Edisi Pertama
EDITOR
Aflizar, SP,MP.Ph.D
Ir.Mamang Wahyudi,MP
PENATA LETAK
Soemarsono
DESAIN SAMPUL
Annita
Penerbit
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Jl. Raya Negara KM 7, Tanjung Pati , Kec. Harau
Kab. Limapuluh Kota, Sumatera Barat 26271
Telp : (0752) 7754192
Fax : (0752) 7750220
Email : lembagapenelitiandanpengabdian@gmail.com
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
Organik dan Biologi Tanah yang diperuntukkan khususnya untuk mahasiswa Program
Sebagai karya manusia biasa, maka buku ajar ini mungkin belum sempurna
dan akan selalu disempurnakan. Oleh Karena itu adanya saran-saran dan masukan
Penulis
Desember 2018
i
DAFTAR ISI
ii
I. PENDAHULUAN
dengan bahan organik adalah sisa-sisa tanaman dan hewan, khususnya yang telah
mengalami proses dekomposisi seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dll.
relatif sama dengan apa yang dikemukakan oleh pakar-pakar ilmu tanah lainnya.
Harga pupuk anorganik pada ssat ini, seperti Urea, SP-36, KCl dan lain-lain
semakin mahal saja sehingga sulit dijangkau oleh petani. Pemakaian dalam jumlah
yang besar memerlukan biaya yang sangat tinggi. Disamping harga yang mahal,
pupuk anorganik ini terkadang sangat langka dijumpai. Demikian pula pemakaian
pupuk anorganik dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama, seperti
penggunaan pupuk Urea dapat pula menyebabkan tanah menjadi keras sehingga
dapat menurunkan produktifitas tanah. Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk
memberikan banyak manfaat untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan di atas.
1
2. Memperbaiki sifat fisik tanah, terutama dalam hal meningkatkan daya pegang air,
3. Memperbaiki tata udara tanah dan membentuk struktur tanah yang remah.
4. Memperbaiki sifat biologi tanah, terutama dalam hal meningkatkan jumlah dan
memperbesar air terinfiltrasi dan memperkecil aliran permukaan (run off) serta
7. Pemanfaatan limbah dari tanaman dan hewan. Limbah pertanian bila tidak
8. Mempunyai nilai tambah sebagai hasil sampingan dari kegiatan utama produksi
usahatani. Bila limbah pertanian dikelola dengan baik maka dapat bermanfaat
9. Dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan sumber hormon tumbuh alami.
2
II. SUMBER DAN PELAPUKAN BAHAN ORGANIK
Asal bahan organik tanah adalah jaringan tumbuhan. Dalam keadaan alami
bagian di atas tanah, akar pohon, semak-semak, rumput dan tanaman tingkat
rendah lainnya tiap tahun menyediakan sejumlah besar sisa-sisa organik Sebagian
besar dari tumbuhan bisa diangkut sebagai hasil panen, akan tetapi beberapa bagian
di atas tanah dan semua akar ditinggalkan. Karena bahan ini akan dirombak dan
bagian dari horizon di bawahnya, karena adanya proses adsorpsi atau proses
Hewan, biasa dianggap sebagai sumber bahan organik kedua. Kalau hewan
khususnya sentipoda ,cacing tanah dan semut mempunyai peranan yang penting
menyebabkan terjadi perbedaan juga pengaruh yang akan diberikan ke dalam tanah.
Kondisi yang demikian itu berhubungan erat dengan komposisi atau susunan dari
jaringan hewan. Pada umumnya jaringan tumbuhan lebih lambat hancur daripada
3
jaringan hewan. Air merupakan bagian terbesar yang menyusun jaringan tumbuhan
karbon yang merupakan bagian yang terbesar, kemudian disusul oleh oksigen
Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan
Walaupun kadar abu yang terdiri dari berbagai unsur itu hanya 8 %, tetapi
mendominasi bahan kering tanaman tidak dapat bereaksi tanpa adanya unsur N, P,
K, Ca, Mg dan unsur-unsur mikro lainnya, karena itu pengaruh mereka harus
mendapat perhatian.
sampai selulosa. Lemak merupakan gliserida dan asam lemak seperti butirat, stearat,
oleat dan lain-lain. Lignin yang ditemukan dalam jaringan tua juga tersusun dari C,
dalam tanah
4
Perubahan yang terjadi pada bahan organik segar yang diberikan dalam tanah
1) Sukar didekomposikan :
- Lignin
- Minyak
- Lemak
- Resin, dll
2) Mudah didekomposisikan :
- Selulosa
- Zat Pati
- Gula
- Protein, dll
b. Hasil intermedier :
1) Senyawa resisten :
- Resin
- Waks
- Lignin, dll
- Asam amino
- Amida
- Alkohol
- Aldehida, dll
5
c. Hasil dekomposisi
- Nitrat
- Sulfat
- Fosfat
dekomposisi, yaitu menjadi senyawa yang cepat didekomposisi dan senyawa yang
b. Protein kasar
a. Hemiselulosa
b. Selulosa
a. Oksidasi enzimatik : CO2 , H2O, dan panas (energi) sebagai hasil utama
6
b. Reaksi spesifik : pembebasan dan atau inmobilisasi unsur esensial, seperti :
N, P, S, dll.
(humus)
3. Proses Pembakaran
Proses ini dikenal sebagai proses oksidasi. Seluruh bahan organic yang
(Bahan Organik)
amida, asam amino, amonium daan nitrat. Sebagian N ini digunakan sebagai
pembentuk tubuh jasad mikro, dalam hal ini bakteri, fungi (jamur) dan
aktinomycetes. Sebagian lagi dari N bereaksi dengan lignin dan senyawa resisten
lainnya membentuk humus tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah akan
meningkatkan jumlah dan aktivitas jasad mikro tanah dan kembali seperti semula
c. Humus
4. Humus
7
Humus adalah senyawa kompleks yang tidak dapat terdekomposisi lagi
Polisakharida; d. Protein; dan e. Liat. Oleh karena itu nama lain dari humus adalah
1. Koloidal (bermuatan negatif) : muatan negatif berasal dari gugus karboksilat dan
8. Berwarna gelap
9. Kandungan N = 3 – 6 % ; C = ± 58 %
8
IV. MACAM-MACAM JENIS BAHAN ORGANIK
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari campuran kotoran dan
urine ternak atau hewan, serta sisa-sisa makanan. Kebanyakan berasal dari kuda,
sapi, kerbau, babi, kambing atau domba yang pada umumnya telah bercampur
dengan bahan-bahan yang telah dipergunakan sebagai alas tidur, serta dengan sisa
makanan dan air kencingnya. Pupuk kandang ini dapat dibagi kedalam dua bentuk.
Bentuk yang pertama ialah sebagai bahan padat (faeces) dan bentuk kedua adalah
Pupuk kandang mempunyai beberapa sifat yang lebih baik dari pupuk alam
lainnya, maupun dari pupuk buatan. Sifat-sifat baik ini antara lain adalah :
a. Merupakan humus (bunga tanah), yaitu merupakan zat-zat organis yang terdapat
di dalam tanah yang terjadi karena proses pemecahan sisa-sisa tanaman dan
hewan, terdiri dari zat organis yang sedang mengalami pelapukan, zat organis
peralihan yang masih dan sedang pemecahan yang tidak dapat pecah lagi
9
menjadi susunan yang lebih sederhana. Keseluruhannya berangsur-angsur
b. Sebagai sumber hara nitrogen, fosfor, kalium yang amat penting bagi
keadaan yang seimbang. Selain mengandung unsur makro, pupuk kandang juga
mengandung unsur hara mikro seperti : Ca, Mg, Cu, Mn, Co dan Bo.
c. Menaikkan daya menahan air (daya pegang air). Akibat dari (a) di atas tanah
akan lebih mampu menahan banyak air sehingga air hujan tidak langsung
mengalir ke tempat yang lebih rendah atau meresap kedalam tanah. Adanya air
tanah memudahkan diserapnya bahan-bahan yang larut (unsur hara) oleh bulu
akar.
sampah-sampah yang ada dalam tanah hingga berubah menjadi humus. Selain
tanaman. Oleh karena hal-hal di atas, pupuk kandang dianggap sebagai pupuk
lengkap.
Nilai dan susunan pupuk kandang banyak dipengaruhi oleh berbagai factor,
d. Banyak dan jenisnya bahan yang dipergunakan sebagai alas kandang yang
Untuk lebih jelasnya dilihat susunan kimia dari jenis ternak seperti yang
10
Tabel 2. Susunan kimia dari Jenis Ternak
Ternak Excrement (%) H2O (%) N (%) P2O5 (%) K2O (%)
Kuda Padat 80 75 0,55 0,30 0,40
Cair 20 90 1,35 - 1,25
Total - 78 0,70 0,25 0,40
Sapi Padat 70 85 0,40 0,20 0,10
Cair 30 92 1,00 0,20 1,35
Total - 86 0,60 0,15 0,45
Kambing Padat 67 60 0,75 0,50 0,45
Cait 33 85 1,35 0,05 2,10
Total - 69 0,95 0,35 1,00
Babi Padat 60 80 0,55 0,50 0,45
Cair 40 97 0,40 0,10 0,45
Total - 87 0,50 0,35 0,40
Ayam Total - 55 1,00 0,80 0,40
Sumber : Nurhayati Hakim (1986)
tinggi (panas), oleh sebab itu tidak boleh langsung dibenamkan ke dalam tanaah
(didinginkan) sekitar 1 – 2 minggu. Lebih baik bila dikeringkan lebih dahulu sebelum
digunakan.
unsure hara ke dalam tanah semasa hidupnya, umumnya dari famili Leguminosa.
tersebut dengan bantuan bakteri yang terdapat pada bintil akar tanaman mampu
memfiksasi (mengikat) Nitrogen bebas dari udara. Pada tanaman legume ada dua
kelompok nodula yang terdapat pada akar tanaman, yang pertaama adalah nodula
efektif yang berwarna jingga (kemerahan). Nodula ini berukuran besar dan terdapat
11
pada akar primer dan akar sekunder. Pada nodula efektif inilah terdapat bakteri yang
mampu membantu tanaman mengikat N dari udara. Nodula (bintil akar) yang lain
adalah yang berukuran lebih kecil dan biasanya terdapat pada akar tertier dan
kuarter, berwarna hijau pucat. Pada bintil akar ini tidak terdapat bakteri sehingga
oleh bakteri rhizobium, sedangkan nitrogen yang difiksasi oleh tanaman legume
2. Nitrogen diekskresikan dari nodula (bintil akar) ke dalam tanah dan digunakan
3. Apabila tanaman legume dibenamkan atau telah mati, maka nitrogen dapat
dibebaskan. Hal ini terjadi setelah melalui proses dekomposisi nodula dan jugaa
4.4. Mulsa
Mulsa adalah bahan organk yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang relatif
baru terdekomposisi sehingga seratnya masih utuh dan bahan asal masih mudaah
dikenali. Mulsa sering digunakaan sebagai penutup tanah yang bermanfaat untuk :
terpenuhi.
panas.
12
- Memperbesar daya ikat air oleh tanaman.
Selain itu fungsi lain daripada mulsa adalah mencegah atau mengurangi
tanah. Mulsa yang telah terdekomposisi akan menambah ketersediaan unsure hara
di dalam tanah.
4.5. Kompos
Kompos adalah jenis pupuk alam yang dibuat dengan cara membusukkan
atau melapukkan bahan-bahan organik sisa panen dan juga sampah dengan
dicampur pupuk kandang, pupuk fosfat, dan sebagainya sesuai kebutuhan sehingga
proses alami, rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama
Bahan organik yang dapat dibuat menjadi kompos ada bermacam-macam dengan
C/N ratio yang berbeda-beda. Bahan organik dengan C/N tinggi dengan proses
pengomposan akan berubah menjadi C/N ratio rendah mendekati C/N tanah
diantaranya jerami (C/N ratio : 50-70), batang jagung (C/N ratio : 100), kulit buah
kakao (C/N ratio : 15-20) dan daun-daunan segar (C/N ratio : 10-20) serta sampah-
sebagainya
13
- diuraikan menjadi senyawa-senyawa CO2 dan H2O atau CH4 dan H2.
- Zat putih telur diuraikan melalui bentuk-bentuk amida dan asam amino menjadi
NH3,
(N,P,K,dll)
Pada tabel 3 berikut dapat dilihat komposisi kimia kompos yang berasal dari tandan
14
V. C/N RATIO
memerlukan makanan tertentu. Pada prakteknya C/N ratio adalah jumlah relatif
karbon terhadap nitrogen pada bahan organik yang dirombak. Satu masalah timbul
apabila kandungan nitrogen dari bahan organik yang dirombak kecil, maka terjadi
nitrogen yang tersedia di dalam tanah. Karena kandungan karbon dalam bahan
relatif di dalam bahan organik. Jadi C/N ratio merupakan petunjuk kemungkinan
kekurangan nitrogen dan persaingan diantara mikroba dan tanaman tingkat tinggi
yang mengandung 50 persen karbon dan 1 persen nitogen (C/N = 50). Karbohidrat
peroses penguraian senyawa organik yang berasal dari bahan organik oleh
15
mikroorganisme menjadi senyawa anorganik sehingga menghasilkan unsur hara
immobilisasi adalah proses penghabisan unsur hara tersebut karena terpakai atau
dimanfaatkan oleh mikroba maupun tanaman. Hal-hal yang luar biasa adalah bila
mikroba dan tanaman yang berakibat nitrogen kurang tersedia bagi tanaman. Proses
di atas dapat terjadi bila C/N rati lebih dari 30. Pada kisaran C/N ratio 15 – 30 proses
tanman. Sedangkan bila C/N ratio lebih kecil dari 15 maka mineralisaasi melebihi
immobilisasi sehingga nitrogen sangat tersedia bagi tanaman, hal ini terjadi pada
humus. Nilai C/N ratio juga menggambarkan tingkat dekomposisi bahan organik.
Semakin lanjut atau telah lama berlangsung dekomposisi bahan organik maka nilai
C/N ratio semakin kecil dalam arti telah semakin meningkat nitrogen yang dihasilkan
dari proses dekomposisi, sebaliknya bila dekomposisi bahan organik masih baru atau
awal maka nilai C/N ratio semakin besar, artinya nitogen belum atau belum banyak
dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik. Di bawah ini dapat dilihat nilai C/N
Untuk mengatasi C/N ratio bahan organik yang tinggi maka dapat ditambahkan
pupuk nitrogen (N), sedangkan untuk menurunkan C/N ratio yang tinggi perlu
16
VI. PERANANAN BAHAN ORGANIK TERHADAP KESUBURAN
TANAH
memperbaiki sifat fisik tanah. Peranan bahan organik ini sangat penting, karena
memperbaiki sifat fisik tanah jauh lebih sulit dibandingkan dengan memperbaiki sifat
kimia maupun biologi tanah. Sifat kimia tanah yang jelek relatif lebih cepat dan
dengan sifat biologi tanah yang jelek dapat dengan mudah dan cepat diperbaiki
dengan memberikan mikroba atau makro organisme ke dalam tanah. Sebaliknya sifat
fisik tanah yang jelek dapat diperbaiki dengan cara yang relatif lebih lama atau lebih
sulit karena memerlukan proses yang lebih lama untuk merubah sifat fisik tanah.
tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah, artinya dengan
sifat fisik tanah yang baik maka proses penyerapan unsur hara oleh tanaman,
penguraian kapur, aktivitas organisme tanah akan lebih efektif, sebaliknya bila sifat
Sifat fisik tanah yang terpenting untuk dapat diperbaiki atau dirubah oleh
17
1. Meningkatkan kemantapan agregat tanah dan pembentukan struktur tanah
2. Ikatan partikel tanah lebih kompak dengan ruang pori yang lebih banyak.
Ikatan antara partikel tanah yang lebih kompak tersebut disebabkan oleh :
b. Ikatan kimia antara muatan positif pada butir liat dengan muatan negatif
c. Ikatan kimia antara muatan negatif pada butir liat dengan muatan positif
+
pada bahan organik (gugus amino/ NH4 )
d. Ikatan kimia antara muatan negatif pada butir liat dengan muatan negtaatif
+2 +2 +3
pada bahan organik dengan perantara pertautan basa (Ca ,Mg , Fe )
Ruang pori yang lebih banyak tersebut, disebabkan oleh bobot isi yang lebih
rendah pada bahan organik dengan luas permukaan jenis yang lebih besar (ukuran
partikel bahan organik yang lebih kecil) akan menempati/mengisi celah-celah pada
agregat tanah.
Partikel tanah yang lebih kompak dengan ruang pori yang lebih banyak akan
berakibat pada :
18
rongga tanah maka air akan mengisi celah-celah agregat dan mengalir dengan
lancar.
mengalirkan air baik secara horizontal maupun vertikal di atas maupun di bawah
permukaan tanah.
e. Meningkatkan aerasi (tata air dan udara tanah). Pembentukan struktur tanah
rongga-rongga yang banyaka dimana rongga tersebut akan diisi oleh udara dan
air sehingga tata air dan udara menjadi lebih seimbang/baik. Tata air dan udara
Bahan organik dapat memperbaiki sifat kimia tanah. Sifat kimia tanah yang
b. Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah mineral akan meningkat. Bahan organik yang
yang tinggi (150 – 300 me/100 gr). Melalui penambahan humus ke dalam tanah
menyebabkan tanah mineral/liat yang memiliki KTK yang lebih rendah (8 – 100
19
c. Meningkatkan pH tanah. Muatan negatif (gugus karboxyl) pada bahan organik
+3 +
(humus) akan mengikat ion Al dan H pada misel tanah sehingga ion-ion
tersebut tidak lagi menjadi sumber kemasaman tanah, yang pada akhirnya pH
tanah, terutama untuk menambah jumlah, jenis, dan aktivitas organisme tanah dan
perakaran tanaman. Penambahan jenis dan jumlah mikro organisme dalam tanah
dapat melalui mikro organisme yang ada pada bahan organik maupun yang ada
pada tanah itu sendiri. Dengan penambahan bahan organik ke dalam tanaah dapat
yang akhirnya meningkatkan proses mineralisasi atau menambah unsur hara tanah.
20
VII . PUPUK ORGANIK
1. Pengertian Pupuk
Pengertian pupuk dalam bidang pertanian adalah sumber unsur hara atau zat
makanan yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang baik yang
bersumber dari tanaman atau hewan (pupuk organik/pupuk alam). Di bawah ini akan
a. Pupuk Organik :
b. Pupuk anorganik :
Adalah pupuk yang dibuat di pabrik yang bersumber dari bahan-bahan kimia,
sehingga disebut juga dengan istilah pupuk pabrik atau pupuk kimia atau pupuk
21
c. Pupuk Tunggal :
Adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara utama di dalam
pupuk yang dibutuhkan tanaman. Contohnya, yaitu : Urea (mengandung unsur N),
d. Pupuk Majemuk :
Adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang
dikombinasikan dalam satu formulasi baik unsur makro maupun unsur mikro yang
e. Pupuk Campuran :
(dicampur merata), dibuat untuk memenuhi kebutuhan hara secara khusus dan
hara karena pencucian, penguapan, dan pengikatan menjadi senyawa yang tidak
tersedia bagi tanaman. Contohnya,yaitu : Suburin, Gramalet, Subur Fajar, dan lain-
lain.
g. Pupuk Akar :
Adalah pupuk yang diberikan melalui tanah, sehingga unsur hara yang masuk
22
h. Pupuk Daun :
i. Pupuk Cair :
Adalah pupuk yang berbentuk cair, baik murni maupun larutan. Contohnya,
j. Pupuk Padat :
k. Pupuk Kandang :
Adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan baik padat maupun cair yang
l. Pupuk Hijau
unsur hara ke dalam tanah semasa hidupnya. Contohnya, yaitu : dari famili tanaman
m. Pupuk Kompos :
Adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang dilapukkan oleh
23
n. Pupuk Hayati :
Adalah pupuk yang berasal dari organisme tanah sehingga disebut juga
pupuk biologis. Contohnya, yaitu Orgadek, Super Bionik, Enzim NT 45, EM-4, dan
lain-lain.
o. Humus
Adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang telah melapuk
sempurna dan bercampur dengan tanah mineral (liat), sehingga ukurannya sangat
halus dan bermuatan serta kaya akan unsur hara. Humus dikenal juga dengan istilah
bunga tanah.
pergiliran tanaman.
- Tanaman penutup tanah (cover crop) . Cara ini lazim dilakukan di perkebunaan
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalaam pupuk organik jauh lebih
kecil daripada yang terdapat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit
karena pupuk orgaanik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk
kimia (anorganik) dan tenaga kerja yang digunakan juga lebih banyak. Namun,
24
tergantikan oleh pupuk buatan (pupuk anorganik/kimia). Berikut ini beberapa
- Meskipun dalam jumlah yang lebih kecil, pupuk organik mampu menyediakan
kation tanaah.
tanah
pH tanah.
1). Kompos
besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio). Jika C/N ratio
tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahkan
kompos dengan C/N ratio tinggi akan terurai ataau membusuk lebih lama
dibandingkan dengan bahaan ber- C/N ratio rendah. Kualitas kompos dianggap baik
25
Kandungaan unsur hara di dalaam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis
bahan asal yang digunakan dan cara pembuatannya. Salah satu contoh kandungan
Ciri fisik kompos yang baik adalaah berwarna cokelat kehitaman, agak
lembab, gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Produsen
kompos yang baik akan mencantumkan besarnya kandungan unsur hara pada
kemasan. Meskipun demikiaan, dosis pemaakaian pupuk organik tidaak seketat pada
pupuk buatan karena kelebihan dosis pupuk organik tidak akan merusak tanaman.
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.
Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak,
kandang dari aayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar
tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya kandungan unsur hara pada urine
26
Jenis Ternak N(%) P2O5 ( % ) K2O ( % )
Ayam 1,7 1,9 1,5
Sapi 0,3 0,2 0,3
Kuda 0,4 0,2 0,3
Domba 0,6 0,3 0,2
Sumber : Hardjowigeno, (1995)
penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh
nilai C/N ratio. Pupuk kandang yang banyak mengandung jerami memiliki C/N ratio
yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mengandung jerami antara lain pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau babi.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin.
Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlaangsung cepat
sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing, domba, dan
ayam. Pada pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N ratio yang tinggi menyebabkan
pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas, misalnya pada sapi,
kerbau, dan babi. Pupuk kandang yang berasal dari sapi dan babi banyak
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri
fisiknya yakni berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan
temperaturnya relatif stabil. Ciri kimiawinya adalah nilai C/N ratio kecil.
27
3). Pupuk Hayati :
Adalah pupuk yang berasal dari organisme tanah sehingga disebut juga
pupuk biologis. Contohnya, yaitu Orgadek, Super Bionik, Enzim NT 45, EM-4, dan
lain-lain.
28
VIII. BIOLOGI TANAH
1. Fauna/Hewan,meliputi :
Karnivora
kelabang,
semut, serta hewan-hewan kecil yang lain yang bersarang di tanah seperti :
Cacing tanah, merupakan hewan makro yang paling besar perananannya dalam
Cacing tanah banyak terdapat pada tanah yang lembab, bahan organic tinggi,
kandungan Ca yang tinggi, tekstur tanah halus, memakan ilalang dan daun-daun
29
gembur.Memindahkan tanah dari hasil ekskresinya. Hasil ekskresi berupa tanah
Hidup dalam lapisan air yang mengelilingi tanah atau dalam akar tanaman. Bila
lainnya, bakteri, dan protozoa serta sebagai parasit tanaman tingkat tinggi sehingga
buah-buahan.
Protozoa merupakan hewan mikro bersel satu dan membelah diri, banyak
terdapat pada tanah di horizon O sampai A karena membutuhkan udara, cahaya, dan
memakan bakteri, dan kadang-kadang memakan jamur, algae, dan bahan rganis
yang mati.
Rotifera : Ditemukan pada tanah rawa yang mengalami pelapukan tingkat akhir.
2. Mikroflora/Tumbuhan mikro,meliputi :
diatome.
30
Algae memperoleh nitrogen dan mineral dari dalam tanah, carbon dari CO2 dari
udara dan memperoleh rgani dari sinar matahari. Selain sebagai makanan hewan
dan manusia. Berperan penting pada sawah yang tergenang, mengikat N dari
udara dan melepas O2 dari fotosintesis (N dimanfaatkan oleh padi sawah dan O2
b. Cendawan/Fungi, meliputi jamur (bersel banyak), ragi /yeast (bersel satu), dan
aseksual maupun seksual yaitu adanya pembentukan nuclei dari dua buah sel.
Tidak berkhlorofil, karena itu sumber energinya dari bahan rganis. Jumlah
selulosa,lignin,polysacharida,dll.).
satu) dan berserabut menyerupai fungi. Berkembang biak dengan spora, dan
sporanya menyerupai bakteri. Peka terhadap suasana masam dan akan lebih baik
31
bahan organic (mineralisasi N,P,S, selulosa,hemiselulosa,lignin, dan
Memperbanyak diri dengan membelah sel menjadi dua bagian setiap 20 menit.
Dalam satu hari akan dihasilkan sekitar 17 juta sel. Pada umumnya dalam satu
gram tanah terdapat bakteri sebanyak antara 0,3 juta – 95 juta sel. Tingkat
zat makanan dan lingkungannya. Sebagian besar bakteri tanah bersifat khemo
rganism hy dan rganis. Berperan besar dalam siklus rgani dan rgani hara.
Mikro fauna + mikro flora disebut juga Mikrobia tanah = Mikroorganisme tanah =
2. Heterotroph : jasad hidup yang memenuhi kebutuhan makanan dari yang lain.
(Hetero = dari yang lain; troph = makanan). Memperoleh makanan dari zat
organic seperti : glukosa, aldehid, asam amino, dll. Jasad hidup autotroph
32
B. Berdasarkan suhu optimum :
1. Thermophiles : ≥ 45 0C
2. Mesophiles : 15 – 45 0C
3. Psychrophiles : < 15 0C
sebagian
besar bakteri
Cendawan/fungi; Actinomycetes.
3. Mikroba anaerob : tidak dapat hidup bila ada oksigen. Misal : bakteri
Clostridium.
Akibat berbagai factor di atas, amatlah sukar untuk menduga jumlah,macam dan
misalnya :
- Di bawah vegetasi hutan, terdapat fauna tanah yang lebih beragam daripada di
bawah padang rumput, tetapi di bawah padang rumput, fauna tanah lebih aktif
dan
33
bobot tiap hektarnya lebih berat.
- Tanah yang dikapur dan dipupuk akan mengandung mikroflora yang lebih banyak
3. Aktivitas metabolik
tersebut. rganismkro (mikro flora dan mikro fauna) walaupun ukurannya lebih kecil,
tetapi karena jumlahnya yang demikian banyak, maka aktivitas metaboliknya lebih
8.3.1. Rizosfer
Menurut Hiltner (1904), rizosfir adalah bagian tanah yang dipengaruhi oleh
dibandingkan kegiatan di dalam tanah yang jauh dari perakaran tanaman (non
rizosfir). Intensitas kegiatan semacam ini tergantung dari panjangnya jarak tempuh
yang dicapai oleh eksudasi (cairan) yang keluar dari sistem perakaran. Jelas dapat
makanan bagi mikroorganisme. Ciri dan jumlah senyawa yang dikeluarkan oleh akar,
34
tanaman. Dengan menggunakan CO2 dari udara, melalui proses fotosintesis
waktu kurang dari 12 jam, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa metabolism
Jenis, jumlah, dan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah yang lebih tinggi
penetrasi di dalam tanah yang mempengaruhi ruang pori tanah, sehingga akan
menciptakan keadaan sifat fisik tanah yang baik (tanah menjadi gembur) bagi
material bahan organik yang berukuran besar menjadi lebih kecil, akan membantu
3. Menghasilkan ekskresi (kotoran) ataupun jasad yang telah mati yang banyak
35
Selanjutnya bahan organik yang berukuran kecil dari hasil penghancuran
ukuran bahan organik yang dihancurkan oleh makrofauna maka semakin luas bidang
Demikian pula lubang-lubang di dalam tanah dari hasil aktivitas makrofauna akan
menciptakan suasana yang baik (suasana aerobik) bagi kehidupan makrofauna yang
dari golongan bakteri, dan bakteri sebagian besar hidupnya membutuhkan oksigen
bahan organik dan menguraikan bahan organik menjadi unsur hara melalui proses
dalam tanah.
- Rhizopus - Dll.
36
b. Dekomposisi Hemi Selulosa
Fungi/Jamu Bakteri Actinomycetes
- Alternarium - Bacillus - Streptomyces
- Fusarium - Cytophaga
- Penicillium - Dll.
- Trichoderma
- Dll.
c. Dekomposisi Lignin
Fungi/Jamu Bakteri Actinomycetes
- Agaricus - Pseudomonas - Streptomyces
- Fusarium - Micropcoccus
- Penicillium - Arthrobacter
- Schizophillum - Dll.
- Ganoderma
- Dll.
d. Dekomposisi Polysacharida
Fungi/Jamu Bakteri Actinomycetes
- Rhizopus - Pseudomonas - Streptomyces
- Dll. - Micrococcus
- Bacillus
- Dll.
2. Siklus Nitrogen ( N )
menjadi ion ammonium dan nitrat. ) oleh : jamur Aspergillus, dan bakteri Bacillus
37
b. Nitrifikasi (perubahan amoniak menjadi nitrat), melalui 2 tahap :
dan Nitrosococcus.
c. Fiksasi N (Pengikatan N dari udara oleh bakteri yang ada dalam tanah)
3. Siklus Phosfor ( P )
- Aspergillus - Mycobacterium
- Fusarium - Bacillus
- Sclerotium - Micrococcus
- Flavo bacterium
4. Siklus Sulfur ( S )
a. Mineralisasi S organik , oleh : bakteri Clostridium; jamur Aspergillus dan
Microsporum; dan actinomycetes dari Streptomyces.
b. Oksidasi S an organik , oleh : bakteri Thiobacillus.
38
SUMBER PUSTAKA
39
Muyassir, Sufardi, dan Saputra, I. 2012. Perubahan sifat fisika Inceptisol akibat
perbedaan jenis dan dosis pupuk organik. Lentera 12 (1): 1-8.
Nur Ain Izzati M.Z., dan Abdullah F. 2008. Disease suppression in Ganoderma treated
with Trichoderma harzianum, Plant Protect. Sci. 44:101–107.
Nurhayati Hakim dkk.,1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit UNILA Lampung.
1986.
Rao., S. 2010. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Penerbit
Universitas Indonesia.
Saili, N.S. S. Siddiquee, C. M. W. V. Ling, M. González, and S V. Kumar. 2014.
Lignocellulolytic activities among Trichoderma isolates from lahad datu, sabah
and deception island, antarctic, J. Microb. Biochem. Technol. 6 (5):295–302.
Subba Rao,2010. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi Kedua.
Penerbit Universitas Indonesia,2010,Hal.1-352.
Sumarni, N, Rosliani, R, Basuki, RS, dan Hilman, Y. 2012. Respons Tanaman Bawang
Merah terhadap Pemupukan Fosfat pada Beberapa Tingkat Kesuburan Lahan
(Status P-Tanah). J. Hort. Vol. 22 (2) :129-137
Sutanto, A. A. E. Prasetyo, Fahroldayaanti, A. F. Lubis, dan A. P. Dongoran. 2005.
Viabilitas Bioaktivator Jamur Trichoderma koningii Pada Media Tandan Kosong
Kelapa sawit.Jurnal Penelitian Tandan Kelapa Sawit 13 (1):25-33.
Suwarniati, 2014. Pengaruh FMA dan Pupuk Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah dan
Pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annuus l.)Pada Lahan Kritis.Jurnal
Biotik. Volume 2 (1):58-69.
Waksman,A.S. 1972. Soil Microbiology. John Wiley & Sons Inc.New York.
Werner D.1992.Symbiosis of Plants and Microbes. CHAPMAN & HALL, 2-6 Boundary
Row,London SEI 8 HN. First Edition, 1992.
40