D111 21 1088
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, solawat dan salam tak lupa pula kita panjatkan kepada Nabi besar
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun ingin
2. Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, M.T. dan bapak Dr. Sufriadin, S.T., M.T. selaku
arahan.
kesempurnaan. Untuk itu segala saran dan kritikan yang membangun sangat
dibutuhkan agar laporan ini dapat menjadi lebih sempurna lagi untuk selanjutnya.
2
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
2.1 Mineral..................................................................................................3
4.1 Hasil....................................................................................................22
4.2 Pembahasan........................................................................................30
BAB V PENUTUP.............................................................................................38
3
5.1 Kesimpulan..........................................................................................38
5.2 Saran...................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.3 Cerat
Mineral………………………………………………………………………………………..10
Mineral……………………………………………………………………………….10
3.2 Handphone................................................................................................. 1
3.4 Paku........................................................................................................... 1
3.6 Lup............................................................................................................ 1
3.7 Magnet....................................................................................................... 1
Sementara……………………………………………………………….21
5
4.1 ST 03 – NL 01 (Kalsit).................................................................................
4.3 ST 04 – NL 06 (Zeolit).................................................................................
4.4 ST 04 – NL 03 (Muskovit)............................................................................
4.5 ST 01 – NL 15 (Kalsit)................................................................................. 3
4.6 ST 01 – NL 12 (Olivin)................................................................................. 3
4.7 ST 02 – NL 13 (Gipsum).............................................................................. 3
4.8 ST 02 – NL 02 (Kuarsa)............................................................................... 3
6
DAFTAR TABEL
Halaman
7
BAB I
PENDAHULUAN
secara alami dengan susunan kimia tertentu dan memiliki pengaturan internal atom-
atom yang tertentu pula. Atom-atom dalam suatu mineral terdapat dalam
perbandingan yang khas dan tersusun dalam pola geometrik yang teratur.
Pengaturan atom-atom secara sistimatik ini, atau sering dikenal dengan istilah
kristalin, merupakan salah satu aspek penting dalam mineral. Jika proses kristalisasi
terjadi pada kondisi ideal, maka senyawa-senyawa kristalin akan dicerminkan oleh
menghantarkan listrik). Mineral non-logam biasa disebut sebagai bahan galian non-
logam atau bahan galian industri atau bahan galian golongan C. Mineral non-logam
yang terbentuk biasanya berasosiasi dengan mineral lain, yang kemudian disebut
empat golongan, yaitu bahan galian bangunan, bahan galian mineral industri, bahan
galian mineral keramik, dan bahan galian batu permata (Lutgents, 2006).
8
1.2 Tujuan Praktikum
9
BAB II
MINERAL NON-LOGAM
2.1 Mineral
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai
batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa dari
mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah
yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak.
dikenal sebagai kristal dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang
memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus
Mineral terbagi atas beberapa jenis yang memiliki sifat yang berbeda, serta
memiliki bentuk tertentu dalam keadaan padatnya sebagai perwujudan dari susunan
yang teratur didalamnya. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam
sederhana sampai Silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui. Ilmu yang mempelajari tentang mineral disebut mineralogi (Sapiie, 2006).
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum
10
tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977 (Mali,
2014).
dari Dana, yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur
kristalnya. Dana membagi mineral menjadi delapan golongan yaitu (Klein And
Hurlbut, 1993):
1. Unsur Native
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada
kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya.
Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika
ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan
dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika
dilepaskan. Contoh mineral dari kelompok native element antara lain emas
(Au), perak (Ag), platina (Pt), tembaga (Cu), bismuth (Bi), arsenic (As).
2. Mineral Sulfida
dengan Sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan
merkuri. Mineral dan batuan dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan
yang mempunyai nilai ekonomis atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite
3. Mineral Oksida
11
lainnya kecuali Silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, chroom, mangan, timah dan
4. Mineral Silika
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat
kerak bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel bumi
utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun
feromagnesium.
5. Mineral Halida
Halida terdiri dari sekitar 80 yang terkait secara kimia mineral dengan
struktur yang beragam dan asal-usul yang sangat bervariasi. Anggota kelas
ini dibedakan oleh ukuran besar anion dari halogen klorin, brom, yodium,
dan fluor. Ion membawa muatan negatif satu dan mudah menjadi terdistorsi
yang agak besar dan lemah kation-kation yang bermuatan rendah, seperti
6. Mineral Fosfat
Meskipun kelas mineral ini besar (dengan hampir 700 spesies yang dikenal),
12
kelompok sulfat. Ion fosfor, dengan valensi positif lima, hanya sedikit lebih
besar dari ion belerang, yang membawa enam positif mengenakan biaya.
7. Mineral Sulfosat
Ada sekitar 100 spesies yang merupakan kelas sulfosalt yang agak besar
logam, sepeti batubara maupun mineral energi lainnya tidak dapat menghantarkan
listrik. Mineral ini termasuk bahan yang mudah dicari dan para pengusaha tidak
dan waktu untuk mengeksplorasi lebih singkat sehingga sangat cocok untuk
menjadi empat golongan yaitu bahan galian bangunan, bahan galian mineral
industri, bahan galian mineral keramik, dan bahan galian batu permata (Lutgents,
2006):
Bahan galian bangunan meliputi andesit, granit, marmer, onik, batu apung,
pasir dan batu, batubara, serta aspal. Andesit banyak ditemukan di Sumatra
13
Barat Jawa Barat, dan Jawa Timur. Marmer banyak ditemukan di Sumatra
Belerang banyak ditemukan Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa timur, dan
Sumatra Selatan, Pulau Jawa, Pulau Sumba dan Sumbawa, Pulau Timor, dan
Papua.
Bahan galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, dan kaolin.
Pasir kuarsa banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Barat, Riau, Pulau
Timur.
Bahan galian batu permata meliputi intan yang banyak ditemukan di Riau,
sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-
sifat fisik mineral tersebut meliputi warna, kilap ( luster), kekerasan (hardness),
14
cerat (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), struktur atau bentuk kristal,
berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan kemagnetan. Berikut adalah penjelasannya
(Hibbard, 2002):
2.2.1 Kilap
Kilap adalah sifat fisik mineral yang berupa pantulan cahaya yang dimiliki
dengan nilai indeks bias yang dimiliki oleh mineral. Nilai indeks bias satu mineral
tidak dapat diketahui dengan pengamatan mata telanjang, namun harus dengan
menggunakan alat bantu. Secara umum kilap dibagi menjadi kilap logam dan non-
logam. Kilap logam adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan kilap yang
dimiliki oleh logam dan umumnya kilap ini dijumpai pada mineral-mineral yang
mengandung unsur logam yang dominan. Contohnya adalah galena (PbS), pirit
Bentuk dari setiap kristal tidak sama satu terhadap yang lain, melainkan
perwujutan semua bidang kristal yang mempunyai letak relatif sama terhadap
15
bidang-bidang simetri atau sumbu-sumbu simetri sehingga bentuk krostal yang satu
a. Bentuk dasar (tunggal) adalah suatu bentuk kristal dimana semua bidang
yang ada mempunyai hubungan yang sama terhadap sumbu kristal, kecuali
pada prisma-prisma dimana bidang tegak lurus sumbu c dan bidang basis
tidak diperhitungkan.
b. Bentuk kombinasi adalah bentuk gabungan satu atau lebih dari bentuk-
bentuk dasar yang berlainan sehingga membentuk bentuk yang baru hasil
kombinasi.
c. Bentuk kembar merupakan bentuk kristal yang terdiri dari dua atau lebih
16
2.2.3 Cerat
Cerat adalah warna mineral pada kondisi bubuk, warna cerat bersifat tetap
daripada warna mineral. Karena meskipun terdapat pengotor pada mineral yang
sehingga tidak mampu mengubah warna dari cerat satu mineral. Warna cerat dapat
lebih diandalkan untuk mengenali satu mineral. Warna cerat tidak selamanya sama
dengan warna mineral, misalnya pada hematit, warna mineralnya merah cokelat
atau abu-abu, namun warna ceratnya selalu merah cokelat dan ortoklas berwarna
terhadap perubahan atau deformasi ketika dikenai gaya. Mineral ion yang terikat
dan cenderung rapuh dan pecah menjadi potongan-potongan kecil bila dipukul.
Sebaliknya, mineral denganikatan logam adalah mudah dibentuk atau mudah dipalu
menjadi berbeda bentuk. Sifat dalam di bagi menjad 6 macam yaitu Rapuh (brittle),
17
Gambar 2.4 Sifat elastis mineral (Amin, 2014)
2.2.5 Kekerasan
Kekerasan adalah salah satu sifat diagnostik yang paling berguna adalah
kekerasan, ukuran dariresistensi dari mineral tergesek atau menggaruk. Properti ini
salah satu kekerasan dikenal, atau sebaliknya. Sebuah numerik nilai kekerasan
dapat dengan diperoleh dengan menggunakan skala Mohs kekerasan, yang terdiri
dari sepuluh mineral diatur dalam urutan dari 1 (paling lembut) ke 10 (paling
keras). Kekerasan ini dapat diukur dengan menggunakan skala Mohs yang terdiri
dari berbagai tingkat kekerasan mulai dari talk dengan kekerasan yang paling
Perlu dicatat bahwa skala Mohs adalah peringkat relatif. Gipsum dua kali
lebih keras seperti mineral pertama. Bahkan, gipsum hanya sedikit lebih keras dari
pada Talk.
1 Talk Mg3Si4O10(OH)2
18
3 Kalsit CaCO3
4 Fluorit CaF2
5 Apatit Ca5(PO4)5(OH.CI.F)
6 Feldspar KAISi3O3
7 Kuarsa SiO2
9 Korundum Al2O3
10 Intan C
2.2.6 Belahan
Belahan adalah suatu sifat fisika mineral yang mampu membelah yang
disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud
dengan belah di sini adalah bila mineral kita pukul tidak hancur tetapi terbelah-
belah melalui bidang-bidang belah yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifat
ini, sehingga dipakai istilah mudah dibelah, sukar dibelah, atau tidak dapat dibelah.
2.2.7 Pecahan
Bila tidak membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah
yang tidak teratur. Ada beberapa macam pecahan yaitu (Sarjudi, 2008):
kuarsa.
19
2.2.8 Kemagnetan
seperti mineral magnetit dan pirotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut mineral diamagnetik dan mineral yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari
mempunyai sifat magnetik atau tidak, kita gantungkan pada seutas benang sebuah
magnet dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan padanya. Bila benang
BAB III
AKTIVITAS PRAKTIKUM
Praktikum kali ini menggunakan beberapa alat dan bahan untuk menunjang
jalannya praktikum. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
20
1. Buku Rocks and Minerals, sebagai referensi atau sumber acuan untuk
21
2. Handphone, digunakan untuk mendokumentasikan maket kristal.
22
Gambar 3.3 Kawat Tembaga
5. Kikir baja, sebagai alat uji kekerasan mineral (6,5 – 7 Skala Mosh).
23
Gambar 3.6 Kikir Baja
24
Gambar 3.7 Magnet
3.1.1 Bahan
25
Gambar 3.9 Lembar Deskripsi Mineral
26
Gambar 3.11 Sampel Mineral
27
Gambar 3.13 Mengamati Objek Praktikum
disediakan.
28
Gambar 3.15 Mendeskripsikan Mineral Non-Logam
29
BAB VI
4.1 Hasil
No. Stasiun :3
No. Urut : NL-01
Warna (Segar, Lapuk): Putih kekuninagn, Kuning
Kilap : Kaca
Belahan : 3 arah
Pecahan : Konkoidal
Cerat : Putih
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir Baja
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
√ √ √ √
30
LEMBAR DESKRIPSI MINERAL NON-LOGAM
Hari/Tgl : Senin/04 April 2022 Lokasi : Lab Eksplorasi Mineral
No. Stasiun :3
Kilap : Mutiara
Belahan : 1 arah
Pecahan : Kasar
Cerat : Putih
Kekerasan :
Praktikan Asisten
4.1.2 Stasiun II
31
LEMBAR DESKRIPSI MINERAL NON-LOGAM
Hari/Tgl : Senin/04 April 2022 Lokasi : Lab Eksplorasi Mineral
No. Stasiun :4
Kilap : Tanah
Belahan : 1 arah
Pecahan : Kasar
Cerat : Putih
Kekerasan :
Keterdapatan : Ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara batuan tufa
asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau
32
LEMBAR DESKRIPSI MINERAL NON-LOGAM
Hari/Tgl : Senin/04 April 2022 Lokasi : Lab Eksplorasi Mineral
No. Stasiun :4
Kilap : Mutiara
Belahan : 1 arah
Pecahan : Kasar
Cerat : Putih
Kekerasan :
√ √ √ √ √
Praktikan Asisten
4.1.3 Stasiun I
33
LEMBAR DESKRIPSI MINERAL NON-LOGAM
Hari/Tgl : Senin/04 April 2022 Lokasi : Lab Eksplorasi Mineral
No. Stasiun :1
Kilap : Kaca
Belahan : 2 arah
Pecahan : Konkoidal
Cerat : Putih
Kekerasan :
Praktikan Asisten
34
LEMBAR DESKRIPSI MINERAL NON-LOGAM
Hari/Tgl : Senin/04 April 2022 Lokasi : Lab Eksplorasi Mineral
No. Stasiun :1
Kilap : Kaca
Belahan : 2 arah
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan :
Praktikan Asisten
35
4.1.4 Stasiun IV
No. Stasiun :2
Kilap : Kaca
Belahan : 1 arah
Pecahan : Kasar
Cerat : Putih
Kekerasan :
Keterdapatan : Pada endapan dan lapisan yang sangat besar pada batuan
sedimen, khususnya batugamping.
Kegunaan : Sebagai bahan obat-obatan, produk kecantikan, hingga
material bangunan.
Praktikan Asisten
36
LEMBAR DESKRIPSI MINERAL NON-LOGAM
Hari/Tgl : Senin/04 April 2022 Lokasi : Lab Eksplorasi Mineral
No. Stasiun :2
Kilap : Kaca
Belahan :-
Pecahan : Konkoidal
Cerat : Putih
Kekerasan :
Praktikan Asisten
37
4.2 Pembahasan
4.2.1 ST 03 – NL 01
Sampel pada stasiun 03 ini terdapat mineral Kalsit. Mineral ini mempunyai
warna segar yaitu putih kekuningan serta warna lapuknya yaitu kuning. Kilap yang
dipantulkan dari mineral ini yaitu kilap kaca, mempunyai pecahan konkoidal dan
belahan 3 arah. Mineral ini memiliki warna cerat putih. Tingkat kekerasan Kalsit
yaitu 3 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu rapuh (brittle) dan sifat
kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik. Kalsit dengan komposisi kimia
CaCO3. Mineral ini bereaksi saat di tetesi HCl, unsur kimia pembentuknya terdiri dari
Kalsium (Ca) dan Karbonat (CO 3) dan termasuk ke dalam golongan mineral
karbonat.
38
Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di dalam batuan
hampir semua jenis batuan. Saat ini, batu kapur (batu gamping) dan marmer
digunakan sebagai batuan ornamen konstruksi seperti lantai/ubin dan pagar, ini
4.2.2 ST 03 – NL 11
Sampel pada stasiun 03 ini terdapat mineral Mika Muskovit. Mineral ini
mempunyai warna segar abu-abu serta warna lapuknya yaitu cokelat. Kilap yang
dipantulkan dari mineral ini yaitu kilap mutiara, mempunyai pecahan kasar dan
belahan 1 arah. Mineral ini memiliki warna cerat putih. Tingkat kekerasan mika
muskovit yaitu 3 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu dapat diiris
(sectile) dan sifat kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik. Mineral ini tidak
bereaksi saat di tetesi HCl, mika muskovit dengan komposisi kimia KAl3Si3O10(OH)2
39
Mika muskovit kehadirannya dicatat terutama di pegmatit granit, di batuan
metamorf kontak, di sekis metamorf, dan di urat hidrotermal. Saat ini, mika
muskovit dibutuhkan untuk pembuatan anti api dan material insulator dan
4.2.3 ST 04 – NL 06
Sampel pada stasiun 04 ini terdapat mineral zeolit. Mineral ini mempunyai
warna segar yaitu putih kekuningan dan warna lapuknya yaitu cokelat tua. Kilap
yang dipantulkan mineral ini yaitu kilap tanah. Adapun mineral ini mempunyai
pecahan kasar dan belahan 1 arah. Mineral ini memiliki warna cerat putih dengan
tingkat kekerasan yang dimiliki sebesar 6,5 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral
gamping yaitu rapuh (Brittle). Sifat kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik,
dan reaksi saat diberi HCl tidak bereaksi, termasuk golongan mineral silikat dengan
40
Zeolit merupakan salah satu mineral yang ditemukan dalam batuan tufa dari
reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori
atau air air hujan Saat ini dapat digunakan untuk menjaga keseimbbangan PH
tanah.
4.2.4 ST 04 – NL 03
mempunyai warna segar abu-abu serta warna lapuknya yaitu cokelat. Kilap yang
dipantulkan dari mineral ini yaitu kilap mutiara, mempunyai pecahan kasar dan
belahan 1 arah. Mineral ini memiliki warna cerat putih. Tingkat kekerasan mika
muskovit yaitu 2,5 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu dapat diiris
(sectile) dan sifat kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik. Mineral ini tidak
bereaksi saat di tetesi HCl, mika muskovit dengan komposisi kimia KAl3Si3O10(OH)2
41
Muskovit kehadirannya dicatat terutama di pegmatit granit, di batuan
metamorf kontak, di sekis metamorf, dan di urat hidrotermal. Saat ini, mika
muskovit dibutuhkan untuk pembuatan anti api dan material insulator dan
4.2.5 ST 01 – NL 15
Sampel pada stasiun 01 ini terdapat mineral Kalsit. Mineral ini mempunyai
warna segar yaitu putih serta warna lapuknya yaitu cokelat. Kilap yang dipantulkan
dari mineral ini yaitu kilap kaca, mempunyai pecahan konkoidal dan memiliki
belahan 2 arah. Mineral ini memiliki warna cerat putih. Tingkat kekerasan kalsit
yaitu 3 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu rapuh (brittle). Sifat
kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik. Kalsit dengan komposisi kimia
CaCO3. Kalsit saat di tetesi HCl bereaksi unsur kimia pembentuknya terdiri dari
Kalsium (Ca) dan Karbonat (CO 3) dan termasuk ke dalam golongan mineral
karbonat.
42
Gambar 4.5 Sampel NL-15 (Kalsit)
hampir semua jenis batuan. Saat ini kalsit digunakan seebagai bahan pemutih atau
4.2.6 ST 01 – NL 12
Sampel pada stasiun 01 ini terdapat mineral Olivin. Mineral ini mempunyai
warna segar yaitu hijau serta warna lapuknya yaitu cokelat. Kilap yang dipantulkan
dari mineral ini yaitu kilap kaca, mempunyai pecahan konkoidal dan memiliki
belahan 2 arah. Mineral ini memiliki warna cerat tidak berwarna. Tingkat kekerasan
kalsit yaitu 6,5 - 7 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu rapuh ( brittle).
Sifat kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik. Olivin pada saat ditetesi
dengan HCl tidak bereaksi dengan komposisi kimia (Mg, Fe)2SiO4 (Magnesium Besi
43
Silikat) dan termasuk ke dalam golongan mineral silikat. Olivin terdapat pada batuan
beku mafik dan ultramafik dan saat ini olivin banyak digunakan pada proses
Sampel pada stasiun 01 ini terdapat mineral Gipsum. Mineral ini mempunyai
warna segar yaitu hijau serta warna lapuknya yaitu cokelat. Kilap yang dipantulkan
44
dari mineral ini yaitu kilap kaca, mempunyai pecahan konkoidal dan memiliki
belahan 2 arah. Mineral ini memiliki warna cerat tidak berwarna. Tingkat kekerasan
kalsit yaitu 6,5 - 7 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu rapuh ( brittle).
Sifat kemagnetan dari mineral ini yaitu diamagnetik. Olivin pada saat ditetesi
dengan HCl tidak bereaksi dengan komposisi kimia (Mg, Fe)2SiO4 (Magnesium Besi
Silikat) dan termasuk ke dalam golongan mineral silikat. Olivin terdapat pada batuan
beku mafik dan ultramafik dan saat ini olivin banyak digunakan pada proses
4.2.8 ST 02 – NL 02
Sampel pada stasiun 01 ini terdapat mineral Kuarsa. Mineral ini mempunyai
warna segar yaitu putih serta warna lapuknya yaitu cokelat. Kilap yang dipantulkan
dari mineral ini yaitu kilap kaca, mempunyai pecahan konkoidal dan tidak memiliki
belahan. Mineral ini memiliki warna cerat putih. Tingkat kekerasan kalsit yaitu 6,5 -
7 dalam skala Mohs. Tenacity dari mineral ini yaitu rapuh (brittle). Sifat kemagnetan
dari mineral ini yaitu diamagnetik. Kuarsa pada saat ditetesi dengan HCl tidak
golongan mineral silikat. Kuarsa terjadi di hampir setiap lingkungan mineral tunggal,
digunakan Bahan utama pembuatan kaca, pemotong kaca, pembuat filter air, bahan
45
Gambar 4.8 Sampel NL-02 (Kuarsa)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
termasuk mineral logam, batu bara maupun mineral energi lainnya (tidak
46
2. Sifat-sifat fisik mineral non logam ialah sifat mineral yang nampak pada
mineral seperti warna (lapuk dan segar), kilap, pecahan, belahan, cerat,
5.2 Saran
Saran saya untuk praktikan yaitu agar lebih mempelajari terlebih dahulu
materi agar dapat mendeskripsi dengan mudah dan tidak membutuhkan waktu
lama.
Saran saya untuk asisten yaitu untuk lebih mningkatkan volume suara dalam
DAFTAR PUSTAKA
Lutgents, 2006. Mineral Exploration, New India Publishing Agency. New Delhi:
Pitam.
47
Salsabila Nail Adila, Tiya Anisa Putri, Welly Sasongko, Muzani Jalaluddin.
2020. Potensi Sumber Daya Mineral Logam Dan Non Logam Di Provinsi
Sumatera Barat. Jakarta: UNJ.
Noor, Djauhari. 2008. Edisi pertama Pengantar geologi. Universita pakuan: bogor.
48
LAMPIRAN
49