BAB - VI
GEOMETRI PELEDAKAN SURFACE BLASTING
Disusun Oleh :
Roberto Wahab
100.70.119.089
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................1
1.2.1 Maksud..............................................................................1
1.2.2 Tujuan ..............................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................3
2.1 Pendahuluan..............................................................................3
2.1.1 Pengertian Peledakan......................................................3
2.2 Diameter Lubang Ledak.............................................................3
2.2.1 Geometri Peledakan..........................................................4
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN..................................................8
3.1 Tugas.........................................................................................8
3.2 Pembahasan..............................................................................8
BAB IV ANALISA................................................................................12
BAB III KESIMPULAN.........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Pengertian Peledakan
Peledakan merupakan suatu kegiatan dimana bertujuan untuk
pemecahan suatu batuan yang memiliki kekerasan yang telah tidak dapat
dihancurkan oleh suatu alat mekanis. Kegiatan peledakan akan berjalan dengan
baik dan optimal dengan didukung beberapa alat serta bahan yang mendukung
kegiatan peledakan tersebut.
Pada dasarnya kegiatan peledakan dilakukan sebagai pembongkaran
overburden sebelum proses penambangan untuk mengambil dan memanfaatkan
bahan galian pada bawah permukaan. Kegiatan peledakan biasanya dilakukan
dalam industri pertambangan khususnya penambangan batubara. Kegiatan
peledakan identik dengan suatu proses pembakaran yang mana didalam
terdapat adanya tekanan serta temperature panas yang bereaksi dengan suatu
aksi atau pemantik.
3
4
yang direncanakan. Pada umumnya tujuan dari lubang ledak sendiri memiliki
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dari pembuatan diameter lubang
ledaknya salah satunya adalah fragmentasi batuan yang diharapkan pada
kegiatan peledakan. Selain itu diameter lubang ledak sendiri dapat menentukan
suatu jarak dari spasi dan burden setiap lubang ledak dengan bidang bebas.
Selain itu faktor-faktor dari pembuatan diameter lubang ledak adalah, besaran
volume batuan yang ingin diledakan, rencana pemuatan dengan kesesuaian dari
alat muat, serta besaran fragmentasi yang diinginkan.
Keterangan:
B = burden (ft)
Kb = burden ratio (14 – 49 ; harga rata-rata 30)
d = diameter mata bor (inch)
2. Spacing (S)
Merupakan jarak antar lubang dengan diukur berdasarkan sejajar dengan
bidang bebeas. Spacing juga dapat menentukan suatu ukuran dari
fragmentasi hasil peledakan. Ukuran bongkah atau bubuknya suatu
batuan terhadap hasil peledakan tergantung dari jarak spaci yang tepat.
Hal ini dibutuhkan suatu perhitungan yang benar guna menghasilkan hasil
ledakan yang benar.
Keterangan:
S = spacing (ft)
Ks = spacing ratio (1-3; rata-rata 1,5)
B = burden (ft)
3. Stemming (T)
Merupakan suatu jarak panjang ukuran lubang ledak yang tidak diisi oleh
bahan peledak, melainkan diisi oleh hasil cutting pemboran. Hal ini
merupakan salah satu tujuan dari stemming dimana adanya pengurangan
tekanan gas yang dapat menyebabkan suatu tekanan tinggi terhadap
batuan split yang menimbulkan adanya flying rock. Selain itu stemming
sendiri dapat membantu dalam pengurangan adanya tekanan dan
getaran atau ground vibration yang dapat menyebabkan suatu masalah
hasil kegiatan peledakan.
Keterangan:
T = stemming (ft)
Kt = stemming ratio (0,5-1; rata-rat 0,7)
6
B = burden (ft)
4. Subdrilling (J)
Subdrilling merupakan lubang ledak yang tidak diisi oleh bahan peledak
dan juga tidak diisi oleh cutting pemboran. Dikarenakan guna lubang ini
merupakan lubang yang dibuat melebihi dari suatu rencana lubang isian
bahan peledak, guna mendapatkan proses ledakan sesuai degan
kedalaman yang telah direncanakan.
Keterangan:
J = subdrilling (ft)
Kj = subdrilling ratio (rata-rata 0,33 dan minimum 0,3)
B = burden (ft)
5. Kedalaman Lubang Ledak (H)
Merupakan suatu jarak yang terbentuk dari permukaan tanah menuju
akhir batas kedalaman hasil kegiatan pemboran.
Pada lubang ledak vertikal, kedalaman lubang ledak dapat dihitung
sebagai berikut :
Keterangan:
H = kedalaman lubang ledak (m)
L = tinggi bench (m)
J = subdrilling (m)
Sedangkan pada lubang ledak memiliki kemiringan, dapat dihitung
sebagai berikut:
Keterangan:
H = kedalaman lubang ledak (m)
L = tinggi bench (m)
J = subdrilling (m)
α = sudut kemiringan lubang ledak terhadap bidang vertical.
6. Panjang Isian Bahan Peledak (PC)
Suatu jarak lubang yang diguanakan sebaga tempat isian bahan peledak.
Sedangkan panjang isian bahan peledak dapat dihitung sebagai berikut :
Charge Length = ≥ 20 x Blast Hole Diameter
7
3.1 Tugas
Tugas dari praktikum kali ini mengenai Geometri Peledakan surface
blasting, yaitu sebagai berikut :
3.1.1 Hitung Geometri Peledakan Berdasarkan Rumus R.L. Ash! Hitung
Powder Factor !
3.1.2 Hitung Powder Factor Jika di Ketahui Stiffness Ratio = 3
3.1.3 Hitung seluruh parameter Geometri Peledakan, jumlah bahan
peledak Total, Powder Factor, dan Tentukan Jumlah Lubang Ledak.
3.1.4 Hitung seluru parameter Geometri Peledakan, jumlah bahan peledak
Total, Powder Factor, dan Tentukan Jumlah Lubang Ledak.
3.1.5 Hitung seluruh parameter Semua Geometri Peledakan, jumlah bahan
peledak total dan Powder Factor dan Gambarkan Sketsa lubang
ledak
3.2 Pembahasan
3.2.1 Perhitungan Powder Factor Berdasarkan R.L. Ash
1. Diket : Kbstd = 28
Ksstd = 1,4
Kjstd = 0,3
Ktstd =1
Pe ANFO = 1,5 gr/cc
VOD ANFO = 12.00 Fps
Pestd =1,4 gr/cc
Pr = 2,75 ton/m3
Prstd = 2,8 ton/m3
de = 5,5 inch
H = 9,5 meter
8
9
a. AF1 =
= 0,945
b. AF2 =
= 1,006
c. Kb = Kbstd x AF1 x AF2
Kb = 2,8 x 0,945 x 1,006
= 26,618
d. B = x 0,3048
B= x 0,3048 = 3,757 m
e. S = Ksstd x B
S = 1,4 x 3,757 m = 5,259 m
f. J = Kjstd x B
J = 0,3 x 3,757 m = 1,427 m
g. T = Ktstd x B
T = 1 x 3,757 m = 3,757 m
h. LD = 0,508 x De2 x SGe ANFO
LD = 0,508 x (5,5 inch)2 x 1,5 gr/cc = 23,05 kg/m
i. PC = (H + J) – T
PC = (9,5 m + 1,127 m) – 3,757 m = 6,87 m
10
j. Whandak = LD x PC
Whandak = 23,05 kg/m x 6,87 m = 158,353 kg
k. V = B x S x H
V = 3,757 m x 5,259 m x 9,5 m = 187,7 BCM
l. PF =
PF = = 0,843 Kg/BCM
3.2.2 Menghitung Powder Factor Berdasarkan R.L. Ash dan C.J. Konya
1. Diket : TP = 25,500 ton
L = 11 meter
Θ = 70o
VOD = 11,482 Fps
SGe = 0,82 gr/cc
De = 3,5 inch
SGr = 2,7 ton/m3
Sr =3
Ditanya : Powder Factor ( PF )
a. B =
b. S = Ksstd x B
S = 1,1 x 3,44 m = 3,78 m
c. J = Kjstd x B
J = 0,4 x 3,44 m = 1,376 m
d. T = Ktstd x B
T = 1 x 3,44 m = 3,44 m
e. LD = 0,508 x De2 x SGe ANFO
LD = 0,508 x (3,5 inch)2 x 0,82 gr/c = 5,102 kg/m
11
f. PC = (L + J) – T
PC = (11 m + 1,376 m) – 3,44 m = 8,93 m
g. Whandak = LD x PC
Whandak = 5,102 kg/m x 8,93 m = 45,560 kg
h. V = B x S x H
V = 3,44 m x 3,78 m x 11 m = 143,0352 BCM
i. PF =
PF = = 0,3185 Kg/BCM
C.J. Konya
a. B =
b. De =
De =
= 3,44 m = 3,156 m
= 3,15 > 0,346
c. S =
S= = 5.96 m
12
d. J = Kj x B
J = 0.4 x 3.44 m = 1.376 m
e. T = Kt x B
T = 1 x 3,44 m = 3,44 m
f. LD = 0,508 x De2 x SGe ANFO
LD = 0,508 x (3,5 inch)2 x 0,82 gr/c = 5,102 kg/m
g. PC = (L + J) – T
PC = (11 m + 1,376 m) – 3,44 m = 8,93 m
h. Whandak = LD x PC
Whandak = 5,102 kg/m x 8,93 m = 45,560 kg
i. V=BxSxL
V = 3,44 m x 5,96 m x 11 m = 225,5264 BCM
j. PF =
PF =
= 0,20 Kg/BCM
BAB IV
ANALISA
12
BAB V
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN