Anda di halaman 1dari 17

SQUEEZE CEMENTING PADA LAPANGAN

MINYAK DAN GAS INDONESIA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada

Program Studi Teknik Perminyakan Tahun Ajar 2018/2019

Oleh

Anugrah Oniel Manalu 071.015.021


Bryan Kumambow 071.015.033
Dwiki Yudha Saputra 071.015.042
Syehwin Genali Wahab 071.015.142

Jurusan Teknik Perminyakan

Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi

Universitas Trisakti

Jakarta

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 5 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Makalah .......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 2

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

1.5 Ruang Lingkup ......................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

2.1 Secondary Cementing............................................................................... 3

2.1.1 Squeeze Cementing ......................................................................... 3

BAB III ................................................................................................................... 4

3.1 Sumber Dan Jenis Data ...................................................................... 4

3.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 4

3.3 Analisa Data ........................................................................................ 4

BAB IV ................................................................................................................... 5

4.1 Pelaksanaan Squeeze Cementing ............................................................. 5

4.1.1 Test Injeksi....................................................................................... 5

4.1.2 Penempatan Bubur Semen ............................................................. 6

4.1.3 Pemompaan tekanan Squeeze ........................................................ 7

4.1.4 Waktu Menunggu Semen Kering .................................................. 7

4.1.5 Tag Top Of Cement ........................................................................ 8

4.2 Bahan Kimia Cement ............................................................................... 8

iii
DAFTAR ISI
(lanjutan)

4.3 Alat – Alat Cementing ............................................................................ 10

4.3.1 Alat Diatas Permukaan ................................................................ 10

4.3.2 Alat Dibawah Permukaan ............................................................ 10

4.3.3 Peralatan Tahap Penyemenan ..................................................... 11

BAB V................................................................................................................... 12

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12

5.2 Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah


Penyemenan pada sumur adalah kegiatan memasukkan bubur semen
kedalam sumur melalui tubing atau pipa bor lalu mengalir lagi keatas melalui
annulus dibelakang casing, kemudian bubur semen ini akan mengeras dan mengikat
antara casing dengan dinding formasi. Banyak masalah yang timbul pada saat
penyemenan yang tidak bagus atau sempurna seperti casing dan dinding formasi
yang tidak mengikat sempurna dan menimbulkan runtuhnya casing dan juga
terjadinya kontaminasi antara zona produktif dengan zona air. Jika penyemenan
awal tidak sempurna, maka harus dilakukan remedial cementing atau penyemenan
ulang. Remedial cementing ini dapat dilakukan dengan cara squeeze cementing.
Hasil dari squeeze cementing bagus atau tidaknya dapat dilihat dari data log CBL.
Injectivity test adalah kegiatan yang dilakukan sebelum dilakukannya

Squeeze Cementing, Injectivity test tujuannya untuk memperkirakan rate


injeksi dari bubun semen dan sebagai acuan proses penekanan dalam pekerjaan
squeeze cementing. Pemilihan Komposisi bubur semen merupakan kegiatan
selanjutnya, dilakukan setelah injectivity test dan pemilihan kelas semen yang ada
serta perhitungan semen yang akan dibutuhkan untuk pekerjaan Squeeze cementing
pada sumur yang akan dilakukan. Setelah menentukan komposisi bubur semen dan
kelas semen yang ada, lalu dihitung volume yang diharapkan dapat masuk
mendesak kedalam target yang dicapai dan dapat mendesak dengan diberikan
sejumlah tekanan sehingga semen yang diinjeksikan tadi dapat menutup zona yang
bermasalah dengan baik.

1
2

1.2 Identifikasi Masalah


Permasalahan penilitian yang penulis ajukan dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut :

1. Banyak mahasiswa yang belum memahami arti dari squeeze cementing.


2. Materi tentang Squeeze Cementing disampaikan di kelas kurang jelas dan
harus diperinci lagi kegunaan dan definisi dari squeeze cementing

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka menjadi perumusan masalah adalah :

1. Bagaimanakah proses Squeeze Cementing?


2. Faktor – factor apa saja yang mempengaruhi Cementing?
3. Alat – alat apa saja yang digunakan saat Cementing?

1.4 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan yang hendak dicapai, yaitu :

1. Meningkatkan pemahaman tentang Cementing


2. Menginformasikan kepada pembaca alat – alat pada pembaca seputar
Squeeze Cementing

1.5 Ruang Lingkup


Dalam Makalah ini, Penulis akan membatasi ruang lingkup sumber dengan
membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu seputar Squeeze Cementing.
Adapun ruang lingkup makalah ini membahas Squeeze Cementing suatu lapangan
minyak dan gas dan peralatan yang digunakan saat proses Squeeze Cementing.
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Secondary Cementing


Secondary cementing merupakan suatu proses pekerjaan penyemenan
kedua setelah primary cementing, dengan tujuan sebagai perbaikan pekerjaan
penyemenan yang pertama, penyemenan kedua ini dapat dilakukan saat
pengeboran, penyelesaian sumur, dan kerja ulang sumur. Manfaat dari penyemenan
ini, yaitu:

1. memperbaiki semen yang tidak sempurna


2. memperbaiki casing yang bocor
3. menutup lubang perforasi yang tidak tepat
4. menutup lubang yang sudah tidak peroduktif

2.1.1 Squeeze Cementing


Squeeze cementing merupakan pekerjaan memasukkan bubur semen
dengan memberikan tekanan tertentu kedalam lubang sumur, yang bertujuan
sebagai perbaikan untuk pekerjaan penyemenan pertama. Salah satu persoalan yaitu
menutup zona produksi yang tidak berproduksi lagi. Tujuannya adalah:

1. Mengurangi water-oil ratio, water-gas ratio atau gas-oil ratio


2. Menutup formasi yang tidak produktif
3. Menutup lubang perforasi
4. Menutup zona lost circulation
5. Memperbaiki kebocoran yang terdapat pada casingMemperbaiki
penyemenan pertama yang kurang baik

3
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

3.1 Sumber Dan Jenis Data


Data yang digunakan pada penulisan makalah ini berasal dari referensi
seperti buku, internet dan paper yang berhubungan dengan Squeeze Cementing.

3.2 Pengumpulan Data


Metode penulisan yang digunakan yaitu studi pustaka. Studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap referensi - referensi yang berhubungannya dengan topik yang
dibahas.

3.3 Analisa Data


Data yang didapatkan dan kemudian dikumpulkan dan dianalisa lalu
disusun menjadi karya ilmiah sesuai dengan topik yang dibahas yaitu Squeeze
Cementing.

4
BAB IV
PEMBAHASAN

Squeeze Cementing, Atau juga disebut sebagai penyemenan remedial,


Adalah proses menggunakan tekanan pompa untuk menyuntikkan atau menekan ke
ruang kosong yang bermasalah di lokasi yang diinginkan di dalam sumur. Operasi
Squeeze Cementing dapat dilakukan kapan saja selama masa hidup sumur:
Pengeboran, Penyelesaian atau fase produksi. Namun, Selalu, Ini adalah operasi
yang dilakukan untuk mengatasi masalah penempatan jumlah semen yang tepat di
lokasi target. Tergantung pada kebutuhan remediasi, Menekan operasi penyemenan
dapat dilakukan di atas atau di bawah gradien fraktur dari formasi yang terbuka
(tekanan rendah menekan, masing-masing).
Squeeze Cementing biasanya digunakan untuk: Segel zona sirkulasi yang
hilang, Memperbaiki kebocoran casing, Memperbaiki pekerjaan semen utama yang
kurang sempurna (misalnya, cakupan yang tidak lengkap atau di bawah pencapaian
semen), Ubah rasio air / minyak atau gas / minyak dengan mematikan zona
terobosan, Abaikan zona yang tidak produktif atau habis atau seluruh sumur, Ubah
profil injeksi.

4.1 Pelaksanaan Squeeze Cementing


Tahapan – tahapan proses squeeze cementing, yaitu : tes injeksi,
penempatan bubur semen, pemompaan tekanan squeeze cementing, waktu
menunggu semen kering, tag top of cement and squeeze job test.

4.1.1 Test Injeksi


Sebelum dilakukan squeeze cementing untuk mengetahui kondisi sumur
dan target kedalaman yang ingin di squeeze, test injeksi dilakukan dengan tujuan

5
6

 Untuk memastikan bahwa perforasi telah terbuka dan siap dimasuki fluida
 Untuk mendapatkan perkiraan injeksi bubur semen
 Untuk memperkirakan tekanan ketika dilakukannya squeeze
 Memperkirakan banyak bubur semen yang digunakan
Tes injeksi dilakukan dengan memompakan fluida (air atau mud flush) ke
dalam sumur dengan tekanan tertentu. Tes injeksi dapat mengidentifikasi
kecenderungan sifat formasi, seperti : loss circulation, partial loss circulation atau
tidak ada loss. Test injeksi dilakukan ke semua interval lubang perforasi yang akan
di squeeze, hasil yang didapat adalah injectivity profile dari interval perforasi yang
berupa tekanan (PSI) dan flowratr (BPM), setelah didapatkan nilai yang dibutuhkan
dapat didesain slurry cement yang digunakan saat squeeze cementing, untuk sumur
dengan multiple interval perforation menggunakan packer untuk menyekat masing
– masing interval sehingga dapat diketahui masing – masing injectivity profile
setiap interval perforasi.

Selanjutnya dilakukan sucking test untuk mengetahui kemampuan formasi


menghisap air formasi dengan mengentikan pemompaan ke dalam lubang sumur,
sucking rate diukur dengan menghitung banyaknya barel air yang masuk ke dalam
interval lubang perforasi per menitnya. Sumur yang memiliki permeabilitas lebih
dari 2 mD, dominan menghisap air lebih banyak, artinya sumur itu memiliki loss
circulation yang besar, sucking rate tiap formasi berbeda – beda tergantung dari
permeabilitas formasi, viscositas fluida dan pebedaan tekanan di depan sandface.

4.1.2 Penempatan Bubur Semen


Sebelum menempatkan bubur semen, dilakukan perforasi pada zona yang
diinginkan sebagai tempat mengalirnya semen ketika dipompakan. Bubur semen
yang telah disiapkan dipompakan melalui tubing dan ditempatkan hingga interval
perforasi. Semen akan keluar dan memenuhi annulus tubing dengan casing, dan
kemudian sebagaian akan masuk ke interval perforasi. Setelah itu semen yang
masih tersisa di dalam tubing akan di dorong keluar dengan displacement, hingga
tingginya sesuai dengan top off cement (TOC) yang telah diperkirakan dan tidak
7

ada lagi semen yang tertinggal di dalam tubing. Kemudian tubing di raise up dan
diujung tubing ditempatkan 50 – 100 ft dari TOC untuk menhindari tubing
tersemen.

Sirkulasi balik atau reverse out dilakukan untuk membersihkan tubing dari
sisa bubur semen yang menempel, dengan memompakan air dari annulus keluar
lewat tubing dan diteruskan ke tangka.

4.1.3 Pemompaan tekanan Squeeze


Setelah proses penempatan semen pada interval yang diingkan selanjutnya
semen tersebut akan diberikan tekanan squeeze agar dapat masuk ke annulus dan
formasi. Ketika pemompaan berlangsung ram annulus ditutup jika tidak
menggunakan packer agar tekanan yang diberikan efektif

Pada Teknik pemompaan hestitasi, air yang digunakan sebagai media proses
ini untuk menempatkan semen secara bertahap sampai dengan tekanan yang
diinginkan. Hestitasi dilakukan dengan cara memompakan squeeze pressure secara
perhalan dan bertahap dengan membuka dan menutup valve, pada saat hestitasi
pertama, tekanan dipompakan kemudian valve ditutup kemudian tekanan ditahan
agar semen masuk ke formasi dan membentuk perlindungan terhadap kemungkinan
terjadinya rekahan di formasi. Sekitar 10 – 30 menit dan tidak adanya terjadi
penurunan tekanan maka di lanjutkan dengan hestitasi kedua. Valve kembali dibuka
dan dinaikkan tekanannya secara perlahan dan bertahap. Hal ini dilakukan sampai
mencapai tekanan puncak yang diinginkan sesuai program. Dengan proses hestitasi
ini dapat diketahui seberapa besar juman semen akhir yang masuk ke dalam
formasi.

4.1.4 Waktu Menunggu Semen Kering


Waiting on cement adalah waktu yang digunakan untuk menunggu
pengerasan suspense semen sampai dengan tercapainya nilai compressive strength
yang diinginkan kurang lebih 4 jam. WOC ditentukan oleh berbagai factor seperti
8

tekanan dan temperature sumur, WCR, compressive strength dan adiktif – adiktif
lainnya yang dicampurkan ke dalam bubur semen. Setelah WOC maka akan
dilakukan bleed off, yaitu pengeluaran tekanan yang masih tersisa didalam well
atau string dengan cara membuka valve.

4.1.5 Tag Top Of Cement


Tujuan Tag top of cement dilakukan untuk mengatahui apakah masiha ada
bubur semen yang tersisa di dalam casing pada sekitar squeeze zone setelah
dilakukannya pemompaan. Tubing digunakan sebagai alat untuk mendeteksi
adanya semen keras yang tersisa. Tubing digunakan diangkat naik turun dalam
pendeteksiannya, jika terdapat semen dalam jumlah yang banyak maka sisa semen
tersebut akan di bor dan jika terdapat sisa semen yang relative sedikit dapat
dibersihkan dengan menggunakan alat yang bernama scrapper atau juga dilakukan
sirkulasi balik, scrapper dijalankan memutar dan membersihkan casing dari sisa
semen yang ada.

4.2 Bahan Kimia Cement


Beberapa operator menggunakan berbagai jenis aditif semen untuk berbagai
kebutuhan, antara lain untuk :

1. Menambah dan mengurangi berat bubur semen


2. Menambah volume bubur semen dengan biaya yang relatif rendah
3. Mempercepat atau memperlambat waktu pengganjalan (thickening time)
4. Meningkatkan kekuatan
Dalam pembuatan Slurry semen atau bubur semen agar dicapai hasil
penyemenan yang diinginkan atau menhindari hal – hal yang membuat kegagalan
dalam penyemenan perlu ditambahkan zat – zat kimia untuk net cement. Zat kimia
tersebut dikenal dengan nama aditif. Berbagai jenis aditif telah banyak digunakan
dalam penyemenan sumur – sumur minyak dan gas dengan mempertimbangkan
9

kondisi sumur, temperatur dan kedalaman. Berikut adalah kategori aditif yang
umum digunakan :
 Retarder
Fungsi dari zat aditif ini adalah memperlambat proses pengerasan suspensi
semen, sehingga semen mempunyai waktu yang cukup untuk mencapai kedalaman
target yang diinginkan atau tidak mengeras dan kering di tempat yang tidak
diinginkan atau saat pembuatan dan pemompaan, karena jika semen keras di tempat
yang tidak seharusnya dapat berdampak buruk pada pekerjaan penyemenan. Aditif
ini biasa digunakan untuk sumur yang dalam, bertempatur tinggi dan kolom
penyemenan yang Panjang. Contoh aditif adalah lignosulfonate dan senyawa asam
organik.
 Accelerator
Accelerator adalah aditif yang dapat mempercepat proses pengerasan
suspense semen. Selain itu juga mempercepat naiknya strength cement dan
mengimbangi aditif lain agar tidak tertunda proses pengerasan suspense semennya.
Contoh aditifnya adalah kalsium klorida, sodium klorida, gypsum, sodium silikat
dan air laut

 Extender
Aditif jenis ini berfungsi untuk menaikkan volume suspense semen, yang
berhubungan dengan mengurangi densitas suspensi semen tersebut. Pada umumnya
penambahan aditif ini diikuti dengan penambahan air. Adapun yang termasuk
extender adalah bentonite, attapulgite, sodium silikat, pozzohan, perlite dan
gilsonit. Bentonie bersifat menyerap air sehingga volume semen bisa menjadi 10
kalinya. Selain itu pengaruh lainnya ialah yield point semen naik, kualitas perforasi
lebih baik, permeabilitas naik, viscositas naik dan biaya lebih murah

 Dispersant
Aditif ini berfungsi untuk mengurangi kekentalan bubur semen, serta
membuat turbulensi aliran slurry cement pada laju pemompaan yang rendah. Aditif
yang termasuk adalah polymelamine sulfonate dan polynapthalene sulfonate.

 Fluid loss control


10

Fluid loss control adalah aditif yang berfungsi mencegah hilangnya fasa
liquid semen kedalam formasi, sehingga terjaga kandungan cairan suspensinya,
contoh dari aditif ini adalah : polymer dan latex

 Lost cirlucation control agent


Aditif jenis ini digunakan untuk mengontrol hilangnya suspense semen
kedalam formasi yang lemah. Biasanya material lost circulation yang dipakai pada
lumpur pemboran digunakan pula dalam slurry cement. Contoh aditif ini adalah
gilsonite, cellophane flakes, gypsum, bentonite dan nut shells.

4.3 Alat – Alat Cementing


Saat pekerjaan penyemenan dibutuhkan alat – alat yang dibagi menjadi 3
bagian, yaitu : alat di permukaan , alat dibawah permukaan dan alat saat tahap
penyemenan.

4.3.1 Alat Diatas Permukaan


Berikut alat – alat diatas permukaan, yaitu :

 Cementing Unit
 Flow Line
 Cementing Head

4.3.2 Alat Dibawah Permukaan


Berikut alat – alat dibawah permukaan, yaitu :

 Casing
 Centralizer
 Schratchers
 Peralatan Floating
 Shoe trach
11

 Bottom plug
 Top Plug

4.3.3 Peralatan Tahap Penyemenan


Berikut alat – alat pada tahap penyemenan, yaitu :

 Stage Cementing Collar


 Cement Basket
 Trip Plug
 Shut Off Plug
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari paparan makalah diatas bahwa pengerjaan Squeeze Cementing, harus
dilakukan dengan teliti dan diperlukan pertimbangan yang matang agar tercapainya
recementing yang memuaskan atau mencapai target sehingga peralatan dan bahan
yang digunakan tidak sia – sia.

Penulis dapat menyimpulkan sesuai dengan makalah “squeeze cementing Pada


lapangan Minyak Dan Gas Indonesia” harus dipahami dan dimengerti terutama bagi kita
mahasiswa Teknik perminyakan, karena sangat bermanfaat bagi kita semua dan membantu
dalam dunia perkuliahan dan dunia kerja.

5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan lebih rinci dalam memaparkan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Adams, Neil J. “Drilling Engineering : A Complete Well Planning Approach”.


1985
2. Rubiandini, Rudi. “Teknik Operasi Pemboran”. Derpartemen Teknik
Perminyakan ITB Bandung,2012.
3. Rabia,H., “Oil Well Drilling Engineering”, Graham and Trotman,
Oxford,UK,1985.
4. http://dhennylife.blogspot.com/2012/08/peralatan-
penyemenan.html/12/05/2018.

13

Anda mungkin juga menyukai