Nomor Tugas : 04
Prktikum : Teknik Eksplorasi
LAPORAN AWAL
JENIS, TIPE & BENTUK ENDAPAN BAHAN GALIAN
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan awal
mengenai “Jenis, Tipe & Bentuk Endapan Bahan Galian”. Tidak lupa penulis
ucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Dalam pembuatan laporan ini penulis ucapkan terimakasih kepada
Laboratorium Eksplorasi yang telah membimbing di Praktikum Teknik Eksplorasi,
memberikan ilmu , waktu, dan tenaga.
Penulis sangat mengharapkan agar laporan yang telah penulis buat hari
ini dapat diterima oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Sehingga dapat lebih menyempurnakan laporan ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini tentang jenis, tipe dan bentuk endapan bahan
galian, diantaranya:
1. Mengetahui genesa endapan bahan galian.
2. Mengetahui zona altrasi mineral pada sampel.
3. Mengetahui lokasi daerah pengendapan bahangalian, karakteristik
penyebaran endapan bahan galian dan rencana eksplorasi yang akan
digunakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
diiberlakukan pada saat ini yaitu pada UU. No 4 Tahun 2009 tentang MINERBA
(Mineral Dan Batubara).
Terdapat beberapa klasifikasi berdasarkan pada genesa endaan bahan
galian seperti mineral. Genesa bahan galian merupakan suatu proses yang sangat
kompleks, dimana pada proses keterbentuknya suatu bahan galian yang terjadi
yaitu secara bersamaan. Dimana dari satu jenis bahan galian logam apabila
genesanya berbeda, sehingga yang akan dihasilkannya tipe endapan yang
berbeda. Secara garis besar genesa cebakan mineral ini akan bergantung pada 3
proses genesanya seperti magmatisme, sedimnetasi dan metamorfisme. Pada
ketiga proses tersebut mempengaruhi pada terbentukannya berbagai macam tipe
endapan seperti kelompok asosiasi mineral bijih tertentu. Sementara pada genesa
pembentukan endapan minera terbagi atas endogenic ataupun eksogenik.
Endapan endogeni merupakan endapan yang terbentuknya berada pada kerak
bumi, bersamaan dengan keterbentukannya batuan yang disebut dengan
endapan primer contohnya yaitu endapan magmatikm endapan hydrothermal dan
endapan metasomatik kontak. Sementara endapan eksogenik merupakan
keterbentukannya berada di permukaan bumi contohnya endapan eksogenik yaitu
endapan sedimentasi, laterit, alluvial atau sekunder.
Pada setiap endapan akan menghasilkan sumberdaya besar, cadangan
dan jenis mineral ikutan yang berbeda-beda. Mengenal suatu genesa
pembentukkan endapan bahan galian akan membantu dalam hal proses
pencarian, penemuan dan pengembangan bahan galian dari hal tersebutlah akan
dihasilkan suatu metoda yang paling tepat untuk dilakukan kegiatan eksplorasi.
2. Pertambangan batubara
Batubara sendiri merupakan hasil dari fosil tumbuhan yang terkonsentrasi
pada suatu cekungan yang mengakibatkan menjadi padatan dan berubah
menjadi batubara yang berasal dari bahan organic dan memiliki unsur
karbon, hydrogen, dan juga oksigen.
2.4 Alterasi
Alterasi atau bias sering disebut dengan ubahan batuan yaitu suatu
ubahan batuan terhadap susunan kimia yang dapat memberikan perubahan
secara alami yang disebabkan oleh adanya suatu proses fisika maupun kimia.
Proses ubahan batuan yang terjadi dapat mengakibatkan adanya perubahan sifat
fisik dan pembentukan pada mineral-mineral tertentu.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
1. Menentukan mineral hasil pengujian dan pengolahan data dengan metode
XRD
2. Menentukan zona alterasi berdasarkan mineral yang didapatkan.
3. Membuat resume dari genesa bahan galian yang terbentuk
3.2 Pembahasan
Sebelum Fiting
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-500
11
Sesudah Fiting
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Mineral 1 Mineral 2 Mineral 3 Mineral 4 Mineral 5 Mineral 6 Mineral 7 Mineral 8 Mineral 9 Mineral Teridentifikasi
2 Teta Intesitas SF Intesitas F Teta Difraksi
Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity
5.65 252.091 245.425 2.825 15.623232
12.32 163.428 136.08 6.16 7.1757885 Kaolinite 1 Kaolinite 1
20.02 583.859 593.472 10.01 4.4298685 Illite 1 Illite 1
20.63 862.857 825.753 10.315 4.3002396
20.67 586.147 615.29 10.335 4.2920081
21.66 1305.9 1122.16 10.83 4.0980201
21.92 2583.14 2563.43 10.96 4.049996 Cristobalite 100 Cristobalite 100
22.87 50.9315 57.618 11.435 3.883865
23.25 253.183 279.18 11.625 3.821239 Tridymite 14.9 Tridymite 14.9
23.65 348.714 352.361 11.825 3.7575063
24.72 149.254 149.072 12.36 3.5972327
25.8 195.345 167.844 12.9 3.4490464 Albite 3.61 Albite 3.61
26.61 1779.91 1533.29 13.305 3.3458671 Quartz 69.9 Quartz 69.9
27.45 291.615 295.239 13.725 3.2453569 Albite 46.04 Albite 46.04
27.67 395.737 417.167 13.835 3.220051 Albite 82.8 Albite 82.8
27.8 295.461 314.915 13.9 3.2052877 Diaspore 6.42 Diaspore 6.42
28.47 182.259 153.35 14.235 3.1313601 Smectite 0.5 Smectite 0.5
21.19 356.585 288.896 10.595 4.1878422
30.6 95.8773 107.168 15.3 2.9180699 Albite 21.05 Albite 21.05
31.46 173.188 180.931 15.73 2.8402335 Cristobalite 11.28 Cristobalite 11.28
34.91 356.279 279.963 17.455 2.5670375 Illite 0.85 Illite 0.85
36.2 267.572 292.945 18.1 2.4784629 Alunite 4.35 Alunite 4.35
41.53 108.714 77.7169 20.765 2.1718537 Diaspore 46.13 Diaspore 46.13
42.73 61.6211 62.261 21.365 2.1135964 Cristobalite 2.83 Cristobalite 2.83
12
13
14
RESUME
ALTERASI HIDROTERMAL EPHITHERMAL
16
BAB V
KESIMPULAN
Berikut merupakan beberapa yang dapat disimpulkan dari materi tipe, jenis
dan bentuk endapan bahan galian , sebagai berikut :
1. Genesa bahan galian merupakan suatu proses yang sangat kompleks,
dimana pada proses keterbentuknya suatu bahan galian yang terjadi yaitu
secara bersamaan. Dimana dari satu jenis bahan galian logam apabila
genesanya berbeda, sehingga yang akan dihasilkannya tipe endapan yang
berbeda. Secara garis besar genesa cebakan mineral ini akan bergantung
pada 3 proses genesanya seperti magmatisme, sedimnetasi dan
metamorfisme
2. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data, sampel pada WW07
B berada pada zona altrasi Advance Agrilic – Agrilic.
3. Dengan melakukan pengetahuan lokasi sebaran dari endapan bahan galian
agar dapat menentukan lokasi – lokasi yang prospek dengan penyebaran
batuan yang akan dicari, selain itu dengan memahami karakteristik
penyebaran pada suatu daerah akan memudahkannya dalam proses
eksplorasi endapan bahan galian sehingga akan dapat merencanakan
eksplorasi yang akan dilakukan baik itu secara eksplorasi tidak langsung
dengan menggunakan metode geofisika atau geokimia ataupun
menggunakan eksplorasi langsung dilapangan endapan bahan galiannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
LABORATORIUM EKSPLORASI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
Jl. Tamansari No. 1 Bandung (022) 4203368 Lab.Eksplorasi@unisba.ac.id
TUGAS ASISTENSI
MODUL II – JENIS, TIPE, DAN BENTUK
ENDAPAN BAHAN GALIAN
Catatan Instruktur :
Setiap praktikan akan diberikan data difaktogram berbeda-beda,
pembagiannya akan dibagikan oleh instruktur shiftnya.
20
Sebelum Fiting
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-500
Sesudah Fiting
3000
2500
2000
21
1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Mineral 1 Mineral 2 Mineral 3 Mineral 4 Mineral 5 Mineral 6 Mineral 7 Mineral 8 Mineral 9 Mineral Teridentifikasi
2 Teta Intesitas SF Intesitas F Teta Difraksi
Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity Name Intensity
5.65 252.091 245.425 2.825 15.623232
12.32 163.428 136.08 6.16 7.1757885 Kaolinite 1 Kaolinite 1
20.02 583.859 593.472 10.01 4.4298685 Illite 1 Illite 1
20.63 862.857 825.753 10.315 4.3002396
20.67 586.147 615.29 10.335 4.2920081
21.66 1305.9 1122.16 10.83 4.0980201
21.92 2583.14 2563.43 10.96 4.049996 Cristobalite 100 Cristobalite 100
22.87 50.9315 57.618 11.435 3.883865
23.25 253.183 279.18 11.625 3.821239 Tridymite 14.9 Tridymite 14.9
23.65 348.714 352.361 11.825 3.7575063
24.72 149.254 149.072 12.36 3.5972327
25.8 195.345 167.844 12.9 3.4490464 Albite 3.61 Albite 3.61
26.61 1779.91 1533.29 13.305 3.3458671 Quartz 69.9 Quartz 69.9
27.45 291.615 295.239 13.725 3.2453569 Albite 46.04 Albite 46.04
27.67 395.737 417.167 13.835 3.220051 Albite 82.8 Albite 82.8
27.8 295.461 314.915 13.9 3.2052877 Diaspore 6.42 Diaspore 6.42
28.47 182.259 153.35 14.235 3.1313601 Smectite 0.5 Smectite 0.5
21.19 356.585 288.896 10.595 4.1878422
30.6 95.8773 107.168 15.3 2.9180699 Albite 21.05 Albite 21.05
31.46 173.188 180.931 15.73 2.8402335 Cristobalite 11.28 Cristobalite 11.28
34.91 356.279 279.963 17.455 2.5670375 Illite 0.85 Illite 0.85
36.2 267.572 292.945 18.1 2.4784629 Alunite 4.35 Alunite 4.35
41.53 108.714 77.7169 20.765 2.1718537 Diaspore 46.13 Diaspore 46.13
42.73 61.6211 62.261 21.365 2.1135964 Cristobalite 2.83 Cristobalite 2.83
22
Mineral Max Klasifikasi
23
24
RESUME
ALTERASI HIDROTERMAL EPHITHERMAL
25
yaitu 250°-350°C, atau himpunan mineral kaolinit-alunit-kalsedon-kuarsa-pirit
untuk temperatur rendah yaitu piroksen, hornblende maupun biotit, hal ini dapat
dilihat bentuk awal dari mineral piroksen terlihat jelas mineral piroksen tersebut
telah mengalami ubahan menjadi klorit.
12. Filik
Zona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas
zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang
berkembang pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan
kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pirit yang melimpah serta sejumlah
anhidrit. Terbentuk pada temperatur sedangtinggi yaitu 230°C-400°C, fluida asam-
netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.
13. Potasik
Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K-
Feldspar, kuarsa, serisit dan magnetit. Alterasi potasik terbentuk pada daerah
yang dekat batuan beku intrusif yang terkait, fluida yang panas lebih dari 300°C,
salinitas tinggi, dan dengan karakter magmatik yang kuat
14. Skarn
Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan
mineral garnet, klinopiroksen dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah
yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan
oleh mineral klorit, tremolit-aktinolit dan kalsit dan larutan hidrothermal. Alterasi
skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur
tinggi sekitar 300°C700°C.
26