Dosen Pembimbing : 1. Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan, SP., M.Sc., IPU
2. Ir. Richard R.P. Napitupulu, S.Hut., M.Sc
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan Sengon Solomon
(Paraserianthes mollucana) dengan Pemberian Pupuk NPK dan Asam Humat
Pada Tanah Bekas Penambangan Batubara.” Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Jambi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
1.4 Hipotesis ............................................................................................... 5
LAMPIRAN .................................................................................................. 19
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah Petak Percobaan ............................................................................. 19
2. Denah Tanaman Dalam Petak Percobaan ................................................. 20
3. Lubang Tanam ............................................................................................ 21
4. Perhitungan Jumlah Pupuk NPK dan Asam Humat yang dibutuhkan .... 22
5. Peta Lokasi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Nan Riang 23
I. PENDAHULUAN
1
paling atas. Hasil penelitian Sudaryono (2009) menyatakan bahwa tanah pasca
tambang batubara memiliki kandungan bahan organik tergolong rendah (0,67 -
1,57), N sangat rendah sampai rendah (0,04 - 0,16%), K rendah sampai sedang (4
- 25 mg/100 gr), P rendah sampai sedang (6 - 30 mg/100 gr). Simanjorang (2017)
dan Manalu (2017) menjelaskan bahwa konsistensi pada permukaan tanah teguh,
pada lapisan bawah sangat teguh, serta kandungan unsur hara makro primer dan
sekunder tergolong sangat rendah (0,01 % - 4,56 %). Hasil penelitian Fahrul et al.,
(2019) juga melaporkan bahwa tanah bekas tambang batu bara memiliki pH yang
sangat masam (3,28), kandungan C-organik sangat rendah (0,48%), N-total sangat
rendah (0,08 %) dan P-tersedia sangat rendah (4,45 ppm). Dengan demikian
karakteristik tersebut akan menjadi faktor pembatas terhadap pertumbuhan
tanaman dan keberhasilan kegiatan reklamasi di lahan bekas tambang.
3
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah agar dapat menjadi acuan dasar dalam
penggunaan dosis pupuk NPK dan asam humat dalam melakukan kegiatan
reklamasi di lahan bekas tambang batu bara serta sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi (S1) pada Program studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
1.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, rumusan hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Terdapat interaksi yang nyata antara pupuk NPK dan asam humat terhadap
pertumbuhan sengon solomon di lahan bekas tambang batubara.
2. Pemberian 100 g pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
sengon solomon di lahan bekas tambang batubara.
3. Pemberian 20 g asam humat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
sengon solomon di lahan bekas tambang batubara.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sengon dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah kering,
lembap, bahkan di tanah yang mengandung garam dan asam selama drainasenya
cukup (Astana et al., (2016). Selanjutnya Setiowati et al., (2017) mengatakan
bahwa tanaman sengon merupakan salah satu tanaman yang direkomendasikan
untuk reklamasi di lahan bekas tambang batubara. Hal tersebut dikarenakan
sengon termasuk ke dalam famili legumenaceae mempunyai bintil-bintil akar
yang mampu bersimbiosa dengan bakteri tanah (Rhizobium) dalam melakukan
proses penambatan nitrogen (Gothwal et al. (2008).
5
2.2 Karakteristik Lahan Bekas Tambang Batubara
Pupuk NPK merupakan pupuk yang menyediakan unsur hara esensial yang
sangat di butuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Rahmawaty (2002) menjelaskan
strategi yang perlu diterapkan pada perbaikan kondisi tanah antara lain perbaikan
ruang tubuh tanah, pemberian top soil dan bahan organik, serta pemupukan dan
pemberian kapur. Namun pada pemberian pupuk khususnya pupuk anorganik
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hara yang ketersediaannya di tanah
bekas tambang batubara sangat sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman
tersebut kita bisa menyediakan unsur hara dengan pemberian pupuk anorganik
yaitu pupuk NPK.
Hasil Penelitian Hatmani (1995) melaporkan bahwa pemberian pupuk NPK
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit sengon
(Paraserianthes falcataria) di pembibitan. Berdasarkan hasil penelitian Surata
(2009) bahwa pemberian pupuk NPK 50 g/ pohon paling efektif meningkatkan
pertumbuhan tinggi Eucalyptus camaldulensis. Hasil penelitian Firdaus (2019)
menunjukkan bahwa Pengaruh arang sekam, kompos dan pupuk NPK secara
tunggal tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kaliandra merah,
sedangkan kombinasinya memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan
diameter dan sangat nyata terhadap berat basah dan kering daun, serta berat basah
dan kering cabang tanaman. Wasis dan Sa’idah (2019) menyatakan bahwa
pemberian pupuk NPK secara tunggal memberikan pengaruh secara nyata
terhadap diameter, berat basah dan nisbah pada tanaman sengon.
7
peningkatan nilai pH (H¬2O), C-organik, N-total dan P-tersedia. Tidak hanya itu
asam humat juga memiliki sifat memperbaiki struktur tanah secara fisika maupun
kimia, perangsang pertumbuhan tanaman dan memper-cepat pertumbuhan akar
atau tunas muda sehingga tanaman lebih cepat tumbuh serta menambah hasil dan
kualitas tanaman, menstimulasi peningkatan aktivitas mikrobiologi tanah yang
menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman (Hermanto et al., 2013).
9
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Penyiapan Areal dan Bibit
Lubang tanam akan dibuat menggunakan alat yaitu cangkul dan dodos
dengan ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm (Astana et al., 2016).
Selanjutnya lubang tanam diberikan kapur dolomit sebanyak 1xAldd/lubang
tanam yang diaduk dengan tanah bekas galian dan dibiarkan selama 7 hari
(Lawing, 2018). (Lampiran 3)
3.4.3 Penanaman
Bibit sengon akan ditanaman dengan melepaskan plastik polibag serta
mempertahankan tanah yang terdapat didalamnya tidak hancur. Selanjutnya bibit
ditanam secara tegak lurus pada lubang tanam dan ditutup kembali menggunakan
tanah bekas galian yang sudah diaduk dengan kapur dolomit.
11
membuka sempurna dan diberi tanda berupa benang putih pada daun yang sudah
dihitung. Data yang diperoleh adalah selisih antara jumlah daun pada pengamatan
terakhir dengan jumlah daun pada pengamatan awal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Astana S, Hani A, Endom W, Nuroniah HS, Lelana NE, Kurniasari DR, dan
Bangsawan I. 2016. Kiat Berbisnis Sengon Tanam Sekali Untung Berkali-
kali. Forda Press, Bogor, Indonesia
Dariah AI dan Nurida NL. 2011. Formula pembenah tanah diperkaya senyawa
humat untuk meningkatkan produktivitas tanah ultisols taman bogo,
Lampung. Jurnal Tanah dan Iklim. Vol. No. 33
Delvita S (2016) Pemberian Abu Terbang Batu Bara dan Asam Humat Terhadap
Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Lahan Bekas Tambang Batu
Bara. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Djufry F, Nurjanani, Ramlan. 2014. Efektivitas pupuk majemuk dan asam humat
pada budidaya kentang di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 17 No. 2
Fahrul M, Jannah R, dan Patmawati. 2019. Perbaikan beberapa sifat kimia pada
tanah pasca tambang batubara dengan pemberian dosis bokashi kiapu
(Pristia stationes L.) dan krinyu (Choromolaena odorata L.). Jurnal
agroekoteknologi Tropika Lembab. Vol 2 No 1.
Firmansyah I, Syakir, dan Lukman L. 2017. Pengaruh kombinasi dosis pupuk N,
P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum
melongena L.). Jurnal Hortikultura. Vol 27 (1):69-78.
Firdaus NY. 2019. Pengaruh Arang Sekam, Kompos dan Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus). Skripsi.
Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Hatmani SS. 1995. Pengaruh Komposisi Media dan Dosis Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria (L.)Nielsen). Skripsi.
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Herviyanti, Anche C, Gusnidar, dan I. Darfis. 2012. Perbaikan sifat kimia oxisol
dengan pemberian bahan humat dan pupuk p untuk meningkatkan serapan
hara dan produksi tanaman jagung (Zea mays l.). Jurnal Solum Vol. 9 :51-
60.
Heruna S. 2011. Pemanfaatan Bahan Humat dan Abu Terbang untuk Reklamasi
Lahan bekas Tambang. Tesis. IPB, Bogor
Ikbal, Iskandar, Budi SWR. 2016. Penggunaan bahan humat dan kompos untuk
meningkatkan kualitas tanah bekas tambang nikel sebagai media
pertumbuhan sengon (Paraserianthes falcataria). Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol.6 No.1
15
Krisnawati H, Varis E, Kallio M and Kanninen M. 2011. Paraserienthes falcataria
(L.) Nielsen: ecology, silviculture and productivity. CIFOR, Bogor,
Indonesia.
Kusmana C, Setiadi Y, dan Anshary AL. 2013. Studi pertumbuhan tanaman hasil
revegetasi di lahan pasca tambang batubara PT. Arutmin Indonesia Sie
Batulicin Kalimantan Selatan. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol.4(3):160-16.
Mahbub IA, Tampubolon G, dan Irianto. 2020. Perbaikan beberapa sifat kimia
tanah dan pertumbuhan tanaman sengon solomon (Falcataria moluccana
(miq.) barneby & grimes) melalui pemberian kompos Desmodium
ovalifolium pada tanah bekas tambang batubara. Jurnal Silva Tropika. Vol
4(1).
Manalu DP. 2017. Evaluasi Sifat Kimia dan Kesuburan Tanah Di Areal
Reklamasi Pasca Tambang Batubara (Studi Kasus di PT. Nan Riang, Desa
Ampelu Mudo, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari). Skripsi
[Tidak Dipublikasikan]. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Martawijaya A., Kartasujana I., Mandang Y.I., Prawira S. A. dan Kadir K. 1989.
Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hasil Hutan.
Mashud N dan Manarionsong E. 2014. Pemanfaatan lahan bekas tabang batubara
untuk pengembangan sagu. Balai Penelitian Tanaman Palma. Vol. 15 No. 1
Nuroniah HS, dan Putri KP. 2013. Manual Budidaya Sengon (Falcataria
moluccana Miq.). Pusat Pendidikan dan Pengembangan Peningkatan
Produktivitas Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, Bogor,
Indonesia.
Parlindungan S.P. 2011. Pengaruh Bahan Humat Dari Ekstrak Batubara Muda
(Subbituminus) dan Pupuk P terhadap Ketersediaan dan Serapan Hara P
Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Ultisol. Skripsi. Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.
Priadi D dan NS Hartati. 2015. Daya kecambah dan multiplikasi tunas in vitro
Sengon (Paraserianthes falcataria) unggul benih segar dan yang disimpan
selama empat tahun. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Vol 1(6): 1516-
1519.
Purwanto F. 2018. Omset Petani Pohon Sengon Di Desa Pangkoh Kabupaten
Pulang Pisau. Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Syariah
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya.
Rahmawatin RM. 2007. Respons Pertumbuhan Awal Legum Kaliandra
(Calliandra calothyrsus) Terhadap Pemberian Boi Enzim, Bioaktivator dan
Asam Humik. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor
Rahmawaty. 2002. Restorasi lahan bekas tambang berdasarkan kaidah ekalogi.
USU Digital Library. Sumatera Utara.
Restida M, Sarno, dan Ginting YC. 2014 . Pengaruh pemberian asam humat (berasal
dari batubara muda) dan pupuk N terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Agrotek Tropika. Vol. 2(3).
Sembiring JV, Nelvia dan Yulia AE. 2015. Pertumbuhan bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis jacq.) di pembibitan utama pada medium sub soil ultisol
yang diberi asam humat dan kompos tandan kosong kelapa sawit. Jurnal
Agroteknologi. Vol 6(1) : 25-32.
Surata IK. 2009. Pemupukan npk pada tanaman Eucalyptus camaldulensis dehnh
di lahan savana, Kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.Vol 6. No.1
17
Taqiyuddin MFK dan Hidayat L. 2020. Reklamasi tanaman adaptif lahan tambang
batubara PT. BMB blok dua kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.Ziraa’ah.
Vol.45 No.3:285-292.
kELERENGAN
I II III
19
Lampiran 2. Denah Tanaman dalam Petak Percobaan
Keterangan :
: Jarak tanam (3 x 3 m)
Lapisan tanah
Lapisan tanah bawah atas (20 cm)
(20-40 cm) 10 cm
15 cm
40 cm 40 cm
Tempat pemberian
perlakuan
40 cm
21
Lampiran 4. Perhitungan Jumlah Asam humat dan pupuk NPK yang dibutuhkan
23