Anda di halaman 1dari 20

PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN

ALUMINIUM YANG DAPAT DIPERTUKARKAN

Oleh :

AKBAR WIJAYA SUSANTO


2204290155
AGROTEKNOLOGI 4

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN
ALUMINIUM YANG DAPAT DIPERTUKARKAN

Oleh:

AKBAR WIJAYA SUSANTO


2204290155
AGROTEKNOLOGI 4

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah
Praktikum Dasar Ilmu Tanah di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara

Dikoreksi Oleh :

Pria Mitra Armada


Asisten Praktikum

Diketahui Oleh :

Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P


Dosen Penanggung Jawab

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kekuatan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR
BERDASARKAN ALUMINIUM YANG DAPAT DIPERTUKARKAN”.
Dengan tersusunnya laporan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P Selaku Dosen Penanggung
Jawab Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Abang M. Ricky Zulkarnain Siregar Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Abang Pria Mitra Armada Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Igo Ramadhan Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Kedua Orang Tua Penulis yang Telah Memberi dan Dukungan Baik Secara
Moral Maupun Material.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan.Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
harapkan.

Medan, 10 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. iv
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ............................................................................. 3
Kegunaan Praktikum ......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
BAHAN DAN METODE........................................................................... 7
Tempat dan Waktu ............................................................................ 7
Bahan dan Alat .................................................................................. 7
Pelaksanaan Praktikum ..................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 9
Hasil.................................................................................................... 9
Pembahasan........................................................................................ 9
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 10
Kesimpulan ........................................................................................ 10
Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
LAMPIRAN................................................................................................ 13

ii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 1. Perhitungan Aldd................................................................... 9

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Lampiran 1. Dokumentasi ............................................................. 13


2. Lampiran 2. Laporan Sementara.................................................... 15

iv
PENDAHULUAN

Latar belakang

Kapur adalah salah satu bahan yang dipakai untuk stabilisasi tanah. Bahan

ini mudah didapat karena banyak dipasaran dan diproduksi secara besar-besaran.

Kapur merupakan hasil endapan kerangka binatang yang hidup di lautan dan

berlangsung hingga jutaan tahun. Oleh karena proses geologi terjadilah

pergerakan kulit bumi dan endapan ini terangkat ke atas permukaan laut. Oleh

peristiwa alam lainnya batuan ini kemudian dapat ditemui dalam berbagai bentuk

mulai dari yang keras seperti marmer sampai yang keropos atau ringan,

tergantung usia batuan (Monintja dkk., 2019)

Penggunaan kapur sebagai material stabilisasi tanah dasar untuk pekerjaan

jalan dapat digunakan dengan campuran 2-6%. Penggunaan kapur di atas 6%

tidak meningkatkan nilai CBR secara signifikan. Namun, untuk perbaikan tanah

lempung dengan plastisitas rendah, jumlah tambahan kapur yang diperlukan

adalah maksimum 9%. Perbandingan dengan kapur sebagai material pada

perbaikan tanah yang umum digunakan (Waruwu dkk., 2022)

Pemberian kapur merupakan salah satu alternatif dalam memperbaiki sifat

kimia, fisik dan bilologi tanah serta pertumbuhan tanaman. Dimana kapur ini

dimanfaatkan untuk mengatasi pada lahan marginal, selain memperbaiki sifat

kimia dan fisik tanah kapur dapat menyediakan unsur hara Ca dan Mg. Salah satu

permasalahan terhadap tanaha yaitu keasaman tanah yang tinggi dapat

dikurangi dengan cara memberikan kapur pertanian (Kaptan) pada tanah yang

masam. Kaptan atau kapur pertanian, adalah kondisioner atau pembenah

tanah untuk menurunkan pada derajat keasaman tanah yang


2

terbuat dari batuan kapur yang telah diolah atau dihancurkan terlebih dahulu

yang menjadi debu. Kaptan yang banyak digunakan adalah kalsit dan

dolomit (Diyanti dkk., 2022)

Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan kelarutan

unsur hara yang cenderung berkeseimbangan dengan fase padatan. Kelarutan

oksida-oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung tergantng pada konsentrasi

hidroksil dan menurun ketika pH meningkat. Kation hydrogen bersaing secara

langsung dengan kation-kation asam lewis lainnya membentuk tapak kompleksi,

dan oleh karenanya kelarutan kation kompleks seperti Cu dan Zn akan meningkat

dan menurunnya pH. Pengasaman mineral silikat dapat menggeser muatan

patahan dari negatif menjadi positif. Beberapa reaksi penting yang terpengaruh

oleh Ph (Hasibuan dkk., 2020)

Kapur adalah suatu bahan yang dipakai untuk bahan bangunan. Kapur

mengandung zat yang mampu menetralisir sifat kembang susut serta

meningkatkan kekuatan dan daya tahan tanah terutama pada tanah lempung atau

lanau. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang stabilisasi tanah dengan bahan pencampuran kapur terlebih khusus

pengaruh terhadap kuat geser tanah (Haras dkk., 2023)

Pemberian kapur dolomit tidak berpengaruh langsung terhadap kandungan

C organik tanah. Tetapi pengaruh taklangsungnya diduga melalui perbaikan pH

tanah. Penggunaan kapur dolomit menyebabkan dekomposisi meningkat, karena

meningkatnya kegiatan mikroorganisme tanah. Selain pengapuran, pupuk organik

juga berperan dalam meningkatkan jumlah mikroorganisme dan unsur hara dalam
3

tanah gambut dengan meningkatnya pH tanah menyebabkan pertumbuhan mikro

organisme menjadi lebih baik, maka proses dekomposis baik dari pupuk organik

maupun bahan organik yang ada pada tanah gambut menjadi lebih tersedia

(Yuniar dkk., 2021)

Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila tanahnya subur. Beberapa hal

yang mempengaruhi kesuburan tanah salah satu diantaranya adalah unsur

hara.Banyak sedikitnya kandungan unsur hara pada tanah merupakan indikator

tingkat kesuburan tanah yang akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa

faktor salah satunya adalah derajat keasaman tanah (pH tanah). Unsur hara akan

mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar

unsur hara akan larut dalam air. Keasaman tanah merupakan salah satu

masalahutama bagi pertumbuhan tanaman. Tanah asam adalah tanah yang

memiliki pH rendah yaitu kurang dari 6 (Munawar., 2019)

Tujuan Praktikum

Untuk menentukan jumlah kapur yang di perlukan guna mengurangi atau

meniadakan Aldd suatu tanah.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat mengikuti Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat untuk mengikuti Praktikal test Dasar Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang membutuhkan


TINJAUAN PUSTAKA

Kapur adalah kalsium oksida (CaO) yang dibuat dari batuan karbonat yang

dipanaskan pada suhu sangat tinggi. Kapur tersebut umumnya berasal dari batu

kapur (limestone) atau dolomit. Penambahan kapur dalam tanah merubah tekstur

tanah. Tanah lempung berubah menjadi berkelakuan mendekati lanau atau pasir,

akibat penggumpalan partikel. Pencampuran tanah dengan kapur memperlihatkan

pengurangan secara signifikan partikel berukuran lempung (<0.002 mm)

dibandingkan dengan lempung aslinya (Yunus dkk., 2019)

Penetapan kebutuhan kapur untuk tanah tropik berdasarkan Al

dipertukarkan (Aldd) dengan menggunakan ekstraktan garam netral berupa KCl 1

N, kadar Aldd dengan ekstraktan KCl 1 N masih dipertanyakan untuk tanah

bermuatan variabel, tanah yang kaya bahan organik dan tanah di mana kompleks

Al humus berlimpah. Selanjutnya, dilakukan pengukuran Al tukar dengan

ekstraksi K, La dan Cu klorida pada beberapa tanah. Peningkatan dosis kapur

dengan metode Aldd-LaCl3 tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman dengan Aldd-KCl, maka penetapan kapur untuk tanah (Sari dkk., 2020)

Pengapuran merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah pada tanah Ultisol. Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah

serta dapat menekan kelarutan unsur-unsur yang meracuni tanaman. Dengan

pengapuran berarti menambahkan unsur yang mengandung Ca ke dalam tanah

sehingga dapat meningkatkan ketersediaannya. Pengapuran lahan pertanian

umumnya lebih ditujukan untuk perbaikan kondisi tanah dalam hubungannya

dengan pH, netralisasi Al serta untuk mengatasi kekurangan kalsium dalam tanah.

Pemberian kapur dapat mengatasi masalah kemasaman tanah dan juga menjamin
5

tanaman dapat bertahan hidup dan membantu meningkatkan produktivitas

(Meilina dkk., 2018)

Kapur memiliki pengaruh yang pasti terhadap dekomposisi tanah melalui

sintesis asam humat, peningkatan populasi aktinomiset, peningkatan pH.

Peningkatan mineralisasi N setelah proses pengapuran tanah masam telah diakui

sejak lama dan dijelaskan secara komprehensif. Pengapuran dapat meningkatkan

K yang dapat ditukar dalam tanah karena pengendapan polimer hidroksil

aluminium dan besi hidroksil yang menghalangi pelepasan K yang dapat ditukar

dan pengapuran juga menyebabkan perluasan dan pelapukan kisi mineral tanah

liat di tanah yang memfasilitasi pelepasan kisi ion K. jumlah bahan kapur yang

sama dan jenis kapur yang berbeda seperti CaO (kapur api atau kalsium oksida);

Ca(OH)2 kapur terhidrasi atau kalsium hidroksida (Maulana dkk., 2020)

Peningkatan nilai pH yang signifikan terjadi setelah adanya pemberian

kapur. Nilai pH AAT yang memenuhi baku mutu didapatkan pada dosis 0,08 g/l

pada perlakuan dengan kapur kalsit, kapur tohor, dan kapur tembok, sedangkan

nilai pH AAT yang diberi perlakuan kapur dolomit baru dapat memenuhi baku

mutu pada dosis 0,12 g/l. setiap jenis kapur memiliki daya netralisasi yang

berbeda. Perbedaan daya netralisasi setiap jenis kapur yang digunakan dapat

dilihat dari persentase efisiensi netralisasi CaO yang terkandung di dalam setiap

jenis kapur. Dari hasil yang diperoleh, kapur tembok merupakan kapur dengan

tingkat daya netralisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kapur lainnya

(Oktafiansyah dkk., 2020)

Tanah dapat di pelajari dari dua segi yaitu edapologi dan pedologi.

Endapologi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai bagian dari alam yang
6

berada di permukaan bumi yang menekankan tanah sebagai alat produksi

pertanian, dan hubungannya tanah dengan tanaman yang erat kaitannya dengan

ilmu-ilmu Agronomi, fisiologi, biokimia pertanian dan sebagainya. Sedangkan

pedelogi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam yang

berada di permukaan bumi yang menekankan hubungannya antara tanah dan

dengan faktor-faktor pembentukannya, membahas tentang proses yang

pembentukannya secara kimia, fisika, dan biologi, pengemlompokannya dan

penyebarannya (Nurmala, 2020).

Pemberian kapur dolomit ke dalam tanah dapat meningkatkan pH tanah

pada tanah yang mempunyai reaksi masam. Peningkatan ini terjadi disebabkan

oleh adanya gugus ion-ion hidroksil yang mengikat kation-kation asam (H dan Al)

pada koloid tanah menjadi inaktif, sehingga pH meningkat. Kapur dolomit

mengurangi keasaman tanah (pH) meningkat oleh perubahan beberapa H+

menjadi air. Penambahan unsur hara ke dalam tanah pada prinsipnya adalah dalam

rangka menyediakan hara tersedia bagi tanaman (Joko dkk., 2022)


6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar Ilmu Tanah di laksanakan di laboraturium Ilmu Tanah

Lantai 3 di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Pada hari rabu tanggal 10 November 2023, pada pukul 14.00-15.30 WIB.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah ini yaitu

tanah kering udara yang sudah diayak, Larutan 1 NaCl, Aquadest, Larutan

Phenolptalen, Larutan Baku 0,1 N NaOH dan 0,1 N HCI, Larutan 4% NaF, Kertas

tisu dan kertas sating Wathman.

Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah ini alat jas

laboratorium, alat tulis dan buku kuis, kalkulator, pisau, sarung tangan dan masker

medis, penggaris, sandal swallow, kain flannel orange, kertas A4, Labu

Erlenmeyer 100 dan 250ml, corong, gelas ukur 100 ml, Tabung plastik atau botol

150 ml, pipet 25 ml dan buret 10 dan 5 ml.

Pelaksanaan Praktikum

1. Timbang 10 g tanah dan masukkan ke gelas erlenmeyer 250 ml.

2. Tambahkan 100 ml larutan KCI 1 N kedalamnya dan kemudian kocok dengan

shaker selama ± 15 menit.

3. Saring dan tampung hasil saringannya.

4. Pipet 25 ml dan tempatkan ke dalam erlenmeyer 100 cc.

5. Tambahkan 5 tetes larutan indikator Phenolpthalen.


8

6. Titrasi memakai 10 ml dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah muda

yang permanen. Catat jumlah NaOH yang terpakai.

7. Setelah itu tambahkan HCl 0,1 N kira-kira 1 tetes sampai warna merah muda

bening ke,bali (gunakan buret 5 ml).

8. Tambahkan 10 ml larutan NaF 4 % , warna merah muda akan timbul jika ada

AI yang dapat dipertukarkan.

9. Kemudian titrasi dengan HCI 0,1 N sampai warna merah muda hilang, catat

volume HCL yang dipakai.

10. Perhitungan.
8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1. Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Aluminium Yang Dapat
Dipertukarkan
Perhitungan Hasil
Aldd ( me/100 g ) = ( ml HCl x N HCl ) x ( 100 ) x ( 100 )
25 10
= ( 0,02 x 3,523 ) x x ( 100 ) x ( 100 )
25 10
= 0,70 x 4 x 10
= 28
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dalam menetapkan kebutuhan kapur pada

tanah, Tanah yang kami bawa memperoleh hasil netral. Hal ini di duga bahwa

tanah tersebut memiliki pH tanah netral. Kapur merupakan salah satu alternatif

dalam memperbaiki sifat kimia, fisik dan bilologi tanah serta pertumbuhan

tanaman. Dimana kapur ini dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan terhadap

tanah yaitu keasaman tanah. Hal ini sesuai dengan literatur (Diyanti dkk., 2022)

yang menyatakan bahwa kapur merupakan salah satu alternatif dalam

memperbaiki sifat kimia, fisik dan bilologi tanah serta pertumbuhan tanaman.

Dimana kapur ini dimanfaatkan untuk mengatasi pada lahan marginal, selain

memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah kapur dapat menyediakan unsur hara Ca

dan Mg. Salah satu permasalahan terhadap tanaha yaitu keasaman tanah
8

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dapat disimpulkan dalam hasil dari praktikum ini yaitu sebagai berikut

1. Kapur di butuhkan pada tanah yang masam untuk membantu menetralkan atau

meningktakan pH tanah.

2. hasil perhitungan pada penetapann kebutuhan kapur pada tanah memperoleh

hasil netral.

3. Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah serta dapat menekan kelarutan

unsur-unsur yang meracuni tanaman

4. Pengapuran lahan pertanian umumnya lebih ditujukan untuk perbaikan kondisi

tanah dalam hubungannya dengan pH, netralisasi Al serta untuk mengatasi

kekurangan kalsium dalam tanah.

5. Pemberian kapur dapat mengatasi masalah kemasaman tanah dan juga

menjamin tanaman dapat bertahan hidup dan membantu meningkatkan

produktivitas

Saran

Adapun saran dari penulis adalah agar praktikan mengayak tanah yang

sudah kering dan menambahkan alat alat yang akan di gunakan pada penetapakan

kapur seperti alah shaker.


DAFTAR PUSTAKA

Diyanti, A. R., Y. D. Mutia dan M. F. F. A. Hamdi. 2022. Respon Pertumbuhan


Tanaman Jagung (Zea Mays L) dengan Pemberian Kapur pada Berbagai
Media Tanam. Jurnal Multidisiplin Madani. Vol 2(2) :Hal 935-942. ISSN-
E: 2808-5639.

Haras, M., A. E. Turangan dan R. R. I. Legrans. 2023. Pengaruh Penambahan


Kapur terhadap Kuat Geser Tanah Lempung. Jurnal Tekno. Vol
15(67) :Hal 77-86. ISSN : 0215-9617.

Hasibuan, S dan Syafriadiman. 2020. Produktivitas Kualitas Tanah Dasar. UR


Press Pekan baru. Pekan Baru.

Joko., Astina dan Darussalam. 2022. Pengaruh Kapur Dolomit dan Poc Ampas
Sagu terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis pada Tanah Gambut.
Jurnal Sains Pertanian. :Hal 100-107.

Maulana, A., Herviyanti dan T. B. Prasetyo. 2020. Pengaruh Berbagai Jenis Kapur
Dalam Aplikasi Pengapuran untuk Memperbaiki Sifat Kimia Ultisol.
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol 7(2) :Hal 209-214. ISSN:
2549-9793.

Maulana, A., Zuraida dan Muyassir. 2020. Serapan Hara dan Hasil pada Jagung
(Zea Mays L.) Akibat Pemberian Berbagai Jenis dan Metode Perhitungan
Kebutuhan Kapur pada Ultisol. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
Unsyiah. Vol 3(3) :Hal 249-259.

Monintja, A., A. E. Turangan dan A. N. Sarajar. 2019. Pengaruh Pencampuran


Tras dan Kapur pada Lempung Ekspansif terhadap Nilai Daya Dukung.
Jurnal Sipil Statik. Vol 1(6) :Hal 390-399. ISSN: 2337-6732.

Munawar, A.2019. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor. IPB press.

Nurmala, 2020. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Oktafiansyah, M. A. A., M. I. Lagowa dan G. Tampubolon. 2020. Kajian Teknis


dan Ekonomis Pengaruh Jenis Kapur dalam Upaya Pengelolaan Air Asam
Tambanng. Jurnal Teknik Kebumian, Vol 5(2) :Hal 29-37. ISSN : 2715 –
5587.

Sari, F. P., Mukhlis dan Fauzi. 2020. Uji Metode Pengukuran Aldd Ekstraktan Kcl
dan Lacl3 Dalam Menetapkan Kebutuhan Kapur di Tanah Ultisol. Jurnal
Agroekoteknologi. Vol 4(3) :Hal 2077 – 2081. ISSN : 2337- 6597.
12

Waruwu, A., A. Darmawandi., T. Halawa dan Muammar. 2022. Perbandingan


Abu Vulkanik dan Kapur Sebagai Material Stabilisasi Tanah Lempung.
Jurnal Proyek Teknik Sipil. Vol 5(1) :Hal 8-15. ISSN: 2654-4482.

Yuniar, M., H. Susanti dan B. Fredrickus. 2021. Respon Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kailan terhadap Pemberian Kapur Dolomit dan Pupuk Bokashi
Kotoran Sapi di Tanah Gambut. Jurnal Enviro Scienteae. Vol 17(3) :Hal
116-126. ISSN 2302-3708.

Yunus, M dan I. Rauf. 2019. Pengaruh Penambahan Kapur terhadap Nilai


Plastisitas Tanah Lempung di Kabupaten Fak-fak Provinsi Papua Barat.
Jurnal Logic. Vol 18(1) :Hal 27-31.
13

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Proses Timbang Tanah

Gambar 2. Proses Proses Penuangan Larutan KCl

Gambar 3. Proses Pengadukan Tanah Yangdicampur Dengan Larutan KCl


Selama 5 Menit

Gambar 4. Proses Penyaringan


14

Gambar 5. Proses Penambahan 5 Tetes Larutan Phenolpthalen

Gambar 6. Proses Penambahan N NaOH 0,1

Gambar 7. Proses Penambahan N HCl 0,1

Gambar 8. Proses Penambahan Larutan NaF 4%

Anda mungkin juga menyukai