Anda di halaman 1dari 14

05

MODEL KANVAS BISNIS SOSIAL


(SOCIAL BUSINESS MODEL CANVAS)

Pertemuan 5
Mata Kuliah Sociopreneurship

Universitas Mercu Buana Yogyakarta

1
Model Kanvas Bisnis Sosial (Social Business Modal Canvas)
Ada beberapa motif atau misi menjalani bisnis/wirausaha. Motif atau misi inilah yang
memengaruhi jenis wirausaha tersebut. Apabila motif atau misinya menjalankan wirausaha
berfokus pada bisnis semata, maka jenisnya adalah bisnis kovensional. Beda dengan usaha yang
dibangun sedari awal tidak hanya bisnis semata tapi juga bermisi sosial atau yang lebih dikenal
dengan bisnis sosial. Untuk memahami model kanvas bisnis sosial maka kita harus mempelajari
terlebih dahulu tentang Business Model Canvas. Dalam modul mata kuliah Sociopreneurship
pertemuan ke-5 akan kita bahas terlebih dahulu tentang Business Model Canvas sebagai dasar
dalam pembahasan Social Business Model Canvas.
A. Business Modal Canvas
Business Modal Canvas (BMC) oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya Business
Model Generation merupakan framework sederhana bagi pelaku usaha atau bisnis dalam
menciptakan nilai pada bisnisnya. Terdapat sembilan elemen penting yang dapat dianalisis
dan menjadi gambaran dasar pemikiran terkait bisnis yang akan dijalankan pada BMC. BMC
yang terdiri atas 9 elemen disajikan pada Gambar 1 dan 2.

2
Gambar 1. Sembilan Elemen pada BMC

Gambar 2. Sembilan Elemen pada BMC

Kesembilan elemen penting dalam BMC adalah sebagai berikut:


1. Customer Segments (Segmen Pelanggan).
Pada Customer segments menggambarkan sekelompok orang atau organisasi
berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelaku usaha harus
menyadari pelanggan adalah jantung dari setiap bisnis. Tanpa adanya pelanggan, tidak
ada satupun perusahaan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dalam
rangka memenuhi kepuasan pelanggan, perusahaan mengelompokkan pelanggan-
pelanggan ke beberapa segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan,
kesamaan perilaku, dan lain-lain. Oleh karena itu pelaku usaha harus terlebih dahulu
mengenal siapa pelanggan atau calon konsumen yang kita sasar untuk produk yang akan

3
kita hasilkan. Mengenal siapa pelanggan dengan mengetahui kebutuhan apa yang
hendak diciptakan kepada mereka, dan bagaiamana nanti memuaskan mereka.
Pasar terdiri dari berbagai macam pembeli yang membeli suatu produk sesuai
dengan keinginan, sumber daya, lokasi, dan kebiasaan membeli. Karena masing-
masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli
merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu pelaku usaha idealnya mendesain
program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing segmen pasar tersebut. Namun
tidak semua kumpulan pelanggan dapat disebut sebagai segmen pasar.

2. Value Propotition (Proposisi Nilai)


Elemen ini menggambarkan suatu keunggulan dari produk dan layanan yang
ditawarkan dibandingkan dengan produk dan layanan dari pelaku bisnis yang lain. Value
Propotition adalah elemen yang juga menggambarkan gabungan antara produk dan
layanan yang menciptakan nilai unggul untuk segmen pelanggan yang spesifik. Proposisi
nilai atau nilai unggul adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari suatu
perusahaan ke perusahaan lain.
Beberapa elemen yang berkontribusi pada pembentukan value proposition
adalah:
a. Kebaruan (Newness). Proposisi nilai kebaruan adalah proposisi nilai yang sebelumnya
tidak pernah ditawarkan oleh perusahaan manapun, baik dari segi fitur atau layanan baru
dan sifatnya inovasi. Hal ini sering terjadi pada produk teknologi, misalnya smart phone
dengan operasi berbasis android yang sepuluh tahun lalu belum dikenal.
b. Kinerja (Performance). Meningkatkan kualitas produk ataupun kinerja dalam pelayanan
merupakan cara yang umum untuk membuat nilai tambah. Namun kinerja yang telah
ditingkatkan memiliki keterbatasan, misalnya pertumbuhan kinerja laptop yang cepat,
terus membutuhkan data penyimpanan yang lebih besar dan grafik yang semakin bagus
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan lagi saat ini dan kedepannya.
c. Kustomisasi (Customization) adalah produk atau jasa yang disesuaikan dengan
kebutuhan individual pelanggan. Sekarang telah dikembangkan konsep mass
customization yaitu bentuk penyesuaian kebutuhan individu tetapi bisa diproduksi
secara massal.

4
d. Menyelesaikan pekerjaan (Getting the Job Done). Nilai tambah ini dapat dibuat dengan
cara membantu pelanggan dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan. Misalnya,
perusahaan periklanan membantu pelanggan dalam merancang dan membuat iklan.
Dengan bantuan perusahaan periklanan ini, maka pelanggan dapat lebih berkonsentrasi
dalam menjalankan strategi promosi.
e. Desain (Design). Nilai tambah desain adalah atribut yang penting namun sulit untuk
diukur. Sebuah produk dapat tampak mewah karena desain yang bagus. Dalam industri
fashion dan elektronik, desain adalah value proposition yang sangat penting.
f. Merek/Status (Brand/ Status). Pelanggan dapat menemukan nilai tambah dalam merek
dari suatu produk ataupun jasa. Nilai tambah merek ini dianggap dapat meningkatkan
status sosial ekonomi pelanggan yang memakai produknya.
g. Harga (Price). Ketika perusahaan menawarkan produk yang mirip dengan produk yang
telah ada di pasar dan lebih murah dibandingkan produk lain tersebut adalah cara umum
untuk memenangkan segmen pasar yang sensitif terhadap harga.
h. Pengurangan Biaya (Cost Reduction). Perusahaan dapat memberikan nilai kepada
pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan.
Misalnya, aplikasi akuntansi berbasis cloud membantu pelaku usaha mengurangi biaya
pembuatan laporan keuangannya tanpa harus membeli software.
i. Pengurangan Risiko (Risk Reduction). Perusahaan dapat memberikan nilai kepada
pelanggan dengan cara mengurangi risiko yang dihadapi pelanggan. Misalnya adalah
garansi produk atau jasa dari sebuah perusahaaan untuk melayani keluhan pelanggan
akibat produk atau jasa tersebut rusak atau tidak dapat digunakan.
j. Akses (Accessibility). Cara lain untuk memberikan nilai tambah adalah membuat produk
atau jasa yang dapat dijangkau oleh pelanggan dimana pelanggan sebelumnya tidak dapat
menjangkau produk atau jasa tersebut. Hal ini merupakan hasil dari inovasi model bisnis,
teknologi baru, maupun gabungan dari keduanya.
k. Kenyamanan/Kemudahan Penggunaan (Convenience/usability). Perusahaan juga dapat
menciptakan nilai tambah dengan cara membuat produk yang lebih nyaman dan mudah
untuk digunakan pelanggan adalah pembentukan nilai tambah yang sangat penting.

5
Value Proposition harus menjadi keunikan yang menentukan mengapa produk atau
jasa kita pantas dipilih oleh pelanggan, memecahkan masalahnya, memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan, kalau perlu betul-betul didambakan oleh mereka.

3. Channels (Saluran Distribusi)


Elemen ini menggambarkan bagaimana produk, jasa, dan nilai tambah yang
dihasilkan dapat sampai ke tangan pelanggan. Channels menjadi sarana untuk
menyampaikan value proposition kepada pelanggan. Channel yang dimaksud di sini
adalah media atau sarana apa saja yang bisa digunakan untuk menyampaikan produk atau
jasa.
Channel atau saluran adalah cara untuk menyampaikan produk sampai kepada
konsumen. Melalui penggunaan channels yang tepat, kita baru bisa menyampaikan value
propositions kepada customer segments. Ini adalah salah satu elemen BMC yang penting.
Jadi, cobalah kita pikirkan channels yang akan digunakan dengan baik, karena penentuan
channels adalah salah satu elemen penting bagi keberhasilan sebuah bisnis. Ada beberapa
pertanyaan yang harus dijawab ketika ingin menentukan channel apa yang akan digunakan
seperti bagaimana produk dan layanan bisnis dikirimkan ke pasar ?. Atau cara perusahaan
memberikan produk dan layanan kepada pelanggan.

4. Customer Relationships (Hubungan dengan Pelanggan)


Menggambarkan kiat kiat pelaku bisnis dalam menciptakan kedekatan dan
kenyaman pelanggan terhadap produk dan layanan. Elemen ini menggambarkan berbagi
jenis hubungan yang dijalin perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik.
Membina hubungan dengan pelanggan bertujuan untuk mendapatkan pelanggan baru
(akusisi), mempertahankan pelanggan baru (retention), dan menawarkan produk atau jasa
lama dan baru pada pelanggan lama (upselling). Sebuah usaha harus memiliki kejelasan
tentang jenis hubungan yang ingin dibangun bersama kepada segmen pelanggan kita.
Hubungan dapat berbentuk personal sampai menggunakan sistem robot atau otomasi.
Terdapat berbagai macam jenis hubungan yang dapat dibangun kepada pelanggan yaitu:
bantuan personal (personal assisten), bantuan personal khsusus (dedicated personal

6
assistance), swalayan (self service), layanan otomatis (Automated Service), komunitas
(communities), dan Ko Kreasi (co-Creation).

5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)


Elemen ini menggambarkan sumber pendapatan yang akan diperoleh dari masing-masing
segmen pelanggan. Elemen ini juga menggambarkan uang tunai atau arus kas yang
dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen atau sumber-sumber pendapatan
yang akan kita peroleh dari model bisins. Costumer merupakan jantung atau inti dari
model bisnis dan sumber pendapatan merupakan urat nadi. Sementara itu nilai unggul
atau value proposition adalah nilai yang ditawarkan kepada pelanggan yang membuat
mereka bersedia membayar kita. Pembayaran inilah yang menghasilkan sumber
pendapatan atau revenue stream bagi usaha kita. Sumber pendapatan berguna bagi
pengusaha untuk merancang arus-arus pendapatan yang akan kita terima nantinya. Untuk
mengidentifikasi hal tersebut pengusaha dapat mengajukan pertanyaan Hal apa dari bisnis
kita yang akan membuat para pelanggan mau membayar kita ?. Ada dua jenis arus
pendapatan atau sumber pendapatan yang dapat kita rancang. Pendapatan transaksi yang
dihasilkan dari satu kali pembayaran pelanggan dan pendapatan berulang. Pendapatan
berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik untuk memberikan nilai
unggul kepada pelanggan maupun menyediakan mereka dukungan purna jual. Selain itu
pengusaha dapat memikirkan cara mendapatkan sumber pendapatan lain dengan cara
penjualan asset, biaya pemakaian, biaya langganan, sewa, lisensi, jasa perantara, biaya
komisi dan iklan.

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)


Elemen ini menggambarkan asset-aset perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi
pelanggan dan keberlangsungan bisnis. Aset ini berupa SDM, teknologi, dan lainnya.
Elemen sumber daya utama menggambarkan asset-aset terpenting yang diperlukan agar
sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap bisnis memerlukan sumber daya utama.
Sumber daya utama atau key resources adalah sember daya yang memungkinkan organisasi
menjalankan aktivitas utama yang akan membantu pengusaha menawarkan nilai unggul,
menjangkau pasar, membangun hubungan dengan segmen pasar, dan memperoleh

7
pendapatan. Sumber daya utama ini dapat berbentuk fisik (teknologi, mesin atau perlatan),
finansial, intelektual, atau manusia. Fisik: kategori ini meliputi semua asset fisik,
seperti fasilitas pabrikan, bangunan, kendaraan, mesin, sistem titik penjualan, atau
jaringan distribusi. Finansial: meliputi ketersediaan uang tunai perusahaa, baik berbentuk
modal sendiri, pinjaman pihak ketiga. Intelektual: meliputi merek, pengetahuan yang
dilindungi, paten atau hak cipta, kemitraan atau data base palanggan. Perlu kiranya
pengusaha melindungi merek mereka atau mempatenkan usaha unik untuk melindungi
diri dari pesaing. Merek juga akan membantu pengusaha agar dikenal oleh konsumennya.
Manusia: orang-orang yang bekerja untuk kita atau bermitra untuk kita. Apakah mereka
akan menjadi tenaga penjualan kita, membantu kita memproduksi produk/jasa kita
yang kita recruit dengan sistem gaji atau kerjasama.

7. Key Activites (Aktivitas Kunci)


Elemen ini menggambarkan kegiatan kunci yang ada pada bisnis yang sedang dilakukan.
Kegiatan utama ini untuk dapat menjalankan atau menciptakan value proposition. Elemen
aktivitas kunci menunjukkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar
model bisnisnya dapat terealisasi dengan benar. Setiap bisnis yang ada memiliki
kebutuhan aktivitas utama yang berbeda-beda bergantung dengan industri dan jenis
usaha. Beberapa aspek terkait dengan aktifitas utama ini adalah: kegiatan yang
diperlukan untuk menghasilkan nilai unggul, menyalurkan nilai unggul kepada
pelanggan, kegiatan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan, kegiatan untuk
menangani aliran pendapatan. Aktifitas utama menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan
operasional yang harus dilakukan oleh pemilik usaha dalam mewujudkan suatu
produk/jasa yang unggul sesuai dengan segment pasar yang disasar. Setelah produk itu
terwujud langkah selanjutnya pengusaha tersebut mendeliveri atau menghantarkan kepada
pelanggan yang disasar dengan desain channel yang ditetapkan sebelumnya, kemudian
mempertahankan hubungan dengan pelanggan tersebut agar memperoleh pendapatan
sebagaimana yang telah di tetapkan.

8
8. Key Partnerships (Kemitraan Utama)
Elemen ini menggambarkan jejaring mitra yang dapat mendukung dalam
menghasilkan produk, jasa, dan nilai yang akan diperoleh konsumen. Komponen yang
menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang terlibat dalam bisnis kita. Kita harus
menyadari bahwa usaha kita tidak akan terwujud dengan usaha kita sendiri. Kita butuh
kolaborasi dan bermitra dengan perusahaan-perusahaan atau orang-orang yang akan
mendukung usaha kita untuk maju.
Alasan bermitra dalam bisnis adalah :
(a) Untuk mencapai tujuan optimasi operasional perusahaan kita.
(b) Kemitraan dibangun dengan tujuan mendapatkan sumber daya yang tidak dimiliki.
(c) Kemitraan dibangun dengan tujuan mendapatkan pengetahuan secara organisasi.
(d) Kemitraan untuk tujuan akuisisi pasar, baik untuk mengembangkan ataupun
membuka pasar baru.
Dalam konteks membangun bisnis model kanvas ini, hal yang perlu diperhatikan
dalam membangun nilai unggul kita dua komponen hal yang akan mewujudkan yaitu
aktifitas utama (Key Resources) dan mitra utama (Key Partnership). Perusahaan dapat
memutuskan untuk mengadakan sendiri atau mempercayakan kepada mitra untuk
membuat atau membeli. Apabila kita memutuskan untuk membeli maka kita harus
mencari mitra yang tepat.

9. Cost Structure (Struktur Biaya)


Elemen ini menggambarkan mengenai kelompok biaya yang dibutuhkan dalam bisnis baik
dalam bentuk biaya tetap, biaya variabel, biaya operasional dan lainnya. mengoperasikan
model bisnis. Elemen ini menjelaskan biaya-biaya yang muncul ketika mengoperasikan
model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai, mempertahankan hubungan
pelanggan, dan menghasilkan pendapatan menyebankan timbulnya biaya.
Setiap pengusaha tentu akan berpikir selalu meminimalisir biaya operasional
untuk menghasilkan efisien dan menghasilkan margin laba yang tinggi, tetapi hal itu tidak
selamanya tepat untuk bisnis yang didorong atas penciptaan nilai jangka panjang. Dalam
ilmu bisnis modern saat ini dikenal ada dua pendekatan yaitu cost-driven (terpacu
biaya) dan value driven (terpacu nilai). Bila kita memutuskan untuk terpacu biaya maka

9
perhatian kita untuk meminimalisir biaya untuk struktur biaya yang lebih ringkas.
Strateginya adalah menetapkan segmen pelanggan yang sensitif harga (low budget),
menawarkan nilai unggul yang murah (sesuai harga), mengurangi SDM dengan otomasi,
serta mengalidayahkan non aktivitas inti kepada mitra-mitra yang terpercaya. Terpacu nilai
memungkinkan bagi pengusaha untuk tidak melakukan efisiensi sebagai hal utama, tetapi
berfokus dalam memberikan pelayanan premium. Strateginya adalah menetapkan sasaran
pada pelanggan yang tidak sensitif harga, nilai unggul yang ditawarkan memiliki
kualitas di atas rata-rata, memberikan pelayanan khusus dan personalize. Para pelaku
usaha harus memutuskan dengan tepat untuk kedua hal tersebut, bisa saja dijalankan untuk
keduanya tapi hal itu memerlukan perencanaan yang baik. Struktur biaya yang berlaku
pada umumnya dalam suatu sistem akuntansi adalah biaya tetap dan biaya variable.
Pemahaman yang benar terhadap kedua biaya tersebut mutlak harus diperhatikan bagi
pelaku usaha. Hal ini akan membantu dalam menyusukan pelaporan keuangan (neraca,
laporan rugi/laba dan arus kas) bagi pelaku usaha. Tentu pemahaman dasar tetang akuntansi
perlu untuk diketahui bagi pelaku usaha.
Business Model Canvas ini, secara umum biasa digunakan oleh pelaku bisnis yang
berorientasi pada mencari keuntungan semata. Model bisnis ini diyakini efektif dijelaskan
pada sembilan elemen yang elemen tiap elemen telah dijelaskan sebelumnya.

B. Social Business Model Canvas


BMC menjadi model bisnis bagi pelaku bisnis profit yang mengutamakan misi bisnis
semata. Lantas, bagaimanakah model bisnis bagi pelaku wirausaha sosial ?. Pelaku wirausaha
sosial dalam menjalankan kegiatannya tidak mengedepankan keuntungan semata, profit
oriented, tapi kegiatan bisnisnya berfokus pada penyelesaian masalah-masalah sosial. Segala
bentuk keuntungan dipergunakan untuk keberlangsungan program dan operasional.
Sebagaiamana telah disebutkan sebelumnya perbedaan mendasar dari pelaku usaha bisnis
profit dengan wirausaha sosial adalah pada misi berdirinya usaha. Pelaku bisnis profit
berorintasi pada keuntungan, bagaiamana bisa mengembangkan usaha lebih luas tanpa
mementingkan terlalu dalam aspek sosial. Kalau pun tiba-tiba terkait pada aspek sosial, tidak
lebih dari sekedar pemenuhan kewajiban dari instansi yang kuat yang menekannya. Semacam
Corporate Social Responsibility (CSR) dan lain sebagainya.

10
Untuk konteks bisnis sosial, menurut skema yang disusun oleh Akademi Kewirausahaan
Masyarakat (2019), terdapat tiga tambahan elemen. Ketiga elemen tambahan tersebut
adalah mission, social innovation, dan community reinvestment. Business Model
Canvas (BMC) dengan tambahan tiga elemen tersebut akan menjadi Social Business Model
Canvas (SBMC).
Ada 12 elemen dari Social Business Model Canvas (SBMC), yang perlu diketahui para
pelaku usaha sosial yaitu:
1. Mission
Apa perubahan yang Anda ingin lakukan di dunia ?. Sebelum memulai, kita dapat
menggambarkan dengan jelas terlebih dahulu tentang apa misi sosial yang kita miliki untuk
mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat, khususnya kelompok rentan.

2. Value Proposition
Value proposition adalah nilai khas yang menjadi pembeda produk atau jasa yang kita
tawarkan dengan yang ditawarkan oleh perusahaan lain. Manfaat apa yang akan kita
lakukan ?. Dalam model kanvas bisnis sosial, terdapat dua jenis nilai, yaitu nilai sosial dan
nilai komersil. Apa nilai yang terkandung dalam misi sosial kita ?. Apa alasan masyarakat
harus membeli produk ataupun jasa yang kita tawarkan dibandingkan dengan perusahaan
lain.

3. Social Innovation
Dalam berbisnis, kita tentu ingin memberikan solusi untuk mengatasi masalah sosial. Untuk
dapat melakukannya, yang harus kita pikirkan adalah apa yang membuat solusi agar
memberikan dampak yang lebih efektif dibandingkan solusi-solusi yang sudah ada
sebelumnya ?. Kita harus berpikir bagaimana caranya menerapkan metode, ide, atau produk
baru yang inovatif untuk menyelesaikan masalah yang ada.

4. Customer Relationship
Di sini perusahaan juga perlu menentukan jenis hubungan atau pendekatan seperti apa yang
akan diciptakan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan. Hubungan dengan pelanggan
menjadi penting untuk menciptakan kesuksesan dan menjamin keberlangsungannya.

11
5. Channels
Untuk menyalurkan nilai yang kita tawarkan kepada konsumen, kita juga membutuhkan
media. Ada berbagai saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan yang dapat digunakan.
Saluran apa saja yang sesuai digunakan untuk menjangkau target bisnis kita?. Dari beberapa
saluran tersebut, mana saja yang paling efektif ?.

6. Customer Segmentation
Penentuan segmen dalam bisnis sosial penting untuk ditentukan sejak awal. Tujuannya agar
kita tahu persis siapa yang nantinya akan menjadi pengguna produk yang dihasilkan. Kita
bisa mengidentifikasi dengan menurunkan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam bisnis
sosial. Berdasarkan hal tersebut, dapat memetakan indikator apa saja yang digunakan untuk
menentukan segmen pasar bisnis sosial. Bukan hanya menentukan segmen konsumen akhir
produk bisnis sosial, tapi juga individu/institusi yang sekiranya dapat diajak berkolaborasi.

7. Key Activities
Key activities adalah aktivitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis
modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities ini nantinya akan bantu memastikan
bagaimana nilai yang kita berikan akan memberi dampak kepada pelanggan serta masyarakat
secara umum. Apa aktivitas kunci yang harus dilakukan ?.

8. Key Resources

Sebuah bisnis tentu membutuhkan sumber daya kunci untuk dapat beroperasi dengan baik.
Sumber daya kunci yang dimaksud beragam macamnya seperti manusia, finansial, fisik, dan
juga teknologi. Nah, sumber daya apa yang dibutuhkan? Apakah kita perlu mendapatkan dan
mengembangkan sumber daya lainnya ?. Sumber daya apa yang paling penting untuk
mencapai kesuksesan ?.

9. Key Allies
Terkadang kita melihat banyak pengusaha yang perusahaannya bergerak di bidang yang
berbeda dari latar belakang pendidikannya. Lalu misalnya, bagaimana jika kita ingin
mendirikan perusahaan di bidang pertanian padahal kita tidak pernah menempuh pendidikan
pertanian? kita akan membutuhkan orang, kelompok, atau pihak lain yang terlibat untuk

12
berkolaborasi. Kolaborasi dengan pihak lain ini akan turut serta memberi tambahan nilai
bagi bisnis kita. Pihak lain tersebut dapat berperan sebagaipenyandang dana, mitra, pemasok,
maupun orang lain yang dapat mempengaruhi kesuksesan. Yang perlu dipikirkan selanjutnya
adalah bagaimana mekanisme dan mitra akan bekerja sama.

10. Revenue Streams


Pendapatan bisnis sosial yang akan diperoleh murni dari penjualan produk barang/jasa. Sama
seperti bisnis pada umumnya, bisnis sosial juga perlu menentukan jenis revenue streams apa
yang akan dipakai untuk konsumen membayar produk/ jasa yang kita hasilkan.

11. Cost of Delivery

Segala aktivitas dalam perusahaan tentu memerlukan biaya. Apa saja unsur utama biaya
yang dibutuhkan untuk dapat melakukan setiap pekerjaan yang ada ?. Sumber daya dan
kegiatan apa yang paling mahal ?. Bagaimana kita akan mengendalikan berbagai unsur
biaya tersebut ?.

12. Community Reinvestment


Elemen ini menekankan bahwa penting bagi perusahaan sosial untuk menciptakan
keuntungan agar tetap dapat bertahan dan memenuhi misi sosial yang kita miliki. Berapa
banyak keuntungan yang diharapkan setiap tahunnya, serta berapa proporsi yang akan
diinvestasikan kembali ?. Dengan cara seperti apa kita menginvestasikan atau mengelola
kembali keuntungan tersebut untuk mendukung misi organisasi ?.

Skema dari Akademi Kewirausahaan Masyarakat (2019) tersebut juga memberikan


langkah-langkah dalam penyusunan SBMC. Langkah pertama adalah mendeskripsikan misi,
inovasi, serta nilai dengan sangat jelas. Bisnis yang berhasil biasanya memiliki nilai yang unggul
serta memberikan dampak yang nyata kepada masyarakat.
Setelah deskripsi mengenai misi, inovasi, serta nilainya sudah jelas, maka langkah
selanjutnya adalah menjabarkan persoalan mengenai pasar. Ini dapat digambarkan dengan jelas
dengan 3 elemen yaitu customer relationship, customer benefit, dan channel. Agar misi, nilai, dan
inovasi dapat tersalurkan dengan baik ke target pasar maka dibutuhkan mitra, sumber daya, dan
aktivitas yang digambarkan dengan jelas pada bagian implementation.

13
Langkah terakhir, agar bisnis dapat beroperasi secara berkelanjutan dibutuhkan revenue
stream yang lebih besar daripada cost structure. Apabila revenue stream lebih kecil daripada cost
structure maka keberlangsungan perusahaan akan terhenti. Selagi membahas mengenai keuangan
dari perusahaan sosial, ada juga yang perlu diperhitungkan selain pendapatan dan biaya yang
berujung pada nilai keuntungan, yaitu tentang rencana investasi berkelanjutan pada komunitas
ataupun masyarakat. Investasi ini dilakukan agar ke depannya perusahaan dapat terus berkembang
dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap masyarakat.
Pembahasan tersebut di atas menunjukan bahwa usaha atau bisnis sosial butuh seni yang
dilukiskan dalam kanvas tidak hanya sebagai petunjuk menjalankan bisnis tapi juga sebagai
inspirasi dan motivasi untuk lebih bermanfaat. Social Business Model Canvas disajikan pada
Gambar 3.

Gambar 3. Social Business Model Canvas

14

Anda mungkin juga menyukai