Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM EKSPLORASI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK - UNISBA

Nomor Tugas : 02
Prktikum : Teknik Eksplorasi

LAPORAN AKHIR
PENGENALAN EKSPLORASI

Nama : Vidy Bayu Laksana


NPM : 10070117128
Shift / Waktu : 1 (Satu) / 14.00 – 17.00 WIB
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa / 16 Februari 2021
Hari/Tanggal Laporan : Selasa / 23 Februari 2021
Instruktur : 1. Ir. Dono Guntoro, M.T
2. Fadhil Saputra
3. Desy Mahda
4. Moch. Syahril Gunawan
5. Reza Mahardika
6. Riswandina

PARAF PEMERIKSA NILAI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan awal
mengenai “Pengenalan Eksplorasi”. Tidak lupa penulis ucapkan shalawat dan
salam kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Dalam pembuatan laporan ini penulis ucapkan terimakasih kepada
Laboratorium Eksplorasi yang telah membimbing di Praktikum Teknik Eksplorasi,
memberikan ilmu , waktu, dan tenaga.
Penulis sangat mengharapkan agar laporan yang telah penulis buat hari
ini dapat diterima oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Sehingga dapat lebih menyempurnakan laporan ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, 13 Februari 2021


Penyusun,

Vidy Bayu Laksana


1007.01.17.128
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................... 1
1.2.1 Maksud .......................................................... 1
1.2.2 Tujuan ............................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................ 3
2.1 Definisi Eksplorasi .................. ..................................... 3
2.2 Metode Eksplorasi ................. ..................................... 4
2.2.1 Metode Eksplorasi Tidak Langsung ............... 4
2.2.2 Metode Eksplorasi Langsung ......................... 6
2.3 Tahapan Eksplorasi.. ................................................... 9
2.3.1 Survei Tinjau .................................................. 9
2.3.2 Prospeksi ....................................................... 10
2.3.3 Eksplorasi Umum ........................................... 10
2.3.4 Eksplorasi Rinci ............................................. 10
2.4 Perencanaan Program Eksplorasi ............................... 11
2.5 Persiapan Kegiatan Eksplorasi ................................... 11
BAB III KESIMPULAN ................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan UU nomor 4 tahun 2009, dimana eksplorasi merupakan
tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara
terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber
daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan
lingkungan hidup. Dimana eksplorasi merupakan bagian dari beberapa tahapan –
tahapan pertambangan, selain itu eksplorasi merupakan suatu aspek yang akan
menentukan dalam proses penambangannya. Dimana dalam melakukan
eksplorasi yang baik akan menentukan dan mendapatkan hasil yang baik dalam
proses penambangan, salah satu contoh parameter yang dapat menentukan
layaknya suatu aktifitas dari penambangan dilakukan.
Industri pertambangan akan sangat bergantung kepada kegiatan eksplorasi
yang menjamin suatu pencapaian yang maksimal sesuai target keberhasilan.
Kegiatan eksplorasi itu sendiri yaitu suatu kegiatan yang berlangsung lama,
komplek dan melakukan pengumpulan serta menganalisis data agar dapat dikaji
data tersebut yang nantinya akan berhasil atau bahkan sebagian besar gagal pada
penemuaanya dan pengembangan suatu endapan bahan galian menjadi kegiatan
penambangan.
Dalam hal ini agar terwujudnya keberhasilan dalam tahapan eksplorasi,
maka diperlukannya memahami suatu konsep eksplorasi dalam melakukan
tahapan – tahapan eksplorasi, sehingga tujuan eksplorasi tercapai dalam
meningkatkan kepercayaan terhadap sumberdaya.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Praktikum ini bermaksud dengan mempelajari pengenalan eksplorasi agar
dapat merencanakan suatu tahapan – tahapan dalam merencakan kegiatan
eksplorasi pada suatu endapan bahan galian.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini tentang pengenalan eksplorasi, diantaranya:
1. Dapat Mengetahui konsep – konsep dari eksplorasi.
2. Dapat mengetahui tahapan dan tujuan eksplorasi dalam meningkatkan
keyakinan sumberdaya.
3. Dapat merencanakan kegiatan ekplorasi untuk komoditas endapan bahan
galian.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Eksplorasi


Eksplorasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan dalam
mengidentifikasi, menentukan lokasi, bentuk, ukuran, sebaran, kualitas dan
kuantitas dari sumberdaya atau cadangan agar dapat dianalisis atau yang dapat
diindikasikan dilakukan penambangan. Berdasarkan pada UU nomor 4 tahun
2009, dimana eksplorasi merupakan tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperincl dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta infoi-masi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Tahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan agar dapat meminimalkan
kerugian ataupun resiko kegagalan yang akan terjadi, karena eksplorasi yaitu
aktivitas yang memiliki risiko besar. Tahapan - tahapan dalam eksplorasi harus
dilakukan sesuai dengan karakteristik pada setiap endapan mineral untuk
mengurangi resiko kerugian yang lebih besar dalam mendapatkan endapan
mineral tersebut. Setelah dilakukanya beberapa tahapan eksplorasi selesai, perlu
adanya evaluasi dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan tahapan
selanjutnya.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kegiatan
eksplorasi yaitu efektifitas, efisiensi dan unsur ekonomi, dalam unsur mengenai
efektifitas cakupannya berupa sasaran dengan menentukan metoda dan strategi
yang tepat, selain itu pada efisiensi mencakup berupa usaha yang didalammnya
biaya dan waktu seminimal mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal,
sementara pada unsur ekonomi yaitu pada biaya eksplorasi, dalam hal ini yang
diakibatkan dari tingginya resiko yang akan terjadi pada saat penambangan maka
keuntungan yang dicapai makin besar.
Dalam merencanakan kegiatan eksplorasi harus direncanakan dengan
sebaik dan semaksimal mugkin agar kegiatan eksplorsi tersebut berjalan dengan
lancer bail itu secara efisien, efektif dan ekonomis. Rencana pada kegiatan
eksplorasi yaitu pada target eksplorasi dan pemodelan eksplorasinya. Target
eksplorasi dalam hal ini mencakup bahan galian dan metode yang tepat untuk
diterapkan dalam eksplorasi bahan galian, sementara itu pada aspek pemodelan
eksplorasi meliputi pemodelan geoogi regional baik secara kualitas ataupun
kuantitas bahan galian dan dalam menentukan metode eksplorasi yang tepat.
Berikut ini merupakan beberapa tujuan dilakukannya eksplorasi, sebagai
berikut :
1. Mencai atau menemukan jenis dan lokasi cebakan bahan galian
2. Mendelinasi sebaran dan kemenerusan baik secara lateral ataupun vertikal
(ke arah dalam)
3. Menghasilkan gambaran bentuk dan dimensi dari tubuh endapan bijih
4. Dapat mengestimasikan secara kualitas dan kuantita endapan bahan
galian.
5. Mengestimasikan dari segi ekonominya yaitu cadangan endapan bahan
galian tersebut.
2.2 Metode Eksplorasi
Metode Eksplorasi merupakan metode untuk menentukan baik secara fisik
langsung atau tidak langsung keberadaan adanya suatu gejala geologiseperti
endapan mneral dan sebagai petuntuk geologi. Pada metode eksplorasi ini terbagi
menjadi 2 yaitu metode eksplorasi secara langsung dan metode eksplorasi
langsung.
2.2.1 Metode Eksplorasi Tidak Langsung
Metode eksplorasi tidak langsung merupakan metode eksplorasi yang tidak
langsung berhubungan atau kontak dengan endapan bahan galian pada kondisi
permukaan ataupun dibawah permukaan. Sehingga dengan melakukan cara
anomaly – anomaly yang dihasilkan dari pengamatan ataupun engukuran dengan
memanfaatkan sifat fisik dan sifat kimia tertentu dari endapan bahan galian yang
dicari (eksplorasi). Dimana dalam metode eksplorasi tidak langsung ini yang
menjadi cakupan daerahnya sangat luas dengan biaya yang relative murah akan
tetapi memiliki kekurangan yaitu tingkat ketelitian yang terbatas. Metode ini juga
tidak melakukannya sampling, sehingga informasi mengenai kadar dari endapan
bahan galiannyatidak dapat diketahui secara jelas.
Dalam metode eksplorasi tidak langsung terdapat beberapa kegiatan
eksplorasi yang dilakukan, sebagai berikut :
1. Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing)
Penginderaan jarak jauh atau pemotretan dengan menggunakan
kamera/fotografi dengan menggunakan pesawat udara yang sering disebut
sebagai foto udara atau aerial photograph, dengan melakukan
penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan pengamatan fenomena geologi
yang terjadi secara dinamik dengan melakukan pengamatan dari interval
waktu tertentu dan dapat mempermudah dalam melakukan pengamatan
struktur geologi.

Sumber : Tedieka, 2012


Gambar 2.1
Foto Udara
2. Metode Geokimia
Metode geokimia dikhususkan untuk mengkosentrasikan pada pengukuran
kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur – unsur
yang berhubungan erat dengan bijih, dengan memiliki tujuan untuk
mendeteksi endapan bijih. Eksplorasi geokimia dalam pembahasan yang
lebih mengkerucut dapat diartikan sebagai pengukuran secara sistematis
satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif,
vegetasi, air, atau gas, agar mendapatkan anomali geokimia, yaitu
kosentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap
lingkungannya (backround geokimia). Terdapat beberapa tipe survei yang
dipakai dalam geokimia, diantaranya:
a. Survey Sedimen Sungai Aktif (Stream Sediment)
b. Survey Tanah
c. Survey Batuan
Tabel 1
Contoh dari unsur-unsur penciri yang digunakan dalam mendeteksi mineralisasi
ASOSIASI BIJIH UNSUR TARGET PATHFINDER ELEMENTS

Tembang Porfiri Cu, Mo Zn, Au, Re, Ag, As, F


Komplek Bijih Sulfida Zn, Cu, Ag, Au Hg, As, (sebagai SO4), SB, Se, CD, Ba,
F, Bi
Urat Logam Mulia Au, Ag As, Sb, Te, Mn, Hg, I, F, Bi, Co, Se, Ti

Endapan Skarn Mo, Zn, Cu B, Au, Ag, Fe, Be


Uranium (Batupasir) U Se, Mo, V, Rn, He, Cu, Pb
Uranium (Urat) U Cu, Bi, As, Co, Mo, Ni, Pb, F
Tubuh Bijih Ultrabasa Pt, Cr, Ni Cu, Co, Pd
Urat Flourspar F Y, Zr, Rb, Hg, Ba
Sumber : Syahroni, 2012
3. Metode Geofisika
Metode geofisika dalam metode eksplorasi tidak langsung yang digunakan
untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan
memanfaatkan sifat fisik dari suatu endapan bahan galiannya tersebut.
Terdapat beberapa cara dalam kegiatan eksplorasi geofisika seperti
gravitasi, magnetik, seismik, dan geolistrik. Terdapat 2 jenis metode
a. Metode geofisika aktif
Metode geofisika aktif ini dilakukan dengan menggunakan gangguan
seperti arus listrik atau getaran ke bawah permukaan bumi contoh
kegiatannya yaitu geolistrik, elektromagnetik dan seismic.
b. Metode geofisika pasif
Metode geofisika pasif ini dilakukan dengan cara mendeteksi sifat
alami yang berada di alam contoh kegiatan eksplorasinya yaitu
magnetik, gaya berat dan radioaktif.
2.2.2 Metode Eksplorasi Langsung
Metode eksplorasi langsung merupakan pengamatan yang dilakukan
langsung dengan kontak visual dan fisik dengan obyek yang dicari baik itu pada
kondisi di permukaan ataupun berada pada bawah permukaan, dimana dapat
dilakukannya deskripsi secara megaskopis atau mikroskopis, pengukuran dan
sampling pada obyek endapan bahan galiannya. Metode eksplorasi langsung ini
biasanya diterapkan pada endapan bahan galian yang tersingkap, terdapat pada
kedalaman yang tidak terlalu jauh di bawah permukaan. Terdapat beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam metode eksplorasi langsung diantaranya, sebagai
berikut :
1. Pemetaan Geologi
Pemeteaan geologi ini merupakan suatu kegiatan dalam melakukan
pendataan informs – informasi geologi permukaan, sehingga menghasilkan
suatu laporan seperti peta geologi yang dapat memberikan gambaran
tentang penyebaran dan susunan batuan serta memberikan informasi
seperti gejala – gejala struktur geologi yang mempengaruhi dalam pola
penyebaran batuan pada daearah penelitian. Selain dalam melakukan
pemetaan geologi pada kegiatan ini memetakan tanda – tanda mineralisasi
seperti alterasi mineral.
Tingkat ketelitian dan nilai dari peta geologi akan sangat berpengaruh pada
informasi – informasi penelitian dilapangan dan skala peta akan wewakili
intensitas dan kerapatan suatu data singkapan yang diperoleh. Pada tingkat
ketelitian peta geologi akan berpengaruh terhadap eksplorasi yang akan
dilakukan.
2. Tracing Float dan Tracing dengan panin (Paritan dan Sumur Uji)
a. Tracing Float merupakan fragmen – fragmen atau potongan –
potongan biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang
diakibatkan oleh erosi, selanjutnya akan tertransfortasikan oleh air dari
tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang terendah.

Sumber : Deliar, 2012


Gambar 2.2
Tracing Float
b. Tracing dengan panin merupakan cara yang hampir sama dengan
tracing float, yang menjadi pembeda terdapat pada ukuran butiran
mineral yang biasanya digunakan untuk mencari jejak mineral yang
ukurannya halus dan mempunyai masa jenis yang relatif besar.
Dimana pada tracing dengan panin ini dilakukan pembuatan seperti
paritan yaitu suatu cara dalam observasi singkapan atau dalam
melakukan pencarian sumber endapan/bijih. Selain membuat paritan
(Trenching) terdapat pula pembuatan sumur uji (test pittting) yaitu cara
yang dilakukan dalam kegiatan eksplorasi membuat sumur untuk
memastikan kemenerusan lapisan dalam arah vertical kedalam
melebihi 2,5 m, selain itu pembuatan parit uji ini berguna dalam melihat
zona bijih sehingga dapat diketahui.
3. Sampling
Sampling merupakan satu bagian yang respesentatif atau pengambilan
bagian dari keseluruhan yang dapat menggambarkan berbagai karakteristik
seperti tujuan inspeksi atau dapat menunjukan bukti dari kualitas dan yang
utama yaitu populasi statistik dari sifat – sifat yang telah diamati dan
dipelajari untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh. Dalam
sampling ini terdapat beberapa tujuannya yaitu seperti pada taapan
eksplorasi, evluasi ataupun eksploitasi. Terdapat juga beberapa cara
sampling seperti grab sampling, bulk sampling, chip sampling dan channel
sampling.
4. Pemboran
Dalam melakukan keputusan penting pada kegiatan eksplorasi yaitu
dengan menentukan kegiatan pemboran. Dimana pelaksanaan pemboran
merupakan aspek yang paling penting apabila dilakukan untuk menentukan
zona mineralisasi dari permukaan.

Sumber : Flysh, 2012


Gambar 2.3
Pemboran Eksplorasi
Kegiatan pemboran ini dilakukan agar dapat memperoleh gambaran
mineralisasi secara akurat. Tujuan dari pemboran ini adalah untuk dapat
mengetahuti informasi geologi seperti batuan,statigrafi, struktur,
pemineralan dan lain sebagainya. Kegiatan pemboran ini dilakukan pada
tubuh bijih dengan memperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :
a. Berada pada jauh di bawah permukaan
b. Mempunyai bentuk yang teratur dan menerus seperti batubara.
c. Memiliki ukuran bersardan teratur seperti endapan tipe porfiri, bahan
galian industry dan lain sebagainya.
d. Sebaran endapan yang memiliki nilai ekonomisnya merata.

2.3 Tahapan Eksplorasi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dimana tahapan
eksplorasi ini telah mengalami beberapa perubahan dan dimana tahapan
eksplorasi pada setiap negara memiliki regulasi atau standar tersendiri, seperti
tahapan eksplorasi yang ada di indonesia berdasarkan pada UU No. 4 Tahun
2009, BSN Tahun 2011 dan KEPMEN ESDM 1827 K/30/ MEM/2018.
Pada umumnya tahapan explorasi ini terbagi menjadi beberapa tahapan,
hal ini bertujuan agar dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan, karena
kegiatan eksplorasi ini merupakan kegiatan yang banyak mengeluarkan biaya
akan tetapi belum dipastikan dapat menghasilkan kembali dari endapan bahan
galian yang dicari. Sehingga dalam tahapan – tahapan awal eksplorasi dilakukan
dari tahapan umum sampai dengan ke khusus berdasarkan luasan wilayah
penelitian yang besar kemudian diperkecil luasan wilayah penelitian atau
merapatkan wilayah penelitian sampai mendetail.
Tahapan eksplorasi secara rinci terbagi menjadi empat tahapan yaitu survei
tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci.
2.3.1 Survei Tinjau
Survei tinjau dalam tahap eksplorasi yaitu dengan mengidentifikasi daerah
– daerah yang berpotensi adanya keterdapatan mineral. Kegiatan yang dilakukan
dalam survei tinjau ini dengan melakukan pemetaan geologi regional berupa citra
satelit atau pemotretan udara, sehingga dapat mengidentifikasi anomali
keberadaan endapan yang akan dicari dan mineralisasinya yang prospektif yang
dapat diteliti secara spesifik. Pada survei tinjau ini dilakuakan pemetaan geologi
dan topografi dengan skala regional yang besar yang bertujuan untuk
mempermudah dalam melakukan penelitian dalam melihat keadaan geologi dan
daerah pemineralisian sehingga akan mempermudah dalam proses lanjutannya
pada penentuan titik bor.
2.3.2 Prospeksi
Prospeksi dalam tahap eksplorasi merupakan suatu tahapan lanjutan
setelah dilakukannya survei tinjau dengan melakukan penyempitan daerah
penelitian untuk dapat mengidentifikasi daerah yang memiliki endapan bahan
galian yang memiliki potensial cukup tinggi. Metode yang digunakan dari prospeksi
yaitu pemetaan geologi skala regional dengan bertujuan untuk mengidentifikasi
saingkapan, sementara itu dalam prospeksi ini juga dilakukannya 2 metode lainnya
yaitu geofisika dan geokimia. Peconto yang telah dihasilkan dari beberapa metode
bertujuan untuk dapat mengestimasikan sumberdaya tereka beserta kualitas dan
kuantitasnya. Dalam kegiatan prospeksi ini juga melakukan perencanaan lintasan
yang akan dilewati dan intervak dari pengambilan conto berdasarkan pada
keadaan dari bentuk endapan sehingga dapat menginterpretasikan keadaan
sebenarnya.
2.3.3 Eksplorasi Umum
Eksplorasi umum ini merupakan tahapan ketiga pada kegiatan eksplorasi
dengan dilakukannya mendeliniasi awal keberadaan dari endapan bahan galian
yang telah diketahui. Dimana metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan
eksplorasi umum itu dengan cara pemetaan geologim pengambilan sampel pada
lokasi yang lumayan luas, membuat parit uji, sumur uji dan pengeboran. Hal ini
bertujuan untuk mengevaluasi hasil berdasarkan kualitas dan kuantitas pada suatu
endapan. Tujuan dari dilakukannya eksplorasi awal ini agar dapat menentukan
gambaran geologi berdasarkan bentuk, dimensi, volume, sebaran. Tingkat
ketelitian dari kegiatan akan berpengaruhi keputusan dan berkelanjutan dari
eksplorasi berikutnya, dimana hasil yang didapatkan yaitu sumber daya terunjuk.
2.3.4 Eksplorasi Rinci
Eksplorasi rinti merupakan tahapan keempat dari kegiatan eksplorasi,
dimana pada tahap ini melakukan deliniasi secara rinci terhadap endapan bahan
galian secara 3 dimensi yang telah diketahui dari data hasil parit uji, sumur uji dan
pemboran. Dimana dalam melakukan pemerontohan jaraknya semakin rapat
sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan kuantitasnya agar dihasilkan data
representatif sesuai dengan keadaann sebenarnya dan dimana tingkat ketelitian
yang tinggi. Hasil yang didapatkan dari kegiatan tahapan eksplorasi rinci ini berupa
sumber daya terukur.

2.4 Perencanaan Program Eksplorasi


Dalam kegiatan eksplorasi yang dapat terlaksana dengan efisien, ekonomis
dan tepat pada sasaran, maka diperlukannya perencanaan berdasarkan pada
prinsip dan konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi dijalankan.
Terdapat beberapa prinsip – prinsip dasar eksplorasi, sebagai berikut :
1. Target Eksplorasi
2. Pemodelan Eksplorasi
3. Perencanaan sampling melalui pembuatan pari uji, sumur uji, pemboran
eksplorasi.
4. Perencanaan pemboran inti

2.5 Persiapan Kegiatan Eksplorasi


Terdapat beberapa hal yang dipersiapkan dan direncanakan dalam
kegiatan eksplorasi, sebagai berikut :
1. Pemilihan tenaga ahli
2. Rencana biaya
3. Pemilhan waktu yang tepat
4. Penyiapan peralatan atau pembekalan
5. Mempersiapkan kondisi pada saat dilapangan.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

1. Buat kelompok dan cari technical report terkait eksplorasi bahan galian
dibawah ini :
a. Batubara h. Limestone
b. Nikel i. Bauksit
c. Emas j. Zinc
d. Tembaga k. Mangan
e. Bijih besi l. Uranium
f. Timah m. Rare Mineral
g. Perak
2. Setiap kelompok membuat PPT, memilih salah satu bahan galian yang
berbeda dan dapat mencakup beberapa point dibawah ini :
a. Lokasi
b. Kondisi Geologi
c. Keadaan endpan dan Jenis endapan
d. Metode Ekplorasi yang digunakan
e. Hasil Eksplorasi
f. Jumlah Sumberdaya atau Metode dan Estimasi Sumberdaya
BAB IV
ANALISA

Eksplorasi di wilayah Sulawesi bagian timur pada tahun 1920-an dan terus
dilanjutkan pada periode kemerdekaan dan selama masa kepemimpinan Presiden
Soekarno. PT Vale (yang saat itu bernama PT International Nickel Indonesia)
didirikan pada bulan Juli 1968 dengan adanya penandatangan Kontrak Karya (KK)
sebagai lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi,
penambangan dan pengolahan bijih nikel. Pembangunan smelter Sorowako,
Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan Perjanjian, Perubahan dan
Perpanjangan pada 1996, KK tersebut telah diubah dan diperpanjang masa
berlakunya hingga 28 Desember 2025. Oktober 2014, adanya renegosiasi KK dan
berubahnya beberapa ketentuan di dalamnya termasuk pelepasan areal KK
menjadi seluas hampir 118.435 hektar di bagian timur dan tenggara Sulawesi
akibat serangkaian pelepasan areal KK.
Ada beberapa penelitian yang menjelaskan mengenai proses tektonik dan
geologi daerah Sorowako, antara lain adalah Sukamto (1975) yang membagi
pulau Sulawesi dan sekitarnya terdiri dari 3 Mandala Geologi yaitu : Mandala
Geologi Sulawesi Barat, dicirikan oleh adanya jalur gunung api Paleogen , Intrusi
Neogen dan sedimen Mesozoikum. Mandala Geologi Sulawesi Timur, dicirikan
oleh batuan Ofiolit yang berupa batuan ultramafik peridotite, harzburgit, dunit,
piroksenit dan serpentinit yang diperkirakan berumur kapur. Mandala Geologi
Banggai Sula, dicirikan oleh batuan dasar berupa batuan metamorf Permo-
Karbon, batuan batuan plutonik yang bersifat granitis berumur Trias dan batuan
sedimen Mesozoikum. Golightly (1979) membagi geologi daerah Sorowako
menjadi tiga bagian. Satuan batuan sedimen yang berumur kapur, terdiri dari batu
gamping laut dalam dan rijang, terdapat dibagian barat Sorowako dan dibatasi oleh
sesar naik dengan kemiringan ke arah barat. Satuan batuan ultrabasa yang
berumur awal tersier, umumnya terdiri dari jenis peridotit, sebagian mengalami
serpentinisasi dengan derajat yang bervariasi dan umumnya terdapat dibagian
timur. Sesar besar disekitar daerah ini menyebabkan relief topografi sampai 600
mdpl dan sampai sekarang aktif tererosi. Sejarah tektonik dan geomorfik di
kompleks ini sangat penting untuk pembentukan nikel Laterit yang bernilai
ekonomis.
Menurut Golithly, endapan laterit yang berkembang di daerah Sorowako
dapat dibedakan atas dua kategory yaitu : Endapan laterit yang berkembang pada
batuan dasar (bedrock) yang tidak mengalamiserpentinisasi (unserpentinized)
yang dikenal dengan West type, serpentinisasi 20% sampai 80% pada mineral
olivinnya (East type). Adapun metode eksplorasi yang digunakan PT Vale yaitu :
 Eksplorasi memakai metode pengeboran core drilling di Sorowako Blok
Barat.
 Survei geofisika dengan menggunakan metode geolistrik di Blok Sorowako
dan Bahodopi
BAB V
KESIMPULAN

Berikut merupakan beberapa yang dapat disimpulkan dari materi


pengenalan eksplorasi, sebagai berikut :
1. Dalam konsep atau prinsip dasar eksporasi terdapat beberapa yang
menjadi aspek konsep dasar eksplorasi tersebut meliputi target produksi
berupa jenis bahan galian dan pencarian model – model geologi yang
sesuai, selain target produksi terdapat konsep eksplorasi yaitu pemodelan
eksplorasi mencakup dalam menggunakan model geologi regional untuk
pemilihan daerah target produksi, menentukan model geologi local
berdasarkan lapangan dan menentukan metode – metode ekplorasi yang
akan dilakukan sesuai dengan petunjuk data geologi yang didapatkan.
2. Dimana terdapat empat tahapan eksplorasi diantaranya survei tinjau
dengan tingkat keyakinan sumberdaya yang dihasilkan yaitu sumberdaya
hipotetik, tahapan kedua yaitu prospeksi dengan keyakinan sumberdaya
yang dihasilkan yaitu sumberdaya tereka, tahapan ketiga yaitu eksplorasi
umum dengan tingkat keyakinan sumberdaya yang dihasilkannya adalah
sumberdaya tertunjuk, dan tahapan keempat yaitu eksplorasi rinci dengan
tingkat keyakinan sumberdaya yang dihasilkan adallah sumberdaya
terukur.
3. Dalam merencanakan kegiatan eksplorasi endapan bahan galian terdapat
beberapa kegiatan perencaan eksplorasi seperti rencana pemetaan,
rencana survey geofisika dan geokimia, perencanaan sampling dan
perencanaan bor inti. Sehingga dalam perencanaan tersebut dapat
mendapatkan hasil dari kegiatan eksplorasi dengan ketelitian yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Andhini, Intan 2013. “Konsep Eksplorasi”, Academia.edu Diakses


Tanggal 13 Februari 2021 pukul 12.30 WIB (Referensi Internet).

2. Dig, Alpianus 2015. “Metode Eksplorasi”, Academia.edu. Diakses


Tanggal 13 Februari 2021 pukul 13.00 WIB (Referensi Internet).

3. Rizkie, Amelia 2017. “Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing)”,


Academia.edu. Diakses Tanggal 13 Februari 2021 pukul 13.00
WIB (Referensi Internet).

Anda mungkin juga menyukai