Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : HERDIANTO PRADANA


NIM : 1854211001170

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN
KUTAI TIMUR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum “ Kesuburan Tanah Dan Pemupukan ” Semester GANJIL

Tahun ajaran 2021/2022

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Pratikum
Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Rudi,. Sp,. MP
NIDN : 1114077801

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Praktikum ini KESUBURAN

TANAH DAN PEMUPUKAN. Laporan ini akan penulis gunakan sebagai

Laporan akhir Praktikum Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. Dengan laporan ini

kita bisa mengetahui bagai mana tentang identifikasi, Cara-Cara Pemupukan serta

syarat-syarat tumbuh pada Tanaman Diharapkan laporan ini dapat memberikan

banyak informasi untuk kita semua khususnya di bidang pertanian. Tidak lupa,

penulis mengucapkan terimakasih khususnya kepada.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Juraemi,M.Si.selaku Ketua STIPER Kutai Timur.

2. Bapak Rudi, SP., MP. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi STIPER

KUTAI TIMUR, Dan Pengajar MK. Kesuburan Tanah Dan Pemmupukan

3. Bapak Dian Triadiawarman, SP., MP selaku pengajar Mk kesuburan tanah dan

pemukan STIPER Kutai Timur.

4. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya namun penulis tidak dapat

menuliskan satu persatu disini karena keterbatasan tempat. .

selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Kesuburan Tanah Dan

Pemupukan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

iii
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata,

penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Sangatta, 15 Juni 2021

Penyususn

DAFTAR ISI

Halaman

iv
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ I

1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2. Tujuan Pratikum......................................................................................... 2

1.3. Manfaat Pratikum ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... II

2.1. Tanaman Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis)........................... I

2.2.1.Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Sawi ............................................. 1

2.2.2. Daerah Asal Penyebaran Tanaman Sawi................................................ 2

2.2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi............................................................... 3

2.2. Tanaman Bayam (Amaranthus)................................................................. II

2.2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Bayam........................................... 1

2.2.2. Daerah Asal Penyebaran Tanaman Bayam............................................. 2

2.2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam........................................................... 3

2.3. Bawang Prei (Allium porrum).................................................................... III

2.2.1. Klasifikasi Dan Morfologi Bawang Prei................................................. 1

2.2.2. Daerah Asal Penyebaran Bawang Prei................................................... 2

2.2.3. Syarat Tumbuh Bawang Prei.................................................................. 3

2.4. Topsoil....................................................................................................... IV

BAB III METODE PRATIKUM................................................................... III

v
3.1. Waktu Dan Tempat Pratikum.................................................................... 1

3.2. Alat Dan Bahan.......................................................................................... 2

3.3. Prosedur Kerja .......................................................................................... 3

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... IV

4.1.Tabel Hasil Dan Pembahasann ................................................................. 1

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... V

5.1. Kesimpulan................................................................................................ 1

5.2. Saran.......................................................................................................... 2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak

bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital

peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan

tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.

Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar

untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai

mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk

hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah

dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan

penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga

dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang

lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

Tanah berasal dari pelapukanbatuan dengan bantuan organisme,

membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal

sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam

yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon

menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang

telah dilalui tubuh tanah tersebut.

1
Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang sangat luas, meliputi hampir 25%

dari total daratan Indonesia. Penampang tanah yang dalam dan kapasitas tukar

kation yang tergolong sedang hingga tinggi menjadikan tanah ini mempunyai

peranan yang penting dalam pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia.

Hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh dan dikembangkan pada tanah ini,

kecuali terkendala oleh iklim dan relief.

Kesuburan alami tanah Ultisol umumnya terdapat pada horizon A yang

tipis dengan kandungan bahan organik yang rendah. Unsur hara makro seperti 2

fosfor dan kalium yang sering kahat, reaksi tanah masam hingga sangat masam,

serta kejenuhan aluminium yang tinggi merupakan sifat-sifat tanah Ultisol yang

sering menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu terdapat horizon argilik

yang mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti berkurangnya pori mikro dan makro

serta bertambahnya aliran permukaan yang pada akhirnya dapat mendorong

terjadinya erosi tanah.

Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang

dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan

dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun

pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun.

Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah,

baik fisik, kimia atau biologis disebut pembenahan tanah (amandement) yang

berarti perbaikan (reparation) atau penggantian (restitution). Bahan-bahan tersebut

termasuk mulsa (pengawet lengas tanah, penyangga temperatur), pembenah tanah

2
(soil conditioner, untuk memperbaiki struktur tanah), kapur pertanian (untuk

menaikkan pH tanah yang terlalu rendah, atau untuk mengatasi keracunan Al dan

Fe), tepung belerang (untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan

gipsum (untuk menurunkan kegaraman tanah). Rabuk kandang dan hijauan legum

diberikan ke dalam tanah dengan maksud sebagai pupuk maupun pembenah tanah.

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah.

Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara,

produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara

pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur

akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan

permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian

pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta

menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.

Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara

optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh

peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah 3

memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman,

dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan

tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk

hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang

kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan

bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam

pupuk tersebut.

3
Di Indonesia ketersediaan pupuk P sangat bermasalah, karena sedikit

sumber mineral apatit yang layak untuk dijadikan bahan dasar pupuk, sehingga

untuk mencukupi kebutuhan pupuk P pemerintah harus mengimpor. Belakangan

ini pupuk P mahal dan langka, meskipun pemerintah melakukan subsidi untuk

ketersediaan pupuk P. Namun tetap terjadi penyimpangan penyediaan pupuk ini.

Disamping ketersediaan pupuk P di pasar, efisiensi pemupukan P pada tanah

Ultisol merupakan masalah utama.

Unsur fosfor (P) sifatnya mobil dalam tanaman, mudah dipindahkan dari

bagian daun yang tuda ke titik tumbuh. Gejala kekahatan: tanaman kerdil,

pertumbuhan akar buruk, kedewasaan terlambat, warna daun hijau kelam, muncul

warna keunguan misalnya pada jagung. Jika P berlebihan meskipun tidak secara

langsung meracuni tanaman, akan menyebabkan merangsang pertumbuhan

organisme perairan, mempercepat eutrofikasi, P tanah yang berlebih

meningkatkan pengangkutan P dalam sedimen, air limpasan. Kebanyakan P

diserap dalam bentuk ion anorganik orthofosfat: HPO4 2- atau H2PO4 - .

Jumlahnya tergantung pH larutan, pada pH 7,2 jumlahnya setara, HPO4 2- lebih

banyak jika kondisi tanah alkalin, sedangkan H2PO4 – lebih banyak jika kondisi

tanah masam. Akar juga menyerap beberapa fosfat organik: asam nukleat, fitin,

kontribusi terhadap keseluruhan hara P masih kecil. Penyerapan H2PO4 – lebih

cepat dibanding HPO4 2- , hal ini terkait dengan muatan divalen vs. monovalen.

Keseimbangan kation/anion : penyerapan fosfat meningkatkan penyerapan Ca,

Mg, K, keseimbangan muatan, pengakutan kooperasi; penyerapan fosfat dapat

4
menghambat penyerapan nitrat dan sulfat, penghambatan kompetisi. pH risosfer:

akar melepas HCO3 - (OH - ).

Nitrogen meningkatkan pembentukan bunga pada tanaman jagung dan

jumlah hari yang dibutuhkan untuk 50% tanaman pada suatu lahan mengalam

pembungaan menjadi lebih singkat. Bobot segar dan kering hasil hijauan secara

nyata dipengaruhi oleh ketersediaan unsur nitrogen areal pertanaman jagung.

Bobot segar dan kering hasil hijauan, meningkat progresif oleh ASN dan NPK

dibandingkan dengan sumber nitrogen lainnya. Protein kasar dan serat kasar

dipengaruhi oleh sumber nitrogen (NPK, ASN dan AS). Pemberian urea

membentuk protein kasar terendah dibandingkan dengan sumber nitrogen lainnya.

Di sisi lain, isi serat kasar terendah tercatat pada saat tanaman yang diberi

perlakuan dengan pemupukan (ASN) sedangkan kadar serat kasar tertinggi

tercatat pada perlakuan kontrol atau tanpa penambahan unsur nitrogen

Kalium merupakan salah satu unsur hara makro yang penting selain untuk

N dan P. Unsur ini adalah salah satu nutrisi yang penting sehingga defisiensi atau

kekurangan K mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksinya. Kalium

adalah aktivator dari berbagai enzim tanaman. Kalium memiliki fungsi penting

dalam hubungan air tanaman di mana ia mengatur keseimbangan ion dalam sel.

Kalium mengatur pembukaan stomata d aun dan laju transpirasi dan pertukaran

gas. Tanaman juga perlu K untuk pembentukan gula dan pati, untuk sintesis

protein, dan pembelahan sel. Hal ini meningkatkan kandungan minyak pistachio

dan memberikan ketahanan pada kondisi lingkungan yang dingin. Kekurangan

kalium pada tanaman tidak akan menunjukkan gejala yang terlihat secara

5
langsung karena tingginya tingkat redistribusi antara jaringan tua dan jaringan

meristem. Pada awalnya hanya ada penurunan tingkat pertumbuhan (hidden

hunger) dan kemudian akan mengalami klorosis dan nekrosis dimulai pada daun

yang sudah tua. Pada berbagai spesies tanaman termasuk jagung dan tanaman

buah-buahan gejala ini dimulai pada bagian tepi dan ujung daun tetapi pada pada

beberapa taaman termasuk kacang-kacangan kekurangan unsur K menyebabkan

bercak yang meyebar pada daun

Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi pemupukan P adalah

dengan penambahan bahan organik (kompos) untuk mengurangi penggunaan

pupuk P dan 5 meningkatkan efisiensi pemupukan P.Salah satu bahan organik

(kompos) yang dapat dimanfaatkan adalah kompos T. diversifolia yang

merupakan tanaman legum, banyak tumbuh sebagai semak di pinggir jalan,

tebing, dan sekitar lahan pertanian. Tanaman ini telah menyebar hampir di seluruh

dunia, dan sudah dimanfaatkan sebagai kompos oleh petani di Kenya, namun di

Indonesia belum banyak dimanfaatkan

Padahal dari hasil penelitan Hakim, dkk (2008), kompos T. diversifolia

dapat mengurangi kebutuhan pupuk buatan sebanyak 50% bagi tanaman melon,

tomat, cabai, jahe,jagung, dan kedelai pada tanah Ultisol. Kompos T. diversifolia

mengandung 0,37% P, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu sumber P

bagi tanaman.(Hartatik, 2007). Menurut Hakim, dkk (2008), T. diversifolia dapat

menurunkan Al dan menaikkan pH tanah sehingga unsur hara fosfor dapat

tersedia.

6
I.2. Tujuan Praktikum

Tujuan Dari Pratikum Ini adalah agar mahasiswa dapat untuk mengetahui

serta membedakan proses pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dengan

tanah top soil, serta tanah berpasir dan sekam

I.3. Manfaat Praktikum

Mahasiswa dapat mengenali jenis-jenis tanah dan serta mengetahui

tekstur pada tanah serta membandingkan proses pertumbuhan lebih cepat, antara

tanah topsoil, sekam dan tanah berpasir

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Sawi

Sawi ternyata masih satu family dengan kubis, brokoli dan lobak dengan

nama family Cruciferae. Nah, lebih lengkapnya simak uraian klasifikasi dan

morfologi tanaman sawi berikut!

Klasifikasi Tanaman Sawi:

Kingdom : Plantae, Sub Kingdom : Tracheobionta, Super Divisio :

Spermatophyta, Divisio : Magnoliophyta, Kelas : Dicotyledoneae, Sub Kelas :

Dileniidae Ordo : Capparales, Familia : Brassicaceae (Cruciferae), Genus :

Brassica Spesies : Brassica juncea L.

Morfologi Tanaman Sawi

Tanaman sawi merupakan tanaman tahunan. Daun tanaman sawi dengan

daun brokoli sekilas terlihat sama. Orang awam terkadang ada yang masih sukar

membandingkannya. Namun, perbedaan tersebut tidak terbatas pada daunnya saja,

namun masih ada bagian lain yang menjadi pembeda dengan sayuran lain

meskipun masuk dalam satu family, sebagai berikut:

1. Akar

Tanaman sawi memiliki sistem perakaran yaitu akar serabut yang tumbuh

secara menyebar di sekitar tanah. Akar tersebut menembus tanah tidak terlalu

dalam yaitu hanya sekitar 5 cm saja. Struktur akar pada sawi sangat mudah putus.

Selain itu, akar ini bisa tumbuh dengan optimal pada tanah yang subuh, gembur

8
dan mengandung banyak air. Akar tersebut berbentuk fili dan diameternya kecil.

Akar pada sawi ujungnya meruncing dengan kulit yang berwarna hijau muda

hingga kuning pucat. Jika dibelah, bagian dalam akar berwarna putih cerah.

2. Batang

Sawi mempunyai batang yang beruas dan pendek bahkan batang ini

hampir sukar dibedakan dari tangkai daun. Batang sawi juga berfungsi sebagai

penopang serta pembentuk daun sawi. Batang ini berwarna hijau keputihan

dengan tekstur berair dan mudah patah. Tekstur permukaan batang halus dan tidak

ditumbuhi biji.

3. Daun

Daun sawi berbentuk lonjong dan memiliki tangkai daun yang panjang

hasil pertumbuhan dari batang. Tangkai daun sawi berukuran besar, berdaging dan

mengandung banyak air. Permukaan daun memiliki tekstur yang halus, mengkilat

dan tidak ditumbuhi bulu. Umumnya, daun sawi tumbuh secara berserak atau

roset, tersusun rapat dan rapih sehingga sangat sulit untuk membentuk krop. Daun

ini memiliki tekstur yang mudah sobek dan lunak. Daun ini memiliki tipe tulang

daun menyirip. Daun sawi berbentuk oval dengan ujung yang membulat. Pada

daun muda berwarna hijau muda sedangkan pada daun tua berwarna hijau tua.

Namun, beberapa factor seperti lingkungan dan genetic dari sawi bisa

menyebabkan perbedaan morfologi.

9
4. Bunga

Sawi memiliki bunga yang tersusun dalam tangkai bunga dan biasa disebut

dengan tipe inflorentia. Bunga ini memiliki cabang yang banyak dan memanjang.

Bunga sawi tergolong sebagai bunga lengkap karena dalam setiap bunga terdapat

putik dan benang sari. Dalam tiap kuntum bunga terdapat enam benang sari yang

terdiri dari empat benang sari bertangkai panjang dan dua benang sari bertangkai

pendek.

Sawi juga memiliki satu putik yang berongga dua dan empat mahkota

bunga yang berwarna kuning. Permukaan mahkota bunga sangat halus dan tidak

berambut. Ovarium pada tanaman sawi berkembang dan memiliki stigma dengan

dua lobus. Awalnya, rongga pada putik hanya satu, namun selama

perkembangannya lapisan dinding yang tipis di dalamnya tumbuh dan membagi

rongga menjadi dua. Tanaman ini sangat mudah berbunga baik pada dataran

rendah maupun dataran tinggi. Penyerbukan pada tanaman sawi biasanya dibantu

oleh serangga kecil maupun angin.

5. Buah

Ternyata tanaman sawi memiliki buah yang berbentuk lonjong dan ada

juga yang bulat. Buah ini berwarna hijau keputihan. Buah ini berupa kapsul yang

terbuka dengan dua katup. Buah tersebut berbentuk polong. Dalam tiap buah

terdapat 2 hingga 8 biji. Pada buah terdapat rongga yang di dalamnya terdapat

butiran biji.

10
6. Biji

Biji sawi berukuran sangat kecil dan berwarna cokelat kehitanaman.

Namun, pada sawi putih biji ini berwarna kuning muda dengan diameter sebesar

2,5 mm. Biji sawi berbentuk bulat telur atau oval. Bagian permukaan bijinya licin

dan mengkilap. Biji tersebut juga memiliki tekstur yang keras. Pada bagian luar

biji terdapat selaput, sementara pada sawi tidak memiliki endosperma. Biji sawi

tidak berbau khas bahkan saat dikunyah atau di tumbuk.

Biji sawi tergolong sebagai biji berkeping satu atau biasa disebut

dengan monokotil. Sekian ulasan tentang klasifikasi dan morfologi tanaman sawi

yang sangat mudah digunakan untuk identifikasi. Semoga artikel kali ini bisa

membuat kita lebih paham tentang perbedaan sawi dengan tumbuhan lain yang

masuk satu family dengannya.

2.2. Tanaman Bayam

Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk dalam famili Amaranthaceae dan

merupakan salah satu jenis sayuran daun daerah tropis penting, seperti di

Indonesia. Bayam biasanya dikonsumsi sebagai sayuran hijau dan banyak

mengandung vitamin serta mineral. Di Indonesia terdapat tiga jenis bayam, yaitu :

1. Amaranthus tricolor, merupakan bayam cabut yang banyak diusahakan oleh

petani, batangnya berwarna merah (bayam merah) dan ada pula yang berwarna

hijau keputih–putihan.

2. Amaranthus dubius, merupakan bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak,

berdaun agak lebar sampai lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarna

kemerah-merahan. Biasanya dipelihara di halaman rumah.

11
3. Amaranthus cruentus, merupakan jenis bayam yang dapat ditanam sebagai

bayam cabut dan juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar,

berwarna hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3

minggu.

2.2.1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Bayam

Apa saja sih yang menjadi klasifikasi ilmiah dari tanaman bayam ini

Berikut dibawah ini merupakan beberapa klasifikasi ilmiah dari tanaman bayam.

Kingdom : Plantae Infra Kingdom : Streptophyta, Sub Kingdom : Viridiplantae,

Divisi : Tracheophyta, Super Divisi : Embryophyta, Sub Divisi : Spermatophytina

Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Caryophyllales, Super Ordo : Caryophyllanae,

Famili : Amaranthaceae, Genus : Spinacia L, Spesies : Spinacia Oleracea L

Morfologi Tanaman Bayam

Adapun karakteristik dari tanaman bayam yang telah menjadi ciri khas tersendiri

dari morfologi tanaman bayam. Mari kita simak pembahasannya yang ada

dibawah ini.

1. Morfologi Akar Tanaman Bayam

Pada umumnya akar dari berbagai jenis tanaman bayam memiliki kesamaan

yang seperti memiliki sistem perakaran yang tunggang dibagian bawah dan

akar serabut terdapat pada bagian atas. Akar dari tanaman bayam biasanya

akan menembus pada kedalaman tanah yang mencapai 20 sampai 40 cm

ataupun bisa lebih.

12
2. Morfologi Batang Tanaman Bayam

Batang dari tanaman bayam cukup mudah untuk mengenalnya, disebabkan

batang tanaman bayam berserat serta bertumbuh tegak dan tebal. Dalam

beragam jenis tertentu tumbuhan dari bayam memiliki duri. Batang dari

tanaman bayam ini mengandung banyak air serta tumbuh tinggi pada

permukaan tanah. Percabangan dari tanaman bayam dapat melebar dan

akan bertumbuh tunas baru jika ada pemangkasan.

Batang dari tanaman bayam ini cukup panjang dengan ukuran yang

mencapai 0,5 hingga 1 meter. Bahkan tamanan bayam telah mempunyai

cabang monodial. Perlu diketahui kalau batang tanaman bayam ini

memiliki warna yang hijau. Namun ada juga warna lain dari batang

tanaman bayam ini dimana memiliki warna yang merah. Sebenarnya

tergantung pada varietasnya yang akan ditanam.

3. Morfologi Daun Tanaman Bayam

Pada umumnya daun dari tanaman bayam ini memiliki bentuk bulat yang

seperti telur dan pada bagian ujung daunnya agak sedikit meruncing.

Bahkan urat-urat dari daun bayam akan terlihat jelas. Warna dari daun

bayam ini memiliki berbagai macam warna, mulai dari hijau tua, mudah

dan hijau yang keputih-putihan hingga kemerahan.

Untuk panjang dari daun tanaman bayam ini berkisar 1,5 hingga 6

cm dan disertai dengan lebar yang berkisar 0,5 hingga 3,2 cm. Tanaman

bayam memiliki tangkai daun yang berbentuk bulat dan panjang yang

sekitar 0,5 sampai 9 cm.

13
4. Morfologi Bunga Tanaman Bayam

Bunga dari tanaman bayam ini umumnya berkelamin tunggal dan telah

tersusun yang secara majemuk serta berwarna hijau. Bunga daun bayam

terdapat mahkota yang terdiri dari 4 sampai 5 buah. Bahkan bakal buah

berjumlah 2 sampai 3 buah dan terdapat benang sari 1 sampai 5. Selain itu

di bagian lainnya akan membantu untuk penyerbukan.

Ukuran dari bunga bayam berkisar 1,5 sampai 2,5 mm. Cara untuk

membedakan sebuah bunga yang jantan serta bunga betina cukup mudah.

Bunga jantan terdapat bentuk bulir. Sementara untuk bunga yang

berkelamin betina memiliki bentuk yang bulat dan terletak diketiak batang.

Proses untuk penyeburkan bunga biasanya akan dibantu oleh angin

ataupun hewan disekitarnya.

5. Morfologi Buah dan Biji Tanaman Bayam

Pada umumnya bayam memiliki bunga yang sedikit lonjong dengan

warna hijau dan disertai dengan panjang yang mencapai 1,5 cm. Biji dari

tanaman bayam ini berwarna hitam yang mengkilap dengan ukuran

panjang yang berkisar 0,8 hingga 1 mm. Bahkan bijinya sangat halus dan

berukuran kecil dengan bentuknya bulat.

Ada beragam jenis bayam memiliki warna hijau dengan warna

yang merah ataupun putih, sebagai contoh adalah bayam maksi Itulah

yang bisa kami sampaikan tentang klasifikasi beserta dengan morfologi

dari tanaman bayam. Semoga apa yang sudah dibaca oleh sahabat arena,,

bisa didapatkan manfaatnya.

14
2.2.2. Daerah Asal Penyebaran Tanaman Bayam

Bayam berasal dari daerah tropis di benua Amerika. Kini bayam menyebar

keseluruh dunia, baik di daerah tropis maupun subtropis. Bayam dapat ditemui

sepanjang tahun, mulai dari dataran rendah hingga daerah di ketinggian 2.000

meter di atas permukaan laut.

2.2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam

Bayam cocok ditanam pada hampir setiap jenis tanah dan dapat tumbuh

sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl. Waktu tanam bayam

yang terbaik adalah pada awal musim hujan antara bulan OktoberNovember atau

pada awal musim kemarau antara bulan Maret-April. Bayam sebaiknya ditanam

pada tanah yang gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7 (Pusat Penelitian

dan Pengembangan Hortikultura, 2009). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(2010) dalam laporannya menambahkan pertumbuhan paling baik pada tanah

subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-350C. Hal ini sesuai dengan

laporan dari Departemen Agronomi dan hortikultura (2006) menyebutkan bahwa

bayam termasuk sayuran dataran tinggi, tetapi dapat hidup di dataran rendah.

Bayam menghendaki tanaman yang subur dang gembur. Derajat kemasaman (pH)

yang diinginkan berkisar 6-7. Tanah yang pHnya lebih tinggi atau lebih rendah

tanaman bayam tidak dapat tumbuh dengan baik.

2.3. Bawang Prei

Bawang daun (Allium fistulosum L.) termasuk dalam famili Liliaceae

yang berasal dari kawasan dari Asia Tenggara yang kemudian meluas dan ditanam

di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan subtropis. Sayuran penting ini

15
memiliki banyak kegunaan. Sayuran ini bisa dimakan mentah dan dimasak dalam

berbagai salad dan masakan lain. Tanaman muda biasa digunakan untuk resep

khusus makanan tertentu. Bawang daun juga dapat dimanfaatkan untuk

memudahkan pencernaan dan menghilangkan lender-lendir dalam kerongkongan

(Rubatsky & Yamaguchi, 1998). Menurut Cahyono (2009), bawang daun

termasuk jenis tanaman sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini

berbentuk rumput atau rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih.

Bawang daun selalu menumbuhkan anakan-anakan baru sehingga membentuk

rumpun.

2.3.1. Klasifikasi Dan Morfologi Bawang Prei

Seperti apa klasifikasi yang dimiliki oleh tanaman bawang daun ini? Nah,

berikut dibawah inilah yang merupakan klasifikasi yang dimiliki oleh tanaman

bawang daun.

Kingdom – Plantae, Sub Kingdom – Tracheobionta, Divisi – Magnoliophyta Sub

Divisi – Spermatophytina, Kelas – Liliopsida, Sub Kelas – Liliidae, Ordo –

Liliales, Famili – Liliaceae, Genus – Allium, Spesies – Allium Fistulosum L

Morfologi Tanaman Bawang Daun

Morfologi yang dimiliki tanaman bawang daun ini meliputi daun, akar,

buah dan biji, bunga hingga pada batang. Nah jika anda ingin mencari penjelasan

dari morfologi tanaman bawang daun, maka anda bisa melihatnya di ulasan yang

aka dibahas berikut ini.

16
Daun

Morfologi daun yang dimiliki oleh tanaman bawang daun ini memiliki berbentuk

yang berupa Roset. Hal ini karena adanya daun yang dimilikinya bertepi rata dan

berujung yang runcing.

Pada umumnya ukuran dari daun tanaman bawang daun ini cukup unik

dan menarik serta berbeda dengan ukuran tanaman yang lainnya. Dimana daun

dari tanaman bawang daun ini memiliki ukuran yang bisa mencapai 30 cm dan

disertai dengan lebar yang berkisar 5 mm.

Perlu diketahui oleh anda bahwa daun dari tanaman yang satu ini mempunyai

tulang sejajar. Ketebalan dari daunnya cukup tipis dengan bentuk yang rata serta

berwarna hijau, seperti daun tanaman yang lainnya.

1. Akar

Akar yang berasal dari tanaman bawang daun merupakan akar yang berserabut

dengan warna putih kotor. Tentu saja akar ini berfungsi untuk menyerap air dan

unsur hara yang ada di dalam tanah, mungkin tak hanya tanaman daun bawang ini

yang berfungsi sebagai penyerap zat makanan, bahkan tanaman lainnya juga

memiliki fungsi yang sama. Pada umumnya tanaman daun bawang ini

mengandung kimia dan salah satunya terletak dibagian akarnya.

2. Buah dan Biji

Berbeda dengan tanaman yang lainnya dimana setiap buah dari tanaman memiliki

bentuk yang bulat sempurna. Namun pada tanaman bawang daun ini terdapat buah

yang berbentuk kotak lonjong.

17
Selain bentuk yang cukup unik karena kotak lonjong, ternyata buah yang

dimiliki oleh tanaman bawang dau ini berdiameter berkisar 5 mm dan disertai

dengan warna yang hijau. Tanaman yang satu ini juga tersedia biji yang unik dan

menarik. Hal ini dikarenakan bawang daun mempunyai biji yang berbentuk pipih

kecil dan juga memiliki warna putih.

3. Bunga

Bunga yang dimiliki oleh tanaman bawang daun ini berbentuk yang majemuk dan

secara umum bunga tanaman bawang daun berkelamin ganda dan berbentuk

silindris. Ukuran dari bunga tanaman bawang daun ini memiliki panjang yang bisa

mencapai 2 cm. Untuk warna dari bunga yang dimiliki oleh tanaman bawang daun

ini memiliki warna yang hijau.

Kelopak tanaman bawang daun ini memiliki bentuk yang corong dengan

ujung yang bertoreh. Selain itu dibagian permukaannya terlihat rata dan warnanya

terlihat cerah karena memiliki warna yang putih kehijauan.

Sedangkan benang sari dari tanaman bawang daun ini berbentuk silindris

dan disertai dengan panjang yang berkisar 5 cm. Untuk kepala sari dari bunga

bawang daun berbentuk melengkung dengan warna yang hitam. Selain itu, putik

yang dimiliki oleh tanaman bawang daun ini berbentuk silindris dan sudah disertai

dengan ukuran panjang yang berkisar 2 cm.

Kepala putik yang kuning ini memiliki bentuk yang bulat dengan panjang

dan disertai dengan warna yang hijau. Untuk mahkota yang dimiliki oleh tanaman

bawang daun ini berbentuk bulat dan terbagi hingga menjadi 6. Permukaan yang

cukup rata dengan warna yang putih.

18
4. Batang

Tahuka anda kalau batang yanv dimiliki oleh tanaman bawang daun ini memiliki

perbedaan yang sangat beda dengan batang yang dimiliki oleh tanaman lainnya.

Pada umumnya batang dari tanaman bawang daun ini terdapat warna yang cukup

menarik perhatian

Apabila batang tanaman lainnya memiliki warna yang coklat, maka

tanaman bawang daun ini menampilkan warna yang hijau. Anda harus tahu kalau

batang yang dimiliki oleh taaman bawang daun ini tidak bercabang dan beralur

serta semu. Selain itu tanaman bawang daun ini memiliki tinggi yang berkisar 60

sampai 70 cm.

2.3.3. Syarat Tumbuh Bawang Prei

Bawang daun dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi

dengan ketinggian 250-1500 m dpl, dan daerah yang memiliki curah hujan 150-

200 mm/tahun dan suhu harian 18- 25 °C cocok untuk pertumbuhan tanaman

bawang daun Rukmana (2005). Mengatakan daerah yang ideal untuk

pengembangan budidaya tanaman bawang daun adalah dataran tinggi antara 900-

1700 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 19°-24°C dan

kelembapan udaranya berkisar antara 80%-90%. Jenis tanah yang relatife baik

untuk pertumbuhan tanaman bawang daun adalah Andosol, Latosol, dan Regosol.

19
2.4. Tanah Topsoil

Top Soil merupakan tanah yang berada di lapisan paling atas tanah dengan

kedalaman sekitar 5 sentimeter hingga 30 sentimeter dari permukaan Bumi (baca:

bentuk permukaan bumi). Top soil akan terbentuk apabila batuan telah berderai

dan hancur melalui proses geological dan berubah menjadi serpihan- serpihan

kecil yang kemudian terkumpul di atas bumi. Top Soil biasanya mengandung

bahan- bahan alami yang bersifat menyuburkan tanah, seperti dedaunan, ranting-

ranting kayu yang telah mati. Satu inci top soil mengambil masa ribuan tahun

untuk terbentuknya. Dengan demikian kita bisa menemukan top soil yang

berkualitas di hutan- hutan belantara yang belum terjamah manusia.

2.4.1. Kandungan Top Soil

Top soil merupakan salah satu jenis tanah yang kaya. Ada banyak

kandungan bahan alami yang terdapat atau yang menyusun top soil ini. Beberapa

zat atau bahan yang terkandung di dalam top soil antara lain sebagai berikut:

 Tanah lempung (loam)

 Kelodak dan pasir

 Kompos

 Berbagai mikroorganisme yang masih hidup

20
2.4.2. Ciri- Ciri Top Soil

Top soil merupakan salah satu lapisan tanah yang menyusun bumi, dengan

demikian kita perlu untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Seperti yang kita

ketahui sebelumnya bahwa lapisan tanah di Bumi ini bermacam- macam jenisnya,

dengan jenis yang bermacam- macam maka kita perlu mengetahui cara untuk

membedakannya. Salah satu caranya adalah dengan melihat ciri- ciri yang dimiliki

lapisan tanah tersebut.

2.4.3. Manfaat Top Soil

Top soil merupakan jenis tanah yang memiliki banyak manfaat. Hal ini

sangat bisa dilihat dari sifatnya yang subur, keberadaannya yang ada lapisan

teratas, dan juga kandungan- kandungan zatnya. Salah satu manfaat dari top soil

ini bisa kita rasakan di bidang pertanian yang banyak membutuhkan tanah subur.

21
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat

Kegiatan praktikum Kesuburan Tanah Dan Pemupukan dilakukan pada

hari selasa tanggal 15 desember, 2020, pada pikul 13.00 sampai dengan selesai

yang bertempat di lokasi kampus STIPER ( sekolah tinggi pertanian kutai timur)

3.2. Alat Dan Bahan

3.2.1. Alat

1. Polibag

2. Cangkul

3.2.2. Bahan

1. Bibit Bayam

2. Bibit Sawih

3. Bibit Daun Prei

4. Tanah Topsoil

3.3. Prosedur Kerja

1. Penyiapan media tanam topsoil

Sebelum melakukan budidaya terlebih dahulumenyiapkan media tanam,

Media tanam yang kita gunakan Ykni murni tanah topsoil.

2. Pengisian polibag

Selanjutnya mengisi polybag dengan tanah secukupnya dengan catatan

tanah sambil digemburkan dengan menggunakan alat garuh

22
3. Melakukan penanaman pada benih

Setelah itu, lakukan penanaman benih, pada masing-masing polybag

dengan kapasitas yang memungkinkan penanaman dilakukan dengan kedalaman

2cm per lubang tanam agar pertumbuhan optimal

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi hari dan sore hari, agar tanaman

tumbuh optimal

b. Melakukan pemupukan dengan pupuk urea dan NPK sebanyak 2 kali

pemupukan.

5. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman berumur±30 hari panen dilakukan 2

tahap. Tahap pertama dengan menggunting yang telah layak ditanam kemudian

melakukan pengukuran tinggi tanaman dan berat tanaman. Dan panen kedua

dengan mencabut seluruh hasil tanaman yang ada.

23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk tinggi tanaman sawi,

bayam, dan bawang prei pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST sebelum panen dapat

diperoleh data yang tertera pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tinggi tanaman sawi, bayam, dan bawang daun umur 1 MST

Tinggi Tanaman (cm)


Sawi Bayam Bawang Daun
4,22 3,49 9,33
4,30 3,80 9,7
4,85 3,20 8,6
4,60 3,22 9,4
4,22 3,42 9,25

Dari tabel 1 MST di atas dapat kita perhatikan bahwa tanaman bawang

daun terlihat lebih subur dibandingkan kedua tanaman yang lain. Hal tersebut

dapat diperhatikan jelas bahwa kondisi media tanam topsoil tenyata lebih cocok

dengan kondisi tanaman bawang daun.

Dengan media tanam topsoil, tanaman bawang daun masih bisa

menunjukkan pertumbuhan yang lebih positif dari tanaman sawi dan tanaman

bayam.

Rata – rata yang didapatkan dari ketiga tanaman dari yang tertinggi sampai

yang paling rendah dapat dituliskan yaitu tanaman bawang daun 8,6 cm, tanaman

sawi 4,22 cm, dan terakhir tanaman bayam 3,22 cm.

24
Tabel 2. Tinggi tanaman sawi, bayam, dan bawang daun umur 2 MST

Tinggi Tanaman (cm)


Sawi Bayam Bawang Daun
5,55 4,16 13,60
6,20 5,47 13,45
6.65 5,25 14,30
6,47 4,10 14,16
6,21 4,75 13,87

Dari tabel 2 MST di atas dapat kita perhatikan bahwa tanaman bawang

daun terlihat lebih meningkat kesuburannya dibandingkan kedua tanaman yang

lain. Hal tersebut dapat diperhatikan jelas bahwa kondisi media tanam topsoil

tenyata lebih cocok dengan kondisi tanaman bawang daun.

Dengan media tanam topsoil, tanaman bawang daun masih bisa

menunjukkan pertumbuhan yang lebih positif dari tanaman sawi dan tanaman

bayam.

Rata – rata yang didapatkan dari ketiga tanaman dari yang tertinggi sampai

yang paling rendah dapat dituliskan yaitu tanaman bawang daun 13,87 cm,

tanaman sawi 6,21 cm, dan terakhir tanaman bayam 4,75 cm.

Tabel 2. Tinggi tanaman sawi, bayam, dan bawang daun umur 3 MST

Tinggi Tanaman (cm)


Sawi Bayam Bawang Daun
7,30 5,40 18,83
8,60 6,70 18,50
9,50 6,10 21,16
9,40 5,20 20,16
8,7 5,85 19,66

25
Dari tabel 3 MST di atas dapat kita perhatikan bahwa tanaman bawang

daun terlihat lebih subur dibandingkan kedua tanaman yang lain. Hal tersebut

dapat diperhatikan jelas bahwa kondisi media tanam topsoil tenyata lebih cocok

dengan kondisi tanaman bawang daun.

Dengan media tanam topsoil, tanaman bawang daun masih bisa

menunjukkan pertumbuhan yang lebih positif dari tanaman sawi dan tanaman

sawi.

Rata – rata yang didapatkan dari ketiga tanaman dari yang tertinggi sampai

yang paling rendah dapat dituliskan yaitu tanaman bawang daun 19,66 cm,

tanaman sawi 8,7 cm, dan terakhir tanaman bayam 5,85 cm.

4.2 Berbandingan hasil Pertumbuhan Tanaman Kedelai dari beberapa Media


Tanam

4.2.1 Tabel tanaman sawi, bayam dan bawang daun media sekam
Tinggi Tanaman (cm)
Sawi Bayam Bawang Daun
15 cm 16 cm 10 cm
10 cm 15 cm 10 cm
10 cm 15 cm 10 cm
12 cm 15 cm 9 cm
13 cm 10 cm 11 cm
13 cm 16 cm 11 cm
12,17 cm 14,5 cm 10,17 cm

26
4.2.2 Tabel tanaman sawi, bayam dan bawang daun media pasir
1 mst 2 mst 3 mst

3 cm 4 cm 7 cm

4.2.3 Tabel tanaman sawi, bayam dan bawang daun media topsoil
Tinggi Tanaman (cm)
Sawi Bayam Bawang Daun
4,22 3,49 9,33
4,30 3,80 9,7
4,85 3,20 8,6
4,60 3,22 9,4
4,22 3,42 9,25

Berdasarkan dari keterangan dari 3 tabel di atas memiliki perbandingan

petumbuhan tanaman yang sama namun berbeda media tanam dan perlakuan

yakni terlihat jelas ternyata hasil pertumbuhan pada media sekam jauh lebih

unggul dan lebih produktif bagi tanaman jenis hortikultura sayur-mayur.

27
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Simpulan

Kesimpulan Dari Hasil Pembahasan Bab IV adalah menunjukan

pertumbuhan serta tinggi pada tanaman, sawi,bayam dan bawang prei. Dan

membandingkan kualitas pertumbuhan yang cepat dengan tanah topsoil, tanah

berpasir dan sekam

5.2 Saran

Untuk melakukan pratikum kesuburan tanah dan pemupukan, maka harus

mempersiapkan alat-alat dan bahan dan juga serta melakukan pengamatan pada

setiaap proses pertumbuhan tanaman yang telah ditanam, agar tanaman tumbuh

secara optimal.

28
DAFTAR PUSTAKA
bdillah M 2008. Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Tanaman.
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Darmawijaya, M Isa 2002. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah
dan Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Foth HD 2000. Dasar–Dasar Ilmu Tanah . Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Goldsworthy, Fisher 2000. Botani dan Morfologi Tanaman. Medan:
Universitas Sumatera Utara Press.
Hardjowigeno 2003. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Jakarta : Akapress.
Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Kesuburan Tanah. Lampung: Universitas
Lampung Press.
Kim 2005.  Dasar-dasar Kimia Tanah.  Yogyakarta: Universitas Gadjah mada.  
Leiwakabessy FM, UM Wahjudin, Suwarno 2003. Kesuburan Tanah.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Lopulisa 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Muhfandi 2011. Unsur N dalam Pupuk Urea. www.pusri.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 5 Mei 2013.
Muklis 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. Medan: Universitas Sumatera Utara
Press.
Munawar 2007. Masalah Produksi Tanaman. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman Press.
Munir 2001. Tanah-tanah Utama Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka.
Nugroho 2009. Tanah dan Pengolahan. Bandung: CV Alfabeta.
Nursyamsi, Hasyim L, Munandar C 2007. Hara Tanah Alfisol Seluruh
Dunia. Jakarta: Aksara.
Riana 2008. Sifat Kimia Tanah . http://agnisradita.blogspot.com/. Diakses
pada tanggal 5 Mei 2013.
Rosmarkam A, Yuwono,NW 2002. IlmuKesuburan Tanah. Yogyakarta: Erlangga.
Saenong 2008. Teknologi Benih Jagung. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan.

29
Sulaiman S, Eviati 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, Pupuk. Bogor:
Balitbang Tanah.
Suriadi A, Nazam M. 2005. Penilaian Kualitas Tanah Berdasarkan Kandungan
Bahan Organik. Nusa Tenggara Barat : Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian NTB.
Sutejo M 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwarno 2003. Kesuburan Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

30
LAMPIRAN

31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai