Anda di halaman 1dari 41

Modul Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sesuai Kurikulum 2013

Mata Pelajaran: Penataan Produk (Display Product)


Kelas: XI
Semester: 2 (Dua)

Perlabelan Produk dan Penataan Produk

Penyusun: Febriana Fitri (150411601377)


Indra Ayu Permatasari (150411600674)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
Jurusan Ekonomi dan Studi Manajemen, 2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Penataan
Produk untuk Kelas XI Pemasaran SMK semester 2 (sesuai KTSP 2006) Yang
berjudul: Perlabelan Produk dan Penataan Produk
1. Adapun modul ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Pengembangan Bahan Ajar, yaitu modul untuk siswa SMK sesuai KTSP
2006. Dengan demikian diharapkan modul ini dapat menjadi
pegangan/referensi dalam kegiatan belajar pembelajaran SMK mata pelajaran
Penataan Produk. Sehingga siswa dapat belajar dan memahami secara mandiri,
aktif dan kreatif serta kapanpun dimanapun dan sesuai dengan cara belajar
masing-masing siswa. Modul ini berisi tiga (3) kegiatan belajar yaitu Tatap
Muka (TM), Kegiatan Mengajar Guru, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
(KMTT). Ketiga kegiatan pembelajaran ini menuntut siswa untuk menguasai
ilmu perlabelan dan penataan produk.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimasih sebesar-besarnya


kepada:
1. Ibu Wening Patmi Rahayu selaku dosen mata kuliah pengembangan
bahan ajar yang telah membimbing penyusunan modul ini.
Penulis menyadari bahwa modul ini kurang sempurna. Oleh sebab itu
segala kritik dan saran diharapkan dari pihak manapun. Semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya dan atas saran dan kritikannya penulis
mengucapkan terimaksaih.

Malang, Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI
PETA KEDUDUKAN MODUL

MATERI PENATAAN PRODUK SMK


KELAS XI

K.I 3: Memahami, menerapkan K.I 4: Mengolah, menalar dan


dan menganalisis penyebab menyajikan ranah konkret dan
fenomena dan kejadian dalam ranah abstrak terkait dengan
bidang kerja yang spesifik untuk pengembangan dari apa yang
memecahkan masalah dipelajarinya di sekolah

K.D 3.5:
Mengindetifikasikan K.D 3.6: Melakukan
pelabelan produk pengamatan berkala
pada Display
K.D 3.5.1:
Pengertian label
I Pendahuluan K.D 3.6.1: Evaluasi
produk Display Produk

K.D 3.5.2: Fungsi


label
K.D 4.6: Menyusun
kembali penataan
produk sesuai dengan
SOP perusahaan
K.D 3.5.3: Jenis
label atau barcode

K.D 4.6.1: Identifikasi


K.D 1.5: Melakukan perubahan display
proses pelabelan produk
produk

K.D 4.6.2: Sikap


K.D 1.5.1: Teknik
dalam memonotor
perlabelan produk
penataan produk
A. Kompetensi Inti 3 : Memahami, Menerapkan dan Menganalisis
Penyebab Fenomena dan Kejadian Dalam
Bidang Kerja Yang Spesifik Untuk
Memecahkan Masalah
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar 3.5 : Mengidentifikasi pelabelan produk
Kompetensi Dasar 1.5 : Melakukan proses pelabelan produk
Kompetensi Dasar 3.6 : Melakukan pengamaan berkala pada display
Kompetensi Dasar 4.6 : Menyusun kembali penataan produk sesuai
dengan SOP perusahaan

C. Indikator :
3.5.1Menjelaskan Pengertian Pelabelan Produk
3.5.2 Menjelaskan Fungsi Label
3.5.3 Menjelaskan Jenis Label/ Barcode
1.5.1 Teknik Pelabelan Produk
3.6.1 Evaluasi Display Produk
4.6.1 Identifikasi Perubahan display produk
4.6.2 Sikap dalam Memonotor Penataan Produk

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran modul ini diharapkan siswa mampu memahami,
menguasai, dan mengaplikasikan:
1. Pengertian Label Produk
2. Fungsi Label
3. Jenis Label/ Barcode
4. Teknik Pelabelan Produk
5. Evaluasi Display produk
6. Identifikasi perubahan display produk
7. Sikap dalam memonotor penataan produk

E. Deskripsi Modul
Modul KD 3.5 dan 1.5 ini membahas tentang : Mengidentifikasi perlabelan
produk dan Melakukan proses pelabelan produk. Dari kedua KD tersebut
membahas tentang Pengertian label produk, Fungsi label, Jenis label/ barcode,
Teknik pelabelan produk.

Model KD 3.6 dan 4.6 ini membahas tentang : Melakukan penga,atan berkala
pada display dan enyusun kembali penataan produk sesuai dengan SOP
perusahaan. Dari kedua KD tersebut membahas tentang Evaluasi Dsplay produk,
Identifikasi Perubahan display, Sikap dalam Memonotor penataan produk.

F. Prasyarat

Adapun prasyarat yang harus di tempuh siswa sebelum mempelajari materi di


modul ini adalah siswa harus memahami KD 3.5 dan KD 3.6.

G. Petunjuk Penggunaan Modul

Sebelum membaca materi inti, terlebih dahulu perhatikan dan ikuti semua
petunjuk penggunaan modul ini, sebab penggunaannya berbeda dengan modul
lainnya. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:

2. Kegiatan Belajar Di Sekolah Berupa Pembelajaran Tatap Muka (TM)

Pembelajaran Tatap Muka (TM) adalah kegiatan pembelajaran yang


berupa proses interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik.
Modul ini menuntut pembelajaran tatap muka (TM), yang terdiri dari:

Guru menjelaskan materi: Guru menjelaskan materi yang telah


disiapkan.
Guru memberi tugas: dilanjutkan dengan pengerjaan tugas berupa
menjawab pertanyaan.
Evaluasi: siswa melaksanakan KD 3.6 dan 4.6 dengan soal yang telah
dipersiapkan oleh guru, dimana soal tersebut semodel dengan soal pada
Tes Formatif 3 (Waktu 30 Menit)
3. Kegiatan Mengajar Guru
Pembelajaran mengajar Guru adalah kegiatan yang berupa proses yang
harus disiapkan untuk anak didiknya sebelum mengajar. Modul ini menuntut
guru untuk menguasai materi yang terdiri dari:
Mengamati: mempelajari buku teks, dan pertunjukan pengorpasian
labelling, dan obeservasi ke swalayan.
Asosiasi: mengolah dan mengelompokkan data cara-cara pemasangan
lebelling.
Menyanya: Menanyakan cara memakai labeling yang benar, memberikan
lesempatan siswa menanyakan hal yang berkaitan dengan identifikasi
kerusakan, perubahan letak display produk.
Eksperimen/explore: mengumpulkan data cara-cara pemasangan
labelling.
Komunikasi: Menyajikan hasil kesimpulan teknik pemasangan labelling.

4. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah (KMTT)


adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk
peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi dasar.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta didik dan
tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik.
Modul ini menuntut siswa untuk mengerjakan tugas kelompok berupa
mengumpulkan data-data/informasi tentang riset pemasaran dalam bisnis
ritel dari berbagai sumber belajar yang relevan, menganalisis informasi dan
mengklasifikasi data-data yang diperoleh dari bacaan manapun dari
sumber-sumber terkait tentang penataan produk.
H. Tujuan Akhir
Ada 2 tujuan akhir yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran ini, yaitu:
1. Tujuan Utama
siswa diharapkan mampu memahami sehingga jika dihadapkan dengan soal bisa
menjawab.
2. Tujuan Tambahan
a. Dari Kegiatan Tatap Muka (TM) berupa penjelasan dari guru lalu menjawab
pertanyaan, diharapkan siswa berani menyatakan pendapat tidak takut salah.
b. Dari Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) berupa observasi kegiatan
eksperimen riset pemasaran dalam bisnis ritel, diharapkan siswa betul-betul
memahami tentang riset pemasaran dalam bisnis ritel.
c. Dari Kegiatan Tatap Muka (TM) berupa resentasi, diharapkan siswa terbiasa
tampil di depan umum, pandai berkomunikasi, berdiskusi (mempunyai
ketrampilan sebagai presentator, dan saling harga menghargai bagi
pendengar).

I. Kompetensi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Memahami dan menerepkan dan 1. Mengidentifkasi pengertian
menganalisis pengetahuan faktual, pelabelan
2. Mengjelaskan fungsi pelabelan
konseptual, procedural berdasarkan
3. Mengidentifikasi jenis-jenis label/
rasa ingin tahunya ilmu pengetahuan,
bacode
teknologi, seni, budaya, dan 4. Menjelaskan teknik pelabelan
humaniora dalam wawasan produk
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kerjadian
dalam bidang kerja yang spesifik
dalam memecahkan masalah.

I. Daftar Cek Kemampuan


Kompetensi Dasar 1: Mengidentifikasi pengertian,fungsi dan jenis
label/barcode, teknik pelabelan
Apakah anda sudah mmengetahui tentang: Sudah Belum
1 Pengertian pelabelan produk
2 Fungsi pelabelan
3 Jenis label/barcode
4 Teknik pelabelan produk
Tindak lanjut
Jika Sudah Anda harus melakukan bukti
belajar dan anda dapat
melanjutkan ke materi selanjutnya.
Jika belum Anda diminta mengulang dan
belatih kembali secara insentif
dibawah bimbimngan guru/
instruktur anda.

Kompetensi Dasar 2: Mengidentifikasi pengertian,fungsi dan jenis


label/barcode
Apakah anda sudah mmengetahui tentang: Sudah Belum
1 Evaluasi display produk
2 Identifikasi perubahan display
produk
3 Sikap dalam memonotor penataan
produk
Tindak lanjut
Jika Sudah Anda harus melakukan bukti
belajar dan anda dapat
melanjutkan ke materi selanjutnya.
Jika belum Anda diminta mengulang dan
belatih kembali secara insentif
dibawah bimbimngan guru/
instruktur anda.

II. Pembelajaran
A. Rencana Belajar Peserta Didik
Kompetensi :Pelabelan Produk
Subkopetensi :
1. Kegiatan belajar 1 : Bentuk pelabelan produk terdiri dari: pengertian
pelabelan produk, fungsi label, jenis label/ barcode, teknik pelabelan
2. Kegiatan belajar 2:

No Jenis Tanggal Waktu Tempat Alasan Tanda


Kegiatan Belajar Perubaha Tangan
n Guru

Mengetahui,

Peserta Diklat Fasilitator

(.) (...)

B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan belajar
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 peserta mampu:
1. Memahami pengertian perlabelan prodyk
2. Menjelaskan fungsi produk
3. Mengidentifikasi jenis label/barcode
4. Menjelaskan teknik pelabelan produk
b. Uraian Materi
1. Pengertian Pelabelan Produk
Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan
etiket lepas yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah sewajarnya
kalau antara kemasan merk dan label terjalin satu hubungan yang erat.
Label dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Label Merek (Brand Label) adalah nama merek yang dilekatkan pada
kemasan produk.
2. Label tingkat (Grade Label) mengidentifikasi mutu produk, label in ibis
terdiri atas huruf, angkaatau cara lainnya untuk menunjukan tingkat.
3. Label Diskriptif (Descritive Label) mendaftar isi, menggambarkan
pemakaian, mendaftar ciri-ciri produk yang lain.
Label memainkan fungsi informasional dan promosional. Label dapat
terentang mulai dari stiker seukuruan kuku jari sampai label satu halaman penuh.
Pemberian (labeling) merupakan elemen produk yang penting yang patut
mendapat perhatian saksama.
Ketentuan pemberian label berbeda-beda diseluruh dunia. Negara-negara
dengan dua bahasa pengantar yang berbeda bisa melakukan label dwibahasa, di
Kanada. Peranan pemberian label adalah meyediakan informasi. Tingkat perincian
label yang diperlukan acapkali diatur oleh pemerintah lokal, perusahaan
memegang kendali yang terbatas. Sampai pada taraf dimana terdapat pengendali
pemerintah, standardisasi pemberian label menjadi suatu permasalahan.
Pemberian label terkait dengan pengemasan, tetapi memiliki parameter khusus
tersendiri. Elemen pokoknya adalah bahasa dan regulasi pemerintah.

Ketentuan label harus memuat informasi tentang:

a. Tangal receiving
b. Kode barang (PLU)
c. Kode supplier
d. Bar code
e. Harga jual (tidak selalu ada)
f. Memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (tipe), size (ukuran).

Brand (Merek) : FILM


MASTER

Article (Tipe): -

Ada beberapa system


label pemeliharaan pakaian
jadi yang banyak digunakan,
yaitu seperti berikut ini:
a. Label pemeliharaan system Amerika
Machine Wash, Do Not Bleach. Tumble dry, Do Not Iron Profesionally
Dry Clean Petroleum. Maksud dari kalimat tersebut merupakan Pakaian
dicuci dengan mesin pada suhu sembarang, tidak boleh dikelantang,
pengeringan menggunakan pengering putar pada suhu sembarang, jangan
disetrika, pencucian kering hanya aman dilakukan dengan pelarut.
b. Label pemeliharaan system Kanada

O
50 c Cl 150 c

Maksud dari symbol di atas adalah :


a. kain terbuat dari campuran bahan (serat) kapas 50% dan polyester 50%
b. pencucian dengan mesin cuci pada suhu maksimal 50 derajat Celcius pada
kondisi normal
c. boleh menggunakan zat peelantang klor
d. pengeringan mengunakan pengering putar pada suhu medium-tinggi dan
setelah kering pakaian harus segera diambil, jangan sampai terjadi
pengeringan berlebihan
e. Penyetrikaan pada suhu medium, tidak lebih dari 150 derajat Celcius
f. Boleh dicuci kering dengan sembarang pelarut.
c. Label pemeliharan system Eropa
Eropa menggunakan system label pemeliharaan yang sama dengan Kanada.
d. Lebel pemeliharaan system Inggris
Inggris menggunakan system label pemelliharaan sama dengan Kanada.
e. Label pemeliharaan system Indonesia
Indonesia menggunakan system label pemeliharaan sama dengan Inggris.
f. Label pemeliharaan system Jepang

X
Single Color

70% Acrylic 30%

Polyester Sweter
Maksud dari kata-kata dan gambar
30Ctersebut adaah sebagai berikut:
1) Kain terbuat dari campuran bahan (serat) aklirik 70% dan polyester 30%
2) Pencucian pada suhu maksimal 30C menggunakan detergen netral
3) Penyetrikaan boleh pada suhu tinggi dengan diberi lapisan kain
4) Boleh dicuci kering dengan sembarang pelarut
5) Jangan diperas
Secara umu, labl pemeliharaan dicantumkan dalam bentuk symbol, kecuali di
USA. Di USA menggunakan instruksi tertulis yang sangat spesifik dan tidak
memberikan arti ganda. Label pemeliharaan system Erpa, Inggris, dan Kanada
menggunakan sisbol yang sama, Inggris dan Kanada lebih rinci, dinama pada
system Kanada juga digunakan warna-warna, seperti hijau dan merah untuk
mempertegas instruksi.
Label pemeliharaan system jepang menggunakan symbol agak berbeda untuk
jenis pemeliharaaan yang sama. Sistem label Indonesia pada peinsipnya hamper
sama dengan system Inggris, hanya ditambah dengan instruksi trtulis untuk
perlakuan khusus.
Sementara itu, symbol pemeliharaan pakaian terdiri atas lima symbol
dasar,yaitu:

Pencucian :

Pengelantangan :

Pengeringan :

Penyetrikaan :

Pencucian kering :
Dari symbol dasar tersebut dapat dikembangkan lagi secara indi mengenai
suhu dan cara pencucian, suhu penyetrikaan, cara pengeringan, serta pelarut yang
digunakan untuk pencucian. Intruksi untuk suatu perlakuan yang dilarang diberi
tanda silang (x) pada symbol tersebut.

Jangan dicuci :

Jangan menggunakan :
Zat menggunakan
Pengelantang klor
Cl

2. Fungsi Label
Merk pada dasarnya mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai
berikut :
memberikan identitas terhadap suatu produk
untuk menarik calon pembeli
Ada fungsi lain dari label:
a. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para
konsumen yang baru.yangberupa pelaksanaan tertib suatu undang-undang
bahan makanan dan minuman atau obat.dalam hal ini pemerintah
mewajibkan produsen untuk melekatkan label/etiket pada hasil
produksinya sesuai dengan peraturn yang tercantum dalam undang-undang
bahan makan.
b. Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen
memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar dapat
emilih memebeli serta meneliti secara bijaksana
c. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bila
digunakan ,untuk megatasi hal ini maka para konsumen mmembiasakan
diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum membelinya
d. Bagi produsen label dipergunakan untuk alat promosi dn perkenalan
terhadap barang tersebut.
Pemakaian merk dagang untuk suatu produk yang dipasarkan pada akhir-akhir
ini, sangatlah penting sekali. pentingnya merek terutama terdapatnya manfaat,
baik untuk produsen, penyalur maupun untuk para konsumen. adapun manfaatnya
merek produk untuk produsen, diantaranya :
Sebagai dasar melakukan identifikasi produk
Sebagai dasar untuk membedakan harga dari produknya
Untuk mencegah peniruan ciri khas produk
Untuk menunjukkan taraf mutu atas produk
Untuk mempermudah konsumen di dalam pencarian produk
Sedangkan manfaat penggunaan merek produk untuk para penyalur, di antaranya :
Untuk membina preferensi pembeli
Untuk mempertahankan mutu produk
Untuk mempermudah penanganan produknya
Untuk mempermudah mengetahui penawaran
Merek produk akan menolong para penjual di dalam mengendalikan pasar,
karena pembeli tidak mau dibingungkan oleh produk yang satudengan produk
yang lainnya. Sedangkan keuntungan daripada merek adalah merupakan sales
promotion, memberikan dorongan untuk
melakukan pembelian, melindungi adanya peniruan produkdan memudahkan jika
dikemudian hari akan dikenalkan adanya produk baru.

3. Jenis Label/ Barcode


Industri Label di Indonesia terus berkembang dan meningkat meskipun belum
mencapai puncaknya. Industri Label di Indonesia masih dikuasai oleh beberapa
jenis label, yaitu:

Label jenis pertama adalah Wet Label.

Label kertas yang dicetak dengan mesin offset lalu diberi lem dan ditempel di
kemasan botol, seperti kecap, bir/wine, dll. Label jenis ini harganya tergolong
paling murah karena industri kertas merupakan salah satu industri besar di
Indonesia, sehingga label jenis ini dapat dibuat dengan bahan kertas produksi
dalam negeri.

Beberapa negara maju, termasuk China, telah menggunakan selfadhesive


dengan clear film yang berkesan tanpa label, seperti pada botol bir Heineken, Bud
Light, Carlsberg, dll. Selain mampu meningkatkan image produkproduk
tersebut, penggunaan label ini yang apabila dicelupkan ke dalam air, labelnya
akan rontok dengan sendirinya, sangat bermanfaat untuk botol yang harus
dikembalikan lagi ke pabrikan. Sebagaimana diketahui, sampai saat ini kemasan
bir masih didominasi oleh botol gelas, walaupun pertumbuhannya sangat kecil
dibandingkan dengan botol PET yang pertumbuhannya sekitar 42% (namun
porsinya hanya sekitar 5% saja).

Label jenis kedua adalah Wrap Around Label.

Mulai berkembang di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu dan hingga saat ini
masih digunakan. Diproduksi dengan proses Rotogravure yang menggunakan
tinta solvent. Sedangkan di beberapa negara maju telah diproduksi dengan
menggunakan Flexo dengan Water Based. Wrap Around Label biasanya
digunakan untuk kemasan air mineral, soda, dan juice.

Label jenis ketiga adalah Pressure Sensitive Label.

Baru mulai berkembang di akhir tahun 1990-an. Karena berkaitan dengan


semakin pentingnya peranan Label sebagai Marketing Tool (eye catching
produk pada saat dipajang di etalase di supermarket), maka PS (Pressure
Sensitive) Label Film berkembang lebih pesat dibandingkan dengan PS Label dari
kertas.

Berikut ini beberapa jenis kode barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan
pemakaian barcode:
1. (UPC) Uniform Product Code: untuk checkout penjualan, persediaan, dan
sebagainya pada toko retail

2. Code 39 (Code 3 of 9): identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan

3. POSTNET: kode pos encoding di US mail

4. (EAN) European Article Number: sebuah superset dari UPC yang


memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi Negara

5. (JAN) Japanese Article Number: serupa dengan EAN, digunakan dijepang

6. Bookland: berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku

7. ISSN barcode: berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS

8. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak

9. Interleaved 2of 5: digunakan dalam industri pelayaran dan gudang

10. Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah

11. (MICR) Magnetic Ink Character Recognition: sebuah font khusus yang
digunakan untuk nomor dibagian bawah cek bank

12. OCR-A: format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku,
untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia

13. OCR-B: digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPS,


EAN,JAN, Bookland, ISSN, dan Code 39

14. Maxicode: digunakan oleh United Parcel Service

15. PDF417: suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte
informasi, dapat terkompresi seperti pada sebuah portable file data (PDF)
Barcode dibagi menjadi dua macam berdasarkan dimensinya yaitu satu
dimensi (1D-Linear barcode) dan dua dimensi (2D-Matrix Barcode)
berikut ini pengelompokan berdasarkan dimensinya:

A. SATU DIMENSI (1D LINEAR BARCODE)

Code 39,

Code 128,

CodaBar,

Code 25 (Interleaved 2 of 5 / ITF),

Code 93,

Code 11,

ITF-14,

EAN-8,

EAN-13,

JAN-8,

JAN-13,

UPC-A,

UPC-E,

ISBN,

ISSN,

Logmars,
Plessey,

Telepen,

FIM,

Pharmacode,

Postnet,

B. DUA DIMENSI (2D MATRIX BARCODE)

QR Code,

Micro QR Code,

AZTEC Code,

Code ONE,

Data Matrix,
Grid Matrix,

PDF417,

MicroPDF417,

Dan ini keuntungan dari menggunakan barcode

Proses Input Data lebih cepat, karena Barcode Scanner dapat membaca
atau merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses
input data secara manual

Proses Input Data lebih tepat, karena teknologi barcode mempunyai


ketepatan yang tinggi dalam pencarian data

penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode


mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi

mengurangi biaya, karena dapat menghindari kerugian dari kesalahan


pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual
dan berulang ulang

peningkatan kinerja manajemen, karena dengan data yang lebih cepat,


tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh
lebih baik dan lebih cepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam
menentukan kebijakan perusahaan

memiliki nilai tawar lebih tinggi atau prestise serta kemampuan bersaing
dengan saingan atau kompetitor akan lebih terjaga

4. Teknik Pelabelan Produk

Pencetakan label dilakukan dengan menggunakan beberapa metode/teknik


cetak, yaitu
Flexography

Cetak Flexography atau biasa disingkat Flexo saja adalah suatu teknik cetak
yang menggunakan acuan cetak berupa pelat yang terbuat dari karet,
photopolymer atau bahan flexible lainnya. Nama Flexography sendiri diambil dari
kata flexible yang merupakan bahan pembuat pelat cetaknya. Teknik cetak
flexography termasuk jenis cetak tinggi karena tinta dialihkan ke media cetak
melalui pelat cetak yang permukaannya lebih tinggi.
Ilustrasi sederhananya dapat kita lihat pada proses orang menyetempel.
Bentuk tulisan pada karet strempel berbentuk relief dengan posisi terbalik
(negatif) dimana permukaan tulisan lebih tinggi daripada area yang kosong.
Ketika stempel ditekankan pada bak tinta maka akan terjadi pemindahan tinta dari
bak tinta ke stempel. Ketika stempel tersebut ditekankan diatas kertas maka
terbentuklah cetakan seperti pada karet karet stempel dengan posisinya terbaca
(positif).
Seperti itulah prinsip cetak Flexo, acuan cetak yang berupa design gambar
maupun tulisan diukir diatas rubber plate atau photopolymer dengan posisi
terbalik (negatif). Acuan cetak ini dalam dunia percetakan disebut pelat cetak
atau printing plate. Dalam dunia Carton Box, pelat cetak ini biasanya disebut
DIES. Pemindahan tinta ke pelat cetak dilakukan melalui roll transfer yang
disebut Anilox Roll yang terbuat dari Tembaga (Cu) atau Ceramic. Printing plate
yang sudah mendapat balutan tinta ini kemudian mengenai permukaan sheet
sehingga membentuk cetakan.
Secara sederhana ada 4 komponen dalam cetak Flexo yaitu:
1. Fountain Roll
2. Anilox Roll
3. Plate Cylinder
4. Impression Cylinder
Fountain Roll umumnya terbungkus karet (rubber). Fountain roll berputar
didalam Ink reservoir untuk memindahkan tinta dari ink reservoir ke metering ink
atau anilox roll. Anilox roll umumnya terbuat dari bahan Ceramic dan dibungkus
dengan engraving cell yang sangat halus dan kecil. Bentuk engraving cell ini
umumnya hexagonal sehingga kalau dilihat dengan kaca pembesar susunan cell-
cell tersebut tampak seperti rumah tawon. Jumlah cell bervariasi mulai 80 sampai
1000 cells per linear inchi. Semakin tinggi nilai LPI (line per inchi) semakin halus
hasil cetakan.
Plate Cylinder adalah roll tempat memasang printing plate (dies). Roll ini
terletak diantara Anilox roll dan Impression roll. Impression roll sangat halus
untuk memberikan tekanan sheet yang dicetak agar bisa menyentuh pelat cetak
secara merata.
Proses cetak Flexo dimulai dari Fountain roll yang berputar dalam ink
reservoir sehingga membawa tinta berpindah dari ink reservoir ke Anilox roll.
Agar tinta yang menempel pada Anilox roll tidak berlebihan maka dipasang
doctor blade yang berfungsi mengurangi ketebalan dan meratakan tinta.
Selanjutnya anilox roll berputar dan bersentuhan dengan plate cylinder yang
sudah ditempeli printing plale sehingga tinta berpindah dari anilox ke printing
plate. Printing plate yang sudah terkena tinta berputar mengenai permukaan sheet
sehingga menghasilkan cetakan dengan posisi terbaca (positif). Agar hasil cetakan
lebih merata maka ditekan oleh impression cylinder.
Satu rangkaian yang terdiri dari 4 komponen yaitu fontain roll, anilox roll, dan
plate cylinder impression cylinder disebut 1 unit printing. Satu unit printing hanya
bisa menghasilkan cetak 1 warna. Untuk mencetak dua warna diperlukan 2 unit
printing, tiga warna 3 unit printing dst. Proses pembuatan cetakan dengan jumlah
warna lebih dari 1, dilakukan dalam 1 mesin Flexo yang terdiri dari beberapa unit
printing sesuai jumlah warnanya. Sheet (bahan yang dicetak) akan berjalan dari
unit printing 1 kel unit printing berikutnya hanya dalam hitungan detik. Oleh
karena itu tinta yang digunakan harus encer dan cepat kering.
Pada saat proses cetak di mesin flexo, dibutuhkan beberapa lembar printing
plate sesuai dengan jumlah warna cetakan. Satu lembar pelat cetak hanya untuk 1
warna saja. ketika masing-masing pelat cetak dipasang pada cylinder plate di
unit printing yang berbeda apakah yakin bahwa nantinya ketika dijalankan akan
menghasilkan gambar/tulisan yang benar. Untuk memastikan agar masing-masing
photopolymer yang dipisah berdasarkan jenis warna tetapi ketika dijalankan di
mesin Flexo bisa menyatu maka diperlukan adanya proses yang disebut
mounting.
Mounting adalah proses menempatkan dan melekatkan secara tepat dan
seksama komponen-komponen cetak dari rubber atau photopolymer diatas
lembaran mika astrolon. Proses mounting ini sangat penting terutama pada cetak
multi warna yang dalam prakteknya tiap warna mempunyai lembar pelat cetak
sendiri-sendiri. Walaupun terpisah-pisah namun ketika digabungkan dalam proses
cetak di mesin Flexo posisi objek harus tepat sesuai design yang dimaksudkan.

Letterpress

Letterpress adalah proses pencetakan di mana setiap huruf menandatangani dan


kemudian ditekan ke kertas. Hasil akhirnya adalah huruf yang timbul di cetak
sehingga benar-benar bisa merasakan setiap huruf pada halaman. Pencetakan
letterpress bisa mahal dan sering disediakan untuk proyek-proyek khusus atau
untuk item yang membutuhkan tanda tangan tampilan dan merasakan kepada
mereka. Biaya dari letterpress berasal dari pencetakan yang sebenarnya.
Berpikirlah seperti ini: Jika setiap huruf harus ditekan ke kertas, logam tekan
harus dibuat khusus untuk setiap proyek. Proses ini juga membutuhkan jauh lebih
banyak waktu daripada digital printing atau litografi. Letterpress telah melihat
kebangkitan macam dalam beberapa tahun terakhir karena sifat unik dari cetakan
yang dibuat. Letterpress sering digunakan untuk barang-barang cetak yang harus
memiliki nuansa klasik, sedikit regality atau beban atau dirancang untuk spesifik
kejadian satu-kali (pernikahan, acara penggalangan dana besar, dll). Keindahan
pencetakan letterpress adalah bahwa hal itu melibatkan indera. Hal ini lebih dari
selembar kertas. Ini adalah desain yang Anda dapat menyentuh dan merasakan. Ini
memiliki keanggunan sederhana dan kecantikan yang jeritan kelas dan
keanggunan. Ini juga mengasumsikan sambungan ke masa lalu karena sifat lama
proses pencetakan.

Offset (Lithography)
Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image)
bertinta di-transfer (atau di "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet,
lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan
proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak
bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata
(planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung
tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air,
menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.

Rotogravure.

Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan. Rotogravure


sendiri dalam dunia grafika berarti "cetak dalam" atau dalam bahasa awam adalah
teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari
bahan yang fleksibel, misalnya berbagai jenis plastik, alumunium, kertas, serta
PVC. Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol atau gulungan. Hasil dari
cetakan rotogravure tersebut tidak langsung dapat dinikmati oleh konsumen, tetapi
harus melalui beberapa tahap. Tahapan pembuatan kemasan makanan ringan anak-
anak, misalnya sebagai berikut:

1 Plastik hasil cetakan dilaminasi terlebih dahulu dengan menempatkan rol yang
telah dicetak ke mesin laminasi, kemudian plastik rol tersebut dilapisi dengan
bahan perekat dan ditempelkan ke media lain berupa "metalize" (campuran
antara bahan plastik yang dilapisi dengan alumunium).

2 Hasil rol yang telah dilaminasi kemudian dikeringkan (di "aging") terlebih
dahulu.

3 Rol yang telah dikeringkan kemudian dibawa ke mesin "slitter", untuk


memotong gulungan panjang dan lebar menjadi ukuran tertentu sesuai dengan
pesanan dari produsen makanan ringan tersebut.

Dalam proses cetak, media cetak (biasanya disebut film), tinta cetak dan
silinder cetak lah yang memegang peranan penting. Untuk silinder cetak biasanya
terbuat dari pipa besi dengan tebal 6 sampai 9mm yang diameternya disesuaikan
dengan design gambar. Jumlah silinder cetak yang digunakan pada saat proses
cetak tergantung pada jumlah warna yang ada pada gambar yang diinginkan. Jadi
misalnya kita akan mencetak gambar sebuah mobil yang terdiri dari 5 warna,
maka silinder cetaknya pun harus dibuat 5 buah.

Proses pembuatan silinder cetak cukup rumit, pertama pipa besi harus di
bersihkan, digrinding terlebih dahulu mendekati ukuran diameter dan panjang
yang diinginkan, kemudian dilapis secara electroplating bertahap dengan nickel
dan tembaga. Setelah proses pelapisan tembaga, baru gambar yang diinginkan
dibuat dengan menggunakan mesin khusus (dikenal dengan mesin engraving).
Gambar dibuat dengan cara menusukkan sejenis jarum khusus (stylus) sedemikian
rupa sehingga kedalaman nya lah yang menentukan hasil cetak.Jarum khusus itu
sangat keras dan bergerak sangat cepat naik turun Lazimnya menggunakan jarum
intan .Pada saat kini telah menggunakan sinar laser yang ditembakkan ke
permukaan tembaga dan menghasilkan ukiran2 image yang berasal dari sistem
computer yang mengendalikan sinar laser tersebut Setelah gambar terbentuk maka
pipa besi tersebut akan dilapisi lagi dengan chrome agar tidak mudah teroksidasi
dan lebih tahan terhadap keausan.

Proses tersebut di atas hanya gambaran singkat saja, dibalik itu masih banyak
sekali teknologi yang digunakan dalam dunia rotogravure untuk menghasilkan
suatu kemasan. Mulai dari desain, pembuatan tabung silinder dari besi, pelapisan
tembaga, pembuatan gambar di atas silinder besi yang telah dilapis tembaga,
pelapisan chrome, pencetakan, inspeksi, laminasi, slitting (pemotongan),
pembuatan kantong (kalau memang ordernya terkirim bentuk kantong) serta
masih banyak lagi proses didalamnya. Karena dalam prosesnya mengubah bentuk
bahan dasar menjadi bahan jadi, biasanya proses ini dinamakan proses
"converting" atau dengan kata lain adalah "converting industry"

Adapun beberapa contoh sehari-hari dari hasil converting adalah, sebagai


berikut:

1. Kemasan mi instan
2. Kemasan obat-obatan (selain kapsulnya dan syrup serta tetes mata)
3. Kemasan makanan ringan
4. Kemasan label botol air mineral dan air isotonik (dinamakan shrink label)
5. Tutup gelas minuman air mineral dll (lid cup)
6. Dan sejenisnya

Rotogravure dapat juga digunakan untuk memproduksi majalah, folding box,


gift wrapp dan label minuman yang dengan peralatan khusus dapat dikerjakan in
line. Kelebihan rotogravure dibandingkan dengan proses printing lainnya adalah
dapat digunakan untuk mencetak dalam roll dengan lebar mulai dari 20 cm
(labeling) hingga 1100 cm (floor vinyl) dengan panjang lebih dari 5000 mtr
tergantung material yang digunakan. Demikian juga jenis material yang
digunakan sangat bervariasi, mulai dari plastik film 12mc hingga karton 320 gsm.
Sedangkan kelemahan dari rotogravure adalah, kualitas gambar tidak setajam
offset dan teks terbentuk dari susunan dot Perkembangan industri dan kualitas
label di Indonesia cukup baik. Pada umumnya teknik cetak yang digunakan adalah
flexography. Namun sebagian pemain label di Indonesia masih memproduksi
label dengan menggunakan mesin cetak LETTERPRESS dan OFFSET.

Sekitar akhir tahun 1990 para pemain besar label mulai menggunakan mesin
FLEXO. Dan dalam jangka waktu 20 tahun terakhir ini investasi mesin flexo
sudah lebih dari 40 unit. Saat ini, pada umumnya satu unit mesin cetak flexo
mampu mencetak antara 6 sampai 12 warna. Mesin flexo banyak digunakan
dengan pertimbangan kecepatan produksi yang lebih tinggi serta dapat
dikombinasikan dan diintegrasikan dengan berbagai unit finishing tambahan,
sehingga bisa meningkatkan kualitas produk. Pemain label papan atas di
Indonesia telah mampu mengekspor produknya ke berbagai negara. Hal ini
dimungkinkan karena kualitas produk label mereka telah dapat diterima bahkan
mampu bersaing di pasar Internasional.

Di tengah gencarnya penggunaan mesin flexo, sebagian produk label di


Indonesia saat ini masih dibuat dengan menggunakan sistem atau proses WET
LABEL. Wet label adalah proses pembuatan label yang dicetak pada kertas,
umumnya dengan menggunakan mesin offset lembaran, lalu diberi lem dan
ditempelkan pada botol atau jenis kemasan produk lainnya. Lebih dari 65% label
masih menggunakan sistem ini karena biaya produksinya lebih murah.
Sementara itu pencetakan label di beberapa negara maju mulai bergeser ke
Self Adhesive Label atau biasa disebut Sticker. Saat ini penggunaan Self Adhesive
Label merupakan kontributor terbesar cetak label di dunia. Pertumbuhan
penggunaannya pun sangat pesat. Self Adhesive Label lebih mahal karena
menggunakan kertas dasar yang akan dibuang setelah label digunakan.

Self Adhesive Label atau Sticker lebih disukai karena mudah, siap pakai, dan
praktis dalam penggunaannya. Label ini sudah mempunyai perekat atau lem dan
tinggal menempelkannya pada kemasan. Aplikasi self adhesive label sangat
mudah, baik ke botol atau ke jenis kemasan lainnya, baik yang berbentuk
datar maupun yang bentuknya tidak beraturan. Label juga dapat dibuat tidak
beraturan agar lebih menarik pembeli pada saat melihat keunikannya. Self
Adhesive Label pada umumnya banyak digunakan untuk produkproduk Personal
Care dan Household seperti: sampo, sabun cair, detergen, pewangi, sikat gigi, dll.

Sebaliknya, penggunaan Wet Label pada kemasan berbentuk tidak simetris


akan mengalami kesulitan dalam penyusunan atau penempelannya, misalnya label
untuk kemasan minuman yang bentuknya tidak beraturan.

Meningkatnya jumlah permintaan produk label, membuat produsen label


pengguna Letterpress beralih ke UV Flexo yang menggunakan 100 % VOC Free
Ink. Penggunaan ink ini memudahkan proses pencetakan warna karena tidak
memerlukan campuran dan warna yang dihasilkan lebih cerah. Dari segi ekonomi,
penggunaan UV Flexo juga lebih menguntungkan daripada Letterpress karena
proses produksi menjadi lebih cepat dan kualitas lebih stabil. Tidak
mengherankan, sebagian besar label produk oli telah beralih menggunakan UV
Flexo.

c. Rangkuman
Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan
etiket lepas yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah
sewajarnya kalau antara kemasan merk dan label terjalin satu hubungan
yang erat.
Label dapat dibedakan sebagai berikut: Label Merek (Brand Label),Label
tingkat (Grade Label),Label Diskriptif (Descritive Label)
Merk pada dasarnya mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai berikut:
memberikan identitas terhadap suatu produk dan untuk menarik calon
pembeli
Industri Label di Indonesia masih dikuasai oleh beberapa jenis label, yaitu:
Label jenis pertama adalah Wet Label, Label jenis kedua adalah Wrap
Around Label, Label jenis ketiga adalah Pressure Sensitive Label.

d. Tugas

Bagi semua siswa-siswi wajib membuat kelompok belajar untuk melakukan


diskusi lebih lanjut tentang perlabelan yang digunakan oleh perusahaan.

e. Tes formatif

Jawablah pertanyaan dengan paling benar!

1. Pengertian label adalah.


2. Ketentuan label memuat informasi tentang.
3. System label memuat informasi tentang.
4. Manfaat merek produk untuk produsen.
5. Manfaat penggunaan merek produk untuk para penyalur

f. Kunci jawaban formatif


1. Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan
etiket lepas yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah
sewajarnya kalau antara kemasan merk dan label terjalin satu hubungan
yang erat.
2. Ketentuan label harus memuat informasi tentang:
Tangal receiving
Kode barang (PLU)
Kode supplier
Bar code
Harga jual (tidak selalu ada)
Memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (tipe), size
(ukuran).
3. Label pemeliharaan system Amerika, Label pemeliharaan system Kanada,
Lebel pemeliharaan system Inggris, Label pemeliharaan system Indonesia.
4. manfaatnya merek produk untuk produsen, diantaranya :
Sebagai dasar melakukan identifikasi produk
Sebagai dasar untuk membedakan harga dari produknya
Untuk mencegah peniruan ciri khas produk
Untuk menunjukkan taraf mutu atas produk
Untuk mempermudah konsumen di dalam pencarian produk

5. manfaat penggunaan merek produk untuk para penyalur, di antaranya :


Untuk membina preferensi pembeli
Untuk mempertahankan mutu produk
Untuk mempermudah penanganan produknya
Untuk mempermudah mengetahui penawaran

g. Lembar kerja
1. Jelaskan mengapa pelabelan sangat penting pada produk?
Kepentingan pelabelan
a. Terkandungnya nama produk dalam label
b. Tarikh luput pada barangan yang dijual. Dengan adanya tarikh luput,
pengguna dapat membezakan antara produk yang tidak boleh
digunakan dengan yang masih boleh digunakan.
c. Membantu pengguna untuk mengetahui kelulusan barangan tersebut.
d. Terkandungnya fakta nutrisi yang terkandung dalam produk
berasaskan bahan makanan seharusnya dipaparkan bagi memudahkan
pengguna untuk menghitung nilai kalori yang terdapat di dalam
makanan tersebut.
e. Tanda amaran. Tanda amaran berfungsi untuk menegaskan bahawa
setiap barang itu boleh digunakan pada tahap tertentu sahaja. Sebagai
contoh, bahan mainan kanak-kanak perlu diletakkan tanda amaran agar
tidak mencederakan kanak-kanak di bawah umur

2. Label dibedakan ada berapa? Sebutkan dan jelaskan!

Label dapat dibedakan sebagai berikut:


a. Label Merek (Brand Label) adalah nama merek yang dilekatkan pada
kemasan produk.
b. Label tingkat (Grade Label) mengidentifikasi mutu produk, label in
ibis terdiri atas huruf, angka atau cara lainnya untuk menunjukan
tingkat.
c. Label Diskriptif (Descritive Label) mendaftar isi, menggambarkan
pemakaian, mendaftar ciri-ciri produk yang lain.
3. Apa fungsi pelabelan?
Fungsi lain dari label:
a. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para
konsumen yang baru.yangberupa pelaksanaan tertib suatu undang-
undang bahan makanan dan minuman atau obat.dalam hal ini
pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label/etiket pada
hasil produksinya sesuai dengan peraturn yang tercantum dalam
undang-undang bahan makan.
b. Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen
memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar
dapat emilih memebeli serta meneliti secara bijaksana
c. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya
bila digunakan ,untuk megatasi hal ini maka para konsumen
mmembiasakan diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum
membelinya
d. Bagi produsen label dipergunakan untuk alat promosi dn perkenalan
terhadap barang tersebut.

4. Jenis label dibedakan ada berapa? Sebutkan dan jelaskan!


beberapa jenis label, yaitu:

Label jenis pertama adalah Wet Label.

a. Label kertas yang dicetak dengan mesin offset lalu diberi lem dan
ditempel di kemasan botol, seperti kecap, bir/wine, dll. Label jenis ini
harganya tergolong paling murah karena industri kertas merupakan
salah satu industri besar di Indonesia, sehingga label jenis ini dapat
dibuat dengan bahan kertas produksi dalam negeri.

b. Beberapa negara maju, termasuk China, telah menggunakan


selfadhesive dengan clear film yang berkesan tanpa label, seperti pada
botol bir Heineken, Bud Light, Carlsberg, dll. Selain mampu
meningkatkan image produkproduk tersebut, penggunaan label ini
yang apabila dicelupkan ke dalam air, labelnya akan rontok dengan
sendirinya, sangat bermanfaat untuk botol yang harus dikembalikan
lagi ke pabrikan. Sebagaimana diketahui, sampai saat ini kemasan bir
masih didominasi oleh botol gelas, walaupun pertumbuhannya sangat
kecil dibandingkan dengan botol PET yang pertumbuhannya sekitar
42% (namun porsinya hanya sekitar 5% saja).

c. Label jenis kedua adalah Wrap Around Label.

Mulai berkembang di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu dan hingga


saat ini masih digunakan. Diproduksi dengan proses Rotogravure yang
menggunakan tinta solvent. Sedangkan di beberapa negara maju telah
diproduksi dengan menggunakan Flexo dengan Water Based. Wrap
Around Label biasanya digunakan untuk kemasan air mineral, soda,
dan juice.

d. Label jenis ketiga adalah Pressure Sensitive Label.

Baru mulai berkembang di akhir tahun 1990-an. Karena berkaitan


dengan semakin pentingnya peranan Label sebagai Marketing Tool
(eye catching produk pada saat dipajang di etalase di supermarket),
maka PS (Pressure Sensitive) Label Film berkembang lebih pesat
dibandingkan dengan PS Label dari kertas.

5. Bagaimana teknik pelabelan?

Flexography

Letterpress

Offset (Lithography)

Rotogravure

C. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan belajar
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 peserta mampu:
1. Memahami evaluasi display produk
2. Identifikasi peruahan display produk
3. Sikap dan memonotor penataan produk
b. Uraian materi
1. Evaluasi display produk
Mengevaluasi display produk adalah dapat dilakukan dengan cara
menilai ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, perlengkapan,
peralatan, tempat, dan produk yang di-display dengan teknik yang
digunakan.
a. Apakah sudah dilakukan pelabelan secara keseluruhan dengan baik
dan benar sesuai cara pelabelan barang fashion.
b. Apakah pen-display-an sudah sesuai SOP (Standart operating
producure) dan teknok pemanjang berdasarkan warna, penggunaan,
rak, dan penggunaan lemari kaca
c. Apakah presentasi visual dan medianya sudah lengkap, mulai dari
show window, center point, stage display, vocal point, dan wall
display
d. Apakah alat bantu display telah tersedia sesuai kebutuhan
e. Apakah sudah mengikuti prinsip-prinsip penataan produk

2. Identifikasi perubahan display produk


Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display dapat dilakukan
dengan cara menyusun dan mengelompokkan barang dari segi kerusakan
atau perubahan, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Apakah pelabelan masih utuh dalam 2 s/d 3 minggu
b. Apakah tidak ada perubahan produk fashion dari segi warna
c. Apakah terdapat kerusakan atau kekusutan pada produk fashion
d. Apakah terdapat kerusakan atau perubahan pada peralatan display
Mengatasi setiap perubahan pada produk display
a. Mengatasi setiap perubahan pada display ,dapat dilakukan dengan
b. penataan ulang terhadap display yang rusak dan berubah dari
c. perencanaan ,hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut :
d. Mengganti pelabelan dengan yang baru
e. Mengganti teknik pemajangan dengan teknik yang lainnya
f. Mengganti peralatan yang rusak
g. Membenahi peralatan display sesuai posisinya
h. Membersihkan barang fashion yang kotor
i. Mengganti barang fashion yang susut warna dengan yang baru.
3. Sikap dalam memonotor penataan produk
Sikap sikap yang harus dilakukan dalam memonoitor penataan display
produk adalah:
1) Cermat
Pramuniaga atau pelayan saat memonitor display produk haruslah cermat
dan teliti misalnya:
Identifikasi barang dengan benar
Berdiri,duduk, dan gerakan sesuai dengan kebutuhan
Berikan perhatian terhadap display produk
2) Teliti
Pramuniaga atau pelayan harus diteliti dalam memonitor penataan produk
diantaranya harus:
Memperhatikan setiapproses yang dilaksanakan
Mengamati dengan seksama barang yang telah ditata
Periksa barang dan dokumen barang yang di tata apakah telah
dipasangkan
3) Bertanggung jawab
Pramuniaga atau pelayan harus bertanggung jawab dalam memonitor
produk sesuai dengan tingkat dan wewenangnya pada perusahaan tersebut,
diantaranya dengan:
Menampung masukkan mengenai penataan dari suvervisor atau kolega
Meneruskan kembali proses penataan dengan benar
Hal tersebut diatas berkaitan dengan tugas seorang SPG atau pramuniaga
adapun tugas pramuniaga adalah:
Mendata barang yang ada di gondola/rak
Jika barang yang ada di rak / gondola kosong maka SPG/SPM
(Pramuniaga) yang bersangkutan harus melaporkan pada staf gudang
(merchandiser) untuk mengeluarkan barang /stock dari gudang toko
,jika ternyata ternyata stock di gudang minim,maka pramuniaga atau
SPG melaporkan kepada pegawai merchandising, dan selanjutnya staf
akan membuat PO (purchase order) ,dalam hal ini seorang SPG
haruslah memiliki jiwa leadership sebagai wakil perusahaan.
Mendisplay barang pada rak / gondola
Barang yang ada ditata /didisplay dengan rapih, jika gondola
kosong atau stock minimdiisi kembali dengan barang yang sudah
diminta dari deiminta dari merchandiser, dalam hal ini diperlukan
keaktifan dan kreatifitas SPG (pramuniaga).
Mempromosikan barang dagangan
Jika ada produk baru yang dikeluarkan oleh produsen atau sedang
ada promosi maka mereka akan mempromosikanya kepada pembeli
/konsumen dalam hal ini seorang SPG haruslah memiliki ketrampilan
berkomunikasi baik dengan kolega maupun dengan customer, bersikap
ramah dan pro aktif.

Mengepak produk kemasan kecil


Membungkus/ mengemas hadiah pada produk menempelkan
hadiah pada produk) dalam hal ini SPG sebagai wakil perusahaan
harus dapat menganalisa dan mengambil keputusan kapan harus
menambah stock barang di counteryang menjadi tanggung jaawabnya
Membuat laporan tentang penjualan
Dalam hal ini seorang SPG harus pandai dan memiliki ketrampilan
menulis yang baik rapih dan bersih. Pengadaan barang di supermarket
maupun Departement store dilakukan oleh bagian Merchandising,
orang yang bertugas di bagian ini disebut merchandiser, sedangkan
bagian dari merchandising yang khusus bertugas sebagai penerima
barang di gudang disebut receiving,
Tugas dan tanggung jawab merchandiser
Bertanggung jawab terhadap kelengkapan barang yang dipajang
Menjaga kebersihan rak/gondola serta barang barang yang dipajang
Menghindari kekosongan barang yang dipajang
Memberi label pada semua barang yang ada dipajangan baik label
maupun label barang
Untuk barang yang kosong, harus mencetak label rak maaf barang
kosong dan tempel pada rak barang tersebut walaupun rak tersebut
diisi barang lain.
Apabila seorang merchandiser harus mengisi rak /gondola atau melakukan
display barang maka harus memperhatikan hal hal sebagai berikut:
Mencatat item dan jumlah barang yang akan diambil dari gudang
untuk pengisian gondola /rak
Mengumpulkan barang yang akan diambil untuk dipajang dalam troly
dan dibawa ke ruangan display
Mengeluarkan barang dari kardus dan memajang barang, kardus
pembungkus dirapikan /dilipat dan dibawa keluar
Jika barang di rak /shelving kosong sedang stocknya minim ,maka
yang harus dilakukan
Mengisi barang dari floor display/ end gondola
Memajukan barang ke depan agr terlihat penuh.
Apabila barang di rak kosong, baik di rak shelving /gondola atau di
gudang maka:
Rak /gondola diisi dengan barang dari atas atau bawahnya
Rak/gondola diisi dengan item barang dari kanan atau kirinya.
c. Rangkuman
Mengevaluasi display produk adalah dapat dilakukan dengan cara
menilai ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, perlengkapan,
peralatan, tempat, dan produk yang di-display dengan teknik yang
digunakan.
Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display dapat
dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan barang dari
segi kerusakan atau perubahan.
Sikap sikap yang harus dilakukan dalam memonoitor penataan
display produk adalah cermat, teliti dan bertanggung jawab

d. Tugas
Apa yang kalian ketahui tentang penjelasan display produk!
e. Tes Formatif
1) Mengevaluasi display produk adalah
2) Bagaimana mengidentifikasi perubahan display produk.
3) Ada berapa sikap dalam memonotor penataan produk..
4) Sebutkan sikap-sikap yang harus dilakukan dalam memonotor penataan
produk.
5) Di dalam sikap yang bertanggung jawab pramuniaga / pelayan harus
memonitor produk sesuai dengan wewenangnya, diantaranya
adalah..
f. Kunci Jawaban formatif
1) Mengevaluasi display produk adalah dapat dilakukan dengan cara menilai
ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, perlengkapan, peralatan,
tempat, dan produk yang di-display dengan teknik yang digunakan.
2) Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display dapat dilakukan
dengan cara menyusun dan mengelompokkan barang dari segi kerusakan
atau perubahan
3) 3 (tiga) macam
4) Cermat, teliti, dan bertanggung jawab
5) Menampung masukkan mengenai penataan dari suvervisor atau
kolega
Meneruskan kembali proses penataan dengan benar

g. Lembar Kerja
1) Berkaitan dengan tugas seorang SPG / pramuniaga tugasnya adalah
Mendata barang yang ada di gondola/rak
Mendisplay barang pada rak / gondola
Mempromosikan barang dagangan
Mengepak produk kemasan kecil
Membuat laporan tentang penjualan

2) Bagaimana mempromosikan barang dagangan?


Jika ada produk baru yang dikeluarkan oleh produsen atau sedang ada
promosi maka mereka akan mempromosikanya kepada pembeli
/konsumen dalam hal ini seorang SPG haruslah memiliki ketrampilan
berkomunikasi baik dengan kolega maupun dengan customer, bersikap
ramah dan pro aktif.

3) Bagaimana mengepak produk kemasan kecil?


Membungkus/ mengemas hadiah pada produk menempelkan hadiah
pada produk) dalam hal ini SPG sebagai wakil perusahaan harus dapat
menganalisa dan mengambil keputusan kapan harus menambah stock
barang di counteryang menjadi tanggung jaawabnya

4) Bagaimana membuat laporan tentang penjualan?


Dalam hal ini seorang SPG harus pandai dan memiliki ketrampilan
menulis yang baik rapih dan bersih. Pengadaan barang di supermarket
maupun Departement store dilakukan oleh bagian Merchandising, orang
yang bertugas di bagian ini disebut merchandiser, sedangkan bagian dari
merchandising yang khusus bertugas sebagai penerima barang di gudang
disebut receiving

5) Apabila seorang merchandiser melakukan display barang, apa yang harus


diperhatikan?
Mencatat item dan jumlah barang yang akan diambil dari gudang
untuk pengisian gondola /rak
Mengumpulkan barang yang akan diambil untuk dipajang dalam troly
dan dibawa ke ruangan display
Mengeluarkan barang dari kardus dan memajang barang, kardus
pembungkus dirapikan /dilipat dan dibawa keluar
Jika barang di rak /shelving kosong sedang stocknya minim ,maka
yang harus dilakukan
Mengisi barang dari floor display/ end gondola
Memajukan barang ke depan agr terlihat penuh
4. Evaluasi
a. Kognitif skill
I. Berilah tanda silang (X) pada sati diantara jawaban yang paling
tepat!
1 Mengevaluasi barang dapat dilakukan denan cara menilai uang
yang disesuaikan dengan?
a. Perencanaan
b. Pelabelan
c. Warna
d. Display
2 Mengidentifikasi perubahan display produk dapat dilakukan
dengan cara?
a. Penataan produk
b. Menyusun dan mengelompokkan
c. Kerusakan produk
d. Perubahan produk
3 Sikap yang harus di lakukan dalam memonotor penataan display
produk?
a. Bagus
b. Sederhana
c. Tanggung jawab
d. Ikhlas
4 Pramuniaga atau pelayan harus teliti dalam memonotor penataan
produk diantanya harus?
a. Bertanggung jawab
b. Berdiri duduk
c. Perhatian pada produk
d. Memperhatikan setiap proses yang dilaksanakan
5 Berikut ini adalah yang bukan sikap yang harus dilakukan dalam
memonotor penataan display produk?
a. Cermat
b. Teliti
c. Bertanggung jawab
d. Perhatian
6 Yang merupakan tugas seorang SPG dalam display produk?
a. Mendata barang yang ada di gondola/rak
b. Meneruskan kembali proses penataan
c. Bertanggung jawab membeli produk
d. Menampung produk
7 Seorang SPG harus memiliki ketrampilan kepada pembeli, contoh?
a. Mampu berkomunikasi dengan baik
b. Mengejak untuk bertemu lain waktu
c. Bersikap tidak ramah
d. Sombong
8 Berikut adalah tugas dan tanggung jawab merchandiser?
a. Melayani pelanggan
b. Meneruskan tugs
c. Menjaga kebersihan barang
d. Memberi sebuah produk
9 Berikut adalah seorang merchandiser melakukan display barang
maka harus memperhatikan?
a. Menghindari pencatatan jumlah barang
b. Jika barang kosong, mengisi barang tersebut
c. Tidak mengumpulkan barang yang akan diambil
d. Memberi label
10 Sikap cermat pramuniaga dalam mendisplay produk adalah?
a. Mengidentifikasi barang dengan benar
b. Mengemati konsumen
c. Memberi sikap tidak baik
d. Memeriksa dokumen keuangan

II. Jawablah pertanyaan ini dengan benar dan tepat!


1 Jelaskan mengapa pelabelan sangat penting pada produk?
2 Jenis label dibedakan ada berapa? Sebutkan dan jelaskan!
3 Bagaimana teknik pelabelan?
4 Berkaitan dengan tugas seorang SPG / pramuniaga tugasnya
adalah?
5 Bagaimana membuat laporan tentang penjualan?

b. Psikomotor skill
c. Attitude skill
d. Produk/ benda kerja sesuai kriteria standart
Produk yang dihasilkan berupa makalah pelabelan produk dan
penataan produk yang disajikan dengan konsep yang menarik dengan
ilustrasi pelaksanaatnya.
e. Batasan wajtu yang telah ditetapkan
Waktu untuk mengerjakan ini adalah 2 minggu.
f. Kunci jawaban
1 A
2 B
3 C
4 D
5 D
6 A
7 A
8 C
9 B
10 A

1 Kepentingan pelabelan
a. Terkandungnya nama produk dalam label
b. Tarikh luput pada barangan yang dijual. Dengan adanya tarikh
luput, pengguna dapat membezakan antara produk yang tidak
boleh digunakan dengan yang masih boleh digunakan.
c. Membantu pengguna untuk mengetahui kelulusan barangan
tersebut.
d. Terkandungnya fakta nutrisi yang terkandung dalam produk
berasaskan bahan makanan seharusnya dipaparkan bagi
memudahkan pengguna untuk menghitung nilai kalori yang
terdapat di dalam makanan tersebut.
e. Tanda amaran. Tanda amaran berfungsi untuk menegaskan bahawa
setiap barang itu boleh digunakan pada tahap tertentu sahaja.
Sebagai contoh, bahan mainan kanak-kanak perlu diletakkan tanda
amaran agar tidak mencederakan kanak-kanak di bawah umur

2 Label dapat dibedakan sebagai berikut:


a. Label Merek (Brand Label) adalah nama merek yang dilekatkan
pada kemasan produk.
b. Label tingkat (Grade Label) mengidentifikasi mutu produk, label
in ibis terdiri atas huruf, angka atau cara lainnya untuk
menunjukan tingkat.
c. Label Diskriptif (Descritive Label) mendaftar isi, menggambarkan
pemakaian, mendaftar ciri-ciri produk yang lain.
3 Flexography, Letterpress, Offset (Lithography), Rotogravure
4 Tugas SPG pramuniaga adalah
Mendata barang yang ada di gondola/rak
Mendisplay barang pada rak / gondola
Mempromosikan barang dagangan
Mengepak produk kemasan kecil
Membuat laporan tentang penjualan
5. Dalam hal ini seorang SPG harus pandai dan memiliki ketrampilan
menulis yang baik rapih dan bersih. Pengadaan barang di supermarket
maupun Departement store dilakukan oleh bagian Merchandising, orang
yang bertugas di bagian ini disebut merchandiser, sedangkan bagian
dari merchandising yang khusus bertugas sebagai penerima barang di
gudang disebut receiving

Anda mungkin juga menyukai