Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum, wr., wb.,
Segala puji hanya bagi Allah yang maha pengasi lagi maha penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatnya saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Electrostatic Separator” dengan lancar,dan penyusunan laporan ini
bertujuan untuk syarat dapat melakukan praktikum selanjutnya. Tidak lupa
sholawat serta salam selalu kami haturkan kepada junjungan kepada Nabi
Muhammad Saw. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta
kepada keluarga, sahabat, tabi’in dan orang-orang yang selalu mengikuti
sunnahnya.
Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai mana mestinya dan
semoga dapat membantu para pembaca. Meski telah menyusun secara
maksimal penulis dapat menyadari masih ada salah dari penulisan maupun
pengucapan dalam isi laporan ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum., wr., wb.,

Bandung , 24 April 2019


Penyusun,

Zulian Fariz

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
M-XV ELECTROSTATIC SEPARATOR………………………………... XV-1
15.1 Tujuan....................................................................................... XV-1
15.2 Landasan Teori......................................................................... XV-1
15.2.1 Pengertia Electrostatic Separator................................. XV-1
15.2.2 Bagian-Bagian Alat Electrostatic Separator……........... XV-2
15.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Electrostatic Separator.... XV-2
15.3 Alat dan Bahan......................................................................... XV-4
15.3.1 Alat........................................................................... XV-4
15.3.2 Bahan....................................................................... XV-4
15.4 Prosedur................................................................................... XV-5
15.5 Rumus yang Digunakan........................................................... XV-5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. XV-7

ii
M – XV
ELECTROSTATIC SEPARATOR

15.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari
pengotornya dengan alat Electrostatic separation yang berdasarkan
Perbedaan sifat kelistrikanya.
2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral
berharga dengan alat Electrostatic separation.
3. Menentukan Ratio of Concentration mineral
berharga dengan alat Electrostatic separation.

15.2 Teori Dasar


15.2.1 Pengertian Electrostatic Separator
Electrostatic separation merupakan suatu teknik dalam pengolahan
bahan galian untuk memisahan mineral bagian a dengan bagian lainnya
berdasarkan perbedaan electrical conductivity-nya. Mineral di alam ada yang
electrical conductivity-nya tinggi (mineral konduktor) dan ada yang rendah
(mineral non konduktor). Mineral konduktor bersifat lebih mudah menerima ion
negative juga mudah melepaskannya. Berbeda dengan mineral non konduktor
yang sukar menerima maupun melepaskan ion negative.

Sumber: Ahmad,2015

XV-1
Gambar 15.1
Kerja electric separator

XV-2
XV-3

15.2.2 Bagian-Bagan Alat Electrostatic Separator


Bagian-bagian alat dari Electrostatic separation ini antara lain :
1. Hopper, merupakan alat penampung umpan yang dilengkapi dengan
heater untuk memanaskan umpan agar dalam keadaan kering. Dalam
keadaan material basah maka proses pemisahan dengan electrostatic
separator tidak akan berhasil dengan baik.
2. Feeder (pengatur umpan), alat ini terletak pada hopper. Alat ini berguna
agar umpan yang masuk ke rotor hanya satu lapis, dengan harapan
proses dapat berjalan baik. Ujung dari hopper sebagai media keluarnya
material dari hopper dapat diatur, agar jatuhnya material merupakan garis
singgung dari rotor. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lentingan
material.
3. Rotor, adalah silinder yang berputar pada porosnya, dihubungkan dengan
bumi sehingga rotor bermuatan positif.
4. Electrode, terdiri dari electroda kawat dan focussing electrode,
merupakan sumber ion bombardement.
5. Splitter, sebagai penyekat pengatur produk (mideral konduktor, middling
dan non kinduktor).
6. Brush (sikat), berguna untuk menyikat produk non konduktor yang ikut
berputar dengan rotor.
7. Rectifier, sebagai alat untuk meningkatkan tegangan.
15.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Electrostatic Separator
Ada faktor yang mempengaruhi baik tidaknya pemisahan dengan
electrostatic separator, yaitu :
1. Kuat Tegangan
Kuat tegangan berfungsi untuk membentuk medan korona, kemudian
membombardemant partikel dengan muatan negatif. Apabila medan
korona sudah terbentuk, maka kuat tegangan yang diperlukan sudah
cukup. Pada tegangan yang tinggi akan mempengaruhi hasil pemisahan,
karena partikel akan mencapai muatan maksimum dalam waktu singkat
(kurang dari 1/50 detik).
Suatu partikel yang sudah mencapai muatan maksimum tidak lagi
menerima muatan negatif, bahkan menolaknya. Muatan maksimum akan
XV-4

lebih besar untuk partikel konduktor dibandingkan dengan mineral non


konduktor.
2. Kecepatan Putar Rotor
3. Kecepatan putar rotor mempunyai hubungan erat dengan gaya
sentrifugal. Besar gaya sentrifugal kecepatan rotor, ukuran partikel, BJ
dan diameter rotor dirumuskan sebagai berikut.
4. Semakin besar ukuran partikel, berat jenis dan diameter rotor sebaiknya
menggunakan kecepatan putar rendah, agar didapat suatu gaya
sentrifugal yang tidak terlalu besar dan dapat mengimbangi gaya tarik
listrik yang semakin kecil pada ukuran butir yang kasar. Sehingga
diharapkan partikel non konduktor tidak terlepas dari permukaan rotor.
Sebaliknya apabila ukuran partikel halus, BJ kecil dan diameter rotor
kecil, dapat menggunakan kecepatan puter rotor tinggi, karena gaya listrik
semakin besar pada ukuran partikel kecil.
5. Laju Umpan (Feed Rate), yang keluar dari hopper perlu diatur sedemikian
rupa supaya menyebar sepanjang permukaan rotor. Tebal umpan
diusahakan supaya terdiri dari satu lapis dan tidak berjejal-jejal.
6. Posisi Pembagi (Splitter), tidak berpengaruh pada fenomena utama yang
terjadi dalam electrostatic separator, tetapi dapat mempengarhi kadar dan
perolehan produk. Posisi pembagi perlu pada setiap percobaan dan
tergantung pada kecepatan putar rotor, diameter rotor dan ukuran butir.
Apabila diinginkan mineral konduktor kadar tinggi, posisi pembagi supaya
diatur mendekati rotor, tetapi biasanya perolehan menjadi rendah.
Sebaliknya apabila diinginkan perolehan tinggi, maka posisi pembagi
dicondongkan menjauhi rotor, namum kadarnya rendah.
7. Pengaruh Kelembaban, udara mempunyai hubungan erat dengan sifat
permukaan mineral. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi kelembaban relatif udara, maka partikel akan mempunyai sifat
konduktivitas yang tinggi. Dari hasil percobaan pemisahan antara hematit
dengan kuarsa, menunjukkan bahwa kelembaban relatif lebih rendah dari
35%, dapat dipisahkan pada temperatur 20°C. Kelembaban relatif 60%,
temperatur bijih yang diperlukan 40°C dan kelembaban relatif 90%
temperatur bijih yang diperlukan 90°C. Pengaruh kelembaban lebih jauh
dituliskan oleh Kakovsky, digolongkan jadi :
XV-5

1. Partikel yang mempunyai konduktivitas besar dalam kelembaban


rendah dan perbedaan konduktivitas kecil dalam kelembaban tinggi,
dapat dilakukan pemisahan dengan melakukan pemanasan pada
temperatur 110°C – 115°C.
2. Partikel yang mempunyai perbedaan konduktivitas besar dengan
kelembaban tinggi maupun rendah, paling mudah untuk dipisahkan.
3. Partikel yang mempunyai perbedaan konduktivitas rendah dengan
kelambaban tinggi maupun rendah, paling sulit dipisahkan.
8. Keadaan Material.
Gaya berat berbanding lurus dengan BJ dan ukuran partikel> Menurut
coppo ukuran partikel yang dapat dikerjakan dengan pemisah tegangan
tinggi adala 60 – 200 mesh untuk material bulat. Untuk yang berbentuk
kasar masih dapat dipisahkan jika mempunyai perbedaan konduktivitas
besar.
Derajat Liberasi, Mineral yang belum terliberasi sempurna akan
mempunyai sifat fisik yang berbeda, tergantung pada jenis pengotor.
Sebagai contoh ; mineral senotim bersifat konduktor, tetapi bila ada
limonit yang menempel maka mineral senotim tersebut akan mudah
menghantarkan listrik sehingga dapat dijumpai sebagai mineral
konduktor.

15.3 Alat dan Bahan


15.3.1 Alat
Peralatan yang digunakan adalah Rapid Electrostatic Separator atau lebih
dikenal dengan High Tension Separator. Alat ini memiliki beda potensial yang
sangat tinggi, yaitu sekitar 50.000 volt DC.
15.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah pasir kuarsa (SiO2) sebanyak 300 gr dan
pasir besi dengan ukuran -65 +100# sebanyak 100 gr. Contoh lain yang dapat
digunakan antara lain: mineral konduktor (magnetit, ilmenit, hematit, franklinit,
galena, kasiterit, pyrite) dan mineral isolator (monazite, siderite, garnet, mika
biotit, corundum, kalsit, dan epidot).
XV-6

15.4 Prosedur Percobaan


Prosedur dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Lakukan mixing antara pasir besi dengan kuarsa.
2. Lakuakn coning dan quartering.
3. Tentukan kadar feed dengan melakukan grain counting.
4. Hidupkan motor penggerak drum separator.
5. Atur feeder agar feed masuk sesuai dengan yang diinginkan.
6. Hidupkan heater yang berfungsi untuk memanaskan mineral-mineral yang
bersifat konduktor, agar lebih mudah tertarik oleh pengaruh medan listrik.
7. Masukkan feed kedalam feeder setiap 15 detik.
8. Setelah feed habis semua, maka akan diperoleh hasil berupa konsentrat
(konduktor) dan tailing (isolator).
9. Matikan mesinnya.
10. Timbang berat konsentrat.
11. Tentukan kadar konsentarat (pasir besi) dengan melakukan grain
counting.
12. Tentukan berat tailing (T) beserta kadarnya (t)

15.5 Rumus yang Digunakan


Rumus yang digunakan dalam pengujian kali ini atara lain :
1. Material Balance

F = C + T…………………….………….…..…..(13.1)

2. Metallurgical Balance

F . f = C . c + T ………………………...…………..(13.2)

3. Recovery (R)
Cc
R = …………………….….....………….……(13.3)
F.f

4. Ratio of Concentration (K)

F
K = ………………………………….…………..(13.4)
C
XV-7

Dimana : F = Berat Feed (gr)


f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrat (%)
T = Berat Tailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)
DAFTAR PUSTAKA

1. Andrea, Yulia, 2011, “Pengolahan Mineral” susijhr.blogspot.com di


akses pada tanggal 05 Mei 2018 pukul 19:10 WIB (Referensi
internet)

2. Haryanto, D, 1983, ” Diktat I Pengolahan Bahan Galian”. Universitas


Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta

3. Nisrina, 2016, “Magnetic sperator dan Electrical sperator”


scribd.com.di akses pada tanggal 05 Mei 2018 pukul 19:10
WIB (Referensi internet)

4. Tobing, SafifL., 2002, ” Prinsip dasar pengolahan bahan galian”.


JurusanTeknik pertambangan UNISBA, Bandung

XV-8

Anda mungkin juga menyukai