OLEH
D111 21 1039
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Petrologi Umum yang
berjudul Batuan Beku I untuk memenuhi tugas mata kulian Petrologi Umum. Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Pengolahan Bahan Galian dan Laboratorium
Eksplorasi Mineral pada tanggal 17 September 2022.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak
Asran Ilyas, ST, MT, Ph.D , Dr. Ir. Irzal Nur, MT, dan Dr. Sufriadin, ST., MT selaku
dosen mata kuliah Petrologi Umum, serta kepada para asisten laboratorium yang telah
banyak memberikan bimbingan baik itu secara teknis maupun non-teknis, sehingga
laporan ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis
berharap kiranya dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan serta kesalahan yang terdapat
pada laporan ini untuk mencapai kesempurnaan dan tercapainya sasaran yang
diharapkan pada pembuatan laporan selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
iii
4.6 Stasiun 6..................................................................................................28
BAB V PENUTUP............................................................................................32
5.1 Kesimpulan..............................................................................................32
5.2 Saran.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2. 1 Contoh Batuan Beku.............................................................................3
Gambar 2. 2 Siklus Batuan.......................................................................................4
Gambar 2. 3 Bowen’s Reaction Series.......................................................................5
Gambar 2. 4 Struktur Masif......................................................................................6
Gambar 2. 5 Struktur Batuan Beku............................................................................7
Gambar 2. 6 Struktur Batuan....................................................................................8
Gambar 2. 7 Struktur Batuan Beku............................................................................9
Gambar 2. 8 Pillow Lava...........................................................................................9
Gambar 2. 9 Struktur Batuan Beku..........................................................................10
Gambar 2. 10 Proses Terjadinya Batuan Beku Dalam, Tengah, dan Bawah................13
Gambar 2. 11 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tekstur dan Komposisi Mineral....14
Gambar 2. 12 Batuan Beku Asam............................................................................16
Gambar 2. 13 Batuan Beku Intermedit....................................................................16
Gambar 2. 14 Batuan Beku.....................................................................................17
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. 1 Penggolongan Kristal Faneritik 11
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu dilaksanakannya praktikum Petrologi Umum acara satu ini agar
dapat menambah wawasan praktikan dalam mendeskripsikan batuan beku dan
menentukan komposisi-komposisi mineral yang terdapat dalam batuan beku. Ilmu
yang didapatkan oleh praktikan tersebut kiranya dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari baik di dunia pekerjaan maupun di lingkungan masyarakat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geologi adalah ilmu bumi yang mempelajari asal, struktur, komposisi, dan
sejarah (termasuk perkembangan kehidupan) serta proses yang telah menyebabkan
keadaan bumi seperti ini. Petrologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua
kata yaitu petra atau petro yang berarti batuan dan logos yang berarti ilmu, jadi
petrologi mereupakan ilmu yang mempelajari dan membahas tentang batuan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa objek kajian dalam
petrologi yakni batuan penyusun kerak bumi (Chaerul, 2018).
Batuan merupakan bahan padat alamiah berupa agregat dari mineral atau
mineraloid (seperti batubara, glass, opal, dan lain-lain). Sebagian besar batuan terdiri
dari berbagai macam mineral yang memiliki sifat fisik dan kimia berbeda. Berdasarkan
cara terjadinya (genesanya) batuan penyusun kerak bumi dapat di bagi menjadi tiga
bagian yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf (Chaerul, 2018).
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma
atau hasil kristalisasi mineral dalam bentuk agregasi yang saling interlocking (Chaerul,
2018). Proses kristalisasi itu terjadi secara alamiah hasil dari proses kristalisasi tersebut
akan menghasilkan batuan beku. Contoh batuan beku yaitu batuan Granit, batuan
Andesit, batuan Basalt (Gill, 2022).
3
Gambar 2. 2 Siklus Batuan
Magma merupakan suatu larutan pijar yang umumnya terdiri dari senyawa-
senyawa silikat yang terdapat dalam perut bumi. Magma yang mencapai dan meleleh
di atas permukaan bumi disebut lava. Proses pembentukan batuan beku merupakan
proses yang amat kompleks. Adapun proses pembentukan batuan beku meliputi
(Chaerul, 2018):
1. Diferensiasi magma
Diferensiasi magma adalah proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-
fraksi dengan komposisi yang berbeda akibat pengaruh dari migrasi ion-ion
atau molekul-molekul di dalam magma, perpindahan gas-gas, pemindahan
cairan magma dengan cairan magma lain dan filterpressing (pemindahan cairan
sisa magma lain). Diferensiasi magma terjadi selama proses pembekuan
magma, dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan, akan tetapi terjadi
pemisahan kristal dengan cairan magma yang disebut diferensiasi kristalisasi.
Dalam urutan kristalisasi menunjukkan bahwa mineral-mineral yang bersifat
basa akan mengkristal lebih dahulu dan turun ke bawah sehingga terjadi
4
pemisahan dalam magma, dimana magma basa dibagian bawah dan magma
asam akan mengapung diatas magma basa. Pemisahan ini disebut diferensiasi
gravitasi.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan di
sekitarnya (wall rock) yang umumnya terjadi pada intrusi magma basa
terhadap batuan asam. Misalnya proses asimilasi yang terjadi akibat adanya
Gabroik terhadap batuan samping Granit akan menghasilkan batuan beku Diorit
yang bersifat intermediet.
Selama proses kristalisasi berlangsung selalu ada kecenderungan untuk
mempertahankan keseimbangan antara fase padat dan cair, dalam hal ini kristal-kristal
yang awal terbentuk akan bereaksi dengan cairan magma sehingga mengalami
perubahan komposisi. Reaksi ini terjadi terus menerus pada kristalisasi mineral-mineral
Plagioklas. Reaksi ini disebut continuous reaction series. Kristalisasi mineral-mineral
ferromagnesium (mafic minerals) disebut discontinuous reaction. Reaksi continuous
reaction series dan reaksi discontinuous reaction dapat dilihat susunannya dalam
Bowen’s Reaction Series. Agar dapat lebih jelas penjelasan mengenai Bowen’s
Reaction Series s erta susunan-susunanya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Chaerul, 2018).
5
Gambar 2. 3 Bowen’s Reaction Series
2.3 Struktur Batuan Beku
6
Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan ( hand
speciment sample), yaitu:
1. Struktur Massive
Struktur masif merupakan struktur batuan beku yang memperlihatkan
susunan mineral-mineral yang kompak tanpa adanya pori, penjajaran
mineral atau bentuk aliran.
7
Gambar 2. 5 Struktur Batuan Beku
8
Gambar 2. 6 Struktur Batuan
4. Struktur Permukaan
a. Corona sctructure (reaction rim) yaitu struktur yang terjadi akibat
adanya reaksi kimia pada sisi kristal pada suatu mineral dalam batuan.
b. Floww Effect, terdiri dari:
1). Trachytoid yaitu struktur yang memperlihatkan kenampakan
mineral-mineral sejajar batuan akibat aliran.
2). Fluidal structure yaitu struktur yang memperlihatkan kenampakan
adanya garis-garis aliran yang relatif sejajar dan bergelombang.
3). Schlieren struktur yang memperlihatkan kenamparkan adanya
garis-garis tak teratur akibat pengeluaran dari bagian asimilasi
xenolith selama aliran lava atau magma.
c. Microlitic structure yaitu struktur batuann beku yang
memperlihatkan kenampakan lubang-lubang menyudut atau
runcing dalam ukuran kecil pada batuan faneritik.
9
Gambar 2. 7 Struktur Batuan Beku
10
c. Orbicular structure yaitu struktur bentuk segredasi, bentuk bola dengan
kulit melingkar.
11
fanerokristalin dan afanitik. Fanerik/fanerokristalin memiliki ukuran kristal yang dapat
dibedakan satu sama lain dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi: halus, sedang, kasar dan sangat kasar sebagaimana ditunjukkan
tabel 1.
Afanitik memiliki ukuran kristal yang tidak dapat dibedakan dengan mata
telanjang sehingga diperlukan bantuan lensa pembesar. Batuan dengan tekstur 13
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis
dapat dibedakan: mikrokristalin, kriptokristalin dan amorf. Visibilitas ukuran kristal
ditunjukkan oleh tabel 2 (Zuhdi, 2019).
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan
antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis
besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Equigranular dan Inequigranular.
Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristalkristalnya, maka Equigranular
dibagi menjadi tiga, yaitu: Panidiomorfik, Hipidiomorfik dan Allotriomorfik.
Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang euhedral. Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral. Allotriomorfik granular,
12
yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang
anhedral. InEquigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk
batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas (Zuhdi, 2019).
2.5 Klasifikasi Batuan Beku
Batuan merupakan bahan padat alamiah berupa agregat dan mineral atau
mineraloid (seperti Batubara, Glas, Opal, dan lain-lain). Sebagian besar batuan terdiri
dari berbagai macam mineral yang memiliki sifat fisik dan kimia berbeda. Berdasarkan
cara terjadinya (ganeanya) batuan penyusun kerak bumi dapat dibagi menjadi tiga
yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Menurut “ The American
Institute’s Glossary of geology defenisi dari kelompok batuan di atas yaitu:
1. Igneous rock: a rock that solidified from molten or material; that is from a
magma
2. Sedimentary rock: a rock resulting from the consolidation of loose sediment
or chemical precipitation from solution at or near the earth’s surface: or an
organic rock consisting of the secretions or remains of plants and animals.
3. Metamorphic rock: any rockderived from pre-existing rocks by
mineralogical, chemical, or structural changes, especially in the solid state,
in response to marked changes in temperature, pressure an chemical
environment at depth in the earth’s crust; that is below the zones of
weathering and cementation.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan sederhana
bahwa batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma
atau hasil kristalisasi mineral dalam bentuk agregasi yang saling interlocking. Batuan
sedimen merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil dari proses sedimentasi baik
secara mekanik, kimia maupun organik, sedangkan batuan metamorf merupakan
batuan yang terbentuk sebagai hasil dari proses metamorfisme dari batuan yang telah
ada sebelumnya, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan secara fisik dan kimia.
Perlu di ketahui juga bahwa proses pembentukan batuan metamorf terletak pada
kedalaman tertentu dari kerak bumi dan tanpa melalui fase cair (tidak terjadi melting).
Batuan beku berdasarkan derajad/tingkat keasamannya terbagi menjadi tiga
yaitu batuan beku asam ( felsic), menengah (intermediet), batuan beku basa ( mafic),
serta batuan beku ultrabasa ( ultramafic). Sedangkan yang terbentuknya dimuka
13
permukaan bumi disebut sebagai batuan vulkanik dan yang terbentuk didalam
permukaan bumi disebut sebagai plutonik. Tekstur batuan beku akan relatif lebih kecil
apabila membeku dipermukaan bumi dibanding yang membeku di bawah permukaan
bumi (Applied, 2020).
1. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku di bagi menjadi 2 bagian
yaitu (Soetoto,2018):
a. Batuan beku dalam (intrusif)
Batuan beku dalam adalah batuan yang terjadi dari magma yang
membeku di bawah permukaan bumi
b. Batuan beku luar (ekstrusif)
Batuan beku luar terbentuk dari magma yang membeku pada atau di
atas permukaan bumi.
14
Batuan beku intermediet merupakan batuan beku yang memiliki
kandungan silika antara 52%-55%. Kenampakan warna lebih gelap
dibandingkan dengan batuan beku asam.
c. Batuan Beku Basa
Batuan beku basa merupakan batuan beku yang memiliki kandungan
silika antara 45%-52%. Warnanya lebih gelap dari batuan beku
intermediet
d. Batuan Beku Ultrabasa
Batuan beku ultrabasa merupakan batuan beku yang memiliki kadungan
silika kurang dari 45%. Kenampakkan warnanya sangat gelap.
Batuan beku asam merupakan batuan beku yang memiliki kandungan silika
lebih besar dari 66%. Kenampakkan batuan ini memperlihatkan warna terang yang
dominan putih, merah keabu-abuan atau abu-abu terang. Ukuran butir mineral halus
kasar bahkan ada yang sangat halus menyerupai kaca seperti obsidian, akibat
15
pembentukan yang sangat lambat. Selain itu dapat juga ditemukan ukuran yang
sangat kasar seperti pegmatit. Batuan beku dapat dijumpai dalam bentuk batholiths,
laccolith, lappolith, dan intrusi besar lainnya. Batuan beku asam cenderung
membentuk tubuh intrusi besar karena sifat kekentalan magmanya yang tinggi
sehingga tidak bias melalui celah-celah yang sempit dalam bentuk dyke atau sill. Ciri
khas batuan beku asam yakni kaya akan unsur alkali dan miskin terhadap unsur
kalsium atau mineral feromagnesium. Contohnya Granit, Pegmatit, dan Riolit (Chaerul,
2018).
16
Gambar 2. 12 Batuan Beku Asam
17
Gambar 2. 14 Batuan Beku
18
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum kali ini adalah:
3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum kali ini ialah:
1. Buku Rocks and Minerals, digunakan untuk membantu menentukan mineral.
2. Lup, digunakan untuk membantu melihat mineral atau kristal dari permukaan
batuan.
19
Gambar 3.2 Lup
3. Kamera Handphone, digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan objek
sampel dan aktivitas praktikum.
20
Gambar 3.5 Pewarna
6. Alat Tulis, Digunakan sebagai sarana penunjang dalam mencatat hasil pengamatan.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel Batuan Beku, adalah sebagai objek percobaan.
Gambar 3.7 Sampel Batuan Beku
21
2. Lembar Deskripsi Batuan, adalah media yang digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan sampel.
22
Gambar 3.9 Melakukan Pengamatan
4. Mencatat hasil pengamatan dan deskripsi ke dalam lembar deskripsi yang telah
disiapkan sebelumnya.
5. Melakukan hal yang sama pada point ke 3-4 pada setiap nomor sampel yang
diarahkan asisten hingga pengamatan dan pendeskripsian dilakukan sebanyak 8
sampel batuan.
6. Membuat laporan sementara.
23
Gambar 3.11 Membuat Laporan Sementara
7. Menyiapkan dan membereskan kembali peralatan praktikum serta sampel
batuan setelah digunakan.
8. Mencatat dan memperhatikan arahan seputar format laporan dan pembagian
asisten pembimbing kepada setiap kelompok.
9. Membersihkan laboratorium.
10. Praktikum acara satu selesai.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Stasiun 1
25
4.2 Stasiun 2
4.3 Stasiun 3
Berdasarkan pengamatan tersebut diperoleh sampel batuan yang memiliki warna segar
putih dan warna lapuk Hijau keabu-abuan. Tekstur yang dimiliki dari batuan ini dari
segi kristanilitasnya yaitu hipokristalin, granularitasnya yaitu fanerik, dan fabrik untuk
bentuk yaitu anhedral, serta untuk relasi yaitu equigranular. Batuan ini memiliki
26
komposisi mineral kuarsa 20%, plagioklas feldspar 55%, biotit 15%, dan hornblende
10%. Sampel batuan ini didapati namanya granit. Ganesanya yaitu terbentuk dari
batuan yang bersifat asam dalam pembekuan magma di dalam permukaan bumi.
4.4 Stasiun 4
Berdasarkan pengamatan tersebut diperoleh sampel batuan yang warna segar abu-abu
27
dan warna lapuk cokelat. Tekstur yang dimiliki dari batuan ini dari segi kristanilitasnya
yaitu holokristalin, granularitasnya yaitu faneritik, dan fabrik untuk bentuk yaitu
euhendral, serta untuk relasi yaitu equigranular. Batuan ini memiliki komposisi mineral
Piroksin 14%, Plagioklas 45%, Ortoklas 5%, Hornblende 15%, Kuarsa 7%, Biotit 9%,
Na-Plagioklas 5%. Sampel batuan ini didapati namanya diorit. Ganesanya yaitu
terbentuk pada peleburan lantai samudera yang bersifat mafik. Batuan ini dapat
4.5 Stasiun 5
28
abu-abu dan warna lapuk cokelat. Tekstur yang dimiliki dari batuan ini dari segi
kristanilitasnya yaitu hipokristalin, granularitasnya yaitu fanerik, dan fabrik untuk
bentuk yaitu subhedral, serta untuk relasi yaitu equigranular. Batuan ini memiliki
komposisi mineral kuarsa 15%, plagioklas 33%, opak 5% dan hornblende 27%.
Sampel batuan ini didapati namanya dasit. Ganesanya yaitu terbentuk di zona subduksi
yaitu lempeng samudera yang relatif muda yang menunjang di bawah lempeng benua.
Batuan ini dapat digunakan sebagai bahan konstruksi.
4.6 Stasiun 6
29
fabrik untuk bentuk yaitu subhedral, serta untuk relasi yaitu equigranular. Batuan ini
memiliki komposisi mineral Plagioklas 10%, Horblen 25%, Adularia 20%, Kuarsa 5%,
dan Piroksin 40%. Sampel batuan ini didapati namanya Trakit. Ganesanya yaitu
terbentuk pada daerah vulkanik dengan pembekuan magma yang cenderung cepat.
Batuan ini dapat digunakan sebagai bahan konstruksi.
4.7 Stasiun 7
30
Sampel batuan ini didapati namanya granodiorit. Ganesanya yaitu terbentuk pada
pembekuan yang berada di bawah permukaan bumi. Batuan ini dapat digunakan
sebagai material bahan bangunan.
4.8 Stasiun 8
31
komposisi mineral kuarsa 20%, plagioklas feldspar 55%, biotit 15%, dan hornblende
10%. Sampel batuan ini didapati namanya granit. Ganesanya yaitu terbentuk pada
pembekuan magma di dalam permukaan bumi. Batuan ini dapat digunakan sebagai
bahan bangunan.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Kiranya pada praktikum selanjutnya asisten dapat lebih memperhatikan
praktikan pada saat praktikum berlangsung serta dapat memaksimalkan
pendampingan terhadap praktikan saat mendeskripsikan batuan agar dapat
memaksimalkan hasil deskripsi yang diambil oleh praktikan selain itu juga agar
praltikum dapat berjalan dengan baik.
33
DAFTAR PUSTAKA
Gill, R., & Fitton, G. 2022. Igneous Rocks and Processes: A Practical Guide . John Wiley
& Sons.
Misrha, Meenal Dan Kakoli Gogoi. 2020. Petrology: Indira Gandhi National Open
University, New Delhi-India
34
35