Laporan Geologi Fisik 5
Laporan Geologi Fisik 5
OLEH
D111211088
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
penyusun dapat menyelesaikan laporan Geologi Fisik dengan judul Pengenalan Alat
Ukur.
dalam pembuatannya, sehingga laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
segala saran dan kritikan yang membangun sangat dibutuhkan agar laporan ini dapat
Penyusun mengucapkan terimakasih, kepada bapak Dr. Ir. Irzal Nur, M.T. dan
bapak Dr. Sufriadin, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Geologi Fisik yang telah
Hasanuddin serta seluruh pihak yang telah membantu penyusun dalam penyelesaian
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
3.2 Metodologi.............................................................................................26
4.1 Hasil......................................................................................................27
4.2 Pembahasan...........................................................................................27
BAB V PENUTUP..............................................................................................31
5.1 Kesimpulan.............................................................................................31
iii
5.2 Saran.....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
…………...6
……….11
12
20
……………………………………………….21
21
22
…………..22
v
Gambar 3.7 Papan
Scanner………………………………………………………………………………….23
24
……………………..24
24
1……………………………………………………………….28
……………….29
……………………….29
……………………….30
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
…….27
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Ilmu geologi dalam
tambang dan dipergunakan pula sebagai acuan untuk penambangan. Survei geologi
adalah proses penyelidikan yang dilakukan pada sebuah batuan secara sistematis dan
rinci untuk mengetahui struktur fisik batuan dan kandungan yang terdapat pada
batuan yang membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi. Survei dilakukan di alam
terbuka dengan bantuan alat-alat survei geologi. Saat ingin melakukan survei
dibutuhkan alat-alat yang dapat menunjang pada saat survei sehingga hasil yang
Survei (geomatik) dapat didefenisikan sebuah disiplin ilmu yang meliputi semua
metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan
dihasilkan untuk berbagai kebutuhan. Survei memiliki peran yang sangat penting sejak
awal peradaban manusia. Diawali dengan melakukan pengukuran dan menandai batas-
batas pada tanah-tanah pribadi. Dengan berlalunya waktu, kepentingan akan bidang
survei terus meningkat dengan meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan
jenis spasial terkait informasi lainnya dan memperluas kebutuhan untuk menetapkan
garis yang akurat dan untuk membantu proyek konstruksi. Di zaman modern seperti
saat ini, dengan bantuan komputer dan teknologi satelit surveyor dapat mengukur,
memantau bumi dan sumber daya alam secara global (Syaripudin, 2014).
1
Secara umum survei geologi dalam dunia pertambangan didefinisikan sebagai
(Syaripudin, 2014).
Dalam mempelajari mengenai perpetaan, sebelum masuk dalam inti dari suatu
praktikum perpetaan atau pengukuran, maka terlebih dahulu kita harus mengenal alat-
alat yang di butuhkan dalam proses pengukuran. Oleh karena itu, diharapkan
3. Apa saja fungsi dari setiap bagian dari kompas, theodolit, dan waterpass?
1.3 Tujuan
dan waterpass.
3. Mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas, theodolite, dan waterpass.
2
4. Mengetahui cara penggunaan dari kompas, theodolite, dan waterpass.
alat ukur. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 oktober 2021 pukul
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga batuan dapat diambil sampelnya. Palu geologi berfungsi sebagai alat
sampling yang dibutukan pada saat survei geologi. Palu geologi terbagi atas dua jenis,
yaitu palu geologi sedimen (geosedimen) dan palu geologi batuan beku (Ansofa,
2016).
Fungsi dari palu geologi dalam kegiatan survei geologi yaitu untuk
memecahkan batuan dari ukuran yang relatif besar ke ukuran yang lebih kecil.
Berdasarkan bentuk dan kegunaannya palu geologi terbagi menjadi dua jenis yaitu
(Shidqi, 2019):
1. Pick Point
Pick Point atau jenis palu berujung runcing yang biasa dipakai untuk mengambil
batuan yang keras dan padat seperti batuan beku dan batuan metamorf. Palu
jenis ini mempunyai bentuk salah satu bagiannya runcing dan bagian lainnya
4
Gambar 2.1 Pick Point (Ansofa, 2016)
2. Chisel Point
Chisel Point atau jenis palu berujung seperti pahat yang biasa dipakai untuk
batuan yang lunak atau batuan sedimen. Mempunyai bentuk pipih disalah satu
bagian yang digunakan untuk membuka kontak ketika terdapat suatu yang
menghalangi batuan yang akan diambil sampelnya. Palu ini merupakan tipe
palu yang mana memiliki salah satu bagian yang pipih, biasa digunakan untuk
5
Prosedur pengambilan sampel dengan menggunakan palu geologi adalah
a. Palu geologi sedimen berujung lebar dan palu geologi beku berujung
runcing.
b. Selama dilapangan selalu gunakan APD lapangan yakni sepatu safety, lengan
terlebih dahulu.
menghindari lapukannya.
reruntuhan batu.
identifikasi sampel.
Kompas geologi adalah alat yang navigasi yang menunjuk arah sesuai arah
magnetik bumi. Kompas geologi memiliki fungsi sebagai alat mengukur suatu unsur
geologi, misalnya mengukur strike/dip dan sebagai alat penunjuk arah, bulatan bidang
datar berfungsi sebagai alat pembacaan azimut atau arah lapisan batuan, jarum
magnet berfungsi sebagai alat penunjuk azimut dan clinometer berfungsi sebagai alat
penunjuk besaran sudut miring pada lapisan batuan. Cara pembacaan kompas geologi
dimulai dari lingkaran datar kanan hingga ke kiri disebut dengan pembacaan azimut
6
Gambar 2.3 Kompas Geologi (Ansofa, 2016)
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran
berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnit yang
ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehingga dalam keadaan mendatar jarum
magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah utara
atau selatan. Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk
menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas ini bergam jenis dan
bentuknya. Fungsi utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin
terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnit yang digunakan. Kegunaan
lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara atau selatan adalah penentuan
arah dari satu titik/tempat ke titik/tempat lain yang ditunjukkan oleh besarnya sudut
azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak
searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud, mengukur sudut horizontal dan
7
2.3 Waterpass dan Theodolite
menjadi dua kategori yaitu peralatan untuk pengukuran horizontal dan pengukuran
vertikal. Di dalam bab ini akan dibahas secara umum mengenai alat ukur theodolite
dan alat penyipat datar (waterpass). Juga diperlihatkan alat-alat lainnya yang juga
sebagai alat pendukung yang sering digunakan untuk membantu pengukuran sudut
2.3.1 Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan
untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut
rambu-rambu ukur yang vertikal. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini
disebut dengan levelling atau waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka
penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu
sistem referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acaun yang digunakan
adalah tinggi muka air laut rata-rata atau Mean Sea Level (MSL) atau sistem referensi
lain yang dipilih. Sistem referensi ini mempunyai arti sangat penting, terutama dalam
bidang keairan, misalnya: irigasi, hidrologi, dan sebagainya. Namun demikian masih
menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak selalu harus
selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan dengan
titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi pengukuran (Syaripudin, 2018).
8
Gambar 2.4 Waterpass (Syaifullah, 2014)
Bagian-bagian dari waterpass yaitu alat penyipat datar yang terdiri dari sebuah
teropong dengan garis bidiknya dapat dibuat horizontal dengan sebuah nivo tabung.
Untuk mencari target, teropong dan nivo tabung dapat diputar pada sumbu pertama
yang dapat diatur pada tiga sekrup pendatar. Dengan skrup penyetel fokus bayangan
rambu ukur dapat diset tajam. Dengan sekrup pengerak horizontal bayangan dapat
diset tajam. Sinar cahaya yang masuk pada objektif membentuk bayangan antara
diafragma suatu bayangan terbalik dari rambu ukur yang diperhatikan. Bayangan
rambu dapat diperbesar oleh okuler. Okuler teropong harus diputar sampai benang
Penyetelan ini tidak usah diubah lagi untuk mata yang sama. Titik potong pada
benang silang menjadi titik pusat pada objektif dan garis bidik teropong. Agar jarak
pada benang silang dapat diukur ada tambahan dua benang horizontal yang
dinamakan benang stadia dengan jarak yang ditentukan demikian sehingga ukuran
pada rambu ukur yang dilihat diantaranya dikalikan dengan 100 adalah jarak antara
alat penyipat datar dan rambu ukur. Karena jarak itu biasanya lebih kecil dari 100 m,
teropong dilengkapi dengan suatu lensa koreksi supaya bayangan selalu dapat diset
9
tajam. Jarak terkecil tergantung pada alat penyipat datar adalah antara 0.8 m dan 2.2
1. Lensa Objektif.
Lensa objektif ini terpasang di bagian depan badan dari pesawat sipat datar,
2. Lensa Negatif.
Lensa negatif terletak antara lensa objektif dan reticle, dipasang dibagian
bidang reticle. Selama fokus, slide lensa negatif bolak-balik sepanjang sumbu
tabung.
3. Reticle.
Reticle ini terdiri dari sepasang garis acuan tegak lurus (biasanya disebut garis
bidik) dipasang pada arah fokus utama sistem optik. Titik potong garis bidik,
bersama-sama dengan pusat optik dari sistem objektif, membentuk apa yang
disebut garis bidik, juga kadang-kadang disebut garis collimation. Garis bidik
adalah garis-garis halus terukir di kaca bundar tipis. Pelat kaca di tempatkan
dalam tabung silinder utama dengan dua pasang sekrup yang berlawanan,
yang terletak di sudut kanan satu sama lain untuk memfasilitasi pengaturan
garis bidik.
4. Lensa mata Lensa mata adalah mikroskop (biasanya dengan perbesaran dari
penting yang akan dilakukan dalam menggunakan teleskop. Jarak dari lensa
untuk gambar pada pesawat reticle, jarak dari lensa ke objek, dan f lensa
10
panjang fokus. Panjang fokus lensa apapun adalah fungsi dari jari-jari dari
permukaan tanah bola lensa, dan dari indeks bias dari kaca yang dibuat. Ini
5. Nivo
Pada waktu melakukan pengukuran dengan alat-alat ilmu ukur tanah, baik
tegak lurus dan sumbu kedua tegak lurus pada sumbu ke satu. Untuk mencapai
keadaan dua sumbu itu, digunakan suatu alat yang dinamakan nivo. Menurt
a. Nivo kotak yaitu terdiri atas kotak dari gelas yang dimasukkan dalam montur
dari logam sedemikian, hingga bagian atas tidak tertutup. Kotak dari gelas
itu diisi dengan eter atau alkohol dan diatas di bagian dalam tutup kotak
diberi bentuk bidang lengkung dari bulatan dengan jari-jari yang besar.
Bagian kecil kotak itu berisi zat cair, sehingga bagian dari atas kelihatan
gelembung udara, nivo bulat dipenuhi dengan cairan. Nivo ini tepat dengan
penggunaannya untuk perataan pada tiliting level dan tingkat otomatis, nivo
bulat juga digunakan pada instrumen total station, tribrachs, jalon, rambu
prisma, dan banyak instrumen survei lainnya. Sensitivitas mereka jauh lebih
11
Gambar 2.5 Nivo Kotak (Wedagama, 2013)
b. Nivo tabung yakni terdiri atas tabung dari gelas yang berbentuk silinder,
bidang bulatan dengan jari-jari yang besar. Di bagian atas luar tabung
Tanda bahwa garis arah nivo mendatar adalah bila kedua ujung gelembung
letak di sebelah kiri dan di sebelah kanan titik nivo T dengan jarak yang
sama. Apabila gelembung dalam keadaan lain, maka garis arah nivo tidak
12
Gambar 2.6 Nivo Tabung (Wedagama, 2013)
Pada prinsipnya hanya satu syarat yang harus dipenuhi untuk kegiatan
menyipat tetap yaitu garis bidik harus horizontal kalau nivo tabung diset
horizontal/sejajar. Jika syarat ini tidak dipenuhi maka nilai yang dibaca pada
maka alat penyipat datar diibuat mendatar dengan nivo kotak dan teropong
180o kemudian diatur kembali gelembung nivo agar selalu berada ditengah-
2.3.2 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang
paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
13
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan
tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila
situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila
situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan
14
Theodolite atau teodolit adalah instrumen/alat yang dirancang untuk
menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan
dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal.
Dimana sudut–sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak
tegak diantara dua buah titik lapangan. Dalam pekerjaan–pekerjaan ukur tanah,
pengamatan matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD
bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada
1. Theodolite Reiterasi.
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan
plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran
mendatar
bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.
2. Theodolite Repetisi.
rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai
sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan
sekrup nonius.
15
Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite
optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada
pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan sistem lensa dan prisma lagi,
melainkan menggunkan sistem sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis
penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layar (LCD) dalam angka
desimal.
Kelebihan dan kekurangan alat ukur adalah sebagai berikut (Afif, 2020):
b. Mudah digunakan.
16
b. Mampu melakukan pengukuran beda tinggi secara lebih cepat.
area curam.
b. Alat ini tidak bisa digunakan untuk menentukan koordinat suatu titik, hanya
geologi.
Dalam menggunakan palu geologi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
berikut penjelasan bagaimana cara menggunakan palu geologi dengan baik dan benar
(Afif, 2020):
17
1. Pemakaian palu geologi yang profesional telapak tangannya dilengkapi dengan
sarung tangan yang terbuat dari kulit binatang atau dari kain katun sebagai
pengaman.
2. Pada saat membaca batuan yakinkan bahwa di tempat sekitar tidak ada orang
Usahakan memukul batuan yang lebih rendah dari mata anda dan mengarah ke
samping.
4. Satu dan lain hal demi keamanan mata apabila posisi yang demikian tidak
Kompas geologi digunakan dalam pengkuran arah jurus atau biasa disebut
strike, arah bidang atau yang biasa disebut dip, plunge dan trend. Adapun prosedur
yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran dalam menggunakan kompas geologi
atau pada posisi diam. Kemudian yang terakhir amatilah sudut jarum yg
menuju sudut utara. Lalu tulis dengan benar arah dengan format N_E.
Caranya yaitu tempelkan sisi W ( west) badan kompas geologi, dan usahakan
18
c. Mengukur Plunge
menggunakan struktur garis maka pakai bantuan bidang datar seperti buku,
d. Pengukuran Trend
Yakni sama dengan pengukuran strike, bedanya yakni dengan bantuan buku
karena yg diukur adalah struktur garis. Kemudian ukur sisi buku dengan
menempelkan sisi buku pada struktur garis dan mengukur pada sisi datar buku
atau papan.
lalu ukur derajat antara struktur garis dengan strike dengan menggunakan
Pada prinsipnya hanya satu syarat yang harus dipenuhi untuk kegiatan
menyipat tetap yaitu garis bidik harus horizontal kalau nivo tabung diset
horizontal/sejajar. Jika syarat ini tidak dipenuhi maka nilai yang dibaca pada rambu
ukur akan dihinggapi kesalahan. Agar memenuhi syarat tersebut maka alat penyipat
datar diibuat mendatar 18 dengan nivo kotak dan teropong diarahkan melalui salah
satu sekrup pendatar. Teropong kemudian diputar 180° kemudian diatur kembali
jika teropong diputar ke segala arah, posisi gelembung nivo selalu ditengah-ditengah
19
b. Tinggikan setinggi dada.
ukur tersebut.
ukur tersebut.
kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titik
dinding.
m. Periksa kembali ketepatan nilai index pada sistem skala lingkaran dengan
melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai
20
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
pekerjaan dan tidak berkurang atau habis setelah digunakan. Sedangkan bahan adalah
benda yang wajib disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bisa berkurang atau
habis setelah digunakan. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali
3.1.1 Alat
dijadikan sampel.
21
2. Kompas, kegunaan utama atau yang umum dari kompas adalah untuk
menentukan arah mata angin terutama arah utara atau selatan sesuai dengan
22
4. Waterpass, berfungsi untuk menentukan posisi sejajar dari suatu benda.
5. Bak ukur, berfungsi untuk mencari beda tinggi antara dua titik.
23
6. Tripod, digunakan sebagai tempat dudukan untuk alat seperti waterpass dan
7. Papan scanner, berfungsi untuk membantu dalam pengukuran strike dan dip
24
8. Penggaris busur, membantu menguku arah dari strike dan dip.
9. Pulpen, berfungsi untuk menandai arah strike dan dip pada batuan yang diukur.
25
10. Pensil, berfungsi untuk menandai arah strike dan dip pada batuan yang diukur.
3.1.2 Bahan
1. Lembar patron praktikum geologi fisik, berfungsi sebagai lembar jawaban untuk
26
3.2 Metodologi
Adapun tahapan praktikum yang dilakukan pada praktikum kali ini, sebagai
berikut:
3. Praktikan mengetahui fungsi dari setiap bagian dari kompas, theodolite, dan
waterpass.
waterpass.
27
BAB IV
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai pengenalan alat ukur kita mempelajari
cara mengguunkakan kompas yang benar untuk mengetahui strike dan dip. Dengan
hasil yang didapatkan pada saat melakukan pengukuran, kami dapat menentukan arah
serta sudut strike dan dip dari sampel batuan. Adapun hasil yang diperoleh dari
pengukuran strike dan dip yang telah dilakukan pada percobaann kali ini, yaitu:
01 N 1840 E 700
02 N 2350 E 90
03 N 1650 E 20
04 N 3460 E 400
4.2 Pembahasan
gelembung nivo (bull's eye level) masuk kedalam atau ke tengah lingkaran. Tunggu
jarum kompas hingga tidak bergerak lagi atau pada posisi diam. Kemudian amatilah
sudut jarum yg menuju sudut utara. Lalu tulis dengan benar arah dengan format N_E.
Cara mengukur dip adalah adalah tempelkan sisi W ( west) badan kompas usahakan
28
gelembung udara tepat berada ditengah-tengahnya. Kemudian baca sudut dalam
klinometer scale.
yang disebut dengan strike dan mengukur kemiringan yang disebut dengan dip dengan
menggunakan kompas geologi maka diperoleh hasil yaitu pada stasiun 01 diperoleh
arah besaran strike dan dip yaitu strike N 184O E dan dip 70O. Pada stasiun 02,
diperoleh arah besaran strike dan dip yaitu strike N 235o E dan dip 9o. Pada stasiun 03,
diperoleh arah besaran strike dan dip yaitu strike N 165O E dan dip 2O. Dan pada
stasiun 04, diperoleh arah besaran strike dan dip yaitu strike N 346O E dan dip 40O.
4.2.1 Stasiun 01
sebesar 184˚ dengan dip kearah barat sebesar 70˚ seperti pada gambar 4.1.
4.2.2 Stasiun 02
29
Berdasarkan hasil praktikum pada stasiun 02 diperoleh strike kearah barat
sebesar 235˚ dengan dip kearah utara sebesar 9˚ seperti pada gambar 4.2.
4.2.3 Stasiun 03
165˚ dengan dip kearah barat sebesar 2˚ seperti pada gambar 4.3:
30
Gambar 4.3 Arah strike dan dip stasiun 03
4.2.4 Stasiun 04
sebesar 346˚ dengan dip kearah timur sebesar 40˚ seperti pada gambar 4.4.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
secara detail sesuai kebutuhan proyek yang dikerjakan. Palu geologi, kompas,
2. Kompas geologi memiliki bagian utama yaitu sebuah jarum magnit, lingkaran
pembagi dalam derajat, nivo leveling (nivo mata sapi) dan sebuah clinometer
dengan nivo tabung mengukur kemiringan. Bagian utama dari theodolite yaitu
3 sekrup penyetel pada bagian atas dan 2 sumbu pada bagian tengah dan
32
bawah. Bagian dari waterpass adalah lup, teropong, tombol fokus, sekrup level,
3. Kompas geologi, waterpass, dan theodolite adalah alat ukur yang dimana
memiliki fungsi yang berbeda-beda dan setiap bagian dari alat alat tersebut
kompas dengan menekuk tangan sebesar 90°. Arahkan ke titik yang diinginkan
melalui lubang penglihatan yang dinamakan 'sighting window' dan 'peep sight'.
dengan membuka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga
panah di tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin anda ukur, lalu
5.2 Saran
1. Tugas pendahuluan sebaiknya diberikan dua atau tiga hari sebeluum praktikum
2. Sebaiknya diberikan fasilitas berupa kursi, agar praktikan dapat lebih nyaman
33
3. Waktu yang diberikan kepada praktikan untuk mendeskripsi batuan sebaiknya
ditambah agar praktikan dapat lebih maksimal dalam menentukan deskripsi dari
34
DAFTAR PUSTAKA
Afif, S.T, H., 2020. Prosedur Penggunaan Seismik. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Syaifullah, A., 2014. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pertahanan
Nasional.
Wedagama, D. M., 2013. Diktat Kuliah Ilmu Ukur Tanah. Denpasar: Teknik Sipil
Universitas Udayana.
Zuhdi, M., 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Lombok: Duta Pustaka Ilmu.
35
LAMPIRAN
36