KERJA P RAKTEK
Disusun oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM MIGAS)
Periode : 01 Maret – 31 Maret 2021
Disusun Oleh :
Disahkan oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang maha kuasa atas limpahan rahmat, sehingga
Laporan Kerja Praktek (KP) di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas (PPSDM MIGAS) Cepu dapat terselesaikan dengan lancar dan
tepat waktu.
Dalam pelaksanaannya penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan,
serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempercepat terealisasinya
Laporan Kerja Praktek (KP) ini. Untuk itu, penulis hendak menyampaikan terima
kasih kepada:
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR ISI LANJUTAN
BAB IV
PEMBAHASAN .............................................................................................. 55
4.1 Pengertian Circulation System ............................................................... 55
4.1.1 Tempat persiapan (Preparation Area) .......................................... 55
4.1.2 Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment) ................................ 56
4.1.3 Conditioning Area ....................................................................... 57
4.1.4 Diagram Alir ................................................................................ 58
4.2 Deskripsi Alat - Alat Sirkulasi ................................................................ 58
4.2.1 Mud Pit ........................................................................................ 58
4.2.2 Suction Line ................................................................................. 59
4.2.3 Mud Pump ................................................................................... 59
4.2.4 Discharge Line ............................................................................. 62
v
DAFTAR ISI LANJUTAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR GAMBAR LANJUTAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
8
1.3.2 Bagi Perusahaan/Instansi yang Bersangkutan
a. Memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial.
b. Membantu menyelesaikan pekerjaan yang terdapat dalam
perusahaan tempat mahasiswa tersebut melaksanakan Kerja
Praktek.
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktik adalah sebagai
berikut:
a. Diskusi dan Persiapan
Diskusi dan persiapan meliputi pemahaman tujuan kerja praktek
danpersiapan materi serta teori yang mendasarinya serta diskusi terkait
pelaksanaan kerja praktik pada masa pandemic Covid-19. Diskusi dilakukan
dengan pihak tertentu, seperti koordinator kerja praktik, dosen pembimbing
serta pihak lain yang terkait. Hal yang didiskusikan antara lain
b. Diskusi tentang jadwal pelaksanaan kerja praktek secara umum dan khusus
terkait kerja praktik pada masa pandemi Covid-19
a) Membahas mengenai ruang lingkup dan fokus tema yang akan dibahas.
b) Membahas mengenai data data yang diperlukan.
c. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahapan dimana penulis mempelajari profil
perusahaan terkait tempat kerja Praktik dan mulai melakukan identifikasi
data apa saja yang diperlukan selama pelaksanaan Kerja Praktik.
9
d. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan sekunder. Tujuan pengambilan data adalah
untuk menunjang kelengkapan laporan yang akan disusun. Data-data
diantaranya adalah data kuantitatif dan kualitatif dari Sistem Manajemen
Lingkungan.
e. Pengolahan dan Evaluasi Data
Setelah semua data didapatkan, akan dilakukan pengolahan data sesuai
kebutuhan untuk dilakukan analisis. Pengolahan data dilakukan untuk dapat
mengkuantifikasi penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di PPSDM
Migas. Evaluasi data diperlukan untuk memastikan seluruh data yang
diperlukan telah didapat dan diolah secara baik.
f. Analisis dan Diskusi Akhir
Hasil Pengolahan dan Evaluasi Data yang telah dilakukan kemudian
digunakan untuk analisis akhir agar dapat dihasilkan saran atau pengajuan
usulan yang bertujuan memperbaiki Sistem Manajemen Lingkungan. Proses
pembuatan analisis dibantu dengan diskusi bersama dengan Pembimbing
Lapangan Kerja Praktik ataupun Dosen Pembimbing Kerja Praktik.
10
BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS
11
belanda di daerah Purwodadi Semarang, melalui pengamatan
rembesan minyak dipermukaan. Di daerah Cepu Jawa Tengah
terdapat konsesi minyak, yaitu suatu kota kecil di tepi Bengawan
Solo, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893
atas nama AB. Verscegh. Kemudian beliau menyewakannya
kepada perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) di
Surabaya Penemuan sumur minyak bumi berawal dari perjalanan
Mr. Andrian Stoop yang melakukan perjalanan menyusuri sungai
Bengawan Solo pada bulan
Januari 1893 dengan menggunakan rakit dari Ngawi menuju
Ngareng yang merupakan kota kecil perbatasan antara Jawa
Tengah dan Jawa Timur Konsesi minyak di Cepu akhirnya dipilih
daerah Ngareng sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan
pengeboran dilakukan pada bulan juli 1893 yang pada akhirnya
daerah tersebut dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selajutnya
berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 maret 1923 DPM diambil alih
oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij), yaituperusahaan
minyak Belanda.
B. Periode Zaman Jepang (Tahun1942-1945)
Pada zaman perang dunia ke II Jepang berusaha menguasai Pulau
Jawa dari tangan Belanda, dengan tujuan untuk menguasai daerah-
daerah yang kaya akan sumber minyak. Pada tanggal 1 Maret 1942
Jepang mendarat di Pulau Jawa dan terjadi perebutan kekuasaan
Jepang terhadap Belanda dan dimana pada saat itu para pegawai
perusahaan minyak belanda ditugaskan untuk menangani taktik
bumi hangus instalasi penting, terutama kilang minyak yang di
tujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya
Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak segera
dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang, tukang-tukang sumur
tawanan perang dan tenaga Indonesia yang berpengalaman dan ahli
dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil dari
12
penduduk cepu dan daerah lainnya dalam jumlah yang besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal
seperti biasa pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran
baru dilapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi.
C. Periode Zaman Kemerdekaan RI (Tahun 1945-Sekarang)
Pada zaman kemerdekaan, kilang minyak cepu mengalami
beberapa perkembangan yaitu sebagai berikut:
1. Periode 1945-1950
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada
Sekutu. Hal ini menyebabkan kekosongan pemerintah di
Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1995 Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya sehingga kilang minyak
Cepu diambil oleh Indonesia. Pemerintah kemudian
mendirikan perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN)
berdasarkan maklumat Menteri Kemakmuran No. 5. Pada
Desember 1949 dan menjelang tahun 1950, setelah adanya
penyerahan kedaulatan, kilang minyak Cepu dan lapangan
Kawengan diserahkan untuk diusahakan kembali oleh BPM
yaitu perusahaan milik Belanda.
2. Periode 1950-1961
Berawal dari tahun akhir tahun 1949 selepas kegiatan PTMN
dibekukan, Kilang Cepu dan Lapangan minyak Kawengan
dikuasai oleh BPM,sedangkan lapangan minyak lainnya
seperti Ledok, Nglobo, Semanggi tetap dipertahankan ole h
pemerintah Indonesia dan pelaksanakannya dilakukan oleh
ASM (Administrasi Sumber Minyak), akan tetapi pada tahun
1951 diserahkan kembali kepada pemerintah RI Pada tahun
1951 didirikan PTMRI (perusahaan Tambang Minyak
Republik Indonesia), akan tetapi kemudian diganti dengan
tambang minyak Nglobo CA (Combie Anexis) pada tahun
1957.
13
3. Periode 1961 – 1966
Tahun 1961, tambang minyak Nglobo CA diganti PN
PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Nasional) dan
pemurnian minyak di lapangan minyak Ledok dan Nglobo
dihentikan. Pada tahun 1962, Kilang Cepu dan lapangan
minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan
diserahkan ke PN PERMIGAN.
4. Periode 1966-1978
Pada tanggal 4 januari 1966, Kilang Cepu dan Lapangan
Minyak Kawengan dan PN PERMIGAS dijadikan Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Lapangan Perindustrian Minyak dan
Gas Bumi (PUSDIK MIGAS), kemudian pada tanggal 7
Februari 1967 berdiri Akademi Minyak dan Gas
(AKAMIGAS) Cepu angkatan 1
5. Periode 1978-1984
Berdasarkan SK menteri pertambangan dan energi No. 646
tanggal 26 Desember 1977 PUSDIKLAT MIGAS yang
merupakan bagian dari LEMIGAS (Lembaga Minyak dan Gas
Bumi) diubah menjadi Pusat Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi
(PPTMGB LEMIGAS) dan berdasarkan SK Presiden No. 15
tanggal 15 Maret 1984 pasal 107, LEMIGAS Cepu ditetapkan
sebagai lembaga pemerintahan dengan nama Pusat
Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT
MIGAS).
6. Periode 1984 – 2001
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.
0177/1987 tanggal 5 maret 1987, dimana wilayah PPT MIGAS
yang dimanfaatkan oleh diklat operasional. Laboratorium
lapangan produksi diserahkan ke PERTAMINA EP ASSET 4
Field Cepu, sehingga kilang cepu mengoperasikan pengolahan
14
crude oil milik PERTAMINA EP ASSET 4 Field Cepu.
Kedudukan PPT MIGAS dibawah direktorat Jendral Minyak
dan Gas Bumi, departemen pertambangan dan energi, yang
merupakan pelaksana teknis Migas di bidang pengembangan
tenaga perminyakan dan Gas Bumi. Keberadaan PPT MIGAS
ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18 maret
1984 dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan surat
keputuan menteri Pertambangan dan energi No. 1092 tanggal
15 november 1984.
7. Periode 2001 – 2016
Tahun 2001 PPT MIGAS Cepu diubah menjadi Pusdiklat
Migas (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas
Bumi) Cepu karena adanya perubahan struktur di lingkungan
pemerintahan yang berdasarkan SK Menteri ESDM (Energi
dan Sumber Daya Mineral) No. 150 Tahun 2001 dan telah
diubah Peraturan Menteri ESDM No. 13 tahun 2016 pada
tanggal 13 mei 2016
8. Periode 2016-Sekarang
Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tanggal
13 Tahun 2016, dan di Undangkan pada tanggal 24 Mei 2016.
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, maka PPSDM Migas berganti nama
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi.
15
Gambar 2. 1 Peta Lokasi PPSDM Migas (Sumber : PPSDM)
16
b) Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas
untukberkompetensi melalui mekanisme ekonomi pasar
c) Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi
menjadi lebih kompetitif melalui pengembangan Sumber Daya
Manusia.
17
a. Tugas Pokok: Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia
di bidang minyak dan gas bumi.
b. Fungsi:
a) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan
sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi.
b) Penyusunan program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta
pengelolaan informasi pengembangan sumber daya manusia di
bidang minyak dan gas bumi
c) Penyusunan perencanaan dan standarisasi pengembangan
sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi.
d) Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi
pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan
gas bumi.
e) Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi
pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan
gas bumi
f) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di
bidang pengembangan sumber daya manusia Minyak dan Gas
Bumi.
g) Pelaksanaan administrasi Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas Bumi
18
2.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan
19
3. Bidang Penyelenggaraan dan Sarana dan Prasarana Pelatihan Terdiri
dari 2 sub Bidang:
a. Sub Bidang Penyelenggaraan Pengembangan SDM
b. Sub Bidang Prasarana Pengembangan SDM
4. Bidang Program dan Evaluasi Terdiri dari 2 sub bidang:
a. Sub Bidang Program
b. Sub Bidang Evaluasi
5. Jabatan Fungsional Widyaswara Terdiri dari 2 Fungsional:
a. Widyaswara
b. Instruktur.
2.2.2 Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM Migas
baik proses industri, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan
lainnya. unit keamanan PPSDM Miyas memiliki peran yang penting
untuk menjaga keamanan dan stabilitas kerja di PPSDM Migns. Secara
umumunitkeamanan memiliki 4 macam objek pengamanan yaitu
20
pengamanan personil, pengamanan material, pengamanan informasi
dan pengamanan operasional.
2.2.3 Kilang
Proses pengolahan minyak bumi di PPSDM Migas terdiri dari dua
unit utama yaitu Crude Distilation Unit (CDU) dan Wax Plant (tidak
beroperasi lagi). Proses Pengolahan di Unit Kilang antara lain:
A. Crude Distillation Unit (CDU)
Pengolahan Crude oil (crude vil) di PPSDM Migas dilaksanakan
dengan sistem pemisahan yang terjadi pada CDU. Proses ini terjadidi
Distilasi Atmosferik. Unit distilasi atmosferik adalah suatu unit yang
bertugas melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pemisahan crude
oil fcrude oil) menjadi produk-produk minyak bumi berdasarkan
trayek titik didihnya pada tekanan satuatm.
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku (yakni campuran crude oil) berasal dari
lapangan Kawengan dan Ledok yang diambil dari sumur milik PT.
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Adapun karakteristik crude oil
dari sumur-sumur minyak tersebut yaitu:
a) Lapangan Kawengan
Crude oil dari lapangan Kawengan merupakan minyak HPPO
(High Pour Point Oil) bersifat parafinis, yaitu mengandung
lilin, alkana rantai lurus dan nilai oktan rendah.
b) Lapangan Ledok
Crude oil bersifat aspaltis, yaitu mengandung Aspal, struktur
rantai tertutup, nilai oktan tinggi. Crude oil Ledok sering
disebut minyak LPPO (Light Pour Point Oil). Seiring dengan
Meningkatnya produksi sumur minyak maka untuk bahan
baku crude oil yang digunakan adalah merupakan crude oil
campuran antara Kawengan dan Ledok. Oleh karena itu untuk
spesifikasi dari crude oil inidapat kita lakukan uji desitiy, pour
21
point dan uji distilasi ASTMD-86, untuk mengetahui sifat
volatility dari crude oil.
b. Proses pengolahan
Proses pengolahan crude oil yang dilakukan di unit CDU PPSDM
Migas meliputi 3 proses yaitu:
a) Proses Distilasi Atmosferik Pengolahan minyak di PPSDM
Migas menggunakan metode distilasi atmosferik, antara lain:
Pemanasan Awal dalam HE (Heat Exchanger)
1. Pemanasan pada Furnace.
2. Pemisahan atau Penguapan dalam Evaporator.
3. Distilasi dalam Kolom Fraksinasi danStripper.
4. Pengembunan dan Pendinginan pada Condensor dan
Cooler.
5. Pemisahan pada separate
b) Proses Treating
Produk utama dari pengolahan crude oil di PPSDM Migas
saat ini adalah sebagai berikut:
1. Pertasol CA
2. Pertasol CB
3. Pertasol CC
4. Solar
5. Residu
B. Laboratorium PHP
Laboratorium PHP digunakan sebagai tempat pengujian hasil
produk baik yang telah diproduksi oleh PPSDM Migas maupun yang
berupa crude oil (crude oil yang diterima dari PT. Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu. Laboratorium ini bertugas untuk mengamati
secara rutin mengenai kualitas bahan baku dan produk yang
dihasilkan baik dari unit kilang dan wax plant sebelum
22
dipasarkan untuk diketahui spesifikasinya sehingga penurunan dan
penyimpangan kualitas produksi dapat segera diketahui dan diatasi.
Analisa yang dilakukan menggunakan prosedur dan alat-alat yang
sesuai dengan standart ASTM (American Society for Testing and
Materials) dan IP (Instinute of Petroleum). Adapun jenis-jenis yang di
analisa adalah :
a. Densitas
b. Analisa Warna
c. Analisa Flash Point
d. Analisa Smoke Point
e. Analisa Viscositas Kinematik
f. Analisa Destilasi
g. Analisa Pour Point
h. Analisa Cooper Strip Corrosion
i. Analisa Water Content
2.2.4 Boiler
Boiler Plant adalah unit yang bertugas untuk memproduksi steam
dan pembakaran bahan bakar. Pada boiler plant memiliki
beberapatugas sebagai berikut :
a. Penyedia Steam (uap bertekanan)
Proses penyediaan steam dilakukan dengan mengunakan air
umpan masuk yang di masukkan ke dalam boiler melalui drum
diameter fire tube dan keluar dari boiler sudah berubah menjadi
steam (uap bertekanan) yang ada pada keadaan superheated
steam dan mempunyai tekanan ± 6 kg/cm2.
b. Penyedia Udara Bertekanan
Untuk mendapatkan udara bertekanan yang berfungsi sebagai
tenaga pneumatic untuk instrumentasi, udara dilewatkan ke filter
kemudian dimasukkan ke dalam kompresor. Keluar dari
kompresor udara dilewatkan pada Heat Exchanger untuk didinginkan
dengan media
23
pendingin air sehingga suhunya berubah. Setelah itu masuk ke
separator untuk membuang kondesatnya yang selanjutnya
dimasukkan ke dalam air dryer untuk mengeringkan udara.
c. Penyedia Air Lunak
Air lunak digunakan untuk umpan botler dan air pendingin
mesin. Air industri yang berasal dari unit pengolahan air
dimasukkan kedalam softener sehingga kesadahan air menurun
Air yang digunakan untuk umpan boiler harus memenuhi
persyaratan yaitu dengan kesadahan mendekati nol dan pH air
sekitar 8,5-9,5. Hal ini berguna untuk mencegah cepatnya
terbentuk kerak dan korosi pada boiler sehingga menurunkan
efisiensi boiler karena perpindahan panas ke boiler berkurang dan
kerusakan pipa-pipa boiler.
24
b. Tingkat pencemaran air pada sungai Bengawan Solo tidak terlalu
tinggi.
25
e. Laboratorium Lindungan Lingkungan
26
perpustakaan antara lain: buku-buku diklat, laporan penelitian, skripsi.
laporan kerja Praktik dan bahan audio visual. Adapun tugas-tugas
perpustakaan PPSDM Migas yaitu:
a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang
mencangkup buku, majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi,
laporan kerja Praktik, diklat/ hand out serta bahan audio visual.
b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka
meliputi refrigrasi/inventaris, katalogisasi, klasifikasi, shelfing dan
filing.
c. Laporan penggunaaan laboratorium bahasa untuk mahasiswa
Akamigas, pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus danlain-lain.
d. Layanan audio visual pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk
mahasiswa Akamigas, pegawai, dosen, Instruksi, peserta khusus
dan lain-lain.
e. Layanan kerjasama antara perpustakaan dan jaringan informasi
nasional.
27
BAB III
DASAR TEORI
Secara garis besar peralatan pengeboran dapat di bagi menjadi lima system
peralatan utama yaitu :
28
Hoisting system terdiri dari 2 sub komponen yaitu :
29
Gambar 3.2 Mast (Sumber : Dokumen pribadi)
30
b) Overhead tools
b. Elevator
31
menjepit atau memegang drill pipe dan drill collar bagian demi
bagian sehingga dapat dimasukkan atau dikeluarkan ke dan
dari lubang bor.
c) Drilling line
32
3.2 SISTEM PEMUTAR (ROTARY SYSTEM)
28
Gambar 3.7 Swivel (Sumber : Dokumen Pribadi)
29
Gambar 3.8 Rotary Table (Sumber : Dokumen Pribadi)
b) Master bushing
merupakan alat yang dapat dilepas dari rotary table. Master
bushing berfungsi sebagai dudukan (penempatan) Kelly bushing atau
rotary slip.
c) Kelly bushing
adalah alat yang dipasang masuk ke dalam master bushing untuk
menyalurkan gaya putar pada kelly dan batang bor sewaktu mengebor
sumur bor (lubang). Lubang pada kelly bushing ini berbentuk sama
dengan bentuk kelly yang dipakai persegi, segitiga atau segi enam.
30
d) Slip Bowl
adalah bantalan pengisi dari logam yang diletakkan didalam master
bushing untuk mengatur atau menyesuaikan ukuran pipa dan slip yang
dipakai yang berubah-ubah menurut keperluannya.
31
f) Kelly spinner
Dipasang pada bagian bawah dari swivel stem.Alat ini dipakai
untuk menyambung Kelly dengan pipa bor secara cepat di dalam
rate houle (lubang tempat menyimpan dan memasang atau
membongkar rangkain pipa).
c. Rangkaian pengeboran
32
Peralatan-peralatan yang termasuk dalam rangkaian pengeboran (drill steam)
yaitu :
a. Kelly
merupakan pipa yang tidak bulat. Bagian luarnya
bersegi. Kelly berfungsi sebagai penerus putaran dari rotary
table ke drill pipe, drill collar dan bit. Kelly dilengkapi
dengan kelly saver sub yang dipasang antara kelly dengan tool
joint drill pipe.
33
Jenis-jenis Kelly
1. Square
2. Hexagonal
3. Triangular
Spesifikasi Kelly
Type kelly square, atau hexagonal
a) Ukuran nominal 2 ½ in,3 ½ in, 4 ½ in, 5 ½ in, 6 in
untuk square kelly dan mulai 3 in sampai 6 in untuk
hexagonal
34
Gambar 3.14 kelly (Sumber : Dokumen pribadi)
b. Drill pipe
disebut juga dengan batang bor atau drill string.
Fungsi utama drill pipe:
a) menghubungkan kelly dengan drill collar dan matabor di
atas lubang bor
35
Gambar 3.15 Drill pipe (Sumber : Dokumen pribadi)
c. Drill colar
Drill Collar berbentuk seperti DP, tetapi diameter
dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan
diameter luar tool joint drill pipe. Jadi dindingnya lebih tebal
daripada drill pipe.
Fungsi utama dari Drill Colar :
a) Sebagai pemberat (wight on bit = WOB), sehingga
rangkaian pipa bor dalam keadaan tetap tegang pada
saat pemboran berlangsung, sehingga tidak terjadi
pembelokkan lubang.
b) Membuat agar putaran rangkaian pipa bor stabil
Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor
agar mampu menahan putaran.
35
Ukuran drill collar :
a. Biasanya mempunyai panjang 30 ft atau kurang
b. Tebal dindingnya 3 ½ inch atau lebih
c. Berat lebih dari 3 tons
d. Di bawah batang bor dapat dipakai 2 – 60 drill collar
36
Gambar 3.16 Mata Bor (Sumber : indonesian.alibaba.com)
37
2. Tempat persiapan (Preparation Area)
Tempat mempersiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan – peralatan
yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau “treatment” lumpur
bor. Tempat ini meliputi :
1. Mud House
Berfungsi untuk sebagai tempat untuk menyimpan peralatan dan
bahan-bahan lumpur pemboran. Cara kerjanya adalah semua alat dan
bahan-bahan pembuatan dan adonan lumpur di simpan di mud house.
2. Mixing Hopper
38
Gambar 3.18 Mixing Hopper (Sumber : bzsolidcontrol.com)
39
4. Chemical Mixing Barrel
40
Gambar 3.22 Reserve Pit (Sumber : Dokumen pribadi)
41
Berikut merupakan peralatan-peralatan yang di lalui sistem
sirkulasi :
b. Suction Line
merupakan pipa yang dipakai untuk menghubungkan
antara suction tank ke pompa lumpur. Pipa ini harus dipasang
selurus mungkin.
42
Gambar 3.25 suction line (Sumber : Dokumen pribadi)
c. Dischargen line
adalah pipa yang dipakai untuk menyalurkan lumpur
pengeboran keluar dari pompa lumpur
43
Stand Pipe
44
f. Chiksen joint
merupakan sambungan yang digunakan untuk
menghubungkan stand pipe dengan rotary hose. Alat ini mampu
menahan tekanan sampai 5000 psi sehingga sambungan tidak
akan terlepas.
g. Return line
pipa yang digunakan untuk menyaluran lumpur
pengeboran yang keluar dari lubang Annulus. Pipa ini
terhubung ke peralatan pengkondisi lumpur.
45
4. Solid Control Equipment
a) Shale shaker
merupakan peralatan yang memiliki ayakan mekanis dan bekerja
dengan cara digetarkan, yang bertugas menyaring padatan (cutting)
dari lumpur pengeboran yang keluar dari dalam lubang pengeboran.
Alat ini memisahkan dan membuang serbuk bor yang berukuran
lebih besar dari lubang saringan dan serbuk.
46
b) Desander
47
c) Desilter
Merupakan peralatan yang memisahkan partikel – partikel
cutting dan pasir yang berukuran paling halus dari lumpur bor
setelah melalui desander. Cutting dan pasir yang terpisahkan akan
langsung terbuang ke kolam pembuangan. Mekanisme kerja dari
desilter ini hampir sama dengan desander yaitu lumpur yang telah
melewati desander masuk ke dalam desilter untuk di saring lagi,
lumpur yang masuk diberi tekanan yang besar agar pasir – pasir
yang masih lolos dari desander dapat terbuang, setelah pasir yang
berukuran halus terpisahkan proses selanjutnya adalah masuk ke
dalam mud cleaner untuk di saring kembali.
d) Degasser
48
ruang hampa udara sehingga gas yang terbawa oleh lumpur
dapat
49
1. BOP stack
a. Annular Preventer
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer
berisi rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus baik
lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Terbagi menjadi 3 yaitu :
- Pipe ram
- Shear rams
c. Drilling spools,
Terletak di antara preventers.drilling spools berfungsi sebagai
tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan”kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang merupakan lumpur berat).
2. Accumulator
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig.
Accumulator bekerja pada BOP stack dengan “high pressure hydraulis” (
saluran hidrolik bertekanan tinggi ). Pada saat terjadi “kick” Crew dapat
dengan cepat menutup blowout preventer dengan menghidupkan kontrol
pada accumulator atau pada remote panel yang terletak pada lantai bor.
50
3. Supporting system
a. Choke Manifold
51
1. Sirkulasi lumpur
2. Hoisting
52
2. peralatan-peralatan power system
a. prime mover
Fungsi utama dari prime mover yaitu unruk
mendukung seluruh system lainnya dengan menyediakan
suatu sumber tenaga yang di perlukan dalam operasi
pengeboran.
53
c. Sistem transmisi elektrik
Untuk mentransmisikan tenaga yang dihasilkan
oleh prime mover ke seluruh peralatan pemboran melalui
kabel (elektrik).
54
BAB IV
PEMBAHASAN
55
4.1.2 Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment)
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem
sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan
sirkulasi, turun ke rangkaiaan pipa bor dan naik ke annulus mengangkat
serbuk bor turun ke rangkaiaan pipa bor dan naik ke annulus mengangkat
serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum naik ke mud
pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa
komponen khusus, yaitu:
a. Pompa Lumpur (Mud Pump)
Pompa ini dipergunakan untuk mensirkulasikan lumpur. Pompa ini
merupakan pompa yang mempunyai tekanan pada setiap unit
pemboran.
b. Discharge Line
Lumpur ini di hisap oleh pompa akan disalurkan kedalam sumur melalui
discharge line terlebih dahulu sehingga sampai ke stand pipe dan drill string.
c. Stand Pipe dan Rotary Hose
Dari Discharge Line lumpur akan melalui Stand Pipe dan Rotary
Hose sebelum sampai ke Rangkaian Pipa. Stand Pipe dipasang dan
clamp secara vertikal di menara bor. Pada ujung atas pipa tengah ini
dihubungkan atau dipaangkan satu ujung dari pipa karet Kelly,
sedangkan ujung lainnya dihubungkan ke Swivel yang digantungkan
pada Hook yang berada di Travelling Block. Dengan demikian
memungkinkan Kelly dapat bergerak naik turun secara bebas pada
saat operasi pemboran berlangsung.
d. Mud pit
Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung lumpur pemboran
yang akan dipakai pada operasi pengeboran terletak didepan pompa
lumpur.
e. Suction Line
Merupakan pipa yang dipakai untuk menghubungkan antara suction tank
atau mud tank ke pompa lumpur.
56
f. Chiksen Joint
Merupakan sambungan yang digunakan untuk menghubungkan standpipe
dengan rotary hose.
g. Return Line
Adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan lumpur pemboran yang
keluar dari lubang annulus.
57
4.1.4 Diagram Alir
58
4.2.2 Suction line
a. Fungsi : Merupakan pipa yang menghubungkan
antara mud tank dan mud pump
e. Type : OH-300P
1
f. Size : 7 × 14
4
a. Piston
59
Gambar alat :
b. Liner
60
c. Pulsation dumpener
Fungsi : Meredam getaran pada pompa
Gambar alat :
61
4.2.4 Discharge line
a. Fungsi : Merupakan pipa yang menghubungkan
antara mud pump dan stand pipa
62
h. Gambar alat :
4.2.5 Swivel
a. Nama : Swivel
b. Fungsi : Sebagai penghubung antara Rotary hose dengan
Kelly sehingga memungkinkan lumpur bor untuk
sirkulasi tanpa mengalami kebocoran.
c. Mekanisme : Lumpur yang masuk dari stand pipe akan melewati
swivel dan menuju kelly.
63
4.2.6 Kelly
a. Nama : Kelly
b. Fungsi : Sebagai sarana penerus aliran sirkulasi cairan
pemboran dari Swivel menuju ke rangkaian
dibawahnya.
c. Panjang : 37,96 ft
d. OD : 5,13 inch
e. ID : 2,7 inch
f. Gambar alat :
64
4.2.8 Drill Collar
a. Nama : Drill Collar
b. Fungsi : Sebagai pemberat pada rangkaian pemboran
c. Gambar alat :
4.2.9 Bit
a. Nama : Bit
b. Fungsi : untuk membuat lobang sumur/sumur pemboran
65
4.2.10 Return Line
a. Nama : Return Line
b. Fungsi : Menyalurkan lumpur pemboran dari annulus
menuju ke peralatan “Condition equipment”.
c. Mekanisme : Setelah lumpur pemboran tersirkulasi di dalam
rangkaian drill string, lalu ke annulus di treatment
supaya menjadi original lalu di sirkulasikan lagi.
4.2.12 Desender
a. Nama alat : Desender
b. Fungsi : Memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor
c. Mekanisme : Setelah dari Shale shacker lumpur masuk ke
Desender untuki memisahkan butiran pasir yang
masih tersisa.
66
4.2.13 Desilter
a. Nama : Desilter
b. Fungsi : Memisahkan partikel-partikel cutting yang lebih
halus dari lumpur bor
c. Mekanisme : Setelah dari Shale shacker dan Desender lumpur
menuju ke Desilter untuk memisahkan parikel
cutting yang lebih halus.
4.2.14 Degaser
a. Nama : Degaser
b. Fungsi : Memisahkan Gas pada lumpur pemboran
67
BAB V
PENUTUP
5.2 KESIMPULAN
a. Dari hasil yang kami dapat selama kegiatan kerja praktek atau PKL ,yang
berlangsung selama tanggal 01 - selesai Maret 2021 khusunya di sistem sirkulasi
(Circulating system) maka penulis dapat disi,pulkan bahwa sistem sirkulasi (
Circulating System) adalah salah satu sistem yang memegang peranan penting
didalam operasi pengeboran karena membantu sistrm pemutar didalam
“Mengebor sumur” dengan menyediakan perlengkapan - perlengkapan yang
dibutuhkan. Dan juga bagian-bagian dan peralatan dari sistem sirkulasi
(Circulating system) sebagai berikut :
b. Bagian-bagian sitem sirkulasi (circulating system) sebagai berikut :
a) Persiapan Tempat
b) Sistem Sirkulasi
c) Conditioning area
c. Peralatan sirkulasi sistem (circulating system) yang msih ada di Rig-600
a) Preparation Equipment
1. Mud House
2. Mud Tank
3. Mixing Hopper
4. Water Tank
5. Reserve Pit
b) Equipment sirkulasi sistem
1. Mud Pump
2. Suction Line
3. Mud tank
4. Discharge Line
5. Stand Pipe
6. Rotary Hose
7. Swivel
8. Kelly
9. Return Line
68
c) Conditiong Equipment
1. Shale shaker
2. Desander
3. Desilter
4. Degaser
5.2 Saran
Berdasarkan pada kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang telah dilakukan
maka saran-saran yang diberikan oleh penulis antara lain sebagai berikut:
69
DAFTAR PUSTAKA
70