D111211071
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
1 KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geologi fisik Universitas Hasanuddin. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambahkan informasi mengenai mineral bagi pembaca dan juga untuk penulis.
Dalam penyusunannya, saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak terutama diantaranya; bapak Dr. Irzal Nur selaku dosen
mata kuliah Geologi fisik serta kepala lab geologi fisik dan asisten lab yang telah
memberikan ilmu, waktu dan tenaganya dalam membimbing di praktikum Geologi fisik.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata saya mengucapkan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
iii
4.6 Stasiun 6 ................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
2 DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
BAB I
3 PENDAHULUAN
Geologi merupakan kata yang berasal dari kata geo yang berarti bumi dan
logos yang berarti ilmu pengetahuan. Secara harfiah, geologi berarati ilmu tentang
bumi atau studi tentang bumi. Bumi disini bukan berarti hanya fisik dari bumi saja
yaitu bahan penyusun bumi api dan bentuk bumi itu sendiri tetapi juga berbagai proses
yang terjadi pada bumi sejak terbentuknya sampai sekarang. Proses-proses terbentuk
termasuk yang terjadi pada bumi sejak maupun yang terjadi pada permukaan bumi.
Kehidupan yang pernah ada di bumi dan evolusinya merupakan objek yang di pelajari
Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia
kimia dan fisik tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga
mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Istilah mineral
dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat
fisik yang tertentu pula. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik (Murwanto,
1992).
cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral baik yaitu mempelajari tentang
sifat fisik, sifat kimia, cara terdapatannya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Sedangkan mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-
1
sifat kimia dan fisik tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
berikut:
suatu mineral seperti, warna, kilap, belahan, cerat, kekerasan, berat jenis, sistem
kristal, kelompok mineral, nama mineral, komposisi mineral, genesis, keterdapatan dan
kegunaan mineral. Maka dari itu diadakan praktikum Geologi Fisik yang dilakukan di
Hasanuddin dengan acara pertama yaitu pengenalan mineral pada hari senin tanggal
13 September 2021.
2
BAB II
4 TINJAUAN PUSTAKA
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral
dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah,
atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut
dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar,
sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
mereka akan dibatasi oleh dang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk
yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan
tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan
dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi (Noor, 2012).
Ada beberapa ribu dari jenis mineral yang diketahui dan sekitar 100 di
antaranya merupakan komponen mineral batuan. Hal inilah yang kemudian disebut
sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral yang menurut definisinya harus dibentuk
melalui proses alami berbeda dari ekuivalen sintetik yang diproduksi di laboratorium.
Mineral yang terbentuk dan dibuat oleh manusia diantaranya termasuk zamrud, safir,
berlian, dan batu permata berharga lainnya yang secara teratur diproduksi di fasilitas
percobaan dan penelitian industri serta seringkali hampir identik dengan mineral alami
mereka. Semua mineral merupakan padatan dan terjadi sebagai kristal serta memiliki
3
susunan molekul yang berulang dan teratur menghasilkan bentuk kristal mineral.
Karena unsur kimia setiap mineral berbeda, tidak ada dua mineral yang dapat
menghasilkan kristal yang sama. Dengan demikian, bentuk setiap mineral adalah unik
dan dianggap sebagai suatu ciri yang berguna untuk menentukan identitasnya. Bentuk
kristal unik ini dapat berubah ketika kondisi suhu dan tekanan berubah. Intan dan
grafit misalnya, dimana keduanya adalah bentuk yang berbeda dari mineral karbon,
namunberlian berkembang di bawah kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi (Noor,
2009).
terdiri dari satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral. Batuan dapat
mengalami perubahan dari satu tipe menjadi tipe batuan yang lainnya. Batuan dari
jenis apapun jika tertimbun kedalam bumi, mendapatkan energi panas hingga meleleh,
kemudian membeku kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan beku.
kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan sedimen. Batuan jenis apapun
4
2.1.1 Mineral
Mineral adalah suatu benda padat yang homogen terdapat di alam, terbentu
secara anorganik mempunyai komposisi kimia pada batas –batas tertentu mempunyai
atom yang tersusun secara teratur. Determinasi atau pengenalan mineral dapat
didasarkan pada berbagai sifat dari mineral itu sendiri, antara lain sifat fisika dan
padat, mempunyai komposisi dan struktur tertentu. Batu bara bukan termasuk mineral,
karena berasal dari zat organik. Minyak bumi tidak termasuk mineral karena berfase
cair. Salju dan gletser termasuk mineral karena berfase padat (Zuhdi, 2019).
1. Warna Mineral
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak
ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya
mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak
memiliki lebih dari satu warna. Dalam mineral, warna disebabkan oleh
penyerapan atau pembiasan cahaya tertentu dan panjang gelombang. Hal ini
bisa terjadi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah adanya jejak unsur-
unsur atom "asing" yang tidak termasuk dalam bagian susunan kimia dasar dari
seperti ungu Flourit dan kuning Belerang. Warna inilah yang membantu untuk
5
2. Pecahan (fracture)
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
Permukaan bidang belah akan Nampak halus dan dapat memantulkan sinar
arah dengan tidak teratur. Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu
Kuarsa.
Augit, Hipersten
3. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping
porselin, kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama
dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
6
4. Kekerasan (hardness)
mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores
adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya.
Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang
terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan
5. Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-
Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap
sutera, kelap resin, dan kilap tanah (Noor, 2012). Kilap sering juga disebut
c. Kilap sutera (silky luster), umumnya terdapat pada mineral yang memiliki
d. Kilap dammar (resinous luster), kilap seperti getah damar, misalnya mineral
Sphalerit.
e. Kilap mutiara (pearly luster), kilap seperti lemak atau sabun, misalnya
7
f. Kilap tanah, kilap seperti tanah lempung. Misalnya Kaolin, Bauksit, dan
Limonit.
6. Belahan (Cleavage)
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah, jika mineral dipukul mineral tersebut tidak hancur, tetapi
7. Massa jenis
Massa jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Cara untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam
keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang
8. Bentuk
dikendalikan oleh sistem kristalnya, danada pula yang tidak. Mineral yang
Sifat mineral berdasarkan kekuatan kohesif antar atom distruktur. Sifat dalam
mineral (tenacity) adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan
8
b. Mudah ditempa adalah sifat mineral yang dapat ditempa menjadi lapisan
c. Dapat dirilis atau sectile adalah sifat mineral yang dapat diiris dengan pisau.
d. Fleksibel adalah sifat mineral yang lentur dan dapat dibengkokan tanpa
menjadi patah dan sesudah bengkok dapat kembali lagi seperti semula.
e. Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang tersusun atas lapisan-
lapisan tipis sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali
Perlu diketahui bahwa mineral adalah hasil akhir dari proses alam yang sangat
berbeda-beda hingga kita bisa mengetahui dari mana dan bagaimana terbentuknya
mineral tersebut. Secara fase reaksi, proses pembentukan mineral atau kristalisasi
dibagi menjadi.
2.2.1 Nucleation
Nucleation, yaitu pembentukan inti mineral di mana inti tersebut bisa berubah
ukuran menjadi besar di dalam proses pertumbuhan. Inti ini menjadi besar sebagai
Nukleasi merupakan proses awal yang terjadi dalam pembentukan kristal dari
larutan, cairan, atau uap, di mana sejumlah kecil ion, atom, atau molekul menjadi
tersusun dalam pola karakteristik padatan kristal, membentuk situs di mana partikel
heterogen atau homogen. Pada yang pertama, permukaan beberapa zat yang berbeda,
9
seperti partikel debu atau dinding wadah, bertindak sebagai pusat di mana atom, ion,
atau molekul kristal pertama menjadi berorientasi dengan benar; dalam yang terakhir,
beberapa partikel datang ke penjajaran yang benar selama gerakan acak mereka
melalui sebagian besar medium. Nukleasi heterogen lebih sering terjadi, tetapi
kejenuhan atau pendinginan super. Zat berbeda secara luas dalam kemungkinan
bahwa mereka akan mengkristal dalam kondisi di mana keadaan kristal adalah yang
stabil secara inheren; gliserol adalah contoh terkenal dari senyawa yang rentan
mencapai kondisi yang stabil. Secara umum mineral terbagi menjadi dua yaitu mineral
berjenis logam dan mineral non logam. Kedua jenis logam tersebut terbentuk akibat
adanya proses mineralisasi yang berasal dari kegiatan magmatis, mineral ekonomislain,
menjadi beberapa proses sehingga menghasilkan mineral tertentu antara lain (Bulakh,
2016):
1. proses magmatis
primer sehingga mineral yang terbentuk akan bersifat ultra basa untuk kemudian
silikat. Mineral tersebut pada suhu tinggi yaitu sekitar lebih dari 600˚C sehingga
berhasil mengubah liquid magmatis menjadi mineral berbentuk logam maupun non
logam. Proses pembentukan magmatis sendiri terbagi menjadi 2 macam, antara lain:
10
Early magmatis, yaitu sebuah endapan yang berasal dari proses magmatic
pada proses ini terjadi pengkristalan magma hingga mencapai 90%. Khusus
mineral bijih, selalu berasosiasi dengan batuan beku plutoni kultra basa dan
basa. Untuk bentuk endapan terbagi menjadi 3 cara yaitu dengan cara Injeksi(
Late magmatis, mineral ini berasal dari kristal yang telah terbentuk dari batuan
silikat dan berasal dari sisa magma yang sangat kompleks serta memiliki corak
dengan banyak variasi. Sifat mineral dari late magmatis ini yaitu mobilitas
tinggi. Di dalam late magmatis terdapat istilah jebakan ore yang terbentuk
setelah adanya batuan silikat yang menerobos serta bereaksi dan perubahan
2. Proses Pegmatisme
proses ini larutan sisa magma yang terdiri atas cairan dan gas mempunyai suhu sekitar
450˚C – 600˚C. Di tahap ini juga terjadi kumpulan batuan berupa batuan granit.
3. Proses Pneumatolisis
Pada tahap ini, suhu mineral mulai menurun yaitu sekitar 450˚C – 550˚C dan
hanya menghasilkan sisa magma dalam bentuk cair. Terdapat unsur volatile yang
11
bergerak menerobos batuan beku dan juga batuan yang ada di sekitarnya, hingga
akhirnya tercipta mineral karena adanya proses volatile maupun proses sublimasi dari
batuan – batuan yang telah diterobos. Hasil dari kedua proses tersebut berupa
4. Proses Hidrotermal
dari suhu atau temperature serta tekanan sangat rendah dan adanya larutan magma
yang sudah terbentuk sebelumnya. Bentuk – bentuk dari endapan mineral bisa
ditemukan sebagai bagian dari proses endapan hidrotermal yang disebut Cavity Filling.
Cavity Filling sendiri merupakan suatu proses mineralisasi dengan mengisi ruang bukan
rongga yang terdapat di dalam batuan dan terdiri atas mineral-mineral yang telah
mineral berupa sulfides, misalnya Phyrite dan Calcophyrite. Endapan mesotermal yang
5. Proses Replacement
Proses ini juga disebut sebagai proses metasomatisme substitusi yaitu proses
dengan pembentukan endapan hipotermal dan mesotermal di mana proses ini penting
di dalam kelompok epitermal. Pada endapan metasomatik terdapat mineral bijih yang
telah terbentuk dan dikontrol oleh unsur-unsur sulfide serta didominasi oleh formasi
6. Proses Sedimenter
12
7. Proses Evaporasi
terdapat di daerah kering dan juga panas hingga tidak heran jika di daerah ini proses
penguapan sering terjadi. Akibatnya mineral yang terlarut di alam air akan tetap
Pada tahap ini terdapat endapan residual yang merupakan hasil dari proses
pelapukan dan pengendapan terjadi di tempat yang sama. Sehingga dapat dikatakan
jika endapan tersebut tidak mengalami perpindahan menggunakan media seperti air
atauangin. Proses pelapukannya sendiri bisa terjadi secara kimia dan juga fisika.
pelapukan dan itu disebabkan oleh udara atau pun rembesan dari air. Akibatnya
membentuk padatan yang masih berubah menjadi porus disebut dengan gossam.
Terdapat mineral primer yang mengalami oksidasi sampai dengan batas muka air
tanah atau zona oksidasi. Di zona oksidasi terjadi akumulasi mineral oksida sekunder
limonit yang mempunyai cirri khusus. Selanjutnya terjadi pelarutan garam dan asam
sulfat di zona sulfidasi atau daerah di bawah air tanah, di daerah ini juga terbentuk
mineral sekunder.
Pada proses ini terbentuk batuan metamorf yang berasal dari mineral batuan
beku, mineral metamorf dan mineral batuan sedimen. Di proses metamorfisme ini
terjadi perubahan dari suatu mineral menjadi mineral baru atau menghasilkan mineral
yang samaakan tetapi mempunyai sifat berbeda sebab menyesuaikan dengan keadaan
13
lingkungan yang baru. Contoh perubahan mineral lama menjadi mineral baru yaitu
menjadi mineral sama dengan sifat berbeda yaitu mineral Calcite menjadi mineral
Mineral mempunyai banyak jenis. Jenis- jenis mineral sudah banyak diketahui
oleh para peneliti. Masih ada beberapa dan mungkin banyak mineral yang belum di
1. Unsur (native element), yang dicirikan oleh hanya memiliki satu unsure kimia,
sifat dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas,
2. Mineral sulfide atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semi-
logam dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit
(Ag3AsS3), dll
dengan satu atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit
(FeOOH).
4. Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif,
seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan Fluorit
(CaF2).
dengan anion komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3).
6. Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan
wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
14
7. Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit
(Pb5Cl(PO4)3)
8. Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral
yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini
Dari berbagai macam jenis mineral yang ada dibumi tentunya memiliki
kegunaannya masing masing seperti: Tembaga merupakan unsur kimia yang memiliki
simbol cu (cuprum) dan paling banyak digunakan untuk industri apa pun, lantaran
sifatnya yang tahan terhadap panas dan listrik, elastis, lunak, serta tahan korosi.
Umumnya selain digunakan tanpa bahan campuran lain, tembaga juga dapat
maupun jalan. Akan tetapi, nyatanya tembaga juga dapat berfungsi untuk kabel listrik
yang dicampur dengan kuningan, pipa saluran air, komponen rakitan, atau bahkan
untuk barangbarang elektronik serta kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Kemudian, emas yang memiliki simbol AU atau Latin Aurum merupakan mineral yang
termasuk dalam golongan logam transisi. Emas pun memiliki sifat sebagai penghantar
panas dan listrik yang baik, maka tidak heran jika emas pun dijadikan campuran dalam
arus listrik. Selain itu, Anda mungkin sering menjumpai emas dalam toko perhiasan
baik berupa barang jadi seperti kalung, cincin, gelang, anting-anting ataupun bentuk
batangan logam mulia. Selain itu, emas juga dimanfaatkan sebagai jaminan oleh Bank
Sentral dalam mencetak mata uang baru agar tidak terjadi inflasi. Emas pun
15
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dalam pembuatan gigi emas, serta untuk
industri lainnya. kemudian, perak memiliki simbol Ag dan bernama latin Argentum.
Perak dikenal sebagai bahan dalam pembuatan medali untuk suatu acara perlombaan
atau ajang penghargaan. Sifat perak yang berupa antiseptik, antiinflamasi, dan
antaranya dapat dijadikan bahan campuran dalam pembuatan krim maupun lotion
yang dapat membantu membersihkan jerawat ataupun mencerahkan kulit. Perak juga
terdapat dalam deodoran lantaran mengandung biocide yang dapat berfungsi untuk
membunuh bakteri.dan Kegunaan Batubara Mungkin Anda sudah tidak asing lagi
dengan batubara yang biasa dipakai untuk bahan bakar serta dapat diolah menjadi
energi listrik. Akan tetapi, batubara juga memiliki manfaat lain yang biasa dijumpai
membantu dalam proses pembakaran ketika pembuatan semen dan Kestabilan panas
yang dihasilkan batubara, mampu menjadikannya sebagai bahan untuk serat dalam
16
BAB III
METODOLOGI
3.1 AlatdanBahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum geologi fisik mengenai
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Kikir Baja
Kikir baja adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda
2. KawatTembaga
17
Gambar 3.2 KawatTembaga
3. Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang
18
4. Kaca
Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi,
5. Lup Geologi
Lup, kaca pembesar atau surya kanta adalah sebuah lensa cembung yang
untuk melihat komposisi mineral batuan yang ukurannya sangat kecil sehingga
19
6. Magnet
yang ada di sekitarnya Untuk mengetes mineral yang termasuk logam dan non
logam
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen klorida (HCl). Untuk
20
8. Penggaris
Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
diobservasi.
Buku rock and mineral yaitu buku yang berisi tentang pengertian dan sifat fisis
21
3.1.2 Bahan
1. Pulpen
Pulpen (dari bahasa Belanda: vulpen) adalah alat tulis berupa mata pena
berujung tajam yang dilengkapi pegangan berisi kantong tinta yang bisa diisi
2. Pensil
Pensil atau potlot adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit
22
3. Pensil Warna
Alat tulis yang memiliki warna Berfungsi Memberi warna pada gambar mineral
4. Lembar deskripsi
23
5. Lembar Patron
3.2 TahapanPraktikum
1. Praktikan dijelaskan tentang definisi mineral beserta sifat fisik dan cara
mendeskripsikan mineral.
24
5 BAB IV
6 PEMBAHASAN
4.1 Stasiun 1
Pada stasiun pertama, kami mendapati mineral stasiun 1 memiliki warna segar
kuning dan warna lapuk cokelat. Memiliki kilap logam serta belahan sempurna dan
pecahan yang kasar dan tidak jelas. Ketika mineral pada stasiun 1 digores
menggunakan kuku mineral stasiun 1 tidak menghasilkan cerat, namun ketika kami
cerat berwarna abu-hitam sehingga kami dapat mengira mineral pada stasiun 1
memiliki kekerasan antara 2,6-3 skala mohs. Sehingga kami dapat menyimpulkan
PbS yang memiliki berat jenis. System Kristal dari galena adalah hexagonal. Galena
terbentuk karena proses hidrotermal pada endapan mesotermal pada suhu 200-300 c.
galena dapat terdapat pada endapan sedimen dan metamorf. Galena memiliki
25
4.2 Stasiun 2
Pada stasiun kedua, kami mendapati mineral stasiun 2 memiliki warna segar
kuning dan warna lapuk cokelat hitam. Memiliki kilap logam serta belahan sempurna
dan pecahan yang rata. Ketika mineral pada stasiun 2 digores menggunakan kuku,
kawat tembaga dan kaca mineral stasiun 2 tidak menghasilkan cerat, namun ketika
kami menggunakan alat pengikis paku, mineral pada stasiun 2 menghasilkan cerat
berwarna hitam sehingga kami dapat mengira mineral pada stasiun 2 memiliki
kekerasan antara 6-6,5 skala mohs. Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa
FeS2 yang memiliki berat jenis. System Kristal dari galena adalah isometrik. pirit
temperature tinggi. Pirit dapat ditemukan dalam urat urat hydrothermal dan pada
batuan beku, sedimen, dan metamorf. Pirit dapat digunakan sebagai indikasi adanya
26
4.3 Stasiun 3
Pada stasiun ketiga, kami mendapati mineral stasiun 3 memiliki warna segar
kuning dan warna lapuk cokelat hitam. Memiliki kilap logam serta belahan sempurna
dan pecahan kasar (uneven). Ketika mineral pada stasiun 3 digores menggunakan
kuku, kawat tembaga dan kaca mineral stasiun 3 tidak menghasilkan cerat, namun
ketika kami menggunakan alat pengikis paku, mineral pada stasiun 3 menghasilkan
cerat berwarna hitam sehingga kami dapat mengira mineral pada stasiun 3 memiliki
kekerasan antara 6-6,5 skala mohs. Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa
Fe2o3 yang memiliki berat jenis. Sistem Kristal dari hematit adalah hexagonal. Hematit
berasal dari endapan oksidasibesi yang sudah bekudan biasa dijumpai disekitaran
batuan vulkanik. Hematit biasanya digunakan sebagai bahan tambahan besi, bahan
27
4.4 Stasiun 4
Pada stasiun ketiga, kami mendapati mineral stasiun 4 memiliki warna hitam.
Memiliki kilap logam serta belahan tanpa perbedaan dan pecahan konkoidal sampai
uneven. Ketika mineral pada stasiun 4 digores menggunakan kuku dan kawat tembaga
mineral stasiun 4 tidak menghasilkan cerat, namun ketika kami menggunakan pecahan
kaca, mineral pada stasiun 4 menghasilkan cerat berwarna hitam sehingga kami dapat
mengira mineral pada stasiun 4 memiliki kekerasan antara 5,5-6 skala mohs. Sehingga
mengandung uranium oksida yang memiliki berat jenis. System Kristal dari uranit
adalah kubik. Uranit terbentuk bersamaan dengan terbentuknya bumi, karena itu
uranit dapat ditemukan disetiap batuan dan juga di laut. Uranit dapat digunakan
28
4.5 Stasiun 5
mineral tersebut putih, abu-abu, kuning merupakan kalsit, dengan kilap non logam,
karbonat dan polimorf kalsium karbonat. Kalsit terbentuk dari prestital kimiakalsium
karbonat maupun transformasi dari sepih, koral, alga yang mengalami diagenes,
Kalsit biasa digunakan untuk pemurnian gula bit, sebagai pengawet makanan kaleng
29
4.6 Stasiun 6
Pada stasiun ini kami mempelajari mineral Kuarsa, diamana mineral ini memiliki
struktur mineral heksagoal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi dengan skala
kekerasan mohs 7 dan densitas 2,65. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam
Mineral ini memiliki warna segar putih dan warna lapuk kuning. Memiliki kilap
logam, belahan tidak ada serta pecahan merata kuarsa terbentuk melalui proses yang
geologi, kimia, fisika dan biologi yang diawali dengan pergerakan lempeng bumi
bersifat dinamis. Kuarsa biasa digunakan sebagai bahan pembuat kaca dan sering
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar
sungai.
suatu mineral dengan beberapa karateristik suatu mineral seperti, warna, kilap,
belahan, cerat, kekerasan, berat jenis, sistem kristal, kelompok mineral, nama
5.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Bonewitz, R., L, 2012. Nature Guides Rocks and Minerals. USA: Smithsonian.
Bredthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physik Jilid 1. Stuttgard: Ernst Klett
Schubuchvelag.
Price, M and Walsh, 2005. Pocket Nature Rocks and Minerals. London: Dorling
Kinddesley.
Wilson, J. Richard. 2010. Minerals and Rocks, J. Richard Wilson & Ventus Publishing:
ApS.