Anda di halaman 1dari 65

Praktikum Teknik Peledakan

Laboratorium Tambang

BAB II
PENDAHULUAN PELEDAKAN

Disusun Oleh :

Nama : Rijal Aditya Prasetya


NPM : 10070117122
Shift / Kelompok : III (Tiga) / III (Tiga)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 8 Oktober 2020
Hari/Tanggal Laporan : Kamis / 15 Oktober 2020
Assisten : 1. Rizky Aprilia, S.T
2. Aang Faisal Burhanudin S.T
3. Firman Alvin D

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim
Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan inayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum teknik peledakan yang berjudul
“PENDAHULAN PELEDAKAN” ini. Terima kasih kepada tim asisten, rekan-rekan
mahasiswa jurusan teknik pertambangan atas bantuan dan motivasinya selama
proses pengerjaan laporan ini hingga laporan ini selesai dibuat.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk menunjang laporan ini. Mudah
mudahan laporan ini dapat berguna bagi mahasiswa atau siapa saja yang
membacanya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata atau penulisan
dalam laporan ini.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Bandung, 15 Oktober 2020


Penulis,

Rijal Aditya P
10070117122

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................1
1.2.1 Maksud .............................................................................1
1.2.2 Tujuan...............................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................2
2.2 Tahapan Peledakan....................................................................3
2.2.1 Pembersihan Lahan............................................................3
2.2.2 Penentuan Titik Bor............................................................3
2.2.3 Pemboran...........................................................................3
2.2.4 Pengisian Bahan Peledak...................................................4
2.2.5 Peledakan...........................................................................5
2.3 Alat Peledakan............................................................................6
2.3.1 Detonator............................................................................6
2.3.2 Detonator Biasa..................................................................6
2.3.3 Detonator Listrik..................................................................7
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.......................................................8
3.1 Tugas..............................................................................................8
3.2 Pembahasan...................................................................................8
BAB IV ANALISA.....................................................................................15
BAB V KESIMPULAN.............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap batuan memiliki tingkat kekuatan yang beragam. Batuan yang
tergolong kedalam bahan galian lunak dapat diperoleh hanya dengan alat
mekanis. sedangkan untuk bahan galian yang memiliki tingkat kekuatan yang
tinggi tidak mampu diperoleh hanya dengan menggunakan alat mekanis, tetapi
perlu perlakuan tertentu agar bahan galian dapat terpisah dari batuan induknya
sehingga dapat diangkut untuk kemudian diolah di tempat pengolahan.
Untuk memisahkan bahan galian dari batuan induknya dapat dilakukan
dengan cara peledakan. Cara ini dilakukan untuk memberaikan bahan galian
yang memiliki tingkat kekerasan yang tinggi. Peledakan dapat diterapkan dalam
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah, sehingga memegang peranan
penting dalam tahap penambangan.
Untuk mendapatkan hasil peledakan yang sesuai dengan yang
direncanakan, terdapat beberpaa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah penggunaan peralatan dan perlengkapan. Pemilihan alat sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan peledakan. Alat tersebut tidak akan
bekerja optimal jika tidak ditunjang beberpa perlengkapan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dibuatnya laporan akhir ini adalah agar praktikan mengetahui hal-
hal yang berkaitan dengan peralatan dan perlengkapan dalam kegiatan
peledakan..
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari laporan akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan Kepmen 1827 dengan UU No. 17 Tahun 2017;
2. Mengetahui parameter pemilihan dari masing-masing peralatan dan
perlengkapan pengeboran dan peledakan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Peledakan
Proses peledakan dilakukan untuk memecahkan bahan galian sehingga
dapat terpisah dari batuan induknya. Cara ini dilakukan jika alat mekanis seperti
excavator tidak mampu mengambil bahan galian yang masih menempel dengan
batuan induknya. Peledakan juga dilakukan agar bahan galian lebih mudah untuk
masuk ketahap pengolahan.
Peledakan diawali dengan kegiatan pengeboran, tujuannya adalah untuk
membuat ruang agar bahan peledak berada pada posisi yang sesuai. Luabng
bor yang dibuat memiliki susunan tertentuk agar ledakan yang dihasilkan dapat
memecahkan batuan secara optimal. Saat lubang bor sudah siap, kemudian
tahap selanjutnya adalah proses pengisian lubang bor dengan bahan peledak.
Bahan peledak yang digunakan harus menyesuaikan dengan material yang akan
diledakan. Penggunaan bahan peledak yang tidak sesuai akan menghasilkan
batuan tidak terpecahkan atau bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Terdapat berbagai macam bahan peledak, namun yang umum digunakan
umumnya berbentuk padatan. Setelah bahan peledak masuk, yang diperlukan
adalah pemicu agar bahan peledak yang sudah dimasukan dapat meledak.
Bahan peledak dapat meledak jika diberikan tekanan, benturan, panas, ataupun
gesekan. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis pemicu atau biasa disebut
detonator.

Sumber : Putra, 2010


Foto 1.1
Proses Peledakan Pada Pertambangan

2
3

2.2 Tahapan Peledakan


2.2.1 Pembersihan Lahan
Tahapan awal yang harus dilakukan dalam kegiatan peledakan adalah
permbersihan lahan. Lokasi peledakan harus steril dari vegetasi, fauna, manusia,
ataupun peralatan tambang. Hal ini mutlak diperlukan untuk memastikan bahwa
peledakan tepat sasaran, artinya tidak ada material selain batuan yang terkena
dampak dari peledakan. Pembersihan lahan dapat menggunakan bulldozer
sebagai peralatan utama. Tahapan ini memerlukan bensin dan operator sebagai
perlengkapan.

Sumber : Grayson, 2001


Foto 2.2
Bulldozer sebagai Peralatan Land Clearing
2.2.2 Penentuan Titik Bor
Setelah area yang akan diledakan bersih dari segala penghalang,
langkah selanjutnya adalah penentuan titik bor. Penentuan titik bor diakukan
agar hasil peledakan dapat berjalan optimal sesuai dengan jenis material yang
akan diledakan. Dalam tahap ini, perlatan yang digunakan adalah tali untuk
menentukan titik yang harus di bor.
2.2.3 Pemboran
Titik yang telah ditandai, kemudian di bor agar bisa menempatkan bahan
peledak didalamnya. Proses pemboran yang baik dapat terlihat dengan tidak
adanya material sisa pemboran yang berada dalam lubang bor karena hal
tersebut bisa membuat arah ledakan melenceng dari yang telah direncanakan
sebelumnya.
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan ini adalah mesin bor. Mesin bor
yang digunakan diantaranya adalah Terex reedrill DR 069. Alat ini biasa
digunakan pada tambang terbuka karena memiliki dimensi yang besar sehingga
jarang bahkan tidak digunakan dalam tambang bawah tanah.
4

Sumber : Edwin, 2010


Foto 2.3
Mesin Bor untuk Pembuatan Lubang Bor
Pembuatan lubang bor menggunakan mesin bor sesuai dengan
kapasitas. Pada tambang bawah tanah, tidak mungkin menggunakan mesin bor
berukuran besar seperti yang digunakan dalam tambang terbuka. Bahkan,
terkadang digunakan mesin bor yang menggunakan tenaga manusia langsung,
seperti jackleg drill machine. Perlengkapan yang digunakan dalam tahap
pemboran, baik pada tambang terbuka maupun tambang bawah tanah
diantaranya adalah mata bor dan batang bor. Khusus untuk jackleg drill machine
membutuhkan kompresor sebagai perlengkapan yang diperlukan.

Sumber : Anonim, 2004


Gambar 2.1
Jackleg Drill Machine
2.2.4 Pengisian Bahan Peledak
Lubang bor yang telah terbentuk kemudian diisi oleh bahan peledak.
Untuk mengisi lubang bor dengan bahan peledak, peralatan yang digunakan
adalah mobile mixing unit. Alat ini berupa truk yang dapat memompakan bahan
peledak kedalam lubang yang telah dibuat pada proses pemboran. Jumlah
bahan peledak yang dimasukan tentunya telah melalui perhitungan agar ledakan
yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
5

Sumber : Anonim, 2004


Foto 2.4
Mobile Mixing Unit
2.2.5 Peledakan
Material utama dalam kegiatan peledakan adalah bahan peledak. Bahan
peledak merupakan perlengkapan untuk kegiatan peledakan karena hanya dapat
digunakan untuk satu kali proses peledakan. Bahan peledak merupakan
campuran zat-zat kimia ataupun zat tunggal yang dapat berbentuk padat, cair,
maupun gas yang jika diberikan pemicu, dapat mengalami reaksi eksotermis
dalam waktu singkat. Hasil dari reaksi tersebut berupa gas dengan suhu dan
tekanan tinggi. Gas tersebut lah yang membuat batuan disekitar bahan peledak
pecah.
Mengutip J. Manon pada tahun 1978, bahan peledak dikelompokan
kedalam 3 jenis, yaitu bahan peledak mekanik, kimia, dan nuklir. Industri
pertambangan, umumnya menggunakan bahan peledak kimia, karena bahan
kimia relatif lebih murah dibandingkan dengan 2 jenis bahan peledak lainnya.

Sumber : maxam, 2005


Foto 2.5
ANFO sebagai Bahan Peledak
6

Perlengkapan lain yang diperlukan agar ledakan yang dihasilkan sesuai


dengan yang direncanakan diantaranya adalah detonator dan sumbu ledak.
Detonator merupakan alat yang dapat menghasilkan letupan kecil yang memicu
bahan peledak mengalami ledakan. Didalam detonator diberikan muatan bahan
peledak. Muatan bahan peledak dapat berupa
1. Primary charge
Berfungsi untuk menghasilkan gelombang kejut yang dipicu oleh efek
panas dari detonator.
2. Secondary charge
Berfungsi untuk menerima gelombang kejut dan menghasilkan daya ledak
sesuai dengan jumlah isian.
Sumbu peleledakan yang digunakan dalam kegiatan pertambangan
adalah sumbu api dan sumbu ledak. Sumbu api digunakan untuk memicu
ledakan terjadi jika yang digunakan adalah detonator biasa. Sumbu api ini
berfungsi untuk menghantarkan api dari detonator ke bahan peledak. Sedangkan
untuk sumbu ledak berguna untuk memicu ledakan yang tidak memiliki detonator
dalam lubang ledak.

2.3 Alat Peledakan


2.3.1 Detonator
Detonator merupakan alat yang berfungsi menghasilkan inisiasi berupa
letupan kecil yang membuat efek kejut bagi bahan peledak peka detonator.
Dengan adanya letupan kecil tersebut, membuat agen peledak, seperti ANFO,
bereaksi hingga menghasilkan gas yang membuat material yg akan diledakan
terberaikan. Selain letupan kecil, terdapat detonator yang memiliki bentuk inisiasi
berupa hentakan ataupun gesekan. Berdasarkan cara penyalaan dan
kegunaannya, detonator terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Detonator biasa
2. Detonator listrik
3. Detonator non-elektrik
2.3.2 Detonator Biasa
Detonator biasa merupakan jenis detonator yang telah digunakan sejak
jaman dahulu. Detonator ini menghasilkan inisiasi berupa panas yang

6
7

dihantarkan melalui sumbu bakar. Sumbu bakar umumnya berupa black powder
atau mesiu.
Didalam detonator biasa, terdapat beberapa komponen yang membuat
detonator jenis ini bekerja, diantaranya adalah campuran pembakar yang
berfungsi sebagai penghubung antara bahan peledak dan sumbu bakar, isian
utama yang berfungsi sebagai sumber gelombang sentakan ketika terkena
panas, dan isian dasar yang menghasilkan letupan kecil akibat terkena
gelombang sentakan dari isian utama. Komponen-komponen tersebut dapat
terlihat dari gambar dibawah ini :

Sumber : Anonim, 2003


Gambar 2.2
Komponen pada Detonator Biasa
Detonator biasa memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detonator
jenis lainnya, diantarnya adalah detonator jenis ini memiliki ketahanan terhadap
gesekan yang cukup kuat serta memiliki ketahanan terhadap air dan minyak
yang cukup baik. Kelebihan ini membuatnya bagus jika digunakan di stope
tambang bawah tanah.
2.3.3 Detonator Listrik
Detonator ini merupakan pengembangan dari detonator biasa. Sama
dengan detonator biasa, detonator listrik menghasilkan inisiasi berupa panas,
namun sumber panas yang digunakan detonator listrik berasal dari arus listrik
yang dihantarkan melalui kabel khusus. Kabel tersebut dibuat telanjang pada
ujung yang terhubung dengan bahan peledak, hal ini membuat kabel yang
telanjang tersebut berpijar dan menghasilkan panas.
Mekanisme kerja dari detonator listrik sama dengan detonator biasa.
Kawat telanjang yang berpijar akan menghasilkan panas. Panas yang dihaslkan
kemudian membakar campuran pembakar yang memicu isian utama
menghasilkan gelombang kejut yang akan diterima oleh isian dasar. Ketika isian

7
8

dasar menerima gelombang kejut, maka ledakan pun akan terjadi. Sumber
tenaga detonator listrik berasal dari blasting machine.

8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Buat resume (dalam bentuk paragraf) mengenai Kepmen ESDM Nomor
1827K/30/MEM/2018 dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Pengawasan, Pengendalian
Dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil serta beri tanggapan
hubungan antara kedua peraturan tersebut dengan kegiatan teknis
peledakan.
2. Cari spesifikasi peralatan dan perlengkapan peledakan dari perusahaan
yang bergerak dibidang peledakan minimal 2 alat bor, peralatan dan
pelengkapan dan 5 perusahaan yang bergerak di bidang peledakan.

3.2 Pembahasan
1. Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik, merupakan hukum
pengganti Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555
Tahun 1995. Pada Kepmen 1827 salah satunya adalah membahas
mengenai sistem tambang dengan menggunakan peledakan yang
disesuaikan dengan klasifikasi bahan galiannya. Dalam penggunaan
bahan peledak, paling tidak ada 9 kajian teknis yang paling penting,
diantaranya yakni :
a. Tingkat produktifitas dari tambang itu sendiri
b. sifat mekanik dan juga sifat fisik dari batuan yang akan ditambang
c. Kondisi air tanah, baik air meteorik ataupun air tanah
d. Kondisi geologi yang terbentuk pada daerah penambangan bahan
galian
e. Kecepatan dan geometri peledakan yang akan digunakan untuk
penambangan
f. Bahaya kelistrikan yang akan dilakukan pada kemungkinan terburuk
yang dapat terjadi

9
g. Fragmentasi yang diharapkan pada hasil peledakan berlangsung
h. Batuan yang dapat terbang akibat hasil dari proses peledakan
i. Hasil peledakan lain seperti adanya getaran hasil peledakan
j. Ledakan yang ada diudara pada hasil peledakan
k. Anomali pada batuan yang terjadi akibat dari geologi yang terbentuk
pada daerah tersebut.
Peledakan yang dilakukan pada kegiatan pertambangan, maka tambang
tersebut harus memiliki juru ledak yang kemudian harus bertanggung
jawab pada pemberi izin yang dikeluarkan oleh kepala Inspektur
Tambang atas nama Kepala Dinas. Penggunaan kegiatan peledakan
pada tambang, harus memenuhi syarat-syarat yang harus dilengkapi,
misalnya perhitungan geometri, perhitungan jarak aman bagi alat maupun
manusia, penanggulangan hasil-hasil yang dapat terjadi seperti batu
terbang, getaran ledakan, suara ledakan, ataupun pencemaran hasil
ledakan yang terjadi.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2017 Tentang Perizinan, penanganan, Pengawasan dan Pengendalian
Bahan Peledak Komersial, dalam hal perizinan pembutaan gudang
handak dan penggunaan bahan peledak serta proses peledakan itu
sendiri harus melalui tahapan perizinan yang diberikan oleh Kepala
Kepolisian Republik Indonesia. Adapun syarat-syarat pembangunan
gudang handak komersial yaitu :
a. Memiliki juru ledak handak komersial yang telah tersertifikasi dengan
kepemilikan sertifikat yang ditanda-tangani atau atas nama
Kementrian Sumberdaya Mineral.
b. Sang juru ledak yang dimaksudkan, telah memiliki Kartu Izin
Meledakan yang dikeluarkan khusus oleh Kementrian Sumberdaya
Mineral
c. Memiliki perlengkapan yang cukup dan memadai untuk mencukupi
kebutuhan yang selanjutnya untuk digunakan dalam proses
peledakan
d. Memiliki standar yang sesuai dengan ketetapan-ketetapan yang ada
serta telah memenuhi standar penggunaan dan pengelolaan gudang
handak komersial.

10
Pada proses pengawasan dan pengendalian gudang handak komersial
dilakukan pada setiap tahapan, digudang produsen, importir, distributor
hingga pada penggunaan akhir, hal ini dilakukan untuk menjaga
penggunaan agar tidak ada penyalahgunaan. Selain itu juga dilakukannya
pengawasan pada bahan kimia yang dapat dirakit menjadi handak,
pengandalian yang dilakukan harus melalui tahapan pendataan dari apa
yang diteliti dan diamati hingga pelaporan yang harus dibuat oleh peneliti
yang selanjutnya dipertanggungjawabkan.
Perbandingan Kepmen ESDM 1827 dengan UU No 17 tahun 2017 yakni :
ESDM membahas mengenai peledakan dalam pertambangan dari
persiapan, pelaksanaan peledakan hingga pasca peledakan. Pada
kepmen ini juga membahas mengenai peledakan bagaimana cara
persiapan pebuatan handak, penggunaan handak sebaik mungkin hingga
tercapainya pelaksanaan penambangan yang baik dan benar.
Sedangkan dalam UU No. 17 tahun 2017 membahas mengenai peran
dari Polisi Republik Indonesia sebagai salahsatu pemberi izin dalam
kegiatan penambangan yang menggunakan peledakan, tidak hanya
dalam tambang, namun pada kegiatan industri lain yang membahas
mengenai penyiapan peledakan, pengawasan serta penyelidikan
peledakan. Dalam perannya, Polisi Republik Indonesia berperan dalam
pengawasan peledakan, memberikan izin pada industri yang
menggunakan peledakan serta memberhentikan peledakan,
mendapatkan pertanggung jawaban dari industri yang menggunakan
peledakan hingga merekomendasikan dan memberhentikan industri yang
menggunakan kegiatan peledakan.
2. Dalam penggunaan alat-alat pengeboran serta alat dan bahan peledakan
yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Dalam
pemilihan alat dan bahan dalam pengeboran dan peledakan yang
digunkana disesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri
yang menggunakan proses peledakan salah satunya industri tambang.
Dalam pemilihannya disesuaikan dengan spesifikasi yang ada, berikut
sedikit mengenai alat-alat pengeboran yang ada :

11
Tabel 3.1
Spesifikasi Alat Pengeboran
No Nama Gambar Alat Spesifikasi

Kedalaman lubang
Caterpillar hingga 13,7 m – 74,6 m
1
MD6310 Diameter 8 – 12,25 in
Sudut pengeboran 30o

Kedalaman lubang
hingga 11 m – 47,58 m
Caterpillar
2 Diameter 5 – 7,8 in
MD6200
Sudut pengeboran 30o -
15o

Sumber : Data Praktikum Teknik Peledakan, 2020

Dalam pemilihan alat dan bahan dalam peledakan disesuaikan dengan


kebutuhan dari industri yang ada, misalnya kebutuhan dari geometri
peledakan, density bahan dan lain sebagainya, berikut alat dan bahan
peledakan yang ada :
Tabel 3.2
Spesifikasi Alat dan Bahan Peledakan
No Perusahaan Nama Bahan / Alat Spesifikasi
Suhu bisa mencapai 90o
AEL Intelligent Shock Tube UNI- Panjang 3 – 40 m
1
Blasting DELAY SP Jumlah unit 25 – 175
Berat 0,04 – 0,27 kg
VOD > 7,500 m/s
AEL Intelligent 1,68 g/cc density
2 Pentolite PRIMERS
Blasting Tekanan > 21 Gpa
Tegangan 0,2

12
Range 15 – 120 menit
Berat 0,55 kg
AEL Intelligent Blast Initiation Timer
3 Waktu delay 5 – 10 s
Blasting BIT
Dapat digunakan pada semua
kondisi
Dapat diikat 20 lubang
AEL Intelligent Shock Tube UNI- Panjang 3 – 40 m
4
Blasting DELAY LP Jumlah unit 25 – 175
Berat 0,04 – 0,27 kg
Density 1,34 g/cc
Energi 965 cal/g
5 Dyno Nobel Z POWDER
Velocity 5000 m/s
Gas volume 86 Kbars
Approximately 2000 m/s
NONEL Lead Line
Berat tiap 100 unit 0,0044 kg
6 Dyno Nobel Nonelectric Shock
Panjang 762 meter
Tube
Bekerja dalam 763 meter
Panjang 76 meter
ELECTRIC SUPER
Shell Panjang 68,6 mm
7 Dyno Nobel STARTER Electric
Kadaluarsa 3 tahun
Instant Detonator
Suhu maksimal 66oc
Density 120 g/cc
Emulsion konten 60 -100 %
Dahana Bulk Emulsion
8 Dahana VOD 5200 – 5500 m/s
Explosives
Diameter panjang 75 – 100
mm
Density 0,84 gr/cc
Kadaluarsa 6 bulan
9 Dahana Dahana ANFO
Berat 26 kg
Panjang kristis 1,5’’
Suhu 55oC
Diameter 26 – 32 mm
10 Dahana Daya Gel Pre-Split
Panjang 44 mm
VOD 4500 – 5500 %
11 ORICA Pentex PowerPlus 900 Berat 12,3 kg
Booster Kadaluarsa 5 tahun

13
Konten 12 booster
Dimensi 0,356 m x 0,261 m x
0,150 m
12 Pindad SUPERdet N-TLD -
AMMONIUM NITRATE Berat 25 – 1000 kg
13
POROUS PRILLED Kelas 5,1
Suhu 20oC
Campuran alumunium dan
14 BURTON CONNECTING WIRE
tembaga
Diameter 0,12 meter
Suhu 20oC
Campuran alumunium dan
15 BURTON LEADING WIRE
tembaga
Diameter 0,172 meter
Sumber : Data Praktikum Teknik Peledakan, 2019

14
BAB IV
ANALISIS

Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman


Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik, merupakan hukum
pengganti Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555 Tahun 1995
merupakan membahas mengenai peledakan dalam pertambangan dari
persiapan, pelaksanaan peledakan hingga pasca peledakan. Pada kepmen ini
juga membahas mengenai peledakan bagaimana cara persiapan pebuatan
handak, penggunaan handak sebaik mungkin hingga tercapainya pelaksanaan
penambangan yang baik dan benar.
Sedangkan dalam UU No. 17 tahun 2017 membahas mengenai peran
dari Polisi Republik Indonesia sebagai salahsatu pemberi izin dalam kegiatan
penambangan yang menggunakan peledakan, tidak hanya dalam tambang,
namun pada kegiatan industri lain yang membahas mengenai penyiapan
peledakan, pengawasan serta penyelidikan peledakan. Dalam perannya, Polisi
Republik Indonesia berperan dalam pengawasan peledakan, memberikan izin
pada industri yang menggunakan peledakan serta memberhentikan peledakan,
mendapatkan pertanggung jawaban dari industri yang menggunakan peledakan
hingga merekomendasikan dan memberhentikan industri yang menggunakan
kegiatan peledakan.
Dalam penggunaan alat-alat pengeboran serta alat dan bahan peledakan
yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Dalam
pemilihan alat dan bahan dalam pengeboran dan peledakan yang digunkana
disesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri yang
menggunakan proses peledakan salah satunya industri tambang. Dalam
pemilihannya disesuaikan dengan spesifikasi yang ada

15
BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu :
1. Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik membahas
mengenai segala bentuk penggunaan peledakan dalam industri
pertambangan dari pesiapan peledakan, proses peledakan serta pasca
peledakan, sedangkan dalam UU no 17 tahun 2017 mengenai peran dari
Polisi Republik Indonesia sebagai salahsatu pemberi izin dalam kegiatan
penambangan yang menggunakan peledakan, tidak hanya dalam tambang,
namun pada kegiatan industri lainnya.
2. Dalam penggunaan alat-alat pengeboran serta alat dan bahan peledakan
yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang ada. Dalam
pemilihan alat dan bahan dalam pengeboran dan peledakan yang
digunkana disesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri
yang menggunakan proses peledakan salah satunya industri tambang.
Dalam pemilihannya disesuaikan dengan spesifikasi yang ada

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Gilang, 2012. “Peralatan dan Pelengkapan Peledakan“.


scrib.com. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020 pukul 20.18 WIB.

2. Mark,Pris, 2013. “Kriteria Operasi Peledakan yang


Berhasil“.samuel.kuliah.blogspot. Diakses pada tanggal 05
Oktober 2020 pukul 20.09 WIB.

3. Najib, 2011. “Peledakan Tambang“.tambangunsri.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 05 Oktober 2019 pukul 08.07 WIB.

4. Putra, 2011. “Blasting / Peledakan“.artikel.blogspot.com. Diakses


pada tanggal 05 Oktober 2020 pukul 10.07 WIB.

17
LAMPIRAN

18
TUGAS MINGGU - 2

1. Resume Kepmen ESDM No.1827 K/30/MEM/2018 dan peraturan kepala


kepolisian No. 17 tahun 2017 Tentang Pengawasan,Pengendalian Dan
Pengamanan Bahan PeledakKomersil. Beri tanggapan hubungan antara
kedua peraturan tersebut dengan kegiatan teknis peledakan (Min 16
halaman dengan spasi 1 cm) ditulis tangan menggunakan tinta biru.
2. Cari spesifikasi peralatan dan perlengkapan peledakan yang bergerak
dibidang peledakan minimal 2 alat bor (bor Hidrolik dan bor Pneumatik) dan
peralatan dan perlengkapan peledakan dari 5 perusahaan yang bergerak
dibidang peledakan. (min 15 produk)

*keterangan : tugas dikerjakan dengan cara ditulis tangan dan cantumkan nama,
NPM, dan tanda tangan untuk setiap lembarnya
61

Anda mungkin juga menyukai