MUAMMAR AWALUDDIN S
D111221048
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang dengan rahmat dan
Praktikum Geologi Fisik Acara I” ini. Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan
semaksimal mungkin demi kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil
kegiatan kuliah di kelas, maupun dalam pelaksanaan praktikum ini. Saran dan kritik
haturkan kepada pihak yang telah turut andil membantu penyusun dalam proses
semua pihak yang sudah membantu dalam kegiatan praktikum ini. Akhir kata,
penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
diri saya pribadi secara khusus. Saya ucapkan terimakasih banyak kepada semua
pihak yang membantu, semoga Allah Swt. Membalas semua kebaikan kita. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL...........................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
BAB II MINERAL.............................................................................................
2.1 Mineral......................................................................................................
4.1 Hasil..........................................................................................................
4.2 Pembahasan..............................................................................................
BAB V PENUTUP..............................................................................................
5.1 Kesimpulan................................................................................................
iii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.3 Magnet..........................................................................................................21
3.5 Penggaris......................................................................................................21
3.7 Pembanding..................................................................................................22
3.9 Tissue...........................................................................................................23
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel.1.................................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
Mineral dapat kita jumpai di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa dari mineral tersebut dapat
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa
jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan
bahan mentah untuk memenuhi peningkatan jumlah penduduk dan standar hidup
menyebabkan studi tentang endapan mineral menjadi sebuah kajian yang sangat
penting. Sejarah pencarian dan pemanfaatan mineral bijih oleh Adam (1934) dan
Arndt & Ganino (2012). Beribu-beribu. Tahun yang lalu bangsa-bangsa di Eropa
membawa timah dari Inggris bagian selatan menuju ke Pulau Kreta di Laut
Mediterania untuk membuat perunggu yang berasal dari campuran logam timah dan
tembaga yang lebih bermanfaat. Saat ini, kitapun masih menggunakan mineral-
mineral logam untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dan beribu-ribu tahun
yang akan dating, kita masih akan terus memerlukan mineral-mineral logam untuk
membuat berbagai macam alat untuk memenuhi kebutuhan hidup kita yang semakin
vii
yang semakin hari semakin cepat yang diikuti dengan meningkatnya standar
akan mineral dari segala jenis. Tentu saja kondisi ini akan terus meningkat dari tahun
ke tahun. Namun pada saat yang sama, pencarian akan cadangan mineral semakin
hari semakin sulit dan kompleks karena mineral-mineral bijih yang dekat di permukaan
mineral seperti warna, kilap, belahan, cerat, kekerasan, berat jenis, sistem kristal
viii
BAB II
MINERAL
2.1 Mineral
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral
dapat kita jumpai dimana- mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah,
atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut
dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar,
sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-
bentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal dengan demikian, kristal secara umum
dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat, bentuk
ix
Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Agar dapat diklasifikasikan
sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan memiliki
strutur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan memiliki
seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik (Noor, 2012).
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral adalah suatu benda padat homogen
secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Mineral adalah suatu bahan padat
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 Mineral adalah suatu bahan atau zat
dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu
kehidupan
anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu,
serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau
suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak
termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru
ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam,
x
mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.Definisi
mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap,
pada umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas . Mineral
adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik
mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia
asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium.
Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu
mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia
akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida.
macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen.
Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor
1. Proses Internal
Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa bijih
utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.
xi
b. Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat
metamorphism.
air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.
2.Proses Eksternal
xii
c. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada
material sisa.
tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi
tinggi
keuntungan pemanfaatan mineral. Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang
sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada
susunan keruangan dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal/mineral. Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada
kristal adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan
sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan
Kimia mineral merupakan suatu ilmu yang dimunculkan pada awal abad ke 19,
setelah dikemukakannya “hukum komposisi tetap” oleh Proust pada tahun 1799, teori
atom Dalton pada tahun 1805, dan pengembangan metode analisis kimia kuantitatif
yang akurat. Karena ilmu kimia mineral didasarkan pada pengetahuan tentang
diketahui dengan baik. Prinsip-prinsip kimia yang berhubungan dengan kimia mineral:
xiii
2. Teori atom Dalton (1805): Setiap unsur tersusun oleh partikel yang sangat
kecil dan berbentuk seperti bola yang disebut atom. Atom dari unsur yang
sama bersifat sama sedangkan dari unsur yang berbeda bersifat berbeda
Mineral pembentuk batuan terdiri dari delapan grup mineral yaitu Ortoklas
Muskovit, Olivin dan Feldspatoid. Kedelapan grup mineral ini termasuk dalam kelas
mineral Silikat, yang mempunyai satuan dasar yang sama yaitu satuan tetrahedron-
SiO4. Satuan dasar ini saling bergabung dengan satuan dasar yang lain membuat
menjadi enam grup, tetapi grup silikat yang penting yang erat kaitannya dengan tanah
ada empat grup silikat, yaitu orthosilikat (nesosilikat), inosilikat (tunggal dan ganda),
tertentu. Setelah identifikasi dilakukan maka dapat dengan jelas memberi nama
mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentu secara alamiah,
memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal beraturan. Di alam ini,
terdapat lebih dari 2.00 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa
tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain:
1.Kilap
Kilap sering juga disebut kilapan, merupakan kenampakan suatu mineral yang
dtunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap sacara garis besar
xiv
biasanya dibagi menjadi dua jenis kilap, yaitu kilap logam ( metallic luster) dan kilap
non logam (non-metallic luster). Kilap logam (metallic luster), yaitu mineral
c. Kilap sutera (silky luster), umumnya terdapat pada mineral yang memiliki
d. Kilap damar (resinous luster), kilap seperti getah damar, misalnya mineral
Sphalerit.
e. Kilap mutiara (pearly luster), kilap seperti lemak atau sabun misalnya
f. Kilap tanah, kilap seperti tanah lempung. Misalnya Kaolin, Bauksit dan
Limonit
2.Warna
tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral
dapat memiliki lebih dari satu warna. Dalam mineral, warna disebabkan oleh
penyerapan atau pembiasan cahaya tertentu dan panjang gelombang. Hal ini bisa
terjadi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah adanya jejak unsur-unsur
atom "asing" yang tidak termasuk dalam bagian susunan kimia dasar dari mineral
dalam struktur kristal. Beberapa mineral memiliki karakteristik warna, seperti ungu
Flourit dan kuning Belerang. Warna inilah yang membantu untuk dapat
3.Kekerasan
xv
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Penentuan
kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yang
rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya, yang
dimulai dari skala satu yang paling lunak hingga skala sepuluh untuk mineral yang
paling keras. Berikut tabel kekerasan mineral dari mineral terlunak ke mineral terkeras
(Graha, 1987).
10 Diamond C
4.Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin,
kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap
5.Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau
xvi
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah, jika mineral dipukul mineral tersebut tidak hancur, tetapi terbelah-belah
6.Pecahan
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat
dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang
belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar,
sedangkan bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur
(Bonewitz, 2012). Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
7.Massa Jenis
Massa jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi
dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam
xvii
keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang
8.Bentuk
dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
9.Tenacity
dalam mineral (tenacity) adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya
tahan mineral apabila patah, hancur, bengkok, dan irisannya Berikut adalah jenis-
b.Mudah ditempa adalah sifat mineral yang dapat ditempa menjadi lapisan tipis,
c.Dapat dirilis atau sectile adalah sifat mineral yang dapat diiris dengan pisau.
d.Fleksibel adalah sifat mineral yang lentur dan dapat dibengkokan tanpa
menjadi patah dan sesudah bengkok dapat kembali lagi seperti semula.
e. Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang tersusun atas lapisan-
lapisan tipis sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali
xviii
2.3 Kegunaan Mineral di Industri Pertambangan
pemanfaatan teknologi, pertambangan telah dikenal sejak 8000 tahun yang lalu sejak
tentunya masih sangat sederhana dan bersifat manual seutuhnya, sangat berbanding
terbalik dengan industri pertambangan yang kita kenal saat ini. Semakin
Inggris secara besar-besaran pada periode antara tahun 1760-1850 di mana dilakukan
perubahan yang sangat massif di bidang pertanian, manufaktur, transportasi, dan juga
orang masih menggunakan gerobak untuk mengangkut hasil tambang yang disorong
atau ditarik dengan cara manual. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi
yang semakin maju, saat ini telah hadir berbagai inovasi dan penemuan-penemuan
yang memanfaatkan remote control dengan mengoperasikan loader kendali jarak jauh
yang Bernama Minegem. Minegem Operation ini dikendalikan dari pusat kendali ruang
control tambang DOZ Mine. Minegem kemudian menjadi bukti kemajuan teknologi di
xix
industri pertambangan dimana teknologi ini dinilai mampu memberikan hasil yang
lebih maksimal atau produktif bagi PTFI, diantara benefitnya adalah meningkatkan
efisiensi kerja dan efektivitas kinerja, serta meminimalisir adanya miss communication.
dilihat dari berubahnya alat angkut hasil tambang yang dulunya hanya gerobak biasa,
sekarang telah menggunakan alat berat yang sangat canggih dan modern, seperti
dump truck, eskavator, dsb. alhasil industri pertambangan saat ini terus berkembang
dengan pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat pula. Dengan
banyak orang saat ini bahkan seluruh manusia mampu merasakan manfaat dari
di bidang pertambangan, tentu ada juga hal-hal lain yang perlu diperhatikan yaitu,
keseimbangan alam.
xx
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum Geologi Fisik Acara I
3.1.1 Alat :
Alat adalah benda yang tidak habis digunakan Ketika melakukan kegiatan atau
1. Paku
Paku pada saat praktikum berguna sebagai penguji tingkat kekerasan pada mineral.
Dimana paku sendiri memiliki kekerasan yaitu 6-6,5. Berikut adalah gambar paku.
2. Kikir Baja
Kikir baja adalah salah satu alat uji kekerasan yang memiliki skala kekerasan yaitu 6,5-
7 cara menggunakannya dengan cara menggesek bagian yang kasar dari kikir dengan
mineral yang diidentifikasi. Berikut adalah gambar dari kikir baja
3.Kawat tembaga
Kawat tembaga memiliki skala kekerasan yaitu 3, yang dapat digunakan untuk menguji
4.Kaca
Kaca memiliki skala kekerasan yaitu 5,5-6. Cara menggunakannya yaitu dengan meng-
goreskan kaca pada mineral. Berikut merupakan Gambar kaca
5.Penggaris
Penggaris pada saat praktikum digunakan untuk mengukur lebar, Panjang dan
juga tinggi dari batuan yang dideskripsi. Berikut adalah Gambar dari penggaris.
mineral yang diobservasi Ketika praktikum. Berikut adalah gambar alat tulis
7.Pembanding
Berfungsi sebagai bandingan ukuran besaran mineral yang sedang diobservasi Berikut
Buku Rocks and Mineral digunakan sebagai pedoman pada saat praktikum untuk
mengidentifikasi jenis mineral. Berikut adalah Gambar buku Rocks and Mineral
3.1.2Bahan :
Bahan adalah benda yang habis dipakai Ketika melakukan praktikum. Berikut adalah
1.Cairan HCl
Berfungsi untuk mengetahui reaksi asam pada mineral.Berikut adalah Gambar dari HCl
Gambar 3.9 Cairan Hcl
2.Tissue
3.Kertas HVS A4
Berfungsi untuk media menulis dan menjawab soal respon. Berikut adalah gambar
Kertas HVS A4
Gambar 3.11 Kertas HVS A4
4.Lembar deskripsi
Berfungsi untuk mencatat data-data sifat fisik mineral yang didapatkan saat praktikum
Gambar 3.12 Lembar Deskripsi
3.2 Prosedur Praktikum
1. Praktikan dijelaska tentang definisi mineral beserta sifat fisik dan cara
mendeskripsikan mineral.
dahulu
4.1 Hasil
1. Stasiun 01
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 01 yaitu :
Kekerasan : 5.5 – 6
Sifat Kemagnetan : Paramagnetik
2. Station 02
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 02 yaitu :
Kilap : Logam
Pecahan : Subchoncoidal
Cerat : Abu – abu
Kekerasan : 2.5
Keterdapatan : Turkey
3. Station03
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST – 03
yaitu :
Kekerasan :6
4. Station 4
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST – 04
yaitu :
Pecahan : Choncoidal
Cerat : Putih
Kekerasan : 6.5 – 7
5. Station 5
Gambar 4.5 Mineral Archanite
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST – 05
yaitu :
Kilap : Logam
Pecahan : Even
Cerat : Hitam
Kekerasan : 6 – 6.5
Keterdapatan : Nevada
Kegunaan : Bahan pembuatan alterasi sekunder
6. Station 6
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 06 yaitu :
Kilap : Logam
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 6 – 6.5
Kegunaan : Perhiasan
7. Station 7
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 07 yaitu :
Kilap : Logam
Kekerasan : 5.5 – 6
8. Station 8
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 08 yaitu :
Kilap : Logam
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 6.5 – 7
9. Station 9
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 09 yaitu
Belahan : 2 Arah
Pecahan : Choncoidal
Cerat : Putih
Kekerasan : 6.5 – 7
Keterdapatan : Indonesia
Adapun hasil yang kami dapatkan pada saat melakukan deskripsi mineral di ST
– 10 yaitu :
Pecahan : Hackly
Kekerasan : 5.5 – 6
Komposisi Kimia : Ni
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
menyimpulkan:
jenis seperti unsur natif, Sulfida, Halida, Oksida, Karbonat, Borat, Sulfat, Sillikat, dll
sebagai perhiasan, tembaga sebagai alat pengantar listrik, galena sebagai bahan
Saran untuk praktikum agar kiranya menyediakan alat dan bahan yang
di laboratorium.
Saran untuk Asisten Lab agar kiranya lebih sabar dan semangat lagi dalam
membimbing kami dalam praktikum, agar ilmu yang kami dapatkan bisa bermanfaat.
Kami juga mengharapkan kedepannya agar penentuan waktu asistensi lebih diperjelas.
DAFTAR PUSTAKA
Bonewitz, R., L, 2012. Nature Guides Rocks and Minerals. USA: Smithsonian.
Noor, Djauhari. 2012 Edisi kedua Pengantar Geologi. Universitas Pakuan, Bogor.
Price, M and Walsh, 2005. Pocket Nature Rocks and Minerals. London: Dorling