Laboratorium Tambang
BAB II
PENDAHULUAN PELEDAKAN
Disusun Oleh :
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan inayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum teknik peledakan yang berjudul
“PENDAHULAN PELEDAKAN” ini. Terima kasih kepada tim asisten, rekan-rekan
mahasiswa jurusan teknik pertambangan atas bantuan dan motivasinya selama
proses pengerjaan laporan ini hingga laporan ini selesai dibuat.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk menunjang laporan ini. Mudah
mudahan laporan ini dapat berguna bagi mahasiswa atau siapa saja yang
membacanya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata atau penulisan
dalam laporan ini.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Rijal Aditya P
10070117122
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peledakan
Proses peledakan dilakukan untuk memecahkan bahan galian sehingga
dapat terpisah dari batuan induknya. Cara ini dilakukan jika alat mekanis seperti
excavator tidak mampu mengambil bahan galian yang masih menempel dengan
batuan induknya. Peledakan juga dilakukan agar bahan galian lebih mudah untuk
masuk ketahap pengolahan.
Peledakan diawali dengan kegiatan pengeboran, tujuannya adalah untuk
membuat ruang agar bahan peledak berada pada posisi yang sesuai. Luabng
bor yang dibuat memiliki susunan tertentuk agar ledakan yang dihasilkan dapat
memecahkan batuan secara optimal. Saat lubang bor sudah siap, kemudian
tahap selanjutnya adalah proses pengisian lubang bor dengan bahan peledak.
Bahan peledak yang digunakan harus menyesuaikan dengan material yang akan
diledakan. Penggunaan bahan peledak yang tidak sesuai akan menghasilkan
batuan tidak terpecahkan atau bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Terdapat berbagai macam bahan peledak, namun yang umum digunakan
umumnya berbentuk padatan. Setelah bahan peledak masuk, yang diperlukan
adalah pemicu agar bahan peledak yang sudah dimasukan dapat meledak.
Bahan peledak dapat meledak jika diberikan tekanan, benturan, panas, ataupun
gesekan. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis pemicu atau biasa disebut
detonator.
2
3
6
7
dihantarkan melalui sumbu bakar. Sumbu bakar umumnya berupa black powder
atau mesiu.
Didalam detonator biasa, terdapat beberapa komponen yang membuat
detonator jenis ini bekerja, diantaranya adalah campuran pembakar yang
berfungsi sebagai penghubung antara bahan peledak dan sumbu bakar, isian
utama yang berfungsi sebagai sumber gelombang sentakan ketika terkena
panas, dan isian dasar yang menghasilkan letupan kecil akibat terkena
gelombang sentakan dari isian utama. Komponen-komponen tersebut dapat
terlihat dari gambar dibawah ini :
7
8
dasar menerima gelombang kejut, maka ledakan pun akan terjadi. Sumber
tenaga detonator listrik berasal dari blasting machine.
8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
1. Buat resume (dalam bentuk paragraf) mengenai Kepmen ESDM Nomor
1827K/30/MEM/2018 dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Pengawasan, Pengendalian
Dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil serta beri tanggapan
hubungan antara kedua peraturan tersebut dengan kegiatan teknis
peledakan.
2. Cari spesifikasi peralatan dan perlengkapan peledakan dari perusahaan
yang bergerak dibidang peledakan minimal 2 alat bor, peralatan dan
pelengkapan dan 5 perusahaan yang bergerak di bidang peledakan.
3.2 Pembahasan
1. Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik, merupakan hukum
pengganti Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555
Tahun 1995. Pada Kepmen 1827 salah satunya adalah membahas
mengenai sistem tambang dengan menggunakan peledakan yang
disesuaikan dengan klasifikasi bahan galiannya. Dalam penggunaan
bahan peledak, paling tidak ada 9 kajian teknis yang paling penting,
diantaranya yakni :
a. Tingkat produktifitas dari tambang itu sendiri
b. sifat mekanik dan juga sifat fisik dari batuan yang akan ditambang
c. Kondisi air tanah, baik air meteorik ataupun air tanah
d. Kondisi geologi yang terbentuk pada daerah penambangan bahan
galian
e. Kecepatan dan geometri peledakan yang akan digunakan untuk
penambangan
f. Bahaya kelistrikan yang akan dilakukan pada kemungkinan terburuk
yang dapat terjadi
9
g. Fragmentasi yang diharapkan pada hasil peledakan berlangsung
h. Batuan yang dapat terbang akibat hasil dari proses peledakan
i. Hasil peledakan lain seperti adanya getaran hasil peledakan
j. Ledakan yang ada diudara pada hasil peledakan
k. Anomali pada batuan yang terjadi akibat dari geologi yang terbentuk
pada daerah tersebut.
Peledakan yang dilakukan pada kegiatan pertambangan, maka tambang
tersebut harus memiliki juru ledak yang kemudian harus bertanggung
jawab pada pemberi izin yang dikeluarkan oleh kepala Inspektur
Tambang atas nama Kepala Dinas. Penggunaan kegiatan peledakan
pada tambang, harus memenuhi syarat-syarat yang harus dilengkapi,
misalnya perhitungan geometri, perhitungan jarak aman bagi alat maupun
manusia, penanggulangan hasil-hasil yang dapat terjadi seperti batu
terbang, getaran ledakan, suara ledakan, ataupun pencemaran hasil
ledakan yang terjadi.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2017 Tentang Perizinan, penanganan, Pengawasan dan Pengendalian
Bahan Peledak Komersial, dalam hal perizinan pembutaan gudang
handak dan penggunaan bahan peledak serta proses peledakan itu
sendiri harus melalui tahapan perizinan yang diberikan oleh Kepala
Kepolisian Republik Indonesia. Adapun syarat-syarat pembangunan
gudang handak komersial yaitu :
a. Memiliki juru ledak handak komersial yang telah tersertifikasi dengan
kepemilikan sertifikat yang ditanda-tangani atau atas nama
Kementrian Sumberdaya Mineral.
b. Sang juru ledak yang dimaksudkan, telah memiliki Kartu Izin
Meledakan yang dikeluarkan khusus oleh Kementrian Sumberdaya
Mineral
c. Memiliki perlengkapan yang cukup dan memadai untuk mencukupi
kebutuhan yang selanjutnya untuk digunakan dalam proses
peledakan
d. Memiliki standar yang sesuai dengan ketetapan-ketetapan yang ada
serta telah memenuhi standar penggunaan dan pengelolaan gudang
handak komersial.
10
Pada proses pengawasan dan pengendalian gudang handak komersial
dilakukan pada setiap tahapan, digudang produsen, importir, distributor
hingga pada penggunaan akhir, hal ini dilakukan untuk menjaga
penggunaan agar tidak ada penyalahgunaan. Selain itu juga dilakukannya
pengawasan pada bahan kimia yang dapat dirakit menjadi handak,
pengandalian yang dilakukan harus melalui tahapan pendataan dari apa
yang diteliti dan diamati hingga pelaporan yang harus dibuat oleh peneliti
yang selanjutnya dipertanggungjawabkan.
Perbandingan Kepmen ESDM 1827 dengan UU No 17 tahun 2017 yakni :
ESDM membahas mengenai peledakan dalam pertambangan dari
persiapan, pelaksanaan peledakan hingga pasca peledakan. Pada
kepmen ini juga membahas mengenai peledakan bagaimana cara
persiapan pebuatan handak, penggunaan handak sebaik mungkin hingga
tercapainya pelaksanaan penambangan yang baik dan benar.
Sedangkan dalam UU No. 17 tahun 2017 membahas mengenai peran
dari Polisi Republik Indonesia sebagai salahsatu pemberi izin dalam
kegiatan penambangan yang menggunakan peledakan, tidak hanya
dalam tambang, namun pada kegiatan industri lain yang membahas
mengenai penyiapan peledakan, pengawasan serta penyelidikan
peledakan. Dalam perannya, Polisi Republik Indonesia berperan dalam
pengawasan peledakan, memberikan izin pada industri yang
menggunakan peledakan serta memberhentikan peledakan,
mendapatkan pertanggung jawaban dari industri yang menggunakan
peledakan hingga merekomendasikan dan memberhentikan industri yang
menggunakan kegiatan peledakan.
2. Dalam penggunaan alat-alat pengeboran serta alat dan bahan peledakan
yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Dalam
pemilihan alat dan bahan dalam pengeboran dan peledakan yang
digunkana disesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri
yang menggunakan proses peledakan salah satunya industri tambang.
Dalam pemilihannya disesuaikan dengan spesifikasi yang ada, berikut
sedikit mengenai alat-alat pengeboran yang ada :
11
Tabel 3.1
Spesifikasi Alat Pengeboran
No Nama Gambar Alat Spesifikasi
Kedalaman lubang
Caterpillar hingga 13,7 m – 74,6 m
1
MD6310 Diameter 8 – 12,25 in
Sudut pengeboran 30o
Kedalaman lubang
hingga 11 m – 47,58 m
Caterpillar
2 Diameter 5 – 7,8 in
MD6200
Sudut pengeboran 30o -
15o
12
Range 15 – 120 menit
Berat 0,55 kg
AEL Intelligent Blast Initiation Timer
3 Waktu delay 5 – 10 s
Blasting BIT
Dapat digunakan pada semua
kondisi
Dapat diikat 20 lubang
AEL Intelligent Shock Tube UNI- Panjang 3 – 40 m
4
Blasting DELAY LP Jumlah unit 25 – 175
Berat 0,04 – 0,27 kg
Density 1,34 g/cc
Energi 965 cal/g
5 Dyno Nobel Z POWDER
Velocity 5000 m/s
Gas volume 86 Kbars
Approximately 2000 m/s
NONEL Lead Line
Berat tiap 100 unit 0,0044 kg
6 Dyno Nobel Nonelectric Shock
Panjang 762 meter
Tube
Bekerja dalam 763 meter
Panjang 76 meter
ELECTRIC SUPER
Shell Panjang 68,6 mm
7 Dyno Nobel STARTER Electric
Kadaluarsa 3 tahun
Instant Detonator
Suhu maksimal 66oc
Density 120 g/cc
Emulsion konten 60 -100 %
Dahana Bulk Emulsion
8 Dahana VOD 5200 – 5500 m/s
Explosives
Diameter panjang 75 – 100
mm
Density 0,84 gr/cc
Kadaluarsa 6 bulan
9 Dahana Dahana ANFO
Berat 26 kg
Panjang kristis 1,5’’
Suhu 55oC
Diameter 26 – 32 mm
10 Dahana Daya Gel Pre-Split
Panjang 44 mm
VOD 4500 – 5500 %
11 ORICA Pentex PowerPlus 900 Berat 12,3 kg
Booster Kadaluarsa 5 tahun
13
Konten 12 booster
Dimensi 0,356 m x 0,261 m x
0,150 m
12 Pindad SUPERdet N-TLD -
AMMONIUM NITRATE Berat 25 – 1000 kg
13
POROUS PRILLED Kelas 5,1
Suhu 20oC
Campuran alumunium dan
14 BURTON CONNECTING WIRE
tembaga
Diameter 0,12 meter
Suhu 20oC
Campuran alumunium dan
15 BURTON LEADING WIRE
tembaga
Diameter 0,172 meter
Sumber : Data Praktikum Teknik Peledakan, 2019
14
BAB IV
ANALISIS
15
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu :
1. Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik membahas
mengenai segala bentuk penggunaan peledakan dalam industri
pertambangan dari pesiapan peledakan, proses peledakan serta pasca
peledakan, sedangkan dalam UU no 17 tahun 2017 mengenai peran dari
Polisi Republik Indonesia sebagai salahsatu pemberi izin dalam kegiatan
penambangan yang menggunakan peledakan, tidak hanya dalam tambang,
namun pada kegiatan industri lainnya.
2. Dalam penggunaan alat-alat pengeboran serta alat dan bahan peledakan
yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Dalam
pemilihan alat dan bahan dalam pengeboran dan peledakan yang
digunkana disesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri
yang menggunakan proses peledakan salah satunya industri tambang.
Dalam pemilihannya disesuaikan dengan spesifikasi yang ada
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
TUGAS MINGGU - 2
*keterangan : tugas dikerjakan dengan cara ditulis tangan dan cantumkan nama,
NPM, dan tanda tangan untuk setiap lembarnya
61