KURVA SIGMOID
LAPORAN
OLEH :
Hanif Febrio
220301052
AGT - 1
FAKULTAS PERTANIAN
2023
i
ii
KURVA SIGMOID
LAPORAN
OLEH :
Hanif Febrio
220301052
AGT - 1
Laporan sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Menuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
FAKULTAS PERTANIAN
2023
ii
iii
NIM : 220301052
Kelas : AGT – 1
Mengetahui
Dosen Penanggug Jawab
iii
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Adapun judul laporan ini “KURVA SIGMOID” yang menjadi salah satu
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
praktikum Fisiologi Tumbuhan dan Ir. Ratna Rosanty Lahay; MP., Ir. Lisa
Mawarni, MP.;Dr. Ir. Haryati, MP.; Ir. Revandy Iskandar Muda Damanik,
Msi.,Msc., PhD selaku dosen mata kuliah fisiologi tumbuhan serta abang dan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Iklim ................................................................................................................. 6
Tanah ............................................................................................................... 7
Iklim ............................................................................................................... 10
Tanah ............................................................................................................. 11
ii
iii
Penanaman......................................................................................................... 19
Pemeliharaan ..................................................................................................... 20
Penyiraman .................................................................................................... 20
Pemupukan..................................................................................................... 22
Penyiangan ..................................................................................................... 23
Parameter ........................................................................................................... 23
Hasil.......................................................................................................................
Pembahasan ...........................................................................................................
KESIMPULAN ........................................................................................................
Kesimpulan ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 27
iii
iv
LAMPIRAN .............................................................................................................
iv
v
DAFTAR TABEL
v
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 10. Penghitungan Tinggi Daun Jagung (Zea mays L.)Error! Bookmark
not defined.
Gambar 11. Penghitungan Tinggi Daun Kedelai (Glycine max L.) ............. Error!
Gambar 12. Penghitungan Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.)Error! Bookmark
not defined.
Gambar 13. Penghitungan Jumlah Daun Kedelai (Glycine max L.) ............ Error!
Gambar 14. Kurva Tinggi Tanaman Jagung ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 15. Kurva Jumlah Daun Jagung ............................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 16. Kurva Tinggi Tanaman Kedelai ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 17. Kurva Jumlah Daun Kedelai........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 18. Denah lahan praktikum kurva sigmoid ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 19. Buku Data Kurva Sigmoid 1 ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 20. Buku Data Kurva Sigmoid 2 ......................... Error! Bookmark not defined.
vi
vii
Gambar 21. Buku Data Kurva Sigmoid 3 ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 22. Buku Data Kurva Sigmoid 4 ........................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 23. Buku Data Kurva Sigmoid 5 ......................... Error! Bookmark not defined.
vii
viii
viii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
komoditi yang terdiri dari beras, jagung,kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi
hewani terdiri dari lima komoditi yang meliputi daging sapi dan kerbau, daging
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas utama tanaman
konsumsi langsung, sebagai bahan baku utama industri pakan dan industri pangan,
dan bahkan dibanyak negara sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku bio - energi
(Glycine max L.) merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi
ternak. Komoditas per kapita kedelai saat ini lebih kurang 8 kg/tahun.
Diperkirakan setiap tahunnya kebutuhan akanbiji kedelai lebih kurang 1,8 Juta ton
bungkil kedelai sebesar 1,1 Juta ton (Tambunan dan Afkar, 2019).
1
2
Terdapat banyak jenis tanaman kedelai, seperti kedelai hitam, coklat dan
kuning. Di Indonesia, kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah
padi dan jagung. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya
protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam
fitat) dan lesitin. Salah satu keunggulan kedelai hitam dibandingkan dengan kedelai
kuning dan kedelai lainnya adalah mengandung antosianin yang lebih banyak dan
unsur hara yang terangkut saat panen dan mengganti unsur hara yang hilang karena
tanaman jagung untuk tumbuh dan berproduksi, dimana untuk setiap ton biji yang
optimalnya tanaman. Bila tanaman kekurangan salah satu unsur hara makro maka
Namun bila dibandingkan dengan tanpa pemupukan, maka perlakuan yang diberi
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pola pertumbuhan dan
perkembangan padad tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Kedelai (Glycine max L.).
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini ialah untuk menjadi salah satu syarat untuk
2
3
3
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dari tanaman Jagung (Zea mays L.) memiliki klasifikasi tanaman
(USDA, 2017).
kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan
Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. (Paeru dan Dewi, 2017).
Sistem perakaran tanaman jagung (Zea mays L.) terdiri atas akar-akar
seminal, koronal, dan akar udara. Akar utama dapat muncul dan berkembang
kedalam tanah saat benih ditanam. Pertumbuhan akar melambat ketika batang
mulai muncul keluar tanah lalu kemudian berhenti ketika tanaman jagung telah
Tanaman jagung (Zea mays L.) menghasilkan satu atau beberapa tongkol.
Tongkol muncul dari buku ruas yaitu berupa tunas yang nantinya kemudian
berkembang menjadi tongkol. Pada tongkol tanaman jagung (Zea mays L.) terdapat
biji jagung (Zea mays L.) yang tersusun rapi. Dalam satu tongkol jagung terdapat
4
5
Tinggi batang jagung berukuran antara 150 - 250 cm. Batang jagung
dilindungi oleh pelepah daun yang berselang-seling dan berasal dari setiap buku.
Ruas - ruas bagian atas batang jagung berbentuk silindris sedangkan bagian
bawahnya berbentuk agak bulat pipih. Tunas batang yang telah berkembang akan
menghasilkan tajuk bunga betina. Percabangan atau disebut batang liar pada jagung
muncul pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder yang berkembang
pada bagian ketiak daun terbawah yang terdekat dari permukaan tanah (Riwandi et
al., 2014).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tanaman jagung tumbuh di bagian
kuning dan memiliki aroma yang khas. Bunga betina tersusun di dalam tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun (Nur, 2014).
Biji tanaman jagung (Zea mays L.) dikenal sebagai kernel terdiri dari 3
bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini
merupakan bagian yangterpenting dari hasil pemanenan. Bagian biji rata-rata terdiri
dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung (Zea mays L.) juga
yang matang pada bagian tongkol jagung. Berdasarkan penelitian, rambut jagung
5
6
magnesium, dan natrium, minyak atsiri, steroid seperti sitosterol dan stigmasterol,
dengan fraksi etil asetat, ekstrak metanol, fraksi air secara berturut-turut adalah
131,20 ppm, 147,10 ppm, 269,63 ppm. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat,
metanol dan air tergolong tergolong sedang (Samin, Bialangi, dan Salimi, 2014).
Iklim
(Zea mays L.) adalah daerah – daerah yang beriklim sedang hingga daerah – daerah
yang beriklim subtropis/topis yang basah. Tanaman jagung (Zea mays L.) dapat
Akan tetapi temperatur optimum adalah antara 23º sampai dengan 27ºC. Hal ini
tidak akan menjadi problem yang berarti bagi areal pertanaman jagung di Indonesia.
Di Jawa Timur yang terkenal banyak diusahakan tanaman jagung, bahkan menjadi
Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays
L.) memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata Pada
fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.
Sebaiknya jagung (Zea mays L.) ditanam diawal musim hujan, dan/atau menjelang
6
7
matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang
yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Rizki, 2020).
Tanah
kandungan hara yang cukup. Tersediaanya zat makanan di dalam tanah sangat
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam
tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada
tanah gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil dengan baik.
dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Keasaman tanah
yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 -7,5. Tanaman
jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam kondisi baik
(Iskandar, 2018).
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur
berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan
pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat
7
8
Pengaruh jenis tanah terhadap bobot segar akar pada usia 6 minggu
menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan. Hasil tertinggi rerata bobot segar
akar tanaman jagung yaitu pada perlakuan tanah Grumusol tetapi tidak berbeda
nyata dengan perlakuan tanah Regosol bukit-pasir dan tanah Latosol, sedangkan
untuk hasil terendah yaitu pada perlakuan tanah Mediteran. Hal ini sangat
berkebalikan dengan hasil panjang akar yang menunjukkan bahwa tanah Mediteran
memiliki hasil panjang akar tertinggi dari perlakuan lainnya. Tanah Grumusol
memiliki bobot segar akar tertinggi dimungkinkan karena penambahan berat akar
dapat berasal dari peningkatan densitas rambut akar dan diameter akar, perluasan
sistem perakaran dengan pertambahan panjang akar serta perbanyakan akar lateral
(Birnadi, 2014).
akarnya terdapat bintil akar yang merupakan simbiosis antara akar dengan bakteri
Rhizobium japonicum. Bintil akar terbentuk akibat rangsang pada permukaan akar
yang menyebabkan bakteri dapat masuk kedalam akar dan berkembang dengan
8
9
rendah. Biji kedelai (Glycine max L.) berkeping dua terbungkus kulit biji, dan tidak
berkisar antara 40 sampai 50 cm, bercabang banyak atau sedikit tergantung pada
tanaman, tetapi pada kondisi normal jumlah buku berkisar 15 – 20 buku dengan
jarak antar buku berkisar 2 – 9 cm. Batang kedelai ada yang becabang dan ada pula
yang tidak bercabang, bergantung dari karakteristik varietas, akan tetapi umumnya
Daun tanaman kedelai (Glycine max L.) mempunyai empat tipe daun yaitu
kotiledon atau daun biji, dua helai atau daun primer sederhana, daun bertiga, dan
juga daun profila. Daun primer sederhana berbentuk oval dengan tangkai daun
terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Warna
bunga putih bersih atau ungu muda. Bunga tumbuh pada ketiak daun dan biasanya
terdapat 3 – 15 kuntum bunga, namun sebagian besar bunga rontok, hanya beberapa
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya.
9
10
Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang
berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika
dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar
(Hanafi, 2019).
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya
bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk
pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap
kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,
bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin
Iklim
memiliki curah hujan yang minimumnya berkisar sekitar 800 mm pada masa
resisten terhadap daerah yang agak kering kecuali selama pembungaan kedelai
jagung. Salah satu upaya adaptasi yang paling jitu dalam menghadapi dampak
perubahan iklim, seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan pergeseran musim,
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar
peranannya dalam mendukung ketersediaan air, terutama pada lahan tadah hujan
10
11
dan lahan kering Curah hujan yang melebihi batas akan mengakibatkan
yang paling cocok adalah daerah – daerah yang mempunyai suhu udara antara 25°-
27° C, kelembaban udara rata – rata 65 %, dan juga penyinaran matahari 12 jam per
hari atau minimal 10 jam perhari dan curah hujan paling optimum antara 100 – 200
Tanah
Kedelai (Glycine max L.) tidak menuntut struktur tanah khusus sebagai
suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan kurang subur dan agak
masam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air. Toleransi
pH sebagai syarat tumbuh antara 4,5 - 7, namun pada tanah yang asam perlu
di lahan kering masam dengan pH tanah 4,5 – 5,5 yang sebenarnya termasuk
khususnya kekurangan unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan menaikkan biaya
11
12
semua jenis tanah, namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan
Kedelai dapat tumbuh baik pada tanah regosol yang terdapat di wilayah
bergelombang hingga dataran tinggi. Ciri-ciri tanah regosol adalah ketebalan solum
putihan dengan struktur tanah lepas dan teksturnya pasir sampai lempung berdebu.
Produktivitasnya tanah ini termasuk sedang sampai tinggi (Saputro et al., 2017).
suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel
yang bersifat tidak dapat kembali pada keadaan sebelumnya, sedangkan pengertian
merincikan tubuh organisme. Zigot tumbuhan adalah sebuah sel tunggal yang tidak
memiliki kemiripan apapun dengan organisme yang akan dibentuknya nanti. Tiga
proses perkembangan yang saling tumpang tindih merubah sel telur yang dibuahi
(Paiman, 2022).
12
13
batang akibat aktivitas dari jaringan meristem. Sedangkan tanaman yang dikatakan
bertambah besar akibat pengaruh dari aktivitas jaringan meristem sekunder, dalam
hal ini adalah kambium pada batang tanaman (Fitria et al., 2014).
(tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan
pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan
Sebagai contoh, ukuran sel tumbuhan mungkin menjadi lebih besar pada
saat menyerap air melalui osmosis, tetapi proses ini kemungkinan akan kembali ke
ukuran asal dan oleh karenannya tidak bisa diartikan sebagai pertumbuhan yang
sebenarnya. Juga, selama pembelahan zigot dan embrio awal, dalam hal ini
peningkatan jumlah sel tanpa peningkatan dalam ukuran (volume atau massa)
(Paiman, 2022).
Kurva Sigmoid
individu atau juga populasi yang berfungsi untuk mengaktualisasikan diri sekaligus
mencapai ukuran maksimalnya (dewasa) pada kondisi lingkungan yang ada pada
banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun
13
14
eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt)
lambat pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus
(Widyarsih, 2014).
Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh
bentuk grafik maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S), dan umumnya laju
laju tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji hingga daun mencapai ukuran tetap
14
15
Sumatera Utara, Medan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 02 Maret 2023 sampai
dengan selesai.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung
(Zea mays L.) dan benih kedelai (Glycine max L.) sebagai sampel tumbuhan yang
akan diamati pertumbuhannya, tanah topsoil dan kompos sebagai media tanam
media tanam, air untuk menyiram tanaman Jagung dan Kedelai, plang untuk tanda
per grup, serta label sebagai identitas tanaman yang akan diamati.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai
alat untuk mengolah lahan, meteran sebagai alat untuk mengukur luas lahan,
gembor sebagai alat untuk menyiram tanaman, buku data sebagai tempat untuk
menuliskan data, penggaris sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, serta alat
Prosedur Percobaan
2. Diisi media tanam kedalam polybag yaitu campuran topsoil dan kompos
15
16
3. Direndam benih jagng dan kedelai yang mau ditanaman dalam air selama
15 menit.
gulma.
daun.
16
17
Persiapan Lahan
Dipersiapkan lahan yang akan digunakan oleh kelas AGT 1 sebagai lahan
praktikum Fisiologi Tumbuhan yang akan ditanami oleh 2 komoditi yaitu tanaman
jagung (Zea mays L.) dan kedelai (Glyice max L.). Lahan berukuran XXX dibagi
12 plot untuk 12 kelompok yang masing masing kelompok akan mendapatkan plot
dengan ukuran 2,2 m × 1,6m. Dibersihkan juga lahan yang digunakan dari ilalang
yang sudah menjulang tinggi. Dibentuk juga parit dengan kedalaman 30 cm sebagai
tempat mengalirnya air agar tidak terjadi penggenangan air di masing - masing plot.
Sigmoid pada hari Kamis, 02 Maret 2023 yaitu campuran tanah top soil dan pupuk
pengayak pasir agar benda asing seperti batu dan kerikil tidak ikut tercampur.
Kedua bahan tersebut kemudian digabung menjadi satu lalu dimasukkan sama rata
ke dalam 10 polybag sesuai jumlah tanaman yang akan diamati dalam praktikum.
17
18
Yaitu 5 polybag untuk tanaman jagung (Zea mays L.) dan 5 polybag untuk kedelai
Persiapan Benih
masa dormansi biji. Ketika air masuk ke dalam benih, maka akan hormon giberelin
cadangan makanan sehingga terbentuk energi yang akan digunakan pada fase
18
19
jari tiap polybag dengan jarak antar lubang 5 cm. Tujuan diberikannya jarak antar
benih yang ditanam ialah agar perakaran tanaman dapat berlangsung dengan baik
Penanaman
Dilakukan penanaman kedua komoditi yaitu jagung (Zea mays L.) dan
kedelai (Glycine max L.) pada media tanam yang telah disiapkan sebelumnya.
Dimasukan masing - masing lubang tanam dengan 1 benih dengan jarak 5 cm.
Gambar 5. Penanaman
19
20
Pemeliharaan
Penyiraman
Dilakukan penyiraman secara rutin untuk menjaga kadar air serta juga
kelembapan tanah. Tanaman disiram setiap pagi hari atau sore hari, terutama pada
awal masa kehidupan tanaman yang sangat membutuhkan air. Tanaman tidak akan
disiram apabila ada tanda-tanda hujan akan turun atau tanah masih dalam keadaan
yang cukup basah seusai hujan agar kadar air dalam tanah tidak berlebihan yang
Gambar 6. Penyiraman
20
21
Penjarangan
Dilakukan penjarangan tanaman pada minggu pertama setelah tanam terhadap salah
satunya lagi. Tujuan dilakukannya penjarangan ialah agar tanaman dapat tumbuh
dan berkembang dengan optimal tanpa adanya persaingan unsur hara dalam satu
polybag.
Gambar 7. Penjarangan
21
22
Pemupukan
Diberikan pupuk sp36 sebanyak 0,75 gram, kcl 0,5 gram, dan urea sebanyak
1,8 gram pada masing - masing polybag jagung (Zea mays L.) pada minggu ke –
2. Sedangkan untuk kedelai diberikan pupuk sp36 sebannyak 0,45 gram, urea
sebanyak 0,25 gram dan kcl sebanyak 0,25 gram. Dilakukan juga hal yang sama
kedalaman lobang setengah ruas jari dan satu lubang hanya diisi oleh satu jenis
pupuk saja.
Gambar 8. Pemupukan
22
23
Penyiangan
objek pengamatan (komoditi) dengan cara mencabut gulma tersebut dengan tangan
kosong dan/atau gunting bunga hingga akarnya ikut tercabut serta memastikan
gulma telah mati. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar komoditi yang ditanam
dapat tumbuh tanpa adanya gangguan dari gulma sehingga didapatkan data
Gambar 9. Penyiangan
Parameter
Tinggi Tanaman
Diamati tinggi tanaman setiap hari selasa untuk komoditi jagung (Zea mays
L.) dan hari kamis untuk komoditi kedelai (Glycine max L.), mulai 2 minggu setelah
tanam (MST). Tanaman jagung (Zea mays L.) dan kedelai (Glycine max L.) diukur
leher akar hingga titik tumbuh paling atas untuk kedelai dan sampai daun tertinggi
untuk jagung. Tinggi tanaman diukur sekali seminggu mulai dari MST ke – 2
sampai MST ke – 9 untuk tanaman jagung (Zea mays L.) dan MST ke – 8 untuk
23
24
Dicatat jumlah daun setiap hari Kamis mulai minggu kedua. Penghitungan
jumlah daun tanaman jagung dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang
sudah membuka sepenuhnya dan tidak menguncup dimulai dari daun yang paling
dekat dengan akar. Jumlah daun kedelai yang dihitung adalah daun yang terdiri dari
tiga helai anak daun dan dimulai dari yang paling dekat dengan akar. Jumlah daun
diukur sekali seminggu mulai dari MST ke – 2 sampai MST ke – 9 untuk tanaman
jagung (Zea mays L.) dan MST ke – 8 untuk kedelai (Glycine max L.).
24
25
HASIL
140
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM (MST )
25
26
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
MINGGU SETELAH TANAM (MST)
26
27
TINGGI TANAMAN ( CM )
35
30
TINGGI TANAMAN
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU SETELAH TANAM ( MST )
27
28
25
JUMLAH DAUN
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
MINGGU SETELAH TANAM ( MST )
28
29
PEMBAHASAN
menanam jagung (Zea mays L.) dan juga kedelai (Glycine max L.) selama kurang
lebih 9 minggu hingga masa pemanenan. Selama 9 minggu itu pula terjadi
pertumbuhan tanaman secara perlahan tapi pasti. Hal itu terlihat dari bertambahnya
ukuran, berat dan jumlah sel yang bersifat tidak dapat kembali pada keadaan
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan literatur Arimbawa (2016) yang meyatakan
suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel
tinggi. Jika dilihat secara langsung, perbedaan ukuran terlihat secara signfikan.
Tanaman yang kecil tersebut dapat di diagnosa terjangkit virus mosaik kerdil yang
jika dilihat dari ciri – cirinya seperti tanaman menjadi kerdil, daun berwarna mosaik
atau hijau dengan diselingi garis-garis kuning. Hal ini sesuai dengan literatur
Wagiman dan Rejo (2017) yang menyatakan bahwa gejala penyakit menyebabkan
tanaman menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-
kekuningan mirip dengan gejala bulai tetapi apabila permukaannya daun bagian
bawah dan atas dipegang tidak terasa adanya serbuk spora. Penularan virus dapat
terjadi secara mekanis atau melalui serangga. Tanaman yang terinfeksi virus ini
29
30
jagung (Zea mays L.). Pada saat merawat jagung tersebut, terdapat beberapa benda
asing yang terlihat seperti telur telur kecil yang berbulu. Benda asing tersebut
merupakan telur ulat grayak. Cara membersihkan telur ini sangat mudah, hanya
perlu rutin dibersihkan dengan alat yang cukup kecil untuk menjangkau telur yang
posisinya berada di ujung – ujung dan dengan tangan dilapisi sarung tangan untuk
telur yang di bagian yang terjangkau. Hal ini sesuai dengan literatur Rinaldy (2018)
yang menyatkan bahwa ulat grayak ini termasuk familia Noctuide, ordo
Lepidoptera, hama ini bersifat polifaga Polifaga artinya ulat tersebut dapat
memakan atau menyerang pada berbagai komoditas misalnya cabe, buncis, kubis,
hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang tersusun dua lapis),
tanaman jagung (Zea mays L.) dan juga kedelai (Glycine max L.) selama kurang
secara progresif merincikan tubuh organisme itu sendiri. Hal ini sesuai dengan
proses perkembangan yang saling tumpang tindih merubah sel telur yang dibuahi
30
31
kurva yang membahas tentang tumbuh kembang dari tanaman itu sendiri. Tumbuh
kembang yang dimaksud ialah pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun yang
terus bertambah. Kurva itu sendiri dimulai dari masa setelah tanam pertama hingga
masa panen yang kurang lebih memakan waktu selama 9 minggu atau telah
mencapai ukuran maksimalnya (dewasa). Hal ini sesuai pula dengan literatur
pencerminan dari kemampuan suatu individu atau juga populasi yang berfungsi
atau biasa disebut kuva sigmoid. Kurva sigmoid ini sendiri memiliki fase logaritmik
yang dimana ukuran akan bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu.
Yang dimana nantinya laju dari kurva sigmoid itu sendiri akan lambat di awal dan
meningkat terus hingga puncaknya. Hal ini sesuai dengan literatur Widyarsih
(2014) yang menyatakan bahwa pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara
eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt)
lambat pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus
sampai Gambar 17 terdapat gambar kurva yang disebut dengan kurva sigmoid.
Kurva sigmoid yang ada pada gambar tersebut ialah kurva tinggi dan jumlah daun
dari tanaman jagung (Zea mays L.) dan juga kedelai (Glycine max L.). Tujuan dari
31
32
dibuatnya kurva itu sendiri ialah untuk memudahkan dalam penelitian selanjutnya
tentang tumbuh kembang dari tanaman itu sendiri. Hal ini disesuai dengan literatur
Latunra (2014) yang menyatakan bahwa kurva sigmoid berguna bagi para ahli
kurva sigmoid yang membentuk sepeti huruf S yang dimana bentuk kurva dapat
dilihat pada Tabel 1. sampai dengan Tabel 4. yang kurang lebih membentuk huruf
S walaupun ada yang tidak terlalu membentuk huruf S. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan variasi – variasi di dalam lingkungan menanam itu sendiri. Hal ini
sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan
lingkungan, sehubungan dengan itu maka dilakukan percobaan ini. Percobaan ini
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Serangan Hama Pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata sturt.).
33
34
Fertigasi dan Fortifikasi Nutrisi Berbeda. Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Yogyakarta.
Cooke, G.W., 2015. Fertilizing for Maximum Yield. Granada Publishing Limited.
London. P. 75 - 87.
Indonesia.
34
35
Kedelai (Glycine Max L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Kulit
Utara.
I. A. Athaya, 2022. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis Pada Berbagai Proporsi
J. T. Wahyono, 2019. Uji Efektivitas Dosis dan Jenis Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.) Pada Tanah
Khadijah, S. 2017. Respon Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) pada Aplikasi
35
36
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada
Masa Inkubasi yang Berbeda. Jurnal Sains dan Matematika, 21(4), 103-107.
Sapi Friesian Holstein dari Lahir Sampai Siap Kawin Berdasarkan Tingkat
Barat.
Linonia, N. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Grow More
dan produksi beberapa varietas kedelai hitam (Glycine max L.) berdasarkan
No. 2337-659.
Max (L.) Merril Var. Lokon) yang di Perlakukan dengan Pupuk Organik
Cair Lengkap pada Dosis dan Waktu Pemupukan Yang Berbeda. Anatomi
36
37
Nurrahman, 2015. Evaluasi komposisi zat gizi dan senyawa antioksidan kedelai
hitam dan kedelai kuning. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 4 (3). 89-93.
Jawa Tengah.
Barat.
Yogyakarta.
Rianto, A. 2016. Respons Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) terhadap Penyiraman
Rinaldi I. D. (2018). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Untuk
37
38
Sulaiman, A.A., I.K Kariyasa, Hoerudin, K. Subagyono, F.A. Bahar, 2018. Cara
Syamad Ramayana, Suria Darma Idris, Rusdiansyah, Krisna Fajar Madjid, 2021.
Yang Diperlukan Dengan Pupuk Organik Cair Lengkap Pada Dosis dan
dan Dolomit Pada Lahan Pasir Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Refugia terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)
38
39
39
40
LAMPIRAN
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48