Anda di halaman 1dari 23

PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH

LAPORAN

Oleh:

HUSHALIA WITRI
2204300008
AGRIBISNIS 1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH

LAPORAN

Oleh:

HUSHALIA WITRI
2204300008
AGRIBISNIS 1

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Praktikum Pada
Mata Kuliah Praktikum Dasar Ilmu Tanah Di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Dikoreksi Oleh

Fauzy Nur Azhari Pane, S.P.


Asisten Praktikum

Disahkan Oleh

Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P,


Dosen Penanggung Jawab

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat


kesehatan dan kekuatan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah yang berjudul “Penetapan Bahan
Organik .”
Dengan tersusunnya laporan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua Orangtua penulis yang Telah Memberi Dukungan Baik Secara Moral
maupun Material.
2. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritarnani Munar, M.P. Selaku Dosen Penanggung
Jawab Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bang Andri Abdi, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bang Fauzy Nur Azhari Pane, S.P. Selaku Asisten Praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
5. Kak Dinda Ashri Safira Selaku Asisten Praktikum Dasar Perlindungan
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Bang Dava Arindra Zahri Selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Teman-teman yang Telah Memberikan Dukungan dan Partisipasinya Baik
Dalam Pembuatan Laporan dan Dokumentasi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan.Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
harapkan
Medan, Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................... 1
Tujuan Praktikum ........................................................................... 3
Kegunaan Praktikum ...................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
BAHAN DAN METODE .......................................................................... 7
Tempat dan Waktu ......................................................................... 7
Bahan dan Alat ............................................................................... 7
Pelaksanaan Praktikum .................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 9
Hasil .............................................................................................. 9
Pembahasan .................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 11
Kesimpulan ................................................................................... 11
Saran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12
LAMPIRAN ............................................................................................... 14

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Alumunium yang

Dapat Dipertukarkan............................................................................. 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Penimbangan Tanah ............................................................................... 14


2. Menuangkan Larutan KCl....................................................................... 14
3. Melakukan Proses Shake Selama 10 Menit............................................ 14
4. Meneteskan Larutan Phenolphtalen........................................................ 15
5. Setelah Diteteskan Larutan NaOH ......................................................... 15
6. Menuangkan Larutan NHCl.................................................................... 15
7. Meneteskan Larutan NaF........................................................................ 16

iv
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum.......................................................... 14


2. Laporan Sementara.................................................................................. 17

v
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah.

Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan

sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik

merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam

pembentukan agregat tanah yang stabil. Sebagai komponen tanah yang berfungsi

sebagai media tumbuh, maka bahan organik juga berpengaruh secara langsung

terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan mikroba tanah, yaitu

sebagai sumber energi, hormon, vitamin dan senyawa perangsang tumbuh lainnya

(Mulyanto, 2019).

Bahan organik tanah adalah kumpulan senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa

humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi,

termasuk mikroba heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Proses penting yang

berkaitan dengan pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik yang

cenderung mencapai suatu tingkat keseimbangan dalam tanah. Tingkat

penimbunan bahan organik dalam tanah tergantung pada sifat lingkungan

pembentukan tanah yang mencakup dua proses, yaitu penambahan residu atau

sisa-sisa tanaman dan binatang, dan perombakan bahan tersebut oleh jasad mikro

tanah (Perdana, 2018).

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara.Unsur yang

terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya

adalah kandungan C-organik. Dimana kandungan C-organik merupakan unsur


2

yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah.Bahan organik tanah adalah

semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah,

fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di

dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Hardjowigeno, 2018).

Bahan organik merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah,

yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu

menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan

stuktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat

berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang

berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang

lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih

mudah untuk diolah (Stevenson, 2019).

Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan

tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah

menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga

menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk

kerusakan tanah yang umum terjadi. Bahan organik tanah juga merupakan salah

satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki kandungan bahan

organik tinggi, sekitar 5%. Tanah yang tidak sehat memiliki kandungan bahan

organik yang rendah. Kesehatan tanah penting untuk menjamin produktivitas

pertanian (Suriadi dan Nizam 2020).


3

Tujuan Praktikum

Untuk menentukan jumlah kapur yang diperlukan guna mengurangi atau

meniadakan Aldd suatu tanah.

Kegunaan Praktikum

Adapun Kegunaan dari Praktikum Dasar Ilmu Tanah ini yaitu:

1. Sebagai syarat mengikuti Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat mengikuti Praktikal Test Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi pembaca.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur

ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan

oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan

penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami

pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam

pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya

bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui

melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Aphani, 2018).

Bahan organik tanah merupakan bagian dari tanah yang berfungsi

Meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan mikro hara dan factor – factor

perumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia

(anorganik), Tanah dengan bahan organik yang rendah ,mempunyai daya sangga

hara yang rendah, sehingga pemupukan kurang efisien, Tanah yang subur

mengandung bahan organik sekitar 3 – 5 %. Bahan organik secara langsung

merupakan sumber hara N, P, S, unsur mikro maupun unsur hara esensial lainnya.

Secara tidak langsung bahan organik membantu menyediakan unsur hara N

melalui fiksasi N2 dengan cara menyediakan energi bagi bakteri penambat N2,

membebaskan fosfat yang difiksasi secara kimiawi maupun biologi dan

menyebabkan pelekatan unsur mikro sehingga tidak mudah hilang dari zona

perakaran (Angga, 2020).

Adapun sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa

akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan

melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama


5

dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk

senyawasenyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan-

bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak

terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam

sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan

tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah

serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik,

tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup (Doeswono, 2019).

Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus

menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula

bahan organik. Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan memberikan

perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu berkaitan erat

dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Kandungan bahan

organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa hal

yaitu, tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan

drainase tanah, curah hujan, suhu dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan

jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya

jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan. Jaringan

tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang beragam dari 60-90% dan rata-

rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25% dari hidrat arang 60%, protein 10%,

lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari susunan unsur karbon merupakan

bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen (40%), hidrogen dan abu

masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri terdiri dari seluruh unsur hara

yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C, H dan O (Ansori, 2017).


6

Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan

tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi

negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat, sehingga

tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya meningkat.

Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok

utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan kimia

tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam - garam

(salinisasi), tercemar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organik dan

xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi. Kandungan bahan

organik sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman (Lestari, 2021).


7

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar Ilmu Tanah Dilaksanakan Di Laboraturium Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2023.

Pada hari Senin pukul 14.40-16.10 WIB.

Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah Tanah Kering

Udara, larutan 1 HCl, aquadest, indicator phenolpthalen, larutan baku 0,1 NaOH

dan 0,1 N HCl, Larutan 4% NaF dan Kertas tissue.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah labu erlemenyer 100 dan

250ml, corong, gelas ukur 100ml, tabung plastik, pipet 25ml dan buret 10 dan

5ml.

Pelaksanaan Praktikum

Adapun Cara Kerja Penetapan Kebutuhan Kapur berdasarkan Alumunium

yang dapat dipertukarkan pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah yaitu :

1. Timbang 10g tanah dan masukkan ke gelas erlemenyer 250ml

2. Tambahkan 100ml larutan KCl 1 N kedalamnya dan kemudian kocok dengan

shaker selama ±15 menit.

3. Saring dan tamping hasil saringannya

4. Pipet 25ml dan tempatkan ke dalam erlemenyer 100cc.

5. Tambahkan 5 tetes larutan indicator phenolpthalen.

6. Titrasi memakai 10ml dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah muda

yang permanen. Catat jumlah NaOH yang terpakai.


8

7. Setelah itu tambahkan HCl 0,1 N kira-kira 1 tetes sampai warna merah muda

bening kembali (gunakan buret 5ml).

8. Tambahkan 10ml larutan Naf 4%, warna merah muda akan timbul jika ada Al

yang dapat dipertukarkan.

9. Kemudian titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna merah muda hilang, catat

volume HCl yang terpakai.


9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Alumunium yang Dapat

Dipertukarkan

Perhitungan Hasil Keterangan

Me Al – dd/100 gr = (mL HCl × NHCl) Kalium Klorida (KCl) = 100 ml

100 100 Hidrogen Klorida (mLHCl) = 5 tetes


×( )×( )
25 10
Natrium Hidroksida (NaOH) = 0,3 ml
= (0,1ml × 0,321ml)
Phenolphtalen = 0,1 mL
100 100
×( )×( ) Natrium Fluoride (NaF) = 20 ml
25 10

= 0,0321 × 4 × 10

= 1,284 gr

Pembahasan

Dari praktikum yang kami laksanakan pada penetapan kebutuhan kapur

berdasarkan alumunium yang dapat dipertukarkan, berdasarkan perhitungan

rumus Me Al – dd/100 gr = (mL HCl × NHCl) mendapatkan nilai Aldd

(Alumunium yang dipertukarkan) sebesar 1,284 gr, yang berarti dengan angka

tersebut kadar terhadap alumunium pada tanah adalah rendah. Hal ini sesuai

dengan literatur (Hartono dkk., 2022) yang menyatakan bahwa Al-dd adalah Al

dalam bentuk Al3+ yang dapat dipertukarkan yang apabila jumlahnya tinggi

dalam tanah maka akan meningkatkan kemasaman tanah melalui reaksi hidrolisis

dan meracuni tanaman. Tingginya kandungan Al-dd secara teori juga

mempengaruhi ketersediaan P di dalam tanah karena P dapat dipresipitasi oleh Al-


10

dd yang berada dalam larutan tanah. Walaupun demikian Al-dd bukan komponen

dalam proses serapan P. Adanya aktivasi asam dan pembentukan komposit

aluminium oksida pada lempung mengakibatkan terjadinya peningkatan

keasamanp ermukaan dan luas permukaan spesifik adsorben. Al-dd tidak

berkorelasi dengan serapan maksimum P sehingga Al-dd bukan penjerap P.

Retensi P didalam tanah didominasi oleh reaksi pertukaran ligand antara gugus

hidroksil pada oksida Al dan Fe dengan ion orto fosfat.


11

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada larutan Natrium Hidroksida (NaOH) yang kami hasilkan mendapatkan

sebanyak 0,3 ml.

2. Pada larutan Phenolphtalen yang kami hasilkan mendapatkan nilai 0,1 ml

3. Pada larutan Natrium Fluoride (NaF) mendapatkan nilai sebanyak 20 ml

4. Berdasarkan perhitungan tabel mendapatkan nilai Aldd (Alumunium yang

dipertukarkan) sebesar 1,284 gr.

5. Apabila jumlahnya tinggi dalam tanah maka akan meningkatkan kemasaman

tanah melalui reaksi hidrolisis dan meracuni tanaman.

Saran

Untuk menentukan penetapan kebutuhan kapur berdasarkan alumunium


yang dapat dipertukarkan, saya menghimbau agar untuk lebih serius dan berhati-
hati dalam menggunakan alat laboratorium seperti saat melakukan titrasi
dilakukan dengan teliti agar mengikuti Praktikum Dasar Ilmu Tanah dengan
mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari parktikum ini dan juga lebih dihargai
kerjanya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Febriati, N. D., dan Rahayu, Y. S. 2019. Penambahan Biochar dan Bakteri


Penambat Nitrogen (Rhizobium & Azotobacter sp.) terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kedelai (Glycine max) pada Tanah Kapur. Jurnal LenteraBio
Vol. 8(1), 62-66

Firnia, D. 2018. Dinamika Unsur Fosfor pada Tiap Horison Profil Tanah Masam.
Jurnal Agroekoteknologi, 10(1).

Hanafiah, K.A. 2013 Penentuan Lapisan Akuifer Air Tanah dengan Metode
Geolistrik Konfigurasi Chlumberger di Desa Sungai Jati Kecamatan
Mataraman Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmiah Fisika
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, 13(1), 30-39.

Hartono, A., Nadalia, D., dan Satria, P. H. 2022. Aluminium dapat Dipertukarkan
dan Fosfor Tersedia pada Tanah di Provinsi Bangka Belitung. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan, 24(1), 20-24.

Karamina, H., Fikrinda, W., dan Murti, A. T. 2017. Kompleksitas Pengaruh


Temperatur dan Kelembaban Tanah terhadap Nilai pH Tanah di
Perkebunan Jambu Biji Varietas Kristal (Psidium guajava) Bumiaji, Kota
Batu. Jurnal Kultivasi, 16(3).

Lestari, A., Hastuti, E. D., dan Haryanti, S. 2018. Pengaruh Kombinasi Pupuk
NPK dan Pengapuran pada Tanah Gambut Rawa Pening terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill). Jurnal
Anatomi dan Fisiologi, 3(1), 1-10.

Nurmaidah, N., dan Suranto, S. 2022. Uji Pemadatan Standar dan Uji Pemadatan
Modified terhadap Tanah Pencampuran Kapur. Jurnal Teknik Sipil
Bangunan dan Transportasi, 6(1), 50-60.

Panjaitan, N. H. 2017. Pengaruh Kapur terhadap Kuat Geser Tanah Lempung.


Jurnal Ilmu Bangunan, 3(2), 1-7.

Prabowo, M. 2018. Pemanfaatan Serasa Tebu sebagai Mulsa terhadap Pemadatan


Tanah Akibat Lintasan Traktor pada Takalar. Jurnal Tanah dan
Lingkungan. Vol 7(3) : Hal 40-47.

Putri, R. K. H., dan Rahayu, Y. S. 2019. Pengaruh Pemberian Kompos Jerami


Padi, Bakteri Azotobacter dan Rhizobium terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kedelai (Glycine max) pada Media Tanah Kapur. Jurnal Lentera Bio, 8(1),
67-72.

Rahma, E. 2023. Prediksi Nilai KTK Tanah Menggunakan Parameter pH, Karbon
Organik dan Alumunium dapat Ditukar (Al-dd) (Doctoral dissertation,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
13

Rosmaiti, R., Syukri, S., dan Fauzi, A. 2017. Pengaruh Kehalusan Kapur terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.) pada Tingkat
Kemasaman Tanah yang Berbeda. Jurnal Penelitian Agrosamudra, 4(1),
23-34.

Simanjuntak, D. S dan B. Hendrawan. 2022. Analisis Karakteristik Sifat Kimia


Tanah pada Perkebunan Kelapa Sawit Unit Pabatu Serdang Bedagai.
Jurnal Penghubung Akademisi dan Masyarakat. Vol 2(2) : 549-553.
14

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Gambar 1. Penimbangan Tanah

Gambar 2. Menuangkan Larutan KCl

Gambar 3. Melakukan Proses Shake Selama 10 Menit


15

Gambar 4. Meneteskan Larutsm Phenolpthalen

Gambar 5. Setelah Diteteskan Larutan NaOH

Gambar 6. Meneteskan Larutan NHCl


16

Gambar 7. Meneteskan Larutan NaF

Anda mungkin juga menyukai