Anda di halaman 1dari 39

ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)

LAPORAN

Oleh :

KELOMPOK 3

WITA SANIA AGUSTIN


2004290072
AGROTEKNOLOGI 2

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)

LAPORA N

Oleh :

WITA SANIA AGUSTIN


2004290072
AGROTEKNOLOGI 2

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Mata Kuliah


Praktikum Dasar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara

Dikoreksi Oleh :

Dwiky Reza Sihotang


Asisten Praktikum

Disahkan Oleh :

Aisar Novita S.P, M.P.


Dosen Penanggung Jawab Praktikum

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah


Subhanahu WaTa’ala yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat penyelesaikan penulisan laporan praktikum fisiologi
tumbuhan ini. Tidak lupa penulis haturkan shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW. Adapun judul laporan praktikum ini adalah “Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan praktikum ini baik berupa moral maupun
material.
2. Ibu Aisar Novita S.P.,M.P. selaku dosen penanggung jawab Praktikum
Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
3. Kakak Mentari Oniva Mulya, S.P.,M.Agr. selaku asisten Praktikum Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Dwiky Reza Sihotang selaku asisten Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak
demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Langkat, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang .......................................................................... 1
Tujuan Praktikum...................................................................... 2
Hipotesis Praktikum .................................................................. 2
Kegunaan Praktikum ................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
BAHAN DAN METODE ...................................................................... 7
Tempat dan Waktu .................................................................... 7
Alat dan Bahan .......................................................................... 7
Pelaksanaan Praktikum ............................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 9
Hasil .......................................................................................... 9
Pembahasan............................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 19
Kesimpulan ............................................................................... 19
Saran ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21
LAMPIRAN ........................................................................................... 23

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Mawar Tanpa Perlakuan ................ 9

2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Mawar Hormon Auksin ................. 12

3. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Mawar Hormon Giberelin ............. 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Dokumentasi 1 MST ......................................................................... 31

2. Dokumentasi 2 MST. ......................................................................... 31

3. Dokumentasi 3 MST .......................................................................... 31

4. Dokumentasi 4 MST .......................................................................... 32

5. Dokumentasi 5 MST .......................................................................... 32

6. Dokumentasi 6 MST .......................................................................... 32

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Laporan Sementara ............................................................................ 23

2. Dokumentasi Pengamatan .................................................................. 31

v
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zat pengatur tumbuh adalah zat pengatur yang mempengaruhi

pertumbuhan yang mempunyai batasan yang luas termasuk semua zat yang

mempengaruhi proses fisiologi tanaman, baik senyawa asli maupun senyawa

kimia buatan. Secara sederhana ZPT dapat diartikan sebagai senyawa yang

mempengaruhi proses fisiologi tanaman, pengaruhnya dapat mendorong dan

menghambat proses fisiologi tanaman. Zat pengatur tumbuh berperan aktif untuk

mengubah alat pertumbuhan pada sel tanaman dengan cara menghambat pada

waktu fase pertumbuhan vegetatif agar dapat merubah secepatnya muncul fase

generatif (cepat berbunga dan berbuah) (Nurnasari, 2012).

Pembentukan cabang dan pertumbuhan tunas pada tanaman juga dipacu

oleh hormon sitokinin yang berperan dalam aktivasi pembelahan sel. Hormon

sitokinin merupakan senyawa turunan adenin yang berguna untuk merangsang

terbentuknya tunas, berpengaruh dalam metabolisme sel dan merangsang sel

dorman seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi tentang biokimia,

saat ini telah ditemukan beberapa senyawa yang memiliki fungsi fisiologis serupa

dengan hormon tumbuhan (Saefas dkk., 2017).

Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik bukan hara yang

mempengaruhi proses fisiologi suatu tanaman. Seringkali ZPT yang secara alami

ada dalam tanaman berada di bawah optimal, sehingga dibutuhkan sumber dari

luar untuk menghasilkan respon yang maksimal. Pada fase pembibitan dengan

metode stek, penggunaan ZPT secara langsung dapat meningkatkan kualitas bibit

serta mengurangi jumlah bibit yang tumbuh abnormal (Nurlaeni, 2015).


2

Salah satu usaha untuk meningkatkan keberhasilan stek tunas adalah

dengan penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang tepat. Berdasarkan beberapa

masalah yang ada maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh bahan stek

tanaman buah naga dan pemberian konsentrasi zat pengatur tumbuh dalam hal ini

hormon auksin yang terdapat didalam Rooton F. Salah satu faktor lingkungan

yang mempengaruhi tingkat keberhasilan stek adalah penambahan zat pengatur

tumbuh sintetis. ZPT akan merangsang pertumbuhan suatu tanaman dalam

membantu pembentukan fitohormon yang ada didalam tanaman dan

menggantikan fungsi dan peran hormon (Ramadan dkk., 2016).

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa yang diberikan ke tanaman

sebagai suplemen tambahan untuk meningkatkan proses pembelahan sel agar

lebih aktif lagi. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung

batang, akar dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur

pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.

Giberelin merupakan salah satu zat tumbuh yang termasuk pada kelompok

fitohormon dan terdapat dalam organ akar, batang, daun, tunas-tunas bunga, bintil

akar dan buah muda (Murtriarni, 2018).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui pengaruh hormon zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap

pertumbuhan tanaman.

Hipotesis Praktikum

1. Ada pengaruh zat pengatur tumbuh hormon auksin pada pertumbuhan akar

pada tanaman.
3

2. Ada pengaruh zat pengatur tumbuh hormon giberelin pada pertumbuhan

akar pada tanaman.

3. Ada pengaruh zat pengatur tumbuh hormon auksin dan giberelin pada

pertumbuhan akar pada tanaman.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktikum Fisiologi

Tumbuhan pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

2. Sebagai salah satu syarat mengikuti praktikal test praktikum Fisiologi

Tumbuhan pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan hara yang

dalam jumlah sedikit dapat mendukung serta merangsang, menghambat dan

mengubah proses fisiologi tanaman. Dalam dunia pertanian penggunaan ZPT

merupakan faktor pendukung yang dapat memberikan kontribusi besar dalam

keberhasilan usaha budidaya pertanian. Namun penggunaan hormon ini harus

dilakukan dengat tepat. Tingkat keberhasilan dalam penggunaan ZPT ini pada

dasarnya tergantung pada jenis dan konsentrasi yang digunakan (Adnan, 2017).

Pertumbuhan tanaman yang baik dan cepat dapat diperoleh, dengan

memberi perlakuan ZPT. Terdapat beberapa ZPT yang dapat digunakan dalam

memacu proses inisiasi pembungaan, yaitu giberelin, auksin, sitokinin, zat

penghambat bnine (Alar) dan Paclobutrasol. Giberelin berfungsi memacu

pertumbuhan tanaman. Bila giberelin diberikan dibagian tanaman, peningkatan

pembelahan sel dan pertumbuhan sel tampak mengarah kepada pemanjangan

batang dan perkembangan daunnya berlangsung lebih cepat, sehingga laju

fotosintesis meningkat dan peningkatan keseluruhan tumbuhan, termasuk akar

(Thamrin, 2021).

Peningkatan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan

pengaplikasian zat pengatur tumbuh (ZPT). ZPT merupakan senyawa organik

bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat merangsang, menghambat, dan

mengubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh tanaman berperan

penting dalam mengontrol proses biologi dalam jaringan tanaman karena

peranannya dalam mengatur kecepatan pertumbuhan tanaman dan


5

mengintegrasikan bagian-bagian tanaman tersebut guna menghasilkan bentuk

yang dikenal sebagai tanaman (Nisak, 2012).

Selain unsur hara, ketersediaan air juga merupakan faktor penting yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air merupakan salah

satu bahan penyusun tanaman sebesar 70 – 90% dan juga berperan sebagai pelarut

unsur hara dan media reaksi biokimia. Air bersama dengan karbondioksida (CO2)

adalah bahan dalam proses fotosintesis. Air sebagai pengontrol suhu dalam

tanaman pada saat terik matahari dengan cara penguapan melalui stomata yang

ada di permukaan daun sehingga suhu tanaman kembali konstan. Jumlah air

dalam tanah yang terlalu banyak dapat menimbulkan cekaman aerasi. Kekurangan

air dalam tubuh tanaman dapat menyebabkan pembelahan sel dan pemanjangan

sel terlambat yang berakibat pada penurunan pertumbuhan. Kelebihan air dalam

tanah akan mengakibatkan terhambatnya respirasi karena pori-pori tanah akan

terisi air (Astutik dkk., 2019).

Ketersedian air untuk tanaman sangat tergantung dari media tanaman yang

digunakan karena kemampuan tanah menyimpan air sangat berbeda – beda

tergantung tekstur dan struktur tanah. Media tumbuhan yang baik untuk budidaya

tanaman adalah media yang mampu menunjang pertumbuhan dan perkembangan

akar serta mencukupi kebutuhan tanaman akan air dan unsur hara. Manipulasi

media tumbuh yang tepat adalah dengan membuat komposisi media yang dapat

mempertahankan kelembapan tanah dalam waktu relatif lebih lama dan mampu

menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pertumbuhan tanaman tergantung kepada

jumlah air yang tersedia didalam tanah jadi air juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi (Nurshanti dkk., 2019).


6

Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua

faktor yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat

dikelompokkan atas lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan

manusia), dan abiotik (tanah dan iklim). Faktor dalam yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan padatumbuhan adalah faktor genetik (hereditas),

enzim dan zat pengatur tumbuh (hormon).Selain faktor internal, petumbuhan dan

perkembangan tanaman dipengaruh oleh faktor eksternal yaitu faktor dari luar

tumbuhan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Faktor eksternal tersebut di antaranya adalah suhu, cahaya matahari, hara dan air,

curah hujan, tinggi tempat dan tanah (Arimbawa, 2016).

Salah satu upaya untuk mempercepat pembungaan dapat dilakukan dengan

penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) bagi tanaman. ZPT adalah senyawa

organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah yang rendah yang di sintesakan

kebagian tertentu tanaman misalnya dari akar sehinggga di angkut kebagian lain

tanaman dimana zat tersebut menimbulkan pengaruh hampir pada setiap aspek

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk proses pembungaan pada

tanaman (Irvan, 2017).


7

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di rumah Desa Tanjung Mulya, Kec. Hinai,

Kab. Langkat secara online melalui zoom meeting.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 22 April 2022, pada pukul

09.30 WIB.

Alat dan Bahan

Adapun Alat-alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum fisiologi

tumbuhan ini adalah botol, blender, wadah dan karet.

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum

fisiologi tumbuhan ini bawang merah, lidah buaya, tauge, air kelapa, gula merah

EM4, air.

Pelaksanaan Praktikum

A. Cara Pembuatan

1. Haluskan bawang merah, lidah buaya dan tauge menggunakan blender.

2. Cairkan gula merah dengan air secukupnya.

3. Camurkan semua bahan sesuai penentuan hormon yang akan dibuat.

4. Tutup menggunakan plastik yang diikat karet pada permukaan botol.

5. Setiap pagi aduk bahan selama 7 hari dan tutup kembali.

6. Setelah 7 hari saring larutan tersebut untuk memisahkan ampasnya.

B. Cara Penggunaan

1. Gunakan 3 sendok makan ZPT untuk 500 ml air.

2. Aplikasikan pada batang tanaman yang akan ditanam.


8

3. Diamkan batang tanaman 15-20 menit sebelum pindah tanam.

4. Aplikasikan ZPT pada daun apabila daun tunas telah muncul.

Prosedur Stek Batang Bunga Mawar


Bahan
1. Batang Mawar 20 Cm (6 Batang)
2. Tanah Top Soil
3. Pupuk Kompos
4. Pasir
5. Polybag ukuran 20x20
Alat
1. Pisau Kater Baru
2. Cup Plastik
Cara Kerja
1. Potong batang mawar ukuran 20 cm, lalu runcingan bagian batang bawah
bunga mawar.
2. Rendam batang mawar pada larutan ZPT 15-20 menit setelah
diruncingkan.
3. Campurkan Tanah Top soil, Pupuk Kompos, dan Pasir dengan
perbandingan 1:1 sebagai media tanam.
4. Gunakan polybag ukuran 20x20 sebagai wadah media tanam.
5. Setelah itu tanamkan batang mawar yang sudah direndam ZPT sedalam 3-5
cm.
6. Aplikasikan ZPT pada tunas mawar yang tumbuh.
7. Amati pertumbuhan tanaman setiap 1 MST.
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Tanpa Perlakuan

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Tunas Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 0 0

Dokumentasi 4 MST

5. 0 0

Dokumentasi 5 MST
10

6. 0 0

Dokumentasi 6 MST

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Daun Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 0 0

Dokumentasi 4 MST

5. 0 0

Dokumentasi 5 MST
11

6. 0 0

Dokumentasi 6 MST

Pembahasan

Pada tabel 1. Pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) tanpa

perlakuan, pada 1 MST belum nampak perubahan, pada 2 MST masih belum ada

perubahan, pada 3 MST, pada 4 MST juga belum ada pertumbuhan, pada 5

sampai 6 MST juga belum ada pertumbuhan.

Sesuai penelitian Menurut Toharuddin (2013), Sekian banyak

permasalahan yang dihadapi, yang tak kalah pentingnya adalah penyediaan unsur

hara tanaman baik yang esensial maupun non esensial juga belum sepenuhnya

memanfaatkan hasil kajian teknologi yang mendorong pelipat gandaan hasil

tanaman dintaranya penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Menurut Sari (2020), Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan

salah satu upaya meningkatkan hasil produksi, zat pengatur tumbuh merupakan

senyawa organik bukan nutrisi, yang dapat membantu mendukung pertumbuhan

tanaman dan fisiologis tumbuhan. Hormon auksin dan giberelin merupakan

hormon yang sangat penting. pertumbuhan dan morfogenesis dapat dibantu

dengan diberikannya zat pengatur tumbuh dalam kultur jaringan.


12

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Hormon Auksin

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Tunas Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 1 0,3

Dokumentasi 4 MST

5. 1 0,3

Dokumentasi 5 MST

6. 1 0,3

Dokumentasi 6 MST
13

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Daun Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 8 2,6

Dokumentasi 4 MST

5. 9 3

Dokumentasi 5 MST

6. 9 3

Dokumentasi 6 MST
14

Pembahasan
Pada tabel 2 pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) yang

diberikan hormon auksin, pada 1 MST belum muncul tunas, pada 2 MST belum

muncul tunas, pada 3 MST belum muncul tunas, dan pada 4 MST muncul 1 tunas

dengan 8 daun, 5 MST muncul 1 tunas dengan 9 daun dan pada 6 MST muncul 1

tunas dengan 9 daun.

Berdasarkan penelitian Bahar (2021), Perbanyakan melalui stek akan

maksimal jika diberikan perlakuan tambahan, Salah satu usaha untuk mendukung

keberhasilan hidup stek pucuk umumnya digunakan zat pengatur tumbuh (ZPT)

yang berbahan aktif auksin. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan

pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur

pembesaran dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.

Auksin sangat dibutuhkan dalam pembentukan kalus dan akar. Penggunaan Auksin

pada dasarnya adalah untuk mempercepat proses fisiologi tanaman yang

memungkinkan untuk pembentukan primordia akar.

Berdasarkan penelitian Sofwan (2018), Menjelaskan untuk mempercepat

pertumbuhan perakaran pada proses penyetekan, maka perlu dipacu dengan

pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Pemberian ZPT pada proses penyetekan

tanaman buah tin bertujuan untuk memperoleh perakaran yang banyak dalam

waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini, ZPT yang berperan penting dalam proses

pertumbuhan akar adalah ZPT dari golongan auksin. Auksin adalah zat pengatur

tumbuh yang berperan dalam proses pemanjangan sel, merangsang pertumbuhan

akar, menghambat pertumbuhan tunas lateral, mencegah absisi daun dan buah.

Auksin eksogen dapat diperoleh secara sintetis dan alami.


15

Tabel 3. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Hormon Giberelin

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Tunas Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 1 0,3

Dokumentasi 4 MST

5. 1 0,3

Dokumentasi 5 MST

6. 1 0,3

Dokumentasi 6 MST
16

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Daun Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 0 0

Dokumentasi 4 MST

5. 5 0

Dokumentasi 5 MST

6. 6 0

Dokumentasi 6 MST
17

Pembahasan
Pada tabel 3 pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) dengan

hormon giberelin, pada 1 MST belum muncul tunas, pada 2 MST belum muncul

tunas, pada 3 MST belum muncul tunas, pada 4 MST muncul 1 tunas, pada 5

MST muncul 1 tunas 5 daun dan pada 6 MST 1 tunas dengan 6 daun.

Menurut Purba (2021), ZPT giberelin adalah ZPT tumbuhan yang

berperan dalam proses perkembangan dan perkecambahan. Giberelin akan

merangsang pembentukan enzim amilase yang berfungsi untuk memecah senyawa

amilum yang terdapat di endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa

glukosa. Glukosa tersebut menjadi sumber energi bagi pertumbuhan tanaman.

ZPT ini berfungsi secara sinergis (bekerja sama) dengan ZPT auksin. Selain itu,

ZPT giberelin juga memiliki fungsi dalam proses pembentukan serbuk sari

(polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan

mengakhiri masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi tinggi juga akan

merangsang pembentukan akar.

Menurut (Pipit, 2014) Tanaman yang tumbuh pada wilayah yang memiliki

perbedaan panjang hari satu jam atau lebih memerlukan perlakuan khusus guna

mengatasi masalah panjang hari yang tidak tercukupi. Upaya yang dapat

dilakukan yaitu dengan aplikasi zat pengatur pertumbuhan (ZPT) yang merupakan

senyawa organik yang diaplikasikan pada bagian tanaman dan pada konsentrasi

yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respons fisiologis. Zat pengatur

pertumbuhan yang dapat diaplikasikan yaitu asam giberelin. Giberelin dapat

menggantikan panjang hari yang dibutuhkan oleh tanaman. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa giberelin mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian giberelin mampu meningkatkan


18

tinggi tanaman dan buku subur pada seluruh bagian batang tanaman.Hal ini terjadi

karena tanaman sangat respons terhadap giberelin sehingga mengakibatkan

pertumbuhan tinggi tanaman dapat terus meningkat.


19

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan pengamatan adalah

sebagai berikut :

1. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan hara yang dalam

jumlah sedikit dapat mendukung serta merangsang, menghambat dan

mengubah proses fisiologi tanaman.

2. Pada tabel 1. Pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) tanpa

perlakuan, pada 1 MST belum nampak perubahan, pada 2 MST masih belum

ada perubahan, pada 3 MST, pada 4 MST juga belum ada pertumbuhan, pada

5 sampai 6 MST juga belum ada pertumbuhan.

3. Pada tabel 2 pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) yang

diberikan hormon auksin, pada 1 MST belum muncul tunas, pada 2 MST

belum muncul tunas, pada 3 MST belum muncul tunas, dan pada 4 MST

muncul 1 tunas dengan 8 daun, 5 MST muncul 1 tunas dengan 9 daun dan

pada 6 MST muncul 1 tunas dengan 9 daun.

4. Pada tabel 3 pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) dengan

hormon giberelin, pada 1 MST belum muncul tunas, pada 2 MST belum

muncul tunas, pada 3 MST belum muncul tunas, pada 4 MST muncul 1 tunas,

pada 5 MST muncul 1 tunas 5 daun dan pada 6 MST 1 tunas dengan 6 daun.

5. Pada tabel 2 pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) yang

diberikan hormon auksin, pada 1 MST belum muncul tunas, pada 2 MST

belum muncul tunas, pada 3 MST belum muncul tunas, dan pada 4 MST

muncul 1 tunas dengan 4 daun.


20

6. Pada tabel 3 pengamatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa Sp.) dengan

hormon giberelin, pada 1 MST belum muncul tunas, pada 2 MST belum

muncul tunas, pada 3 MST belum muncul tunas dan pada 4 MST muncul 1

tunas.

7. Zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol proses

biologi dalam jaringan tanaman.

Saran

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil saran bahwa

kepada para praktikan sebaiknya mengikuti arahan asisten praktikum agar tidak

terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh.


21

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, dkk. 2017. Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Dalam Zpt
Auksin Terhadap Viabilitas Benih Semangka (Citurullus lunatus)
Kadaluarsa. Jurnal Penelitian. 4(1). 45-57.

Arimbawa, P. W. I. 2016. Dasar Dasar Agronomi. Universitas Udayana Denpasar.

Astutik, D. dkk.2019. Hubungan Pupuk Kalium dan Kebutuhan Air terhadap Sifat
Fisiologis, Sistem Perakaran dan Biomassa Tanaman Jagung (Zea mays).
Jurnal Citra Widya Edukasi. 11 (1), 67-76.

Bahar, E. 2021. Pengaruh Beberapa Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Auksin


Sintetik Terhadap Pertumbuhan Stek Jambu Air (Syzygium aqueum).
Sungkai. 9(2). 43-51.

Irvan, A. & Adriana, A. 2017. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Daminozid
dan Giberelin Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Padi
Pandanwangi. Agroscience. 7(2). 281-289.

Mutriarny, Enny & Seprita, L. 2018. Respon Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L)
Akibat Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Hormonik. Jurnal Ilmiah
Pertanian. 14 (2). 29-34.

Nisak, K. dkk. 2012. Pengaruh kombinasi konsentrasi ZPT NAA dan BAP pada
kultur jaringan tembakau (Nicotiana tabacum) var. Prancak 95. Jurnal
Sains Dan Seni Pomits. 1(1). 1– 6.

Nurlaeni, Y. & Surya, I.M. 2015. Respon stek pucuk (Camelia japonica) terhadap
pemberian Zat Pengatur Tumbuh Organik. Pros Sem Nas Masy Biodiv
Indon. 1 (5). 1211-1215.

Nurnasari & Djumali. 2012. Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Terhadap Lima Dosis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Asam Naftalen Asetat
(NAA). Agrovigor. 5(1). 26-33.

Nurshanti, D.F. 2019. Pengaruh Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan


Produksi Jagung Manis (Zea mays). Lansium. 1 (1). 35-43.

Pipit. 2014. Pengaruh Giberelin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai


(Glycine max.L.) Merrill.). Jurnal Agrotek.Tropika. 2(2) Hal : 276-281.

Ramadan, R.V. dkk. 2016. Kajian Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Terhadap
Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga (Hylocereus costaricensis).
Jurnal Produksi Tanaman. 4(3). 180-186.
22

Saefas, dkk. 2017. Pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh alami dan sintetik
terhadap pertumbuhan tanaman teh (Camellia sinensis L.) O. Kuntze
klon GMB 7 setelah centering. Jurnal Kultivasi. 16 (2). 368-372.

Sari, W. M. W. 2020. Pengaruh Pemberian Zpt Giberelin Dan Auksin Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Stek Tanaman Kentang Varietas Granola Arjuno
(Solanum tuberosum L.). Agronisma. 9(1). 9-19.

Sofwan, N., Triatmoko, A. H., & Iftitah, S. N. 2018. Optimalisasi ZPT (zat
pengatur tumbuh) alami ekstrak bawang merah (Allium cepa) sebagai
pemacu pertumbuhan akar stek tanaman buah tin (Ficus carica). Vigor:
Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 3(2). 46-48.

Purba, E. P. 2021. Tomat Pengaruh Pupuk Daun Dan Zpt Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Tomat (Solanum lycopersicum L) Pertimbuhan dan Produksi
Tomat. Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan). 4(2). 12-23.

Thamrin, N.T. & Hasanuddin, F. 2021. Pengaruh Aplikasi berbagai Konsentrasi


ZPT Giberelin terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek. Agriculture
System Journal. 01(2). 51 – 54.

Toharudin, M., & Sutomo, H. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Zat
Pengatur Tumbuh Giberelin Terhadap Serapan N, Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 10. Agroswagati
Jurnal Agronomi. 1(2).
23

Lampiran 1. Laporan Sementara

Judul : Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)


Tujuan Praktikum : Untuk Mengetahui Pengaruh Hormon Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman.
Bahan Pembuatan ZPT (Hormon Giberalin)
1. Bawang Merah 200 gr
2. Lidah Buaya 200 gr
3. Air Kelapa
4. Gula Merah 100 gr
5. EM4 50 Ml
Bahan Pembuatan ZPT (Hormon Auksin)
1. Tauge 200 gr
2. Lidah Buaya 200 gr
3. Air Kelapa
4. Gula Merah 100 gr
5. EM4 50 Ml
Cara Pembuatan
1. Haluskan bawang merah, lidah buaya, dan tauge menggunakan blender.
2. Cairkan gula merah dengan air secukupnya.
3. Campurkan semua bahan sesuai penentuan hormon yang akan dibuat.
4. Tutup menggunakan plastik yang diikat karet pada permukaan botol.
5. Setiap pagi aduk bahan selama 7 hari dan tutup kembali.
6. Setelah 7 hari saring larutan tersebut untuk memisahkan ampasnya.
Cara Penggunaan
1. Gunakan 3 sendok makan ZPT untuk 500 Ml air.
2. Aplikasikaan pada batang tanaman yang akan ditanam.
3. Diamkan batang tanaman 15-20 menit sebelum pindah tanam.
4. Aplikasikan ZPT pada daun apabila daun tunas telah muncul.
Prosedur Stek Batang Bunga Mawar
Bahan
1. Batang Mawar 20 Cm (6 Batang)
2. Tanah Top Soil
24

3. Pupuk Kompos
4. Pasir
5. Polybag ukuran 20x20
Alat
1. Pisau Kater Baru
2. Cup Plastik
Cara Kerja
1. Potong batang mawar ukuran 20 cm, lalu runcingan bagian batang bawah
bunga mawar.
2. Rendam batang mawar pada larutan ZPT 15-20 menit setelah
diruncingkan.
3. Campurkan Tanah Top soil, Pupuk Kompos, dan Pasir dengan
perbandingan 1:1 sebagai media tanam.
4. Gunakan polybag ukuran 20x20 sebagai wadah media tanam.
5. Setelah itu tanamkan batang mawar yang sudah direndam ZPT sedalam 3-5
cm.
6. Aplikasikan ZPT pada tunas mawar yang tumbuh.
7. Amati pertumbuhan tanaman setiap 1 MST.
25

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Tanpa Perlakuan

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Tunas Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 0 0

Dokumentasi 4 MST

5. 0s 0

Dokumentasi 5 MST

6. 0 0

Dokumentasi 6 MST
26

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Daun Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 0 0

Dokumentasi 4 MST

5. 0 0

Dokumentasi 5 MST

6. 0 0

Dokumentasi 6 MST
27

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Hormon Auksin

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Tunas Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 1 0,3

Dokumentasi 4 MST

5. 1 0,3

Dokumentasi 5 MST

6. 1 0,3

Dokumentasi 6 MST
28

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Daun Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 8 2,6

Dokumentasi 4 MST

5. 9 3

Dokumentasi 5 MST

6. 9 3

Dokumentasi 6 MST
29

Tabel 3. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Hormon Giberelin

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Tunas Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 1 0,3

Dokumentasi 4 MST

5. 1 0,3

Dokumentasi 5 MST

6. 1 0,3

Dokumentasi 6 MST
30

No Umur Tanaman (MST) Jumlah Daun Rata-Rata

1. 0 0

Dokumentasi 1 MST

2. 0 0

Dokumentasi 2 MST

3. 0 0

Dokumentasi 3 MST

4. 0 0

Dokumentasi 4 MST

5. 5 0

Dokumentasi 5 MST

6. 6 0

Dokumentasi 6 MST
31

Lampiran 2. Dokumentasi Pengamatan

Gambar 1. Dokumentasi 1 MST

Gambar 2. Dokumentasi 2 MST

Gambar 3. Dokumentasi 3 MST


32

Gambar 4. Dokumentasi 4 MST

Gambar 5. Dokumentasi 5 MST

Gambar 6. Dokumentasi 6 MST

Anda mungkin juga menyukai