ANALISA
SEMEN
PEMBORAN
DISUSUN OLEH:
TIM ASISTEN PRAKTIKUM 2021
NAMA :
NIM :
KELAS :
ASPRAK :
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Analisa Semen Pemboran ini dapat hadir sebagai salah
satu fasilitas praktikum khususnya Laboratorium Analisa Semen Pemboran. Modul ini disusun
untuk menunjang kelancaran kegiatan Praktikum Analisa Semen Pemboran di Program Studi
S1 Teknik Perminyakan STT MIGAS Balikpapan. Modul ini diharapkan dapat membantu
semua pihak yang terlibat dalam praktikum tersebut dengan baik, tanpa kendala yang berarti
dalam pelaksanaannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para asisten laboratorium dan pihak internal
kampus yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan semua fasilitas Laboratorium S1 Teknik
Perminyakan. Tak lupa juga ucapan terima kasih kami haturkan kepada berbagai pihak eksternal
yang telah mendukung fasilitas alat dan bahan yang kami butuhkan dalam pelaksanaan
praktikum ini.
Harapan kami semoga Modul Praktikum Analisa Semen Pemboran ini dan kegiatan
praktikum yang dilaksanakan dapat bermanfaat khususnya bagi praktikan dan umumnya bagi
mahasiswa jurusan Teknik Perminyakan STT MIGAS Balikpapan.
i
DAFTAR ISI
ii
3.4 Prosedur Percobaan ................................................................................................. 9
REFERENSI ........................................................................................................................ 12
iii
PERCOBAAN I
PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN
DAN CETAKAN SAMPEL
1
b. Secondary cementing atau squeeze cementing, yaitu penyemenan yang
dilakukan untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang
masih ada setelah dilakukannya primary cementing. Tujuan utama
squeeze cementing adalah untuk memperbaiki primary cementing yang
tidak sempurna dan mengurangi gas-oil ratio (GOR), water-oil ratio
(WOR) atau water-gas ratio, menutup kembali zona produksi yang
diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak, serta memperbaiki kebocoran pada pipa
selubung.
Adapun semen yang biasa digunakan dalam industri perminyakan adalah
semen portland yang dikembangkan oleh Joseph Aspdin tahun1842. Disebut
portland karena mula-mula bahannya didapat dari pulau Portland Inggris. Semen
portland ini termasuk semen hidrolis atau semen yang akan mengeras bila
bercampur dengan air.
2
menyebabkan terjadinya pemisahan lebih dari 3.5 ml, dalam 250
ml suspensi semen jika didiamkan selama 2 jam pada
temperatur kamar. Sedang kadar air minimum adalah jumlah air
yang dapat dicampurkan ke dalam semen untuk memperoleh
konsistensi maksimum sebesar 30 cc.
c. Jika menggunakan additif, lakukan prosedur sebagai berikut:
➢ Jika additif berupa padatan, timbang berdasarkan % berat
yang dibutuhkan. Sebagai contoh penambahan tepung
silika dalam % BWOC, dengan berat total semen dan silika
seberat 349 gram, yaitu sebagai berikut
10
Slika 10 % BWOC dengan berat = 100 × 349 𝑔𝑟 =
34.9 𝑔𝑟
Bubuk semen + Silika = (349 – 34.9) gr = 314.1 gr.
➢ Jika additif berupa cairan, % penambahan dilakukan
dengan mengukur volume additif berbanding dengan
volume air yang diperlukan. Sebagai contoh 1.5 % HR-13-
L, dengan volume total air sebesar 1000 ml, yaitu sebagai
berikut.
1.6
Volume HR-13-L yang diperlukan = 100 × 1000 𝑚𝑙 −
15 𝑚𝑙
d. Campur bubuk semen dengan additive padatan pada kondisi
kering, kemudian air dan additif larutan masukkan ke dalam
mixing container dan jalankan mixer pada kecepatan rendah
4000 RPM dan masukkan detik, kemudian tutup mixing
container dan lanjutkan pengadukan pada kecepatan tinggi
12000 RPM selama 35 detik.
1.4.2 Cetakan Sampel
Untuk kebutuhan pengujian digunakan tiga buah bentuk cetakan
sampel sebagai berikut:
a. Cetakan Pertama
Berupa kubik berukuran 2×2 inch, cetakan sampel ini digunakan
untuk pengukuran compressive strength standar API.
3
b. Cetakan Kedua
Berupa silinder casing berukuran tinggi 2 inch, dan diameter
dalamnya 1 inch. Cetakan sampel ini digunakan untuk pengukuran
shear bond strength antara casing dan semen, serta pengukuran
permeabilitas dengan casing.
c. Cetakan Ketiga
Berupa core silinder berukuran tinggi 1.5 inch, dan diameter luarnya
1 inch. Cetakan sampel ini digunakan untuk pengukuran
permeabilitas semen dengan casing dan pengukuran compressive
strength.
1.4.2 Pengkondisian Suspensi Semen
Pengkondisi suspensi semen dimaksudkan untuk mensimulatorkan
kondisi tekanan dan temperatur yang diinginkan. Pengkondisian dapat
dilakukan dengan tekanan atmosphere dan temperatur sampai 90° C dengan
menggunakan water bath. Pengkondisian pada tekanan dan temperature
operasi dapat dilakukan dengan alat Pressure Curing Chamber.
4
PERCOBAAN II
PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN
5
memperbesar volume suspensi semen,seperti pozzolan, ceramic microsphere atau
nitrogen.
Sedangkan densitas suspensi semen sangat tinggi digunakan bila tekanan
formasi cukup besar. Untuk memperbesar densitas dapat ditambahkan pasir atau
material-material pemberat ke dalam suspensi semen, seperti barite, bentonite,
hematite, dan ilmenite.
Pengukuran densitas di laboratorium dilakuakan berdasarkan dari data berat
volume tiap komponen yang ada dalam suspensi semen, sedangkan di lapangan
menggunakan alat pressurized mud balance.
6
𝑊𝑠 + 𝑊𝑎𝑑𝑑 + 𝑊𝑎𝑖𝑟
𝜌 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 =
𝑉𝑠 + 𝑉𝑎𝑑𝑑 + 𝑉𝑎𝑖𝑟
c. Masukkan suspensi semen kedalam cup balanced, kemudian cup
ditutup dan semen yang melekat pada dinding bagian luar dibersihkan
sampai bersih.
d. Letakkan balance arm pada kedudukan semula, kemudian atur rider
hingga seimbang, baca harga skala sebagai densitas suspensi semen.
7
PERCOBAAN III
PENGUJIAN RHEOLOGI SUSPENSI SEMEN
8
3.3.2 Bahan
a. Bubuk Semen kelas A
b. Air
c. Bentonite
d. Barite
9
PERCOBAAN IV
PENGUJIAN FREE WATER
Dalam penentuan harga free water, hal yang perlu diperhatikan adalah WCR
(Water Cemen Ratio), yaitu perbandingan air yang dicampur terhadap bubuk semen
sewaktu suspensi dibuat. Jumlah air yang dicampurkan tidak boleh lebih dari kadar
air maksimum atau kurang dari batas air minimum karena akan mempengaruhi
baik-buruknya kualitas sementingnya
10
4.3 Peralatan dan Bahan
4.3.1 Peralatan
a. Mixer
b. Timbangan
c. Gelas Ukur
4.3.2 Bahan
a. Semen kelas A
b. Air
c. Bentonite
d. Barite
11
REFERENSI
12