Anda di halaman 1dari 79

KEGIATAN PERTAMBANGAN PADA TAMBANG TERBUKA

Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Tambang Terbuka

Disusun Oleh :

MUSTARI NUR ALAM


DBD 114 144

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017

1
KEGIATAN PERTAMBANGAN PADA TAMBANG TERBUKA

Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Tambang Terbuka

Disusun Oleh :

MUSTARI NUR ALAM


DBD 114 144

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
i
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahuwataala


karena atas rahmat-Nya maka Makalah Kegiatan Pertambangan Pada Tambang
Terbuka ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalh ini penyusun menyadari masih banyak
kekurangan, karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan
laporan ini agar dalam penulisan selanjutnya lebih baik.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Palangka Raya, 27 April 2017

Penyusun

ii3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.2 Latar Belakang ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kegiatan Penambangan Tambang Terbuka .......................................... 4
2.1.1 Tahap Persiapan Latar Belakang ................................................ 4
2.1.1.1 Prospeksi.......................................................................... 4
2.1.1.2 Eksplorasi........................................................................ 7
2.1.1.3 Studi Kelayakan .............................................................. 21
2.1.2 Tahap Konstruksi ........................................................................ 25
2.1.1 Perencanaan dan Pembangunan infrastruktur.................... 25
2.1.3 Tahap Operasi ............................................................................. 27
2.1.3.1 Pembersihan Lahan ........................................................... 27
2.1.3.2 Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup................... 33
2.1.3.3 Penambangan .................................................................... 40
2.1.3.4 Pengangkutan .................................................................... 49
2.1.3.5 Pengolahan/Pemurnian ..................................................... 52
2.1.3.6 Pemasaran ......................................................................... 63
2.1.4 Tahap Pasca Operasi ................................................................... 65
2.1.4.1 Reklamasi dan Revegetasi Lahan ..................................... 65
2.1.4.2 Penutupan Tambang .......................................................... 68

iii
4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA

iv
5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Mine Design............................................................. 26

Gambar 2.2 Proses Pembersihan Lahan..................................................... 28

Gambar 2.3 Proses Land Clearing menggunakan excavator..................... 38

Gambar 2.4 Metode penambangan Open Pit............................................. 40

Gambar 2.5 Metode penambangan Open Cast/ Open Mine/ Open Cut..... 42

Gambar 2.6 Metode Penambangan Quarry............................................... 43

Gambar 2.7 Subsurface Type...................................................................... 45

Gambar 2.8 Metode Penambangan Strip Mine.......................................... 46

Gambar 2.9 Alluvial Mine.......................................................................... 46

Gambar 2.10 Proses pengangkutan menggunakan Haul Dump Trukc....... 49

Gambar 2.11 Proses Hauling pada jalan pengangkutan............................. 51

Gambar 2.12 ProseRevegetasi Lahan......................................................... 61

v
6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,

serta kegiatan pascatambang.


Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas tugas yang

dilakukan untuk mencari, mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi,

kemudian mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia. Secara

garis besar tahapan tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan

dijelaskan dalam gambar di bawah. Setiap melakukan tahap tahap kegiatan

usaha pertambangan, pengusaha harus memiliki surat keputusan

pemberian Kuasa Pertambangan (KP) atau Surat Izin Penambangan

Daerah (SIPD) yang sesuai dengan tahap kegiatan yang dilakukan.


Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan

penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di

mana para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar.dan iklim.

Tambang terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open cut mining;

adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit

yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan permukaan
Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan

pemilihan apakah suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan

metoda tambang terbuka atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan

7
besarnya nilai tanah penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau

tonase batubara yang dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan

istilah stripping ratio. Apabila nilai perbandingan ini (stripping ratio)

masih dalam batas-batas keuntungan, maka metoda tambang terbuka

dianggap masih ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar batas

keuntungan, maka metoda penambangan tambang dalam yang dipilih.

Sejumlah kriteria untuk mendesain tambang harus ditentukan melalui data

(informasi) yang diperoleh dari penyelidikan eksplorasi (drill core

specimens), sehingga kegiatan selanjutnya seperti tahap konstruksi hingga

pasca tambang dapat dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah


Merujuk kepada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:


1. Apa saja kegiatan pertambangan tambang terbuka ?
2. Bagaimana tahapan penambangan suatu bahan galian ?

1.3. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dalam penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi

tugas dan UTS dari mata kuliah Tambang Terbuka. Tujuan penulisan makalah

ini sebagai berikut :


1. Untuk memaparkan kegiatan pertambangan pada tambang terbuka

(surface mining)
2. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam penambangan suatu bahan galian

8
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Penambangan Tambang Terbuka

Tambang Terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan

atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan

permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara

luar.

2.1.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan pertambangan merupakan tahap awal dalam melakukan

kegiatan penambangan. Kegiatan ini bertujuan mempersiapkan komponen

komponen yang diperlukan ketika kegiatan penambangan.

2.1.1.1 Prospeksi

Prospeksi Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah

kegiatan penyelidikan awal suatu daerah di upayakan mendapatkan

berbagai mineral berharga.

9
Dapat disimpulkan bahwa Prospeksi merupakan

kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan

galian atau mineral berharga berdasarkan data geologi, geokimia, dan

geofisika. Prospeksi merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam

proses penambangan sebelum tahap Eksplorasi. Tahapan ini mempunyai

resiko yang sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko

geologi

Tujuan Prospeksi

Tujuan dilakukannya tahapan prospeksi sebelum Eksplorasi ialah :

Menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian.

Mencari tau kepastian geologi dan ekonomi bahan galian

untuk mempersempit dearah yang mengandung cebakan mineral yang

potensial.

Tahapan Prospeksi

Tahap Prospeksi dilakukan dengan cara penyelidikan umum atau

disebut sebagai peneyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di

daratan, perairan, maupun dari udara, segala sesuatu dengan maksud

untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda

adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan

galian yang ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut

diteliti secara seksama pada tahap Eksplorasi.

10
Adapun kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenan

dengan :

Keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian.

Perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan

geologi.

Kemungkinan geologinya adanyasejumlah cadangan lain di tempat

sekitar letakan yang sudah diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak pada biaya

penambangan, ditentukan antara lain berdasarkan oleh :

dimensi-dimensi letakan bahan galian dipermukaan maupun bawah

permukaan

Variasi kuantitas terhadap kualitas keaneka ragaman sifat teknis

batuan dan sifat aliaran air tanah

Daya dukung bantuan terhadap limbah

Adapun metode pencarian bahan galian dibagi menjadi dua yaitu :

a. Metode Langsung biasanya terbatas pada cadangan permukaan.

Berdasarkan dari penglihatan atau pengamatan langsung. Pada metode

langsung biasanya dilakukan studi geologi beberapa data tambahan

dari foto udara maupun peta topografi daerah tersebut.

b. Metode Tidak Langsung yang mana bahan galiannya

tersembunyi biasanya digunakan metode geofisika. Suatu metode

yang mendeteksi kejanggalan-kejanggalan yang disebabkan adanya

cadangan mineral dibawah permukaan bumi. Metode ini biasanya

11
menggunakan analisa garvitasi, seismikmagnetik dan ukuran

radiometric.

2.1.1.2 Eksplorasi

Tahapan Eksplorasi. Eksplorasi pada cebakan cebakan mineral

selalu dilakukan secara bertahap. Sistem bertahap ini dilakukan untuk

mengurangi suatu resiko eksplorasi. Selain itu sistem ini dihubungkan

dengan metode eksplorasi yang digunakan.

Menurut Peters, 1978 dalam Koesomadinata, 2000 tahapan

eksplorasi modern adalah suatu strategi eksplorasi modern meliputi 2

tahapan eksplorasi dengan sub-tahapannya, dimana pada setiap tahapan

memberikan kesempatan untuk pengambilan keputusan serta

penyempurnaan model eksplorasi serta petunjuk geologi yang lebih

relevan. Tahapan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:

Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber

daya cebakan mineral secara rinci, yaitu unutk mengetahui,menemukan,

mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dam pemineralaran

berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitaas dan kualitas suatu

12
endapan mineral unruk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara

ekonomis.

Tahapan Eksplorasi

Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap,yakni :

1. Survei tinjau , yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari

pemetaan geologi regional, pemotretan udara,citra satelit dan

metode survey tidak langsung lainnya untuk mengedintifikasi

daerah-derah anomial atau meneraliasasi yang proespektif untuk

diselifdiki lebih lanjut. Sasaran utama dari peninjauan ini adalah

mengedintifikasi derah-daerah mineralisasi/cebakan skala regional

terutama hasil stud geologi regional dan analisis pengindraan jarak

jauh untuk dilakukannya pekerjaan pemboran.

Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :

Pemetaan Geologi dan Topografi skala 1 : 25.000 samapai skala

1 : 10.000. Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-

aspek geologi diantaranya : pemetaan geologi,parit uji, sumur uji.

Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu

dengan melakukan pengamatan dan pengambilan contoh yang

berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Adapun pengamatan

yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan

struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan contoh berupa

batuan terpilih. Pembuatan Sumur Uji. Survey geofisika :

aerimagnet. Hasilnya sumber daya emas hipotetik sampai tereka.

13
2. Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang

mengandung cebakan mineral yang potensial.

Kegiatan Penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi

dan pengambilan contoh awal, misalnya puritan dan pemboran

yang terbatas, study geokimia dan geofisika, yang tujuanya adalah

untuk mengidentifikasi suatu Sumber Daya Mineral Tereka

(Inferred Mineral Resources) yagn perkiraan dan kualitasnya

dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap Survei Tinjau. Cakupan

derah yang diselidikii lebih keci dengan skala peta antara 1 :

50.000 sampai dengan 1 : 25.000. Data yang didapat meliputi

morfologi (topografi) dan kondisi geologi (jenis batuan/startigrafi

dan struktur geollogi yang berkembang). Pengambilan contoh

pada derah prospek secara alterasi dan mineralisasi dilakukan

secara sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium,

sehinga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu

daerah yang akan dieksplorasi.

3. Exsplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang

teredintifikasi. Exsplorasi rinci, yaitu tahap explorasi untuk

mendeliniasi secara rinci dalam tiga dimensi terhadap endapan

mineral yang telah diketahui dari dari percontohan

singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.

14
Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan Exsplorasi

adalah :

Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 :

1000

Pengambilan contoh dan analisis contoh

Penyelidikan geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan

sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah

permukaan sefrta geometri cebakan mineral. Pada survey ini

dilakukan pengukuran topografi, IP, Geomangit, Geolistrik.

Pemboran Inti

Hasilnya sumber daya bijih emas terunjuk dan terukur.

a. Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage)

Rancangan eksplorasi ini antara lain menyangkut tentang

review literatur , geologi regional, citra landsat, interpretasi foto

udara. Selain itu juga mencakup tentang model eksplorasi sebagai

hipotesa kerja penentuan strategi dan pemilihan metoda eksplorasi.

b. Tahapan Eksplorasi Tinjau Tingkat Strategis (Reconnaissance

Exploration Stage Strategic Phase)

Pada tahap ini dibagi menjadi 3 tahajp antara lain :

Penilaian Regional (Regional Apprasisal). Penilaian regional

ini berdasarkan data dan studi pustaka yang ada.

Peninjauan Daerah (Area Reconnaissance).

15
Peninjauan daerah ini dilakukan dengan melakukan survei

daerah. Survei ini dapat menggunakan survei udara seperti

surveidan analisa foto udara, survei dan analisa aeromagnetic.

Sedangkan survei darat berupa lintasan lintasan dengan

metoda geologi atau non geologi, pengambilan batuan

perconto di sungai (stream sampling), dan sebagainya. Tahapan

ini menghasilkan daerah daerah prospek dengan peta skala

1 : 100.000 200.000.

Pemilihan Sasaran (Target Selection)

Tahap ini merupakan akhir dari semua tahapan eksplorasi

tinjau tingkat strategis. Tahap ini menindaklanjuti tahap

peninjauan daerah dengan sitem metoda geologi berupa :

prospeksi batuan di sungai seperti float mapping and sampling,

stream sediment sampling, dan rock sampling. Kadangkala

bersamaan dengan pembuatan paritan, pemboran dangkal dan

metoda geofisika seperti survei magnetic, gravitasi, seismik

dan reflaksi seseuai dengan petunjuk geologi.

Tahapan Eksplorasi Rinci Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage

Tactical Phase)

Tahapan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :

16
1. Penyelidikan Permukaan Rinci (Detail Surface Investigation). Tahap

ini berupa penciutan daerah prospek dengan peta skala 1:5000

1:1000. Kegiatan pada tahap ini antara lain berupa pemetaan geologi

rinci , surve geokimia rinci, pembuatan paritan dan sumur uji dan

survei geofisika rinci dan pengambilan beberapa contoh batuan hasil

pemboran.

2. Penyelidikan Bawah permukaan Rinci (Detail Subsurface

Investigation). Pada tahap ini berupa pembuatan terowongan

eksplorasi, pengeboran core logging yang lebih rapat,

pengukuran geophysical logging, penentuan cadangan pendahuluan

dan pengambilan contoh secara sistimatis

3. Penemuan / Bukan Penemuan (Discovery / Nondiscovery)

Pada tahap ini faktor faktor teknik penambangan, teknik ekstraksi

metalurgi, kebutuhan energi dalam penambangan serta penilaian

ekonomis (feasibility studies) dilakukan agar dapat diketahui suatu

prospek dapat ditambang atau tidak.

4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi ( Evaluation and Preproduction

Stage)

Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penambangan

suatu daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan

produksi. Selain itu tahap ini juga merancang kegiatan penunjang

selama pertambangan seperti pembuatan jala, pembuatan kantor dan

mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.

17
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar,

yaitu :

1. Metoda langsung, terdiri dari :

a. Metoda langsung di permukaan

b. Metoda langsung di bawah permukaan

2. Metoda tidak langsung, terdiri dari :

a. Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain

mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.

b. Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara

yaitu cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah

jarang digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan

refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara

radiokatif yang masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena

cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara-cara

sebelumnya.

1. Metoda Langsung

Metoda Langsung Permukaan

Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :

a. Penyelidikan singkapan (out crop). Singkapan segar

umumnya dijumpai pada :

1. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada

lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai

18
sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan

tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak

sebagai singkapan segar

2. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini

terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh

pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang

disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung

berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi

dan dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat

adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat

mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya

singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan

petunjuk letak tubuh batuan.

b. Tracing Float (penjejakan)

Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji

yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya

disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang

biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing

kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran

sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan

lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada

daerah antara float yang terakhir dengan float yang

sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak

19
lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan

parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang

diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang

parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh

dibawah over burden.

c. Tracing dengan Panning (mendulang)

Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat

pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini

digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya

halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan

dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing

atau test pitting.

Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan

panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test

pitting.

d. Trenching (pembuatan parit)

Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa

dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada

pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang

dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu

pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis.

Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore

body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai

20
maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus

sungai. Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui

tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur

tanah dan lain-lain.

e. Test Pitting (pembuatan sumur uji)

Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang

akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk

menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita

harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih

daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal

ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji

dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas

dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita

pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang

terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan

sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor

keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan

penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal

ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu

melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat

bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala

21
longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan

lain-lain.

2. Metoda Tidak Langsung

a. Metoda tidak langsung cara geofisika

b. Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk

memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan

cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah

permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi

geofisika diantaranya :

1. Metoda Gravitasi

Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara

dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di

alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau

sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka

pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya

mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah

maka regangan tadi kecil dan di tempat yang

gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar.

Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur

bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari

bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.

22
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan

alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat

sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar

torsion balance, maupun bantuk atau pendulum, dan

dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi

bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan.

Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran

batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan

(density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi

pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur

tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan

sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun

tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui

karena adanya anomali gravitasi.

2. Metoda Magnetik

Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik,

dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa

yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori

modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi

disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti

bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas

di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan

23
magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di

dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.

Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-

cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan

dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi

secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000

gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang

mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek

langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat

diketahui. Metoda eksplorasi dengan magneti sangat

berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai

berikut :

Mencari endapan placer magnetik pada endapan

sungai

Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah

permukaan

Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung

mineral magnetit sebagai mineral ikutan

Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan

mengandung magnetit dalam jumlah cukup

Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup

pada suatu batuan beku yang mengandung mineral

magnetik.

24
3. Metoda Seismik

Metoda ini jarang dipergunakan dalam

penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak

dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu

gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara

meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari

permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran

yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan

rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan

batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima

getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-

geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang

ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan

mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan

gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui

kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-

perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur

bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan

merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan

yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima

gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone

untuk gelombang di dasar laut.

4. Metoda Geolistrik

25
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis

(resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan

jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa

batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang

satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke

ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat

Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam

bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang

dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode

dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi,

disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C,

dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur

voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini

disebut elektrode potensial atau potential electode

disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat

elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai

adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

2.1.1.3 Studi Kelayakan

Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif

yang harus dipenuhi dan prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi

Produksi. Sesungguhnya apabila dipahami secara benar, studi kelayakan

26
merupakan dokumen penting yang berguna bagi berbagai pihak,

khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor atau perbankan.

Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok

tumpukan kertas yang di dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-

angka dan gambar-gambar semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat

berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan strategik apakah

rencana tambang tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.

Ruang lingkup dalam penyusunan studi kelayakan meliputi beberapa

aspek yaitu aspek teknis, K3, lingkungan, ekonomi, sosial, pasca tambang,

dan aspek lainnya

Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan studi kelayakan

Kajian keadaan bahan galian/ cadangan

kajian geoteknik

kajuan geohidrologi

kajian penambangan

kajian pengolahan/pemurnian

kajian pengangkutan

kajian K3

kajian lingkungan hidup

kajian pengembangan masyrakat

kajian pasca tambang

kajian ekonomi

27
Hal lain yang harus dipahami adalah, studi kelayakan bukan hanya

mengkaji secara teknis, atau membuat prediksi/ proyeksi ekonomis, juga

mengkaji aspek nonteknis lainnya, seperti aspek sosial, budaya, hukum,

dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil

keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan,

juga berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu:

Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan

kegiatan, baik acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf

manajemen di dalam kantor;

Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya

pekerjaan; Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi

pekerjaan, sehingga apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis,

dapat segera ditanggulangi atau dicarikan jalan keluarnya;

Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman

dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi

produksi, kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol pengendalian

aspek lingkungan, dan lain-lain.

Adapun aspek-aspek yang menjadi kajian dalam studi kelayakan

adalah:

1. Aspek kajian teknis, meliputi:

a. Kajian hasil eksplorasi, berkaitan dengan aspek geologi,

topografi, sumur uji, parit uji, pemboran, kualitas endapan, dan

jumlah cadangan;

28
b. Hasil kajian data-data eksplorasi tersebut, sebagai data teknis

dalam menentukan pilihan sistem penambangan, apakah tambang

terbuka, tambang bawah tanah, atau campuran. Dalam

perencanaan sistem penambangan dilakukan juga kajian aspek

teknis lainnya, meliputi:

- Kajian geoteknik dan hidrologi;

- Kajian pemilihan jenis dan kapasitas slat produksi;

- Proyeksi produksi tambang dan umur tambang;

- Jadwal penambangan, berkaitan dengan sistem shift kerja;

- Tata letak sarana utama dan sarana penunjang;

- Penyediaan infrastukturtambang, meliputi pembuatan kantor,

perumahan, jalan, dan lain-lain,

c. Kajian pemilihan sistem pengolahan bahan galian.

2. Aspek kajian nonteknis, meliputi:

a. Kajian peraturan perundang-undangan yang terkait aspek

ketenagakerjaan, aturan K3, sistem perpajakan dan retribusi,

aturan administrasi pelaporan kegiatan tambang, dan lain-lain;

b. Kajian aspek sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat,

meliputi kajian aspek hukum adat yang berlaku, pola perilaku dan

kebiasaan masyarakat setempat.

c. Kajian pasar

Berkaitan dengan supply and demand, dapat dianalisis dari

karakteristik pasar, potensi, dan pesaing pasar (melalui analisis

29
terhadap kebutuhan pasar dan supply yang telah berjalan, maupun

dari analisis substitusi produk). Selain itu hal yang paling penting

adalah karakteristik dan standarisasi produk di pasaran.

3. Kajian kelayakan ekonomis

Adalah perhitungan tentang kelayakan ekonomis, berupa

estimasi-estimasi dengan mempergunakan beberapa metode

pendekatan. Secara umum, metode pendekatan dimaksud biasanya

melalui analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cos Ratio (BCR),

Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback

Period.

4. Kajian kelayakan lingkungan, berbentuk AMDAL dan UKL-UPL.

Kajian lingkungan untuk industri pertambangan merupakan

kegiatan yang wajib AMDAL, karena baik dari sisi intensitas, ruang

lingkup kegiatan, maupun dari sisi operasional dan pengolahan

bahan galian merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan

dampak serius terhadap lingkungan.

Mencermati uraian di atas, memberikan gambaran bahwa studi

kelayakan pertambangan merupakan studi yang cukup kompleks,

oleh karena itu harus dilakukan secara cermat dan integratif dari

setiap aspek yang berhubungan langsung dengan kegiatan

penambangan. Karena kegiatan penambangan adalah salah satu

kegiatan yang mempunyai sensitivitas sangat tinggi, terutama yang

berkaitan dengan masalah aspek sosial budaya masyarakat setempat.

30
Walaupun pada umumnya kegiatan tambang berada di tengah hutan,

tetapi untuk beberapa tahun terakhir ini, boleh dikatakan bahwa

kegiatan usaha tambang relatif berdekatan dengan pemukiman

penduduk, sehingga sering bersinggungan dengan kepentingan

masyarakat setempat.

2.1.2 Tahap Konstruksi

Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan

dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang,

pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes karyawan, fasilitas komunikasi dan

pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas

pengolahan bahan galian.

Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah ditemukan

adanya cadangan bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan

tingkat cadangan terukur. Seperti kita ketahui bahwa cadangan itu

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pertama, cadangan terukur merupakan

cadangan dengan tingkat kesalahan maksimal 20% dan pada cadangan

teukur ini telah dilakukan pengeboran untuk pengambilan sampel.Kedua,

cadangan terindikasi, merupakan cadangan dengan bahan galian dengan

tingkat kesalahan 40% dan belum ada dilakukan pengeboran. Ketiga,

cadangan tereka, merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan 80% dan

belum dilakukan pengeboran. Apabila tahap telah sampai pada tahap

31
perencanaan tambang. Berarti cadangan bahan galiannya telah sampai pada

tingkat cadangan terukur.

Perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara teknis,

ekonomi dan lingkungan kegiatan penambangan, agar dalam pelaksanaan

kegiatannya dapat dapat dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.

2.1 Gambar Mine Design

Mine Design Merupakan kegiatan untuk merencanakan dan

merancang suatu tambang berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir

eksplorasi endapan bahan galian. Menurut HL. Hartman dalam introductory

mining engineering 1987, ada tiga faktor merancang tambang pada

perencanaan open pit yaitu :

1. Faktor alam dan geologi : kondisi hydrologi, type endapan biji,

topografi dan karakter metallurgi dari bijih maupun batuan

2. Faktor ekonomi : kadar endapan bijih, jumlah endapan bijih, SR, COG,

biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang dikehendaki, produksi

rata-rata dan kondisi pasar

32
3. Faktor teknik : peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, tanjakan jalan,

batas KP dan batas pit

2.1.3 Tahap Operasi


Tahap operasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa kegiatan

pertambangan sudah layak dan menguntungkan

2.1.3.1 Pembersihan Lahan


Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum

aktivitas penambangan dimulai. Land Clearing Tahapan pekerjaan

penambangan umumnya diawali dengan mempersiapkan lahan, yaitu

mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai ke

pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing. Jadi land clearing

dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang

meliputi pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang.

Gambar 2.2 Proses Pembersihan Lahan

33
Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu :

Pepohonan yang tumbuh Kondisi dan daya dukung tanah Topografi

Hujan dan perubahan cuaca Sfesifikasi pekerjaan Data yang diperlukan

untuk menganalisis produksi, kebutuhan alat dan akhirnya ke biaya

meliputi: spesifikasi pekerjaan (proyek), kondisi lapangan biaya alat

(beli atau sewa). Untuk selanjutnya pembahasan akan fokuskan pada

masalah teknis dan tidak akan menyinggung masalah biaya.

Gambar 2.3 Proses Land Clearing menggunakan excavator

a. Pengertian Soil Management

Soil Management adalah pengumpulan soil atau humus pada

tempat yang telah ditentukan yang nantinya akan digunakan untuk

proses rehabilitasi.

Aktivitas Soil Management.

Soil Striping : Pengumpulan top soil dan dimuat ke alat

angkut.

Soil Stockpilling : Penyimpanan top soil di tempat yang telah

ditentukan dan bersifat Sementara.

34
Soil Replacement : Penghamparan atau penempatan soil pada

lahan bekas tambang sebagai rehabilitasi tambang.

Pekerjaan Land Clearing

Umumnya perkerjaan land clearing terdapat pada proyek

proyek konstruksi dilakukan dengan memperhatikan lahan dan

peralatan yang tersedia , seperti yang ditunjukan pada gambar :

b. Tahapan Land Clearing

Pada pengerjaan proses land clearing hal yang umumnya

dilakukan adalah meliputi pekerjaan sebagai berikut :

Underbrushing

Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus

kepada kegiatan pembabatan pohon yang berdiameter

maksimum 30 cm dengan tujuan mempermudah pelakasanaan

penumbangan peophonan yang lebih besar.

Felling/Cutting

Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter

besar dari 30 cm , dalam sepefikasi kegiatan yang tersedia ,

biasanya disebutkan kegiatan kegiatan .tertentu, seperti pohon

yang ditumbangakan sampai ke bonggolnya tanpa merusak top

soil sekecil apapun , kayu kayu yang kecil harus dipotong

menjadi dua atau empat bagian yang nantinya dapat diperlukan

untuk kegiatan transmogran dan sebagainya.

Pilling

35
Kegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau

tumpukan kayu pada jarak jarak tertentu. Yang diperlu

diperhatikan adalah tumpukan kayu harus searah dengan angin

yang berhembus.

Burning

Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau

tumbang dengan tidak melalaikan kayu yang dapat

dimanafaaatkan , Pembakaran diharuskan untuk mendapatkan

abu abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan

dari tanah disketiranya.

c. Metode kerja land clearing

Metode kerja atau cara pengerjaan yang tepat dan benar akan

sangat berpengaruh terhadapa produktivitas alat. Untuk

menentukan metode mana yang paling tepat tergantung banyak

faktor seperti volume / spefikasi proyek dengan volume besar

sedangakan waktu yang terdsedia relatif singkat , maka buldozer

meruakan alat yang efisien sehingga dengan demikian pembahasan

mengenai cara pengerjaan (metode kerja) selanjutnya lebih dititik

beratkan pada penggunaan buldozer.

1. Metode Penebasan dan Penumbangan

Pekerjaan penebasan dan penumbangan dikerjakan secara

bersamaan. Untuk kegiatan ini dikenal beberapa metode, seperti

metode perimeter, metode outcrop, metode contour, dan metode

36
zig-zag. Dari keempat metode tersebut di atas, metode mana

yang paling tepat untuk digunakan sangat tergantung pada

kondisi medannya.

2. Metode Perimeter

Metode ini cocok diterapkan pada real yang rata. Setelah plot

areal yang akan dibuka telah ditentukan, maka bulldozer mulai

menebas atau menumbangkan pohon, dari luar menuju ke

dalam, mengelilingi plot areal dengan arah gerak bulldozer

berlawanan dengan arah jarum jam (Gambar 4-2.A.).

Penumbangan dilakukan sedemikian rupa, sehingga arah

tumbangnya pohon tidak mengganggu pohon-pohon yang

belum tumbang, melainkan jatuh di areal yang telah dikerjakan

3. Metode Out Crop

Sama seperti metode perimeter, metode out crop cocok

diterapkan untuk areal yang rata. Perbedaannya terletak pada

arah gerak bulldozer. Pada metode ini penebasan/penumbangan

dimulai dari tengah-tengah plot areal menuju keluar dengan

gerak bulldozer searah jarum jam

4. Metode Contour

Metode ini umumnya diterapkan pada areal yang berbukit.

Bulldozer menebas / menumbangkan dari atas bukit ke bawah

37
pada daerah dengan ketinggian yang sama (contour yang sama)

seperti ditunjukkan pada Gambar 4-4.

5. Metode zig-zag

Sama seperti metode primeter dan out crop,metode zig-zag

dapat diterapkan pada area yang rata. Metode zig-zag dapat

dilihat pada gambar 4-5

Metode Penumpukan (pilling)

Umumnya hasil penebangan seperti pohon, ranting dan

sebagainya ditumpuk searah dengan arah mata angin dan mengikuti

garis contour. Jarak gusur bulldozer sekitar 15-25m, sehingga nanti

jarak tumpukan satu sama lainnya menjadi sekitar 30-50m.

Metode Pembakaran

Dalam pembakaran, yang perlu diperhatikan adalah arah

mata angin.pada gambar 3.3, disarankan pembakaran tidak dimulai

dari ujung b. Karena apinya akan sulit dikendalikan lagi pula hasil

pembakaran akan kurang sempurna. Jalur timbunana yang dibuat

harus sesempit dan setinggi mungkin untuk mengurang jumlah

tanah yang terbakar, karena dalam pembakaran humus tanah akan

ikut terbakar sehingga mengurangi kesuburan

Metode Harrowing

Dewasa ini terkenal dengan metode harowing. Salah satu metode

yang memiliki efisiensi kerja yang tinggi adalah metode lompat

38
kijang(gambar 3.4). Berdasarkan data dan pengalaman metode ini

memilikin efisiensi kerja sebesar 98,8%.

2.1.3.2 Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup

Pengupasan Tanah Penutup

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu

pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan

bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk

mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang

baik diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang

baik. Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan

yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan

penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan

pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi,

semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka

rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut

diperlukan metode dan alat yang mendukung pengupasan lapisan tanah

penutup. Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :

a. Back filling digging method

Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat yang

batugampingnya sudah digali. Peralatan yang banyak digunakan

adalah Power Shovel atau Dragline. Bila yang digunakan hanya satu

buah peralatan mekanis, Power Shovel atau Dragline saja disebut

Single Stripping Shovel / Dragline dan bila menggunakan lebih dari

39
satu buah Power Shovel atau Dragline disebut Tandem Stripping

Shovel / Dragline. Cara Back Filling Digging Method cocok untuk

tanah penutup yang bersifat :

1. tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu

lapis)

2. material atau batuannya lunak.

3. letaknya mendatar ( horizontal )

b. Benching System

Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang

(Benching) ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus

sambil membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk : tanah penutup yang

tebal. Dan bahan galian atau lapisan batugamping yang juga tebal.

c. Multi Bucket Exavator System

Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang

sudah digali batugampingnya atau ke tempat pembuangan khusus .

cara ini ialah dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE),

sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan tidak

lengket.

d. Drag Scraper System

Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan

galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah

40
penutupnya dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan

galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang

materialnya lunak dan lepas ( loose ).

e. Cara Konvensional

Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan

tanah mekanis ( alat gali, alat muat, dan alat angkut ) seperti kombinasi

antara Bulldozer, Wheel Loader dan Dump Truck.

Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan

menggunakan alat gali muat, sedangkan bila materialnya keras

mungkin menggunakan Ripper atau pemboran dan peledakan untuk

pembongkaran tanah penutup, baru kemudian dimuat dengan alat muat

ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan

dengan alat angkut.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pengupasan Lapisan

Tanah Penutup.

1. Material

Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-

sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan

tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau

penggalian suatu lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah untuk

dimuat, jenis tanah yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya.

41
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped )

digali (dug) atau dikupas ( stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan

produksi alat mekanis yang digunakan.

Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan alat

Ripper Mater atau Seismic Test dan satuannya adalah meter per

detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik

pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus harus

dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat untuk menutupi tempat

penimbunan ( reklamasi ).

2. Alat mekanis yang digunakan.

Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena

alat mekanis merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan

konvensional, sehingga perlu pemilihan alat untuk kegiatan

pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis dapat menentukan

cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup

terselesaikan.

3. Effisiensi kerja.

Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat

mekanis. Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi

kerja yang maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat

diketahui penilaian mengenai effesiensi kerja, sering mengalami

kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan

berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.

42
Teknis Pelaksanaan Pembersihan Lahan

Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan

pembersihan tempat kerja dari semak-semak, pohonpohon besar

kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, kemudian membuang bagian

tanah atau batuan yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya.

Seluruh pekerjaan tersebut dapat dikerjakan sebelum pemindahan itu

sendiri dilakukan, atau dikerjakan bersama-sama.

Cara Pembersihan Lahan.

Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan

itu tergantung dari keadaan lapangan, misalnya:

1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-

pohon yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong.

Tanah yang berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada

waktu reklamasi.

2. Bila pohon-pohonnya berdiameter agak (10 < q < 25 cm ) dan

akarnya kokoh, maka ada dua cara : Didorong beberapa kali pelan-

pelan untuk menjatuhkan dahan-dahan atau cabang-cabang yang

sudah kering, lalu didorong sekaligus secara mendadak dengan

sedikit mengangkat bilah sampai pohon itu roboh. atau dengan dua

Bulldozer yang menarik rantai baja.

3. Bila pohon-pohonnya berdiameter besar, misalnya q > 25 cm,

caranya adalah :

43
Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus

dan kekuatan pohon berkurang , baru pohon tersebut didorong

sampai roboh.

Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang

panjang untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer,

tetapi apabila ada dua, Bulldozer dengan arah masing-masing

menyerong agar lebih aman.boleh didorong sekaligus, karena

akan melampaui batas kemampuan dorong Bulldozer.

Di dalam pelaksanaan pembersihan lahan dibedakan menjadi 7

metoda yang didasarkan pada start, rute, dan akhir dari pekerjaan

Bulldozer, yaitu :

1. Metoda Siput luar

Bulldozer bergerak mulai dari tengah ke arah luar menyusuri garis

siput.

2. Metoda Siput Dalam

Bulldozer bergerak mulai dari luar ke arah tengah menyusuri garis

siput.

3. Metoda Pegas ulir

Bulldozer bergerak sesuai dengan garis yang serupa dengan pegas

ulir.

4. Metode zigzag

44
Bulldozer bergerak dari kiri ke arah kanan dan sebaliknya menurut

garis lurus,

5. Metode Pembakaran

Tumbuhan/tanaman dibakar dari arah lawan angin baris per baris.

6. Metode Contour

Bulldozer bekerja pada contur-contur dengan Elevasi tempat yang

sama (untuk tanah miring ).

7. Metode Penumpukan

Tumbuhan/tanaman digusur dan ditumpuk segaris dengan arah

angin untuk kemudian dibakar.

2.1.3.3 Penambangan

Kegiatan penambangan yang dimaksud adalah kegiatan yang

ditujukan untuk membebaskan dan mengambil bahan galian dari dalam

kulit bumi, kemudian dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan. Dalam

penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang terbuka

ada empat cara, yaitu :

a. Open Pit

Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan

terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal

45
seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi, endapan bijih tembaga,

dan sebagainya.

Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk

endapan bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau

daerah lembah. Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga akan

membentuk cekungan atau pit.

Gambar 2.4 Metode penambangan Open Pit

Cara pengangkutan pada open pit tergantung dari kedalaman

endapan dan topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2

(dua) macam, yaitu :

Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau

peledakan diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump

type rail cars, dan sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke

tempat dumping dengan menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.

Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara

pengangkutan hasil galian / peledakan ke tempat dumping dengan

46
menggunakan cara kombinasi alat-alat angkut. Misalnya dari

permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher digunakan truk, dan

selanjutnya melalui ore pass ke loading point; dari sini diangkut ke ore

bin dengan memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar

tambang dengan cage.

b. Open Cast/ Open Mine/ Open Cut

Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara

penambangan open pit. Namun, teknik penambangan ini dilakukan

untk daerah lereng bukit. Medan kerja yang digali dari arah bawah ke

atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk tambang dapat pula

melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari letak

endapan penambangan yang diinginkan.

Gambar 2.5 Metode penambangan Open Cast/ Open Mine/ Open Cut

Cara pengangkutan endapan bijih atau mineral pada metode ini sama

dengan pengangkutan yang dilakukan pada metode open pit.

c. Quarry

47
Metode penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan

terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan

galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit,

batu andesit, batu gamping, dll. Bentuk tambang berdasarkan letak

endapan bahan galian industri itu senderi ada 2 (dua) macam, yaitu :

Side Hill Type

Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan

atau bahan galian indutri yang terletak dilereng-lereng bukit.

Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit itu dengan 2

(dua) kemungkinan, yaitu :

Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah,

maka medan kerja dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan

masuk (access road) berbentuk spiral.

Bila hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang

atau bentuk bukit itu memanjang, maka medan kerja dibuat

memanjang pula dengan jalan masuk dari salah satu sisisnya atau

dari depan yang disebut straight ramp.

48
Gambar 2.6 Metode Penambangan Quarry

Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah :

- Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan

membuat medan kerja sedikit miring ke arah luar dan di tepi

jalan masuk dibuatkan saluran air.

- Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti

mendapat bantuan gaya gravitasi. Dengan demikian waktu

pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.

Sementara kerugian yang didapat jika menggunakan proses

penambangan ini adalah :

- Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum

penambangan dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar

untuk mengongkosi pengupasan material penutup.

- Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi

alat-alat angkut kurang hati-hati karena ingin dapat premi

produksi, maka hal ini akan dapat menyebabkan kecelakaan,

terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.

49
Pit Type/ Subsurface Type

Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau

bahan galian industri yang terletak pada suatu daerah yang

mendatar. Dengan demikian medan kerja harus digali ke arah

bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit).

Bentuk medan kerja atau cekungan tersebut ada 2 (dua)

kemungkinan, yaitu :

- Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong

(oval), maka medan kerja dan jalan masuk dibuat berbentuk

spiral.

- Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang

atau bujur sangkar, maka medan kerjapun di buat seperti

bentuk-bentuk tersebut di atas dengan jalan masuk dari sisi

yang disebut straight ramp atau berbentuk switch back.

Gambar 2.7 Subsurface Type

50
Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah

bentuk-bentuk dasar dari kuari yang tentu saja masih banyak lagi

variasi-variasinya yang pada umumnya diusahakan agar

menyesuaikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan keadaan dan

bentuk endapan serta topografi daerahnya.

d. Strip Mine

Penambangan dengan sistem Strip Mine merupakan

penambangan terbuka yang dialakukan untuk endapan-endapan

yang letaknya mendatar atau sedikit miring. Dalam metode ini

yang harus diperhitungkan adalah cara nisbah penguapan

(stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu

perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM)

yang harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini

sering diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan

garam-garam.

Gambar 2.8 Metode Penambangan Strip Mine

51
e. Alluvial Mine

Tambang aluvial adalah tambang terbuka yang diterapkan

untuk menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang

bijih timah, pasir besi, emas dll.

Gambar 2.9 Alluvial Mine

Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat

dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

- Tambang Semprot (Hydraulicking).

Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial

dilakukan dengan menggunakan semprotan air yang

bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang

disebut monitor atau water jet atau giant.

Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat

diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau

52
disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10

atm.

Untuk memperbesar produksi biasanya :

Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-

sendiri atau bersama di satu permuka kerja.

Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe

atau buldoser.

Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke

instalasi pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan

pompa. Jadi jika digunakan cara penambangan tambang semprot

harus tersedia cukup air, baik untuk sperasi penambangan

maupun untuk proses pengolahannya (konsentrasi).

- Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging).

Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin

Gali Mangkok) ini digunakan bila endapan yang akan digali

terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai,

sungai danau atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak

air.

Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk

yang digunakan untuk penambangan dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga), yaitu :

Multi bucket dredge yaitu kapal keruk yang alat-

galinya berupa rangkaian mangkok (bucket).

53
Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-

gali berupa pisau pemotong yang menyerupai bentuk

mahkota.

Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang

dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel)

sebagai alat-gali.

Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi

3 (tiga) macam, yaitu :

Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan

membuat atau membentuk tangga atau jenjang (benches).

Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan

tangga (ladder) sampai pada kedalaman yang dikehendaki,

kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga.

Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau

sistem tangga dengan sistem tekan. Biasanya sistem tangga

dipakai untuk menggalikan tanah penutup, sedangkan

sistem tekan untuk menggali endapan bijihnya.

2.1.3.4 Pengangkutan

Pemuatan adalah kegiatan yang di lakukan memasukan material atau

endapan bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut kegiatan

pemuatan di lakukan setelah kegiatan penggusuran dan, pemuatan di

54
lakukan dengan menggunakan alat muat atau whell loader dan di isikan

kedalam alat angkut.

Gambar 2.10 Proses pengangkutan menggunakan Haul Dump Trukc

Tujuan kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan material

hasil pembonggkaran kedalam alat angkut. pengangkutan di lakukan

dengan sistim siklus, artinya truck yang telah dimuati langsung berangkat

tanpa harus menunggu truck yang lain dan setelah membongkar muatan

langsung kembali ke lokasi penambangan untuk di muati kembali.

Proses pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat gali atau

shovel untuk menggali material hasil peledakan atau material lepas yang

berupa bijih atau batuan penutup dan kemudian dimuat kedalam alat

angkut, yang dikenal sebagai truck angkut tambang (dump truck). Proses

pemuatan dapat dibagi menjadi empat tahapan:

1. Menggali (dig)

2. Mengayunkan ke truck (swing)

55
3. Melepaskan Muatan (dump)

4. Mengayun Kembali ke Posisi semula (Swing)

Alat-alat pemuatan

Alat - alat pemuatan Yaitu peralatan mekanis yang digunakan untuk

mengambil dan memuat material ke atas alat angkut. Ada banyak jenis

dari alat muat, antara lain:

1.Power shovel

2.Dragline Back hoe

3.Clam shell Bucket

4.wheel excavator

5.Showel dozer

6.Over head shovel

7.loader Bulldozer

Pengangkutan (Hauling)

Pengakutan Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan

untuk mengangkut bahan atau endapan bijih dari satu tempat

(tambang) ke tempat lain (tempat penimbunan / pengolahan).

56
Gambar 2.11 Proses Hauling pada jalan pengangkutan

Tahap - Tahap Pengangkutan

Menunggu (queue) Tahap dimana truk menunggu untuk

memulai manuver sebelum menggambil posisi untuk di beri muatan.

Mengambil posisi (spot) Tahap di mana truk di beri muatan setelah

mengambil posisi. Pengisisan (Load) Tahap di mna truk sedang di beri

muatan Pengangkutanmuatan/kembali. kosong (Haul) Tahap di mana

truk membawa muatan ke tempat pembuangan atau kembalike shovel

setelah dumping. Pembuangan (dump) Tahap di mana material yang di

angkut di buang ke overburden dump.

Alat - alat yang Bisa digunakan dalam pengakutan :

1. Dump truck

2. Cable way transportation

3. Conveyor

4. Power scrafer

57
2.1.3.5 Pengolahan/Pemurnian

Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral

processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan

memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk

memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu

bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing)

atau preparasi batu bara (coal preparation).

Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di

alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga

yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu

bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar

mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria

pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses

PBG tersebut antara lain adalah :

1. Mengurangi ongkos angkut.

2. Mengurangi ongkos peleburan.

3. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.

4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan

menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.

Sedangkan metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari

cara-cara untuk memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan

kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia

58
logam murni maupun paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau

kelompok utama, yaitu :

a. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).

b. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material

science).

Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang

mempelajari cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore =

naturally occuring compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai

dengan syarat-syarat komersial.

Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :

1. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya

menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).

2. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia

atau reagen organik untuk menangkap logamnya.

3. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik

elektro-kimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.

Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah

Pada PBG :

bijih / mineral tetap mineral

kadar logam rendah kadar logam tinggi

sifat-sifat fisik dan kimia tak berubah

59
Pada ekstraktif metalurgi :

bijih / mineral jadi logam (metal)

sifat-sifat fisik dan kimia berubah

Pengolahan Bahan GalianTahap-tahap utama dalam proses PBG

terdiri dari

a. Kominusi atau reduksi ukuran (Comminution)

Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses

PBG yang bertujuan untuk :

1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari

material pengotornya.

2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan

kebutuhan pada proses berikutnya.

3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak

dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.

Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Peremukan / pemecahan (crushing)

2. Penggerusan / penghalusan (grinding)

Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa

terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

- Tahap pertama / primer (primary stage)

- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)

- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)

60
- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)

b. Pemisahan berdasarkan ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan

diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus

dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan

ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.

Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara

mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan

(screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan

(sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan

(oversize).

- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang

ayakan (undersize).

Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :

1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :

1. Stationary grizzly

61
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter

Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan

kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau air).

Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.

Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :

- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian

atas disebut overflow.

- Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di

bagian bawah (dasar) disebut underflow.

Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara

(concept), yaitu :

1. Partition concept

2. Tapping concept

3. Rein concept

Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan

bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau

fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya

berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel

62
menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar

mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran

yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan

tidak sempat mengendap.

Peningkatan kadar atau konsentrasi (Concentration)

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal)

dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka

kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi.

Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses

konsentrasi adalah :

- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi

gravitasi dan media berat.

- Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.

- Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.

- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.

Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :

a. Pemilahan (Sorting)

Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan

dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral

berharga dipisahkan untuk dibuang.

63
b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)

Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam

suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan

kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.

Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi

gerakan fluidanya, yaitu :

- Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy

medium separation (HMS).

- Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral

concentration.

- Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka

akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel

banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang

terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :

1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya

terhalang.

2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel

yang berat mengendap lebih dahulu.

3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel

kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai

dengan berat jenisnya.

64
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :

- Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga

dengan kadar tinggi.

- Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

- Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus

dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).

2. Meja goyang (shaking table).

3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).

4. Palong / sakan (sluice box).

Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)

Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk

memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari

pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan

menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari

air (berat jenisnya > 1).

Produk dari proses konsentrasi ini adalah :

- Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang

berat.

65
- Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang

ringan.

Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :

- Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 2,20 ton/m3.

- Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 3,40 ton/m3.

- Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 2,90.

- Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform

(b.j. = 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat

ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-

percobaan di laboratorium.

Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium

separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Drum separator karena bentuknya silindris.

2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.

Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

66
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan

sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor

(nir konduktor) dari mineral.

Kendala proses konsentrasi ini adalah :

- Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang

tidak terlalu besar.

- Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu

yang berterbangan.

Pengurangan kadar air/pengawa-airan (Dewatering)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada

pada konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses

konsentrasi gravitasi dan flotasi.

Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :

1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)

Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat.

Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow,

sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas

disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus

menerus (continuous).

Peralatan yang biasa dipakai adalah :

67
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.

2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)

Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka

bagian yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang

disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan

banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari

airnya.

Penanganan Material

Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani

dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan

kering maupun yang berbentuk ampas (tailing).

a. Metalurgi Ekstraktif

Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif (lihat

Lampiran B, C dan D) adalah :

1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran

(compounds) atau material yang tidak diinginkan dari bijih (sumber

metal = source of metal).

2. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara

memproduksi material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya

berbeda dari bijihnya (sumbernya).

68
3. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara

memperoleh metal yang belum murni.

4. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang

belum murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang

belum murni), sehingga diperoleh metal murni.

2.1.3.6 Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan untuk memperdagangkan atau menjual hasil-

hasil penambangan dan pengolahan bahan galian. Berdasarkan tipenya,

pasar atau tempat penjualan bahan galian dibagi atas 4 macam yaitu

sebagai berikut:

1. Pasar yang dikuasai oleh produsen (captive market)

Yaitu pasar yang sudah dikuasai oleh produsen, baik secara monopoli,

afiliasi perusahaan, ikatan formal, ataupun non formal ataupun

misalnya produsen juga mempunyai pabrik pengolahan bahan galian

tersebut.

2. Pasar yang dikuasai pembeli

Yaitu pasar yang pembelinya hanya satu perusahaan, satu wilayah atau

hanya satu negara.

3. Pasar bebas

Yaitu pasar yang tidak ada ketergantungan antara pembeli dan penjual,

masing-masing pihak bebas mencari pembeli dan penjual.

69
4. Pasar yang dikuasai penjual

Yaitu pasar yang dikuasai penjual karena minimnya produsen yang

memproduksi bahan galian tersebut.

Berdasarkan jangka waktu penjualannya pasar dapat dibagi atas 2

macam, yaitu sebagai berikut:

1. Penjualan berdasarkan kontrak jangka panjang

Pasar kontrak jangka panjang yaitu pasar yang penjualan

produknya dengan kontrak jangka panjang, misalnya lebih dari

satu tahun.

2. Penjualan spot

Penjualan spot yaitu penjualan sesaat atau satu atau dua kali

pengiriman atau order saja.

Berdasarkan lokasinya pasar dibagi atas 3 macam, yaitu sebagai

berikut.

1. Pasar local

70
Pasar local yaitu pasar yang hanya berada dalam satu kabupaten

atau provinsi dimana bahan galian tersebut ditambang atau

dieksploitasi.

2. Pasar regional

Pasar regional yaitu pasar yang berada dalam cakupan lintas

provinsi dan juga melewati Negara bertetangga.

3. Pasar internasional

Pasar internasional yaitu pasar yang cakupannya melintasi batas-

batas Negara, misalnya Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa, dan

sebagainya.

2.1.4 Tahap Pasca Operasi

Secara umum kegiatan reklamasi meliputi dua tahapan yaitu

pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu

ekologinya, kemudian mempersiapkan lahan tersebut yang sudah

diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya.

2.1.4.1 Reklamasi dan Revegetasi Lahan

Penanganan Lahan Bekas Tambang

Reklamasi menurut Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi

No. 1211K/M.PE/1995, pasal 1 butir C adalah kegiatan yang bertujuan

memperbaiki dan menata lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan

usaha penambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya sesuai

dengan peruntukannya.

71
Kegiatan penambangan yang digunakan dengan cara tambang

pilih (selectif Mining) mengakibatkan lahan pada kondisi rusak. Untuk

memperbaiki kembali lahan yang telah rusak tersebut, dilakukan dengan

jalan penimbunan dan penggusuran. Tanah timbunan diperoleh dari sekitar

daerah tersebut atau dari tempat penimbunan tanah penutup yang ditimbun

pada saat pengupasan sebelum penambangan.

Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas

tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga

dapat dimanfaatkan kembali.

Reklamasi lahan pasca penambangan Pulau Gee adalah dalam

bentuk revegetasi dengan membudidayakan keanekaragaman jenis

tanaman yang sesuai dengan daerah tersebut. Revegetasi merupakan

upaya penghijauan untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut dapat

produktif kembali agar dapat dimanfaatkan selanjutnya dalam jangka

panjang.

Regrading

Regrading dimaksudkan untuk mengatur bentuk lahan yang disesuaikan

dengan keadaan topografi dan hidrologi stempat untuk keperluan

revegetasi. Pekerjaan ini meliputi perataan atau menutup lubang bukaan

tambang secara aman dan permanen, dan mngembalikan sub

soil (campuran antara top soil dan overburden). Kegiatan ini

72
melibatkan beberapa alat mekanis, seperti bulldozer, excavator, dan

dump truck.

Revegetasi

Pelaksanaan reklamasi areal bekas tambang dengan revegetas,

pada dasarnya belajar dari pertumbuhan tanaman menurut suksesi

alami. Akan tetapi karena suksesi alami berlangsung sangat lambat,

maka dalam pelakasanaan revegetasi dilakukan dengan manipulasi

lahan dan rekayasa teknologi agar penutupan lahan berlangsung cepat.

Manipulasi lahan dan rekayasa teknologi yang dilkukan dalam

revegetasi antara lain : menanam jenis tumbuhan yang tumbuh cepat

dan dapat memperbaiki struktur tanah, menanam tumbuhan berkayu

jenis tanaman pionir yang tumbuh secara alami di Pulau Gee, dan

melakukan pemupukan secara berkala, serta melakukan pemelihraan

tanaman secara intensif.

Gambar 2.12 Revegetasi Lahan

73
Pemilhan Jenis Tanaman

Jenis tumbuhan yang dipilih tergantung pada penggunaan lahan

tersebut di masa yang akan datang. Oleh karena program revegetasi

pada pulau Gee diarahkan pada upaya penghijauan, maka revegetasi

lahan dilakukan dengan penanaman berbagi macam spesies lokal yang

sesuai dengan iklim dan kondisi tanah setempat yang bersifat permanen.

Jenis tanaman yang cocok pada Pulau Gee antara lain : akasia, sengon

buto, johar, gamal, gamelina, lomtoro, soga, dan bibe sebagaicover

crops.

2.1.4.2 Penutupan Tambang

1. Perencanaan Penutupan tambang dari aspek teknik fisik

Penambangan bahan galian akan berakhir sesuai umur

tambang/cadangan bahan galian. Kegiatan penambangan dihentikan

karena cadangan habis, sudah tidak ekonomis lagi, tidak memenuhi

Stripping Ratio (SR), dan adanya kondisi lereng yang tidak aman

(telah mencapai batas kondisi rekomendasi kestabilan lereng).

Setelah tambang ditutup (misal pada akhir tahun ke-11) maka

akan tercipta kondisi bentang alam baru yang berbeda dengan kondisi

sebelum dilakukan kegiatan penambangan, misal pada tambang

terbuka, adanya bentuk pit akhir (final pit) yang merubah bentang

alam daerah. Final pit ini dapat direncanakan untuk kegiatan

perikanan (budidaya ikan) dengan memanfaatkan pit yang ada dan

74
bangunan pendukung disekitarnya. Dalam jangka panjang

direncanakan untuk dikembangkan menjadi obyek wisata

pemancingan. Pada tambang bawah tanah dapat direncanakan sebagai

tempat wisata tambang.

2. Perencanaan Pengembangan masyarakat dan wilayah

Melalui pengubahan fungsi lahan bekas tambang menjadi obyek

wisata pemancingan atau wisata tambang, perusahaan merencanakan

adanya pengalihan pekerjaan bagi karyawan tambang menjadi

pengelola obyek wisata tersebut. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisasi terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada

karyawan sehubungan dengan berakhirnya kegiatan operasi tambang.

Perusahaan merencanakan kegiatan alih fungsi tambang ini

melibatkan segenap karyawan dan masyarakat sekitar dengan

memberikan pelatihan tentang usaha budidaya ikan atau manajemen

wisata tambang sebelum tambang ditutup. Apabila pembuatan obyek

wisata pemancingan atau wisata tambang ini dapat terealisasi

diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat

sekitar dan memberikan pemasukan (kontribusi) bagi kas pemerintah

daerah. Pembuatan obyek wisata tersebut dengan memanfaatkan final

pit atau lubang-lubang bukaan bawah tanah dan bangunan-bangunan

pendukung disekitar tambang.

75
3. Pengelolaan aset dan lokasi

Setelah tambang ditutup, perusahaan merencanakan

menyerahkan aset berupa tanah dan bangunan-bangunan pendukung

tambang kepada pemerintah daerah. Aset perusahaan berupa alat-alat

mekanis, mesin-mesin, alat-alat kantor dll akan dipindahkan dari

lokasi tambang. Sesuai rencana bahwa lahan bekas tambang akan

difungsikan sebagai obyek wisata air atau wisata tambang, maka

untuk pengelolaan usaha ini dikemudian hari sepenuhnya diserahkan

karyawan dan masyarakat setempat dengan bimbingan dan

pengawasan dari pemerintah daerah (Dinas Pariwisata).

76
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tambang Terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan

atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan

permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara

luar.

Tahap persiapan pertambangan merupakan tahap awal dalam

melakukan kegiatan penambangan. Kegiatan ini bertujuan mempersiapkan

komponen komponen yang diperlukan ketika kegiatan penambangan.

Tahap Prospeksi dilakukan dengan cara penyelidikan umum atau

disebut sebagai peneyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di

daratan, perairan, maupun dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk

membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda adanya bahan

galian pada umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada

penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada tahap Eksplorasi.

Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan

dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang,

pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes karyawan, fasilitas komunikasi dan

pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas

pengolahan bahan galian.

77
Kegiatan penambangan yang dimaksud adalah kegiatan yang ditujukan

untuk membebaskan dan mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi,

kemudian dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan. Dalam penambangan

mineral atau endapan bijih dengan metode tambang terbuka ada empat cara :

open pit, open cast, alluvial mine, strip mine

Secara umum kegiatan reklamasi meliputi dua tahapan yaitu pemulihan

lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya,

kemudian mempersiapkan lahan tersebut yang sudah diperbaiki ekologinya

untuk pemanfaatan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teori dan Praktek Pertambangan Indonesia Menurut Hukum Nandang Sudrajat

78
Koesoemadinata,R.P. 2000.Geologi Eksplorasi. Bandung : ITB

https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/. Diakses pada

tanggal 26 April 2017.

http://format-maluku-utara.blogspot.co.id/2011/05/makalah-reklamasi.html. Diakses

pada tanggal 26 April 2017.

https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/. Diakses pada

tanggal 26 April 2017.

http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/08/pemuatan-dan-pengangkutan.html. Diakses

pada tanggal 26 April 2017.

http://r-jotambang.blogspot.co.id/2011/12/tambang-terbuka_31.html. Diakses pada

tanggal 26 April 2017.

http://tambgeophy-kov.blogspot.co.id/2011/12/kestabilan-lereng-dalam-

pertambangan.html. Diakses pada tanggal 26 April 2017.

https://ockypradikha.wordpress.com/2015/07/04/land-clearing-pada-proses-
penambangan-bahan-tambang/http://pertambangan-
geologi.blogspot.co.id/2012/04/metode-eksplorasi.html. Diakses pada tanggal 26
April 2017.
http://aneka-publish.blogspot.co.id/2011/12/tahapan-kegiatan-pertambangan-
prospeksi.html. Diakses pada tanggal 26 April 2017.

https://www.syafrilhernendi.com/1364/tambang-terbuka-open-pit-mine/. Diakses pada


tanggal 26 April 2017.
http://dunia-atas.blogspot.co.id/2011/03/apa-itu-prospeksi-dalam-pertambangan.html.
Diakses pada tanggal 26 April 2017.
http://suarageologi.blogspot.co.id/2013/01/tahapan-eksplorasi.html. Diakses pada
tanggal 26 April 2017.

79

Anda mungkin juga menyukai