki keselamatan yang lebih aman
jika dibandingkan dengan gas elpiji. Misalnya jika pipa atau penampung gas bocor tidak akan
terjadi ledakan karena gas yang keluar akan menguap dengan cepat dan jika api didekatkan ke
sumber gas maka tidak akan terjadi semburan api yang menyebabkan kebakaran. Sehingga
biogas kotoran sapi ini dapat dikatakan bahan bakar yang aman.
Biogas sangat bagus bagi kelestarian lingkungan dan membuat lingkungan menjadi lebih
bersih karena pemanfaatan limbah yang biasanya hanya terbuang sia sia dan hanya mencemari
lingkungan namun dengan teknik tertentu dapat dijadikan biogas yang dapat bermanfaat.
Biogas dapat menghemat biaya operasional rumah tangga contohnya pemanfaatan biogas
sebagai bahan bakar minyak lebih hemat ketimbahan bahan bakar lainnya misalnya bahan
bakar gas. Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk menggantikan
bahan bakar solar sebagai pembangkit listrik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Biogas
Biogas merupakan hasil dekomposisi bahan organik melalui proses fermentasi anaerob
yang menghasilkan gas bio berupa gas metana (CH4) yang dapat dibakar. Biogas dapat
dikembangkan untuk kebutuhan rumah tangga serta industri. Daerah terpencil yang belum
mendapat suplai energi listrik dari PLN diharapkan mampu mengembangkan sumber energi
listrik secara mandiri dengan menggunakan biogas sebagai sumber energi . Indonesia memiliki
potensi biomassa yang melimpah untuk dijadikan bahan dasar pembuatan biogas. Kotoran
sapi merupakan starter yang baik dan banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produksi
biogas serta kotoran sapi memiliki rasio C/N ideal untuk produksi biogas yaitu 26,5 (Fairuz,
2015).
2.2 Proses Pembentukan Biogas

Proses pembuatan biogas dengan menggunakan biodigester pada prinsipnya adalah


menciptakan suatu sistem kedap udara dengan bagian–bagian pokok yang terdiri dari tangki
pencerna (digester tank), lubang input bahan baku, lubang output lumpur sisa hasil
pencernaan (slurry) dan lubang penyaluran biogas yang terbentuk. Dalam digester terkandung
bakteri metana yang akan mengolah limbah organik menjadi biogas.
Proses pembuatan biogas dari kotoran sapi terjadi karena adanya dekomposisi bahan
organik secara anaerob (tertutup dari udara bebas). Proses ini akan menghasilkan suatu gas
yang sebagian besar mengandung metana dan karbondioksida (CO 2). Gas yang terbentuk
disebut gas rawa atau biogas. Biogas yang terbentuk dapat dijadikan sebagai bahan bakar,
karena mengandung gas metana (CH4) yang mudah terbakar. Dimana proses pembusukan
anaerob yang terjadi dibantu oleh sejumlah mikroorganisme seperti bakteri metan.Suhu yang
baik untuk proses fermentasi adalah berkisar antara 25-55oC. Saat suhu tersebut,
mikroorganisme dapat bekerja secara optimal untuk merombak bahan-bahan organik. Proses
pembuatan biogas dengan menggunakan biodigester pada prinsipnya adalah menciptakan
suatu sistem kedap udara dengan bagian–bagian pokok yang terdiri dari tangki pencerna
(digester tank), lubang input bahan baku, lubang output lumpur sisa hasil pencernaan (slurry)
dan lubang penyaluran biogas yang terbentuk. Dalam digester terkandung bakteri metana
yang akan mengolah limbah organik menjadi biogas. Sisa limbah dari biogas tersebut dapat
dibuat menjadi pupuk kompos.
2.3 Hasil
Proses pembuatan biogas memakan waktu kurang lebih 4-5 minggu dan baru menghasilkan
gas dengan tekanan yang kecil, aman digunakan dan akan sangat bermanfaat jika terus di
kembangkan oleh masyarakat . Pengujian nyala api dilakukan untuk menguji kualitas bipgas
yang terbentuk , jika biogas yang dihasilkan tidak menyala ketika dilakukan pembakaran
berarti biogas yang dihasilkan menghasilkan kadar CO2 yang terlalu besar dibanding kadar
metana CH4 yang di hasilkan atau bahkan belum mengandung metana .

BAB III

METODE PENELITIAN
Program ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menampilkan tentang suatu
situasi serta data yang dikumpulkan berupa kata kata.

3.1 Alat
a. Digester
b. Saluran gas

c. Tabung penampung hasil gas


d. Balon/ Ban dalam
3.2 Prosedur Kerja

Mencampur kotoran sapi secukupnya dengan air yang telah ditentukan banyaknya terus
diaduk sehingga akan terbentuk seperti lumpur dengan suatu perbandingan 2:1 pada bak
yang akan digunakan untuk menampung sementara. Mengalirkan lumpur menuju kelubang
pemasukkan digester. Untuk lebih mudahnya dalam memasukkan lumpur ke dalam digester
yaitu kran gas yang berada di atas digester harus dibuka terlebih dahulu dan udara yang ada
didalam digester pun akan mendesak keluar. Untuk pengisian yang pertama harus
membutuhkan banyak lumpur sehingga volume di dalam digester terisi penuh. Lakukan
penambahan starter yang jumlahnya 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan
yang jumlahnya sebanyak 5 karung untuk kebutuhan kapasitas digester 3,5 sampai 5,0 m 2.
Setelah digester terisi penuh oleh lumpur, kran gas pada digester harus ditutup sehingga
terjadi proses fermentasi. Buanglah gas yang pertama dihasilkan pada hari ke 1 sampai hari
ke 8. Pada hari ke 10 hingga hari ke 14 akan terbentuk gas metana (CH 4) dan gas CO2 dan
sudah mulai menurun dalam fermentasi tersebut. Pada hari ke 14 maka akan terbentuk gas
yang dapat menyalakan api pada kompor gas.
BAB IV
PEMBAHASAN

Kotoran sapi yang dianggap menjadi limbah dan sering meresahkan masyarakat ternyata
memiliki potensi dan nilai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika diolah dengan
baik kotoran sapi dapat dijadikan beberapa hal yang bermanfaat yaitu biogas. Biogas sebagai
sebuah inisiasi energi terbarukan yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia yang mana
selain bernilai ekonomis, juga menciptakan dunia yang hemat energi. Selain itu kotoran sapi
jika dijadikan pupuk Kompos juga memiliki potensi yang sangat berguna untuk menjaga
kesuburan tanah dan menciptakan hasil panen yang maksimal dalam dunia pertanian .
Biodigester pada prinsipnya adalah menciptakan suatu sistem kedap udara dengan bagian–
bagian pokok yang terdiri dari tangki pencerna (digester tank) .memanfaatkan kotoran sapi yang
pada mulanya dianggap sebagai masalah kini menjadi potensi yang akan sangat berguna dalam
kehidupan masyarakat desa, yang mana dengan mengolah kotoran sapi tersebut menjadi biogas
, Tentunya inisiasi ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat bahkan
kotoran sapi yang dianggap sebagai masalah ternyata memiliki potensi yang sangat luar biasa.

BAB V

KESIMPULAN
Produksi biogas dan kadar gas metana tertinggi tersebut dikarenakan kotoran sapi dapat
menyeimbangi kandungan asam yang terkandung dalam limbah cair aren dan memprosesnya
menjadi gas metan. Selain itu, dengan kandungan kotoran sapi yang lebih besar maka bakteri
yang terdapat digester lebih banyak, sehingga pada saat fase metanogen bakteri yang bekerja
masih bertahan dan menghasilkan gas metan dan volume yang besar. Semakin lama waktu
fermentasi maka semakin besar pula produksi biogas yang dihasilkan. Namuni pada waktu
tertentu, penambahan waktu tidak dapat meningkatkan produksi volume biogas, hal ini
disebabkan oleh jumlah bahan organik dalam substrat yang telah habis.
DAFTAR PUSTAKA
Deublin, D. dan A. Steinhauser, 2008, Biogas from Waste and Renewable Resources An
Introduction, WileyVCH Verlag GmbH, Germany.
Irwanto, D., 2008, Analisis Kuantitatif Pengaruh Komposisi Umpan terhadap Kinerja Digester
Kontinyu Horizontal untuk Produksi Biogas dari Kotoran Sapi, Teknik Kimia UGM,
Yogyakarta
Pertiwiningrum,2015 . Manfaat Biogas sebagai Bahan Bakar Alternatif bagi Rumah Tangga.
Majalah Ilmiah “Pelita Ilmu”. 2(2): 28-34.
Wahyuni,2013. Biogas Technology, New Age International Publisher, New Delhi. Potter C, M.
Soepardi, Alulia Gani, 1994, Limbah Cair berbagai Industri di Indonesia, Sumber
pengendalian dan baku mutu, WMD Bappedal, Jakarta.

Widodo,2006 . Pengaruh Komposisi Dan Waktu Fermentasi Campuran Limbah Industri Tahu
Dan Kotoran Sapi Terhadap Kandungan Gas Methane Pada Pembangkit Biogas. Jurnal
Teknoligi Terapan, Vol.6, No.1.
Ratnaningsih., H. Widyatmoko dan T. Yananto. 2009. Potensi Pembentukan Biogas pada Proses
Biodegradasi Campuran Sampah Organik Segar dan Kotoran Sapi dalam Batch Reaktor
Anaerob. Jurnal Universitas Trisakti. 5 (1) : 20-26

Anda mungkin juga menyukai