Oleh
Oleh
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGENALAN PERALATAN
oleh
DESTRI SOFIANUR
NIM 17010139
Disahkan oleh
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Perminyakan
Dosen
Pembimbing
iii
Desi Kusrini, M.T.
Guntur Setiawan, M.T.
NIDN.441180103
NIDN.0419057906
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang pertama saya persembahkan untuk Allah SWT, yang telah memberikan
Yang kedua saya persembahkan untuk Orang Tua yang selalu memberikan
Yang ketiga saya persembahkan untuk Bapak Guntur Setiawan, M.T. selaku
Yang terakhir saya persembahkan untuk semua pihak yang ikut berperan
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
yang atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini. Terimakasih untuk orang tua saya yang selalu memberikan
dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyusun Laporan Kerja Praktek ini
dengan judul “PENGENALAN PERALATAN SISTEM SIRKULASI
LUMPUR PEMBORAN ”. Perwujudan laporan ini adalah berkat bantuan dari
berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
v
Indramayu, Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................................. i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN......................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
vi
BAB II DASAR TEORI................................................................................. 4
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 36
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 36
5.2 Saran.............................................................................................. 38
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.16 Rangkaian Drill String................................................................. 26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
dimanfaatkan.
alat yang disebut dengan rig. Rig merupakan kumpulan alat-alat khusus
operasi pemboran. Salah satu sistem yang terdapat pada rig adalah sistem
pemboran. Apabila sistem ini tidak berjalan dengan sempurna maka bisa
terjadi loss circulation dan kick yang dapat mengganggu operasi pemboran.
xi
Sistem sirkulasi sendiri mempunyai empat sub komponen utama,
dengan baik. Penggunaan peralatan sirkulasi pada setiap sumur bor akan
tersebut.
1.3 Tujuan
lapangan.
kerja nantinya.
xii
4. Menambah daya kreatifitas dan keahlian mahasiswa.
1.4 Manfaat
sebenarnya.
xiii
dalam dunia industri.
di lapangan.
BAB II
DASAR TEORI
efisien dan aman. Lumpur pemboran (drilling fluid atau drilling mud)
minyak dan gas bumi untuk mencapai target yang direncanakan. Pada
mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk mengangkat cutting dan
xiv
Sistem sirkulasi terdiri dari empat komponen utama, yaitu fluida
control equipment.
mud, oil base mud dan air or gas base mud. Komposisi dan sifat-sifat
digunakan pada saat itu. Misalnya pada daerah batuan lunak pengontrolan
ini tidak terlalu kritis sehingga air biasa pun terkadang dapat digunakan.
a. Densitas
xv
densitas lumpur pemboran yang terlalu besar akan menyebabkan lumpur
b. Viskositas
yang disebabkan oleh adanya gesekan antara partikel pada fluida yang
partikel padatan dengan molekul zat cair dan molekul-molekul zat cair.
gesekan tinggi yaitu pada pahat dan naik pada daerah gesekan rendah
yaitu pada drillpipe. Viskositas juga naik pada saat melewati annulus,
sifat ini dicapai terutama oleh lumpur yang berkadar padatan rendah.
c. Plastic Viscosity
xvi
lumpur, padatan cairan, dan gesekan antara lapisan cairan dimana plastic
pembacaan reading 600, dan 300 atau hasil torsi pada putaran 600 rpm
d. Apparent Viscosity
e. Yield Point
tanpa pemberat, yield point dijaga pada level yang cukup untuk
xvii
Korelasi harga yield point untuk setiap harga plastic viskosity
sifat-sifat fisik lumpur bor. Ratio yield point atau plastic viscosity yang
pemboran.
f. Gel Strength
dan gel strength adalah lb/100 sqft. Jika yield point dan gel strength
yang lebih besar daripada kekuatan agarnya atau dengan kata lain gel
sangat tergantung pada lumpur ini. Fungsi lumpur antara lain adalah :
xviii
Pengangkatan cutting ke permukaan tergantung dari
Panas dapat timbul karena gesekan bit dan drill string yang
aliran lumpur volume maupun specific heat lumpur telah cukup untuk
untuk selanjutnya. Adanya aliran yang masuk yaitu cairan dan padatan
formasi disebut filtrat. Sifat wall building ini dapat diperbaiki dengan
distribusi zat padat dalam lumpur, misalnya starch, CMC dan cypan,
xix
telah cukup untuk menahan tekanan formasi ini. Untuk tekanan yang
lebih besar dari normal (lebih dari 0.465 psi/ft) atau abnormal
terjepit (pipe sticking). Akan tetapi gel strength yang terlalu besar
cutting di permukaan.
9. Media logging.
xx
sumur bor yang direncanakan akan ditembus. Peralatan persiapan dan
perawatan terdiri dari mud hose, steel mud pit, mixing hopper, chemical
mixing barel, bulk muid storage bins, water tank, dan reserve pit.
lumpur.
lain untuk :
formasi produktif.
xxi
sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat
mud pit, suction line, mud pump, discharge line, stand pipe, rotary hose,
gas yang masuk ke dalam lumpur pemboran. Ada dua cara dasar untuk
xxii
Surface Blowout (SBO) yang merupakan aliran tak terkendali
2.6.3 Kick
BAB III
METODOLOGI
mendukung kerja praktek dan kajian yang akan dilakukan, maka dapat
xxiii
sistem sirkulasi yang digunakan pada kegiatan pemboran.
BAB IV
xxiv
pemboran siap, lumpur disirkulasikan ke dalam sumur bor dengan alur
sirkulasi dimulai dari mud pit – suction line - mud pump – discharge line
– stand pipe – rotary hose – swivel – kelly – drill pipe – drill collar – bit
pengkondisian lumpur.
Peralatan persiapan terdiri dari mud house, steel mud pit, mixing
xxv
hopper, chemical mixing barrel, bulk mud storage bins, water
1. Mud House
xxvi
Gambar 4.3 Steel Mud Pit
(Sumber: M. Mustaghfirin Amin, 2013: 60)
3. Mixing Hopper
xxvii
sebagai treatment untuk mendapatkan fluida pemboran
gravitasi.
xxviii
(Sumber: M. Mustaghfirin Amin, 2013: 60)
6. Water Tank
pemboran berlangsung.
7. Reserve Pit
xxix
Gambar 4.8 Reserve Pit
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015: 101)
mengalirkan fluida pemboran dari mud pit ke rangkaian pipa bor dan
line, mud pump, discharge line, stand pipe, rotary hose, swivel, drill
xxx
Gambar 4.9 Peralatan Sirkulasi
(Sumber: M. Mustaghfirin Amin, 2013: 58)
1. Mud Pump
xxxi
Gambar 4.10 Pompa Lumpur Duplex dan Triplex
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015: 106)
2. Suction Line
xxxii
Gambar 4.11 Suction Line
(Sumber: Slamet Mulyono, 2019: 50)
3. Discharge Line
xxxiii
Gambar 4.13 Stand Pipe
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015: 104)
5. Rotary Hose
xxxiv
Gambar 4.14 Rotary Hose
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2015: 105)
6. Swivel
xxxv
Gambar 4.15 Swivel
(Sumber: https://www.glossary.oilfield.slb.com/en/Terms/s/swivel.aspx)
7. Drill String
drill pipe, drill collar, dan bottom hole assembly. Drill string
berfungsi untuk:
bor.
xxxvi
Gambar 4.16 Rangkaian Drill String
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015: 40)
8. Bit
xxxvii
9. Annulus
cutting ke permukaan.
fluida pemboran yang membawa cutting dan gas dari sumur bor
xxxviii
dalam fluida pemboran. Peralatan pengkondisian lumpur terdiri dari
1. Shale Shaker
xxxix
2. Mud Gas Separator
3. Degasser
xl
Gambar 4.22 Degasser
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2015: 111)
4. Desander
silinder.
xli
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2015: 112)
5. Desilter
micron.
kick datangnya terlalu cepat, atau karena operator yang terlalu lambat mengetahui,
atau karena memang secara alamiah alamnya sangat ganas.
“Ketika blowout akhirnya terjadi, maka kecenderungan pertama akan
mengakibatkan SBO, kemudian petugas biasanya akan dengan segera
xlii
menutupkan Blow Out Preventer (alat yang berfungsi sebagai penyekat di
permukaan), kemudian dilakukan proses Pressure Control untuk segera
mengeluarkan fluida kick dengan cara memompakan lumpur yang sesuai dan
membuka valve sesuai prosedur. Ketika proses pressure control dilakukan
ternyata kekuatan tekanan dari bawah jauh melebihi kekuatan batuan ataupun
casing di bagian atas, maka bisa terjadi UGBO. Penyebab sampai terjadinya
UGBO secara teknis, pertama, akibat tekanan di dalam lubang sumur
melampaui kekuatan formasi, pada saat mengeluarkan kick. Baik kick yang
disebabkan oleh formasi abnormal ataupun akibat kecelakaan loss and kick.
Cara penanggulangannya ialah hentikan operasi, injeksikan lumpur berat yang
sesuai, semen sebagian, dan pasang casing string.
masalah, yaitu :
Hilangnya lumpur
Formasion damage
Kehilagan waktu
adalah :
xliii
sensor. Tekanan sirkulasi lumpur bersekitar antara 900 psi
lost circulation terjadi pada zona yang normal, laju aliran yang
menurun.
Ketika lost terjadi pola aliran fluida pada lubang bor tidak dapat
xliv
atau formasi dipecahkan pada bidang vertical, pola alirannya
diformasi.
E. Sealing Agent
4.3.3 Kick
Pada saat terjadinya kick pada operasi pemboran, hal yang dilakukan
formasi, tetap tekanan tersebut harus ada dibawah tekanan rekah formasi.
Saat dioperasikan tekanan di dasar lubang sumur harus dijaga konstan, agar
pada saat penutupan sumur, fluida kick tidak kembali masuk ke dalam
xlv
A. Metode Menunggu dan Memperberat (Wait and Weight
Method)
Pada metode ini Kill Mud dipompakan secara bertahap sedikit
demi sedikit Evaluasi penanggulangan well kick menggunakan
metode driller (driller's method). Langkah ini dilakukan sampai
lubang bor terisi penuh dengan Kill Mud.
B. Concurrent Method
Hampir sama dengan Wait and Weight Method. Pada metode ini
lumpur baru langsung di pompakan ke dalam sumur tanpa
menunggu lumpur berat untuk sampai ke dasar lubang terlebih
dahulu.
xlvi
kestabilan formasi yang terletak di bawah casing shoe dan tekanan
rekah formasi agar tidak menyebabkan runtuh dan rekahnya formasi.
Setelah fluida kick keluar seluruhnya dari dalam sumur, maka
dilakukan second circulation menggunakan lumpur baru. Lumpur baru
ini dibuat dari lumpur lama yang ditambah barite sehingga mud
weight lumpur baru mencapai nilai kill mud weight yang dibutuhkan
untuk memastikan fluida kick tidak masuk kembali ke dalam sumur.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peralatan persiapan terdiri dari mud house, steel mud pit, mixing hopper,
chemical mixing barrel, bulk mud storage bins, water tank, dan reserve
pit.
Peralatan sirkulasi terdiri dari mud pit, suction line, mud pump,
discharge line, stand pipe, rotary hose, swivel, drill string, bit, annulus,
xlvii
mud pit : Merupakan sebuah kotak yang terbuat dari baja, digunakan
tekanan
tinggi
xlviii
sampai ke mata bor.
membawa
cutting ke permukaan.
ke
3. Proses sirkulasi lumpur pemboran adalah mud pit – suction line - mud
Diakibatkan karena kick yang sudah tidak dapat ditangani dan cara
xlix
Dari pada tekanan formasi. Beberapa metode dapat menanggulagi
lost
Tekanan Surge Lubang Bor, Sealing Agent High filter loss slurry-
squeeze.
-Kick
Terjadi karena tekanan formasi lebih besar dari pada tekanan didalam
5.2 Saran
l
dibandingkan pendalaman materi di dalam kelas.
kampus.
DAFTAR PUSTAKA
li
Mustaghfirin Amin, M. 2013. Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran.
Bandung.
lii
LAMPIRAN
liii
liv
lv