Nomor Tugas : 10
Mata Kuliah : Praktikum Mineralogi dan Petrologi
LAPORAN AKHIR
BATUAN PIROKLASTIK
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berbagai nikmat serta karunia-Nya kepada hambanya, Sehingga
pada kesempatan ini saya bisa menyelesaikan tugas laporan akhir praktikum
Petrologi dan Mineralogi yang berjudul “Batuan Piroklastik” Program Studi
Teknik Pertambangan.
Kemudian tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Asisten
Laboratorium Geologi yang telah memberi arahan serta bimbingan nya terhadap
pemberian materi dan tugas. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada
teman dan rekan seperjuangan yang telah membantu dalam pembuatan laporan
ini.
Dalam pembuatan laporan ini penulis mengucapkan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan, karena dalam pembuatannya masih jauh dari kata sempurna
sepenuh nya, maka dari itu penulis mohon kritik serta saran dari pembaca untuk
memperbaiki dalam pembuatan laporan ini, sehingga dalam pembuatan laporan
berikutnya akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Fatkhul Qorrib
NPM: 10070120021
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................. 1
1.2.1 Maksud ........................................................................ 1
1.2.2 Tujuan.......................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 2
2.1 Pengertian Batuan Piroklatik ............................................... 2
2.2 Genesa Batuan Piroklastik................................................... 4
2.3 Material Gunung Berapi ....................................................... 4
2.4 Mineral Penyusun Batuan Piroklastik .................................. 5
2.5 Klasifikasi Batuan Piroklastik ............................................... 6
2.6 Tekstur dan Struktur Batuan Piroklastik .............................. 7
2.7 Deskripsi Batuan Piroklastik ................................................ 9
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................ 10
3.1 Tugas................................................................................... 10
3.2 Pembahasan ....................................................................... 10
BAB IV ANALISA ................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN........................................................................... 34
5.1 Kesimpulan.......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
FORM PENILAIAN LAPORAN
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Sumber: Hasan,2006
Gambar 2.1
Susunan Gunung Api
Dalam keterbentukannya batuan piroklastik memiliki tiga jenis tipe
pengendapan yaitu:
1. Fall Deposite, yaitu endapan piroklastik yang terbentuk oleh jatuhan
material halus yang terbawa oleh angin dan mengendap di permukaan
secara rata
2. Flow Deposite, yaitu endapan piroklastik yang diangkut oleh media air
maupun angin yang mana pola alirannya laminer, dimana terjadi
pencampuran dari berbagai ukuran butiran.
3. Surge Deposite, di mana keterbentukannya sebenarnya termasuk kedalam
flow deposite karena tertransportasikan oleh aliran angin maupun air,
perbedaannya surge deopsite tertransportasikan oleh aliran turbulen.
Lava merupakan magma yang keluar dari dalam gunung berapi dan
membeku di permukaan bumi.
2. Tepra
Tepra merupakan material yang ikut keluar dari letusan gunug berapi yang
meletus secara ekslposif, material tersebut berupa bara, debu, juga gas
yang mana di Indonesia biasa disubut wedus gembel.
3. Gas
Gas dihasilkan pada letusan gunung berapi baik yang eksplosif maupun
non eksplosif, biasanya dalam bentuk uap. Komposisi dari gas yang
dikeluarkan saat letusan adalah uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan
sulfur dioksida (SO2), sedangkan komposisi dari gas lainnya yang
dikleuarkan dalam jumlah kecil adalah Klorin (CL) dan Fluorin (F).
b. Breksi Vulkanik
Memiliki ukuran butir 64 mm (block) atau lebih besar dari ukuran bomb
dan biasanya berupa fragmen – fragmen kasar. Fragmen ini bisa buka
dari bahan piroklastik.
3. Bentuk Butir
Bentuk butir didasarkan pada bentuk rata-rata dari butiran yang terkandung
pada batuan piroklastik yaitu ada menyudut, membulat, dan membulat
sempurna.
4. Kekompakan
Kekompakan tergantung dari hubungan antar fragmennya, jika hubungan
antar fragmennya rapat maka kekompakan batuan piroklastik tersebut
10
3.1 Tugas
3.1.1 Pendeskripsian Batuan Piroklastik sebanyak 3 sampel/orang.
Berdasarkan parameter pendeskripsian yang telah dipelajari.
3.1.2 Ploting pada diagram (Fisher 1966) 3 sampel batuan piroklastik yang
diberikan asisten dan Menarasikan perhitungannya.
3.1.3 Mencari manfaat mengenai batuan piroklastik dalam kehidupan.
3.1.4 Mencari sebaran gunung api di Indonesia yang dibuat dalam Peta
Indonesia.
3.1.5 Menggambarkan fall, flaw dan surge.
3.1.6 Membuat resume terkait gunung sunda purba dan pembentukan anak
Krakatau.
3.1.7 Jelaskan dan gambarkan material yang dihasilkan dari letusan
gunung api.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Deskripsi Batuan Piroklastik
Tabel 3.1
Pendeskripsian Batuan Piroklastik
Parameter Deskripsi Hasil Deskripsi
Kode Batuan LG/BP/04/2021
Warna Batuan Bisque
Tekstur
- Ukuran Butir >0,06 mm - <2 mm
- Bentuk Butir Menyudut
- Kompaksi Kompak
Genesa Batuan Fall
Jenis Batuan Piroklastik
Nama Batuan Pumice/Tuff
Foto Sketsa
11
12
mdpl. Dipercaya gunung burangrang dan situ lembang merupakan salah satu
bagian kerucut sampng dari gunung Sunda Purba. Sisa – sisa gunung Sunda ini
dapat dijumpai di sebelah utara gunung sunda purba tepatnya di sunai
cikapundung sampai gunung manglayang.
Gunung anak krakatau merupakan kaldera yang terbentuk karena hasil
erupsi besar gunung krakatau pada abad ke-19. Gunung anak krakatau ini pernah
meletus dan sering erups yang dentuman letusannya terdengar hingga wilayah
Jakarta.
Gunung Krakatau memeuntahakan material vulkaniknya pada tahun 1883.
Yang mana letusannya membentuk kaldera bawah laut, di mana kaldera ni kelak
membentuk gunung api baru yang muncul hingga permukaan laut yang dinamakan
gunung anak krakatau pada 1883 mengakibatkan gunung krakatau purba hancur
yang menyisakan kaldera di bawah permukaan laut. Tepi kawahnya membentuk
tiga pulau yaitu pulau Rakata, Pulau Panjang, dan Pulau Sertung. Pada abad ke
5M akibat dari gaya dorongan vulkanik dari dalam perut bumi pulau Rakata yang
merupakan salah satu pulau hasil letusan gunung krakatau berkembang menjadi
gunung berapi baru yang tersusun atas batuan basaltic. Selain itu, proses ini
melahirkan juga gunung lain dari kawah yang sama bernama gunung dawan dan
gunung perbuwatan.
3.2.7 Material Hasil Letusan Gunung Berapi
Magma yang merupakan bahan dalam meletusnya gunung berapi yang
menjadi lahar dan mengalami pendinginan atau kristalisasi menjadi batuan.
Magma merupakan cairan pijar yang keberadaannya di bawah permukaan dengan
suhu yang sangat tinggi yang diperkirakan lebih dari 1000 oC. Magma yang keluar
hasil letusan gunung berapi disebut dengan lava, dengan suhu berkisar 700 –
1200oC, letusan gunung berapi ini membawa batu dan abu yang menyembur
hingga radius 90 km atau bahkan lebih. Tanda-tanda dari gunung berapi yang
akan meletus yaitu:
1. Suhu sekitar gunung berapi akan naik
2. Mata air akan mengering sekitaran gunung berapi
3. Terdengar nya suara gemuruh yang dikeluarkan gunung berapi, dan
terkadang disertai getaran seperti gempa kecil.
4. Tumbuhan sekitaran gunung berapi akan melayu, dan hewan-hewan akan
berhamburan berlarian.
20
b. Lapili
3. Material Cair
Material cair ini merupakan magma yang keluar, yang dapat disebut juga
sebagai lahar. Magma yang keluar tanpa hambatan akan berbentuk cairan
pijar bersifat asam maupun basa. Lahar merupakan magma yang telah
tercampur dengan material lain, yang mana terbagi menjadi dua yaitu lahar
panas dan lahar lahar dingin. Sedangkan lava adalah magma yang
langsung keluar tanpa tercampur material lain.
Gunung sunda purba pernah menjadi gunung tertinggi di pulau jawa dan
pernah meletus dengan kekuatan yang sangat besar hingga membentuk gunung-
gunung baru seperti Gunung Burangrang, Tangkuban Parahu, dan danau seperti
danau Bandung di Padalarang. Keberadaan gunung berapi terlihat membentang
dari arah barat pulau sumatran melalui selatan pulau jawa hingga ke utara
sulawesi dan maluku yang menerus hingga ke dataran asia bagian atas seperti
china, hal tersebut menjadi tanda dari adanya pengaruh tektonika lempeng dari
bertabrakannya dua lempeng yaitu lempeng samudra dengan lempeng benua
yang bergerak secara konvergen dan menghasilkan banyak gunung berapi.
Parameter pendeskripsian selalu dapat dikorelasikan, contohnya pada
pendeskripsian batuan piroklastik genesa keterbentukan batuan dapat di
korelasikan dengan tekstur dari batuan piroklastik di mana batuan piroklastik
dengan sudut menyudut diindikasikan sebagai batuan piroklastik, dan batuan
dengan butiran membulat sebagai batuan epiklastik .
Di Indonesia sendiri batuan piroklastik dibedakan jenisnya dengan batuan
beku, karena keterdapatan gunung berapi yang cukup banyak di Indonesia
sehingga perlu dibedakan dari batuan beku dengan batuan piroklastik. Batuan
piroklastik memiliki komposisi mineral sama dengan batuan beku, yang
membedakan dengan batuan beku yaitu genesanya, batuan beku hasil
pembekuan magma di permukaan bumi, sedangkan batuan piroklastik terbentuk
dari pembekuan magma di udara hasil letusan gunung berapi yang eksplosif,
selain itu dapat dibedakan juga bahwa batuan beku merupakan kumpulan dari
butir, sedangkan batuan piroklastik merupakan butiran itu sendiri. Hasil letusan
magma ini sebenarnya membentuk batuan piroklastik dan juga epiklastik, bedanya
batuan epiklastik tertransportasi dan tercampur dengan butir-butir lainnya.
22
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Dalam memahami mengenai batuan piroklastik dapat mempelajari
mengenai pengertian, genesa, tekstur dan strukturnya, klasifikasi, serta
kandungan atau komposisinya, dapat juga dengan mengetahui
pemanfaatannya. Di mana dari hasil tersebut dapat dipahami untuk
melakukan identifikasi terhadap batuan piroklastik.
2. Untuk melakukan pendeskripsian pada batuan piroklastik dari parameter
pendeskripsian. Berdasarkan parameter pendeskripsian, agar mudah
dalam mendeskripsikan yaitu dengan mengkorelasikan antara parameter
yang satu dengan yang lainnya, seperti tekstur memiliki keterkaitan dengan
genesa, dibantu dengan diagram Fisher (1966) dengan memploting titik
kandungan persen pada batuan piroklastik.dan akan diketahui dari nama
batuan piroklastik nya.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
FORM PENILAIAN LAPORAN
Laporan Akhir
Format (30) Isi (70)
Total Nilai
LAMPIRAN