DISUSUN OLEH:
NAMA : THEOFANI PASCAL U.
NIM : 2101029
TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2024
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengenal apa itu kick.
2. Agar dapat mengetahui penyebab terjadinya well kick.
3. Agar dapat mengetahui indikasi tejadinya well kick.
4. Agar dapat mengetahui metode-metode dalam menganggulangi kick.
BAB II
PEMBAHASAN
Kick adalah proses merembesnya fluida formasi (minyak, gas, atau air)dari dalam
tanah masuk ke lubang yang sedang dibor tanpa disengaja. Hal inidapat terjadi ketika tekanan
di dalam lubang lebih kecil dari tekanan formasi yangditembus, yang seharusnya justru
tekanan hidrostatis lumpur lebih besar dariformasi yang sedang ditembus pahat pemboran
Pada saat dilakukannya pemboran, maka kick akan dapat diketaui dari parameter-
parameter dibawah ini, yaitu:
1. Laju penembusan tiba-tiba naik (Drilling Break): Perubahan laju penembusan
menunjukan adanya perubahan formasi yang ditembus, Ketika laju penembusan turun
menandakan pembiran sedang menembus formasi yang bertekanan tinggi volume.
2. Lumpur di Pit Naik : Masuknya fluida formasi ke dalam sumur dan ikut tersikulasikan
ke permukaan menyebabkan kenaikan total volume lumpur yang terukur di pit.
3. Turunnya d-exponent: Pada saat menembus formasi bertekanan tinggi nilai d-
exponent akan cenderung turun dari trend normalnya.
Apabila terjadi kick, ada beberapa metode yang digunakan untuk menanggulangi nya,
yaitu:
Metode ini menggunakan dua kali sirkulasi dalam mengeluarkan kandungan gas yang
terdapat dalam lumpur. Pada waktu gas masuk ke dalam annulus dilakukan sirkulasi pertama
secepatnya tanpa menambahkan kill mud dantekanan dalam drill pipe diusahakan tidak
menurun. Sirkulasi pertama ditujukan untuk mengeluarkan fluida kick dari dalam annulus ke
permukaan. Selanjutnya pada sirkulasi kedua lumpur pemberat (Kill Mud) ditambahkan dan
menyebabkan penurunan laju tekanan dari besar tekanan pemompaan sebelumnya. Tekanan
ini akan konstan selama annulus dipenuhi oleh kill mud.
Metode ini dapat mengeluarkan fluida kick lebih cepat dari metode lainnya dan dapat
menjaga tekana dalam sumur dan di permukaan lebih rendahdari metode lainnya. Dalam hal
ini dibutuhkan mixing facility yang baik untuk menambahkan pemberat dalam lumpur.Dalam
metode ini sumur langsung ditutup setela terdeteksi adanya kick. Lalu dicatat tekanan stabil
pada casing dan drill pipe setelah itu fluida pemberat ditambahkn sebelum dimulainya
sirkulasi sehingga fluida pemberat ataukill fluid dapat menaikkan tekanan hidrostatik lumpur
kembali. Namun pada kenyataannya jarang sekali dapat dilaksanaka nmengatasi kick hanya
dengan satu sirkulasi, hal ini dikarenakan penempatan fluida dalam annulus tidak bisa
langsung menahan tekanan formasi.
2.2.3 Metode Concurrent
Metode concurrent merupakan metode yang paling sulit dilaksan akan dengan baik,
karena metode ini menyangkut perencanaan menaikan berat jenis lumpur secara
bertahap.Metode ini dilakukan segera setelah terdapat gejalah kick dan dibacatekanan pada
casing dan DP constant pada saat sumur ditutup. Lalu berat jenis lumpur ditambahkan secara
cepat dan bertahap. Namun permasalahan nya yang terjadi adalah menentukan berat jenis
lumpur yang telah disirkulasikan melaluidrill pipe dan annulus.Selama berat jenis lumpur
baru melali bit, sejumlah tekanan di drill pipe menurun sebanding tekanan hidrostatik dari
lumpur yang ditambahkan. Padawaktu kill mud memasuki drill pipe, tekanan pemompaan
harus diusahakan konstan sehingga kill mud mencapai flowline.
Metode Bullhead salah satu metode dalam penanggulangan kickdimana influx fluida
formasi yang masuk kedalam lubang bor kembalidimasukkan kedalam formasi. Metode ini
dilakukan dengan memompakan lumpur baru (lumpur berat), tetapi pemompaan dilakukan
melalui Annulus bukan melaluiDrillpipe, sehingga influx fluida formasi yang masuk kedalam
lubang bor kembalidimasukkan kedalam formasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Faktor utama yang penting adalah sangat diperhatikannya lumpur pemboran,
pengamatan dan perhitungan terus menerus harus dilakukan pada saat operasi
pemboran untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kick.
2. Kick merupakan hal yang sangat penting diperhatikan selama operasi pemboran
berlangsung. Hal tersebut dilakukan karena kick merupakan indikasi untuk
terjadinya blow out, maka dari itu bila kick terjadimaka kita sudah harus bersiap
diri seperti menghitung tekanan pada casing head, tekanan pada choke manifold,
tekanan pompa lumpur,kelebihan volume lumpur di mud pit, dan yang terpenting
pengendalian tekanan dengan menyiapkan BOP.
3. Ada 4 Metode mematikan sumur yang dapat digunakan yaitu: Driller’s Methode,
Wait and Weight Methode dan Concurent Methode Bullhead Methode.
DAFTAR PUSTAKA
Shagir, Alif. “ Penanganan kick dan Blowout dengan blowuowt preventer ”. Diakses dari
http://www.alifmh-shagir.com/2016/02/Penanganan-Kick-dan-Blow-Out-
dengan-Blow-Out-Preventer.html. 2 Maret 2017.