Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Penataan
Produk untuk Kelas XI Pemasaran SMK semester 2 (sesuai KTSP 2006) Yang
berjudul: Perlabelan Produk dan Penataan Produk
1. Adapun modul ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Pengembangan Bahan Ajar, yaitu modul untuk siswa SMK sesuai KTSP
2006. Dengan demikian diharapkan modul ini dapat menjadi
pegangan/referensi dalam kegiatan belajar pembelajaran SMK mata pelajaran
Penataan Produk. Sehingga siswa dapat belajar dan memahami secara mandiri,
aktif dan kreatif serta kapanpun dimanapun dan sesuai dengan cara belajar
masing-masing siswa. Modul ini berisi tiga (3) kegiatan belajar yaitu Tatap
Muka (TM), Kegiatan Mengajar Guru, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
(KMTT). Ketiga kegiatan pembelajaran ini menuntut siswa untuk menguasai
ilmu perlabelan dan penataan produk.
Penulis
DAFTAR ISI
PETA KEDUDUKAN MODUL
K.D 3.5:
Mengindetifikasikan K.D 3.6: Melakukan
pelabelan produk pengamatan berkala
pada Display
K.D 3.5.1:
Pengertian label
I Pendahuluan K.D 3.6.1: Evaluasi
produk Display Produk
C. Indikator :
3.5.1Menjelaskan Pengertian Pelabelan Produk
3.5.2 Menjelaskan Fungsi Label
3.5.3 Menjelaskan Jenis Label/ Barcode
1.5.1 Teknik Pelabelan Produk
3.6.1 Evaluasi Display Produk
4.6.1 Identifikasi Perubahan display produk
4.6.2 Sikap dalam Memonotor Penataan Produk
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran modul ini diharapkan siswa mampu memahami,
menguasai, dan mengaplikasikan:
1. Pengertian Label Produk
2. Fungsi Label
3. Jenis Label/ Barcode
4. Teknik Pelabelan Produk
5. Evaluasi Display produk
6. Identifikasi perubahan display produk
7. Sikap dalam memonotor penataan produk
E. Deskripsi Modul
Modul KD 3.5 dan 1.5 ini membahas tentang : Mengidentifikasi perlabelan
produk dan Melakukan proses pelabelan produk. Dari kedua KD tersebut
membahas tentang Pengertian label produk, Fungsi label, Jenis label/ barcode,
Teknik pelabelan produk.
Model KD 3.6 dan 4.6 ini membahas tentang : Melakukan penga,atan berkala
pada display dan enyusun kembali penataan produk sesuai dengan SOP
perusahaan. Dari kedua KD tersebut membahas tentang Evaluasi Dsplay produk,
Identifikasi Perubahan display, Sikap dalam Memonotor penataan produk.
F. Prasyarat
Sebelum membaca materi inti, terlebih dahulu perhatikan dan ikuti semua
petunjuk penggunaan modul ini, sebab penggunaannya berbeda dengan modul
lainnya. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:
I. Kompetensi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Memahami dan menerepkan dan 1. Mengidentifkasi pengertian
menganalisis pengetahuan faktual, pelabelan
2. Mengjelaskan fungsi pelabelan
konseptual, procedural berdasarkan
3. Mengidentifikasi jenis-jenis label/
rasa ingin tahunya ilmu pengetahuan,
bacode
teknologi, seni, budaya, dan 4. Menjelaskan teknik pelabelan
humaniora dalam wawasan produk
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kerjadian
dalam bidang kerja yang spesifik
dalam memecahkan masalah.
II. Pembelajaran
A. Rencana Belajar Peserta Didik
Kompetensi :Pelabelan Produk
Subkopetensi :
1. Kegiatan belajar 1 : Bentuk pelabelan produk terdiri dari: pengertian
pelabelan produk, fungsi label, jenis label/ barcode, teknik pelabelan
2. Kegiatan belajar 2:
Mengetahui,
(.) (...)
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan belajar
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 peserta mampu:
1. Memahami pengertian perlabelan prodyk
2. Menjelaskan fungsi produk
3. Mengidentifikasi jenis label/barcode
4. Menjelaskan teknik pelabelan produk
b. Uraian Materi
1. Pengertian Pelabelan Produk
Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan
etiket lepas yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah sewajarnya
kalau antara kemasan merk dan label terjalin satu hubungan yang erat.
Label dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Label Merek (Brand Label) adalah nama merek yang dilekatkan pada
kemasan produk.
2. Label tingkat (Grade Label) mengidentifikasi mutu produk, label in ibis
terdiri atas huruf, angkaatau cara lainnya untuk menunjukan tingkat.
3. Label Diskriptif (Descritive Label) mendaftar isi, menggambarkan
pemakaian, mendaftar ciri-ciri produk yang lain.
Label memainkan fungsi informasional dan promosional. Label dapat
terentang mulai dari stiker seukuruan kuku jari sampai label satu halaman penuh.
Pemberian (labeling) merupakan elemen produk yang penting yang patut
mendapat perhatian saksama.
Ketentuan pemberian label berbeda-beda diseluruh dunia. Negara-negara
dengan dua bahasa pengantar yang berbeda bisa melakukan label dwibahasa, di
Kanada. Peranan pemberian label adalah meyediakan informasi. Tingkat perincian
label yang diperlukan acapkali diatur oleh pemerintah lokal, perusahaan
memegang kendali yang terbatas. Sampai pada taraf dimana terdapat pengendali
pemerintah, standardisasi pemberian label menjadi suatu permasalahan.
Pemberian label terkait dengan pengemasan, tetapi memiliki parameter khusus
tersendiri. Elemen pokoknya adalah bahasa dan regulasi pemerintah.
a. Tangal receiving
b. Kode barang (PLU)
c. Kode supplier
d. Bar code
e. Harga jual (tidak selalu ada)
f. Memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (tipe), size (ukuran).
Article (Tipe): -
O
50 c Cl 150 c
X
Single Color
Polyester Sweter
Maksud dari kata-kata dan gambar
30Ctersebut adaah sebagai berikut:
1) Kain terbuat dari campuran bahan (serat) aklirik 70% dan polyester 30%
2) Pencucian pada suhu maksimal 30C menggunakan detergen netral
3) Penyetrikaan boleh pada suhu tinggi dengan diberi lapisan kain
4) Boleh dicuci kering dengan sembarang pelarut
5) Jangan diperas
Secara umu, labl pemeliharaan dicantumkan dalam bentuk symbol, kecuali di
USA. Di USA menggunakan instruksi tertulis yang sangat spesifik dan tidak
memberikan arti ganda. Label pemeliharaan system Erpa, Inggris, dan Kanada
menggunakan sisbol yang sama, Inggris dan Kanada lebih rinci, dinama pada
system Kanada juga digunakan warna-warna, seperti hijau dan merah untuk
mempertegas instruksi.
Label pemeliharaan system jepang menggunakan symbol agak berbeda untuk
jenis pemeliharaaan yang sama. Sistem label Indonesia pada peinsipnya hamper
sama dengan system Inggris, hanya ditambah dengan instruksi trtulis untuk
perlakuan khusus.
Sementara itu, symbol pemeliharaan pakaian terdiri atas lima symbol
dasar,yaitu:
Pencucian :
Pengelantangan :
Pengeringan :
Penyetrikaan :
Pencucian kering :
Dari symbol dasar tersebut dapat dikembangkan lagi secara indi mengenai
suhu dan cara pencucian, suhu penyetrikaan, cara pengeringan, serta pelarut yang
digunakan untuk pencucian. Intruksi untuk suatu perlakuan yang dilarang diberi
tanda silang (x) pada symbol tersebut.
Jangan dicuci :
Jangan menggunakan :
Zat menggunakan
Pengelantang klor
Cl
2. Fungsi Label
Merk pada dasarnya mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai
berikut :
memberikan identitas terhadap suatu produk
untuk menarik calon pembeli
Ada fungsi lain dari label:
a. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para
konsumen yang baru.yangberupa pelaksanaan tertib suatu undang-undang
bahan makanan dan minuman atau obat.dalam hal ini pemerintah
mewajibkan produsen untuk melekatkan label/etiket pada hasil
produksinya sesuai dengan peraturn yang tercantum dalam undang-undang
bahan makan.
b. Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen
memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar dapat
emilih memebeli serta meneliti secara bijaksana
c. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bila
digunakan ,untuk megatasi hal ini maka para konsumen mmembiasakan
diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum membelinya
d. Bagi produsen label dipergunakan untuk alat promosi dn perkenalan
terhadap barang tersebut.
Pemakaian merk dagang untuk suatu produk yang dipasarkan pada akhir-akhir
ini, sangatlah penting sekali. pentingnya merek terutama terdapatnya manfaat,
baik untuk produsen, penyalur maupun untuk para konsumen. adapun manfaatnya
merek produk untuk produsen, diantaranya :
Sebagai dasar melakukan identifikasi produk
Sebagai dasar untuk membedakan harga dari produknya
Untuk mencegah peniruan ciri khas produk
Untuk menunjukkan taraf mutu atas produk
Untuk mempermudah konsumen di dalam pencarian produk
Sedangkan manfaat penggunaan merek produk untuk para penyalur, di antaranya :
Untuk membina preferensi pembeli
Untuk mempertahankan mutu produk
Untuk mempermudah penanganan produknya
Untuk mempermudah mengetahui penawaran
Merek produk akan menolong para penjual di dalam mengendalikan pasar,
karena pembeli tidak mau dibingungkan oleh produk yang satudengan produk
yang lainnya. Sedangkan keuntungan daripada merek adalah merupakan sales
promotion, memberikan dorongan untuk
melakukan pembelian, melindungi adanya peniruan produkdan memudahkan jika
dikemudian hari akan dikenalkan adanya produk baru.
Label kertas yang dicetak dengan mesin offset lalu diberi lem dan ditempel di
kemasan botol, seperti kecap, bir/wine, dll. Label jenis ini harganya tergolong
paling murah karena industri kertas merupakan salah satu industri besar di
Indonesia, sehingga label jenis ini dapat dibuat dengan bahan kertas produksi
dalam negeri.
Mulai berkembang di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu dan hingga saat ini
masih digunakan. Diproduksi dengan proses Rotogravure yang menggunakan
tinta solvent. Sedangkan di beberapa negara maju telah diproduksi dengan
menggunakan Flexo dengan Water Based. Wrap Around Label biasanya
digunakan untuk kemasan air mineral, soda, dan juice.
Berikut ini beberapa jenis kode barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan
pemakaian barcode:
1. (UPC) Uniform Product Code: untuk checkout penjualan, persediaan, dan
sebagainya pada toko retail
8. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak
10. Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah
11. (MICR) Magnetic Ink Character Recognition: sebuah font khusus yang
digunakan untuk nomor dibagian bawah cek bank
12. OCR-A: format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku,
untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia
15. PDF417: suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte
informasi, dapat terkompresi seperti pada sebuah portable file data (PDF)
Barcode dibagi menjadi dua macam berdasarkan dimensinya yaitu satu
dimensi (1D-Linear barcode) dan dua dimensi (2D-Matrix Barcode)
berikut ini pengelompokan berdasarkan dimensinya:
Code 39,
Code 128,
CodaBar,
Code 93,
Code 11,
ITF-14,
EAN-8,
EAN-13,
JAN-8,
JAN-13,
UPC-A,
UPC-E,
ISBN,
ISSN,
Logmars,
Plessey,
Telepen,
FIM,
Pharmacode,
Postnet,
QR Code,
Micro QR Code,
AZTEC Code,
Code ONE,
Data Matrix,
Grid Matrix,
PDF417,
MicroPDF417,
Proses Input Data lebih cepat, karena Barcode Scanner dapat membaca
atau merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses
input data secara manual
memiliki nilai tawar lebih tinggi atau prestise serta kemampuan bersaing
dengan saingan atau kompetitor akan lebih terjaga
Cetak Flexography atau biasa disingkat Flexo saja adalah suatu teknik cetak
yang menggunakan acuan cetak berupa pelat yang terbuat dari karet,
photopolymer atau bahan flexible lainnya. Nama Flexography sendiri diambil dari
kata flexible yang merupakan bahan pembuat pelat cetaknya. Teknik cetak
flexography termasuk jenis cetak tinggi karena tinta dialihkan ke media cetak
melalui pelat cetak yang permukaannya lebih tinggi.
Ilustrasi sederhananya dapat kita lihat pada proses orang menyetempel.
Bentuk tulisan pada karet strempel berbentuk relief dengan posisi terbalik
(negatif) dimana permukaan tulisan lebih tinggi daripada area yang kosong.
Ketika stempel ditekankan pada bak tinta maka akan terjadi pemindahan tinta dari
bak tinta ke stempel. Ketika stempel tersebut ditekankan diatas kertas maka
terbentuklah cetakan seperti pada karet karet stempel dengan posisinya terbaca
(positif).
Seperti itulah prinsip cetak Flexo, acuan cetak yang berupa design gambar
maupun tulisan diukir diatas rubber plate atau photopolymer dengan posisi
terbalik (negatif). Acuan cetak ini dalam dunia percetakan disebut pelat cetak
atau printing plate. Dalam dunia Carton Box, pelat cetak ini biasanya disebut
DIES. Pemindahan tinta ke pelat cetak dilakukan melalui roll transfer yang
disebut Anilox Roll yang terbuat dari Tembaga (Cu) atau Ceramic. Printing plate
yang sudah mendapat balutan tinta ini kemudian mengenai permukaan sheet
sehingga membentuk cetakan.
Secara sederhana ada 4 komponen dalam cetak Flexo yaitu:
1. Fountain Roll
2. Anilox Roll
3. Plate Cylinder
4. Impression Cylinder
Fountain Roll umumnya terbungkus karet (rubber). Fountain roll berputar
didalam Ink reservoir untuk memindahkan tinta dari ink reservoir ke metering ink
atau anilox roll. Anilox roll umumnya terbuat dari bahan Ceramic dan dibungkus
dengan engraving cell yang sangat halus dan kecil. Bentuk engraving cell ini
umumnya hexagonal sehingga kalau dilihat dengan kaca pembesar susunan cell-
cell tersebut tampak seperti rumah tawon. Jumlah cell bervariasi mulai 80 sampai
1000 cells per linear inchi. Semakin tinggi nilai LPI (line per inchi) semakin halus
hasil cetakan.
Plate Cylinder adalah roll tempat memasang printing plate (dies). Roll ini
terletak diantara Anilox roll dan Impression roll. Impression roll sangat halus
untuk memberikan tekanan sheet yang dicetak agar bisa menyentuh pelat cetak
secara merata.
Proses cetak Flexo dimulai dari Fountain roll yang berputar dalam ink
reservoir sehingga membawa tinta berpindah dari ink reservoir ke Anilox roll.
Agar tinta yang menempel pada Anilox roll tidak berlebihan maka dipasang
doctor blade yang berfungsi mengurangi ketebalan dan meratakan tinta.
Selanjutnya anilox roll berputar dan bersentuhan dengan plate cylinder yang
sudah ditempeli printing plale sehingga tinta berpindah dari anilox ke printing
plate. Printing plate yang sudah terkena tinta berputar mengenai permukaan sheet
sehingga menghasilkan cetakan dengan posisi terbaca (positif). Agar hasil cetakan
lebih merata maka ditekan oleh impression cylinder.
Satu rangkaian yang terdiri dari 4 komponen yaitu fontain roll, anilox roll, dan
plate cylinder impression cylinder disebut 1 unit printing. Satu unit printing hanya
bisa menghasilkan cetak 1 warna. Untuk mencetak dua warna diperlukan 2 unit
printing, tiga warna 3 unit printing dst. Proses pembuatan cetakan dengan jumlah
warna lebih dari 1, dilakukan dalam 1 mesin Flexo yang terdiri dari beberapa unit
printing sesuai jumlah warnanya. Sheet (bahan yang dicetak) akan berjalan dari
unit printing 1 kel unit printing berikutnya hanya dalam hitungan detik. Oleh
karena itu tinta yang digunakan harus encer dan cepat kering.
Pada saat proses cetak di mesin flexo, dibutuhkan beberapa lembar printing
plate sesuai dengan jumlah warna cetakan. Satu lembar pelat cetak hanya untuk 1
warna saja. ketika masing-masing pelat cetak dipasang pada cylinder plate di
unit printing yang berbeda apakah yakin bahwa nantinya ketika dijalankan akan
menghasilkan gambar/tulisan yang benar. Untuk memastikan agar masing-masing
photopolymer yang dipisah berdasarkan jenis warna tetapi ketika dijalankan di
mesin Flexo bisa menyatu maka diperlukan adanya proses yang disebut
mounting.
Mounting adalah proses menempatkan dan melekatkan secara tepat dan
seksama komponen-komponen cetak dari rubber atau photopolymer diatas
lembaran mika astrolon. Proses mounting ini sangat penting terutama pada cetak
multi warna yang dalam prakteknya tiap warna mempunyai lembar pelat cetak
sendiri-sendiri. Walaupun terpisah-pisah namun ketika digabungkan dalam proses
cetak di mesin Flexo posisi objek harus tepat sesuai design yang dimaksudkan.
Letterpress
Offset (Lithography)
Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image)
bertinta di-transfer (atau di "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet,
lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan
proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak
bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata
(planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung
tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air,
menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.
Rotogravure.
1 Plastik hasil cetakan dilaminasi terlebih dahulu dengan menempatkan rol yang
telah dicetak ke mesin laminasi, kemudian plastik rol tersebut dilapisi dengan
bahan perekat dan ditempelkan ke media lain berupa "metalize" (campuran
antara bahan plastik yang dilapisi dengan alumunium).
2 Hasil rol yang telah dilaminasi kemudian dikeringkan (di "aging") terlebih
dahulu.
Dalam proses cetak, media cetak (biasanya disebut film), tinta cetak dan
silinder cetak lah yang memegang peranan penting. Untuk silinder cetak biasanya
terbuat dari pipa besi dengan tebal 6 sampai 9mm yang diameternya disesuaikan
dengan design gambar. Jumlah silinder cetak yang digunakan pada saat proses
cetak tergantung pada jumlah warna yang ada pada gambar yang diinginkan. Jadi
misalnya kita akan mencetak gambar sebuah mobil yang terdiri dari 5 warna,
maka silinder cetaknya pun harus dibuat 5 buah.
Proses pembuatan silinder cetak cukup rumit, pertama pipa besi harus di
bersihkan, digrinding terlebih dahulu mendekati ukuran diameter dan panjang
yang diinginkan, kemudian dilapis secara electroplating bertahap dengan nickel
dan tembaga. Setelah proses pelapisan tembaga, baru gambar yang diinginkan
dibuat dengan menggunakan mesin khusus (dikenal dengan mesin engraving).
Gambar dibuat dengan cara menusukkan sejenis jarum khusus (stylus) sedemikian
rupa sehingga kedalaman nya lah yang menentukan hasil cetak.Jarum khusus itu
sangat keras dan bergerak sangat cepat naik turun Lazimnya menggunakan jarum
intan .Pada saat kini telah menggunakan sinar laser yang ditembakkan ke
permukaan tembaga dan menghasilkan ukiran2 image yang berasal dari sistem
computer yang mengendalikan sinar laser tersebut Setelah gambar terbentuk maka
pipa besi tersebut akan dilapisi lagi dengan chrome agar tidak mudah teroksidasi
dan lebih tahan terhadap keausan.
Proses tersebut di atas hanya gambaran singkat saja, dibalik itu masih banyak
sekali teknologi yang digunakan dalam dunia rotogravure untuk menghasilkan
suatu kemasan. Mulai dari desain, pembuatan tabung silinder dari besi, pelapisan
tembaga, pembuatan gambar di atas silinder besi yang telah dilapis tembaga,
pelapisan chrome, pencetakan, inspeksi, laminasi, slitting (pemotongan),
pembuatan kantong (kalau memang ordernya terkirim bentuk kantong) serta
masih banyak lagi proses didalamnya. Karena dalam prosesnya mengubah bentuk
bahan dasar menjadi bahan jadi, biasanya proses ini dinamakan proses
"converting" atau dengan kata lain adalah "converting industry"
1. Kemasan mi instan
2. Kemasan obat-obatan (selain kapsulnya dan syrup serta tetes mata)
3. Kemasan makanan ringan
4. Kemasan label botol air mineral dan air isotonik (dinamakan shrink label)
5. Tutup gelas minuman air mineral dll (lid cup)
6. Dan sejenisnya
Sekitar akhir tahun 1990 para pemain besar label mulai menggunakan mesin
FLEXO. Dan dalam jangka waktu 20 tahun terakhir ini investasi mesin flexo
sudah lebih dari 40 unit. Saat ini, pada umumnya satu unit mesin cetak flexo
mampu mencetak antara 6 sampai 12 warna. Mesin flexo banyak digunakan
dengan pertimbangan kecepatan produksi yang lebih tinggi serta dapat
dikombinasikan dan diintegrasikan dengan berbagai unit finishing tambahan,
sehingga bisa meningkatkan kualitas produk. Pemain label papan atas di
Indonesia telah mampu mengekspor produknya ke berbagai negara. Hal ini
dimungkinkan karena kualitas produk label mereka telah dapat diterima bahkan
mampu bersaing di pasar Internasional.
Self Adhesive Label atau Sticker lebih disukai karena mudah, siap pakai, dan
praktis dalam penggunaannya. Label ini sudah mempunyai perekat atau lem dan
tinggal menempelkannya pada kemasan. Aplikasi self adhesive label sangat
mudah, baik ke botol atau ke jenis kemasan lainnya, baik yang berbentuk
datar maupun yang bentuknya tidak beraturan. Label juga dapat dibuat tidak
beraturan agar lebih menarik pembeli pada saat melihat keunikannya. Self
Adhesive Label pada umumnya banyak digunakan untuk produkproduk Personal
Care dan Household seperti: sampo, sabun cair, detergen, pewangi, sikat gigi, dll.
c. Rangkuman
Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan
etiket lepas yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah
sewajarnya kalau antara kemasan merk dan label terjalin satu hubungan
yang erat.
Label dapat dibedakan sebagai berikut: Label Merek (Brand Label),Label
tingkat (Grade Label),Label Diskriptif (Descritive Label)
Merk pada dasarnya mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai berikut:
memberikan identitas terhadap suatu produk dan untuk menarik calon
pembeli
Industri Label di Indonesia masih dikuasai oleh beberapa jenis label, yaitu:
Label jenis pertama adalah Wet Label, Label jenis kedua adalah Wrap
Around Label, Label jenis ketiga adalah Pressure Sensitive Label.
d. Tugas
e. Tes formatif
g. Lembar kerja
1. Jelaskan mengapa pelabelan sangat penting pada produk?
Kepentingan pelabelan
a. Terkandungnya nama produk dalam label
b. Tarikh luput pada barangan yang dijual. Dengan adanya tarikh luput,
pengguna dapat membezakan antara produk yang tidak boleh
digunakan dengan yang masih boleh digunakan.
c. Membantu pengguna untuk mengetahui kelulusan barangan tersebut.
d. Terkandungnya fakta nutrisi yang terkandung dalam produk
berasaskan bahan makanan seharusnya dipaparkan bagi memudahkan
pengguna untuk menghitung nilai kalori yang terdapat di dalam
makanan tersebut.
e. Tanda amaran. Tanda amaran berfungsi untuk menegaskan bahawa
setiap barang itu boleh digunakan pada tahap tertentu sahaja. Sebagai
contoh, bahan mainan kanak-kanak perlu diletakkan tanda amaran agar
tidak mencederakan kanak-kanak di bawah umur
a. Label kertas yang dicetak dengan mesin offset lalu diberi lem dan
ditempel di kemasan botol, seperti kecap, bir/wine, dll. Label jenis ini
harganya tergolong paling murah karena industri kertas merupakan
salah satu industri besar di Indonesia, sehingga label jenis ini dapat
dibuat dengan bahan kertas produksi dalam negeri.
Flexography
Letterpress
Offset (Lithography)
Rotogravure
C. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan belajar
a. Tujuan kegiatan pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 peserta mampu:
1. Memahami evaluasi display produk
2. Identifikasi peruahan display produk
3. Sikap dan memonotor penataan produk
b. Uraian materi
1. Evaluasi display produk
Mengevaluasi display produk adalah dapat dilakukan dengan cara
menilai ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, perlengkapan,
peralatan, tempat, dan produk yang di-display dengan teknik yang
digunakan.
a. Apakah sudah dilakukan pelabelan secara keseluruhan dengan baik
dan benar sesuai cara pelabelan barang fashion.
b. Apakah pen-display-an sudah sesuai SOP (Standart operating
producure) dan teknok pemanjang berdasarkan warna, penggunaan,
rak, dan penggunaan lemari kaca
c. Apakah presentasi visual dan medianya sudah lengkap, mulai dari
show window, center point, stage display, vocal point, dan wall
display
d. Apakah alat bantu display telah tersedia sesuai kebutuhan
e. Apakah sudah mengikuti prinsip-prinsip penataan produk
d. Tugas
Apa yang kalian ketahui tentang penjelasan display produk!
e. Tes Formatif
1) Mengevaluasi display produk adalah
2) Bagaimana mengidentifikasi perubahan display produk.
3) Ada berapa sikap dalam memonotor penataan produk..
4) Sebutkan sikap-sikap yang harus dilakukan dalam memonotor penataan
produk.
5) Di dalam sikap yang bertanggung jawab pramuniaga / pelayan harus
memonitor produk sesuai dengan wewenangnya, diantaranya
adalah..
f. Kunci Jawaban formatif
1) Mengevaluasi display produk adalah dapat dilakukan dengan cara menilai
ulang yang disesuaikan dengan perencanaan, perlengkapan, peralatan,
tempat, dan produk yang di-display dengan teknik yang digunakan.
2) Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
Mengidentifikasi kerusakan atau perubahan pada display dapat dilakukan
dengan cara menyusun dan mengelompokkan barang dari segi kerusakan
atau perubahan
3) 3 (tiga) macam
4) Cermat, teliti, dan bertanggung jawab
5) Menampung masukkan mengenai penataan dari suvervisor atau
kolega
Meneruskan kembali proses penataan dengan benar
g. Lembar Kerja
1) Berkaitan dengan tugas seorang SPG / pramuniaga tugasnya adalah
Mendata barang yang ada di gondola/rak
Mendisplay barang pada rak / gondola
Mempromosikan barang dagangan
Mengepak produk kemasan kecil
Membuat laporan tentang penjualan
b. Psikomotor skill
c. Attitude skill
d. Produk/ benda kerja sesuai kriteria standart
Produk yang dihasilkan berupa makalah pelabelan produk dan
penataan produk yang disajikan dengan konsep yang menarik dengan
ilustrasi pelaksanaatnya.
e. Batasan wajtu yang telah ditetapkan
Waktu untuk mengerjakan ini adalah 2 minggu.
f. Kunci jawaban
1 A
2 B
3 C
4 D
5 D
6 A
7 A
8 C
9 B
10 A
1 Kepentingan pelabelan
a. Terkandungnya nama produk dalam label
b. Tarikh luput pada barangan yang dijual. Dengan adanya tarikh
luput, pengguna dapat membezakan antara produk yang tidak
boleh digunakan dengan yang masih boleh digunakan.
c. Membantu pengguna untuk mengetahui kelulusan barangan
tersebut.
d. Terkandungnya fakta nutrisi yang terkandung dalam produk
berasaskan bahan makanan seharusnya dipaparkan bagi
memudahkan pengguna untuk menghitung nilai kalori yang
terdapat di dalam makanan tersebut.
e. Tanda amaran. Tanda amaran berfungsi untuk menegaskan bahawa
setiap barang itu boleh digunakan pada tahap tertentu sahaja.
Sebagai contoh, bahan mainan kanak-kanak perlu diletakkan tanda
amaran agar tidak mencederakan kanak-kanak di bawah umur