Oleh:
Yazid Chairy Syahputra Nasution
XI MIA-4
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Cerpen (Cerita Pendek) ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerpen.................................................................................... 3
B. Sejarah Cerpen......................................................................................... 3
C. Ciri-ciri Cerpen........................................................................................ 6
D. Jenis-jenis Cerpen.................................................................................... 7
E. Aliran-aliran Cerpen................................................................................ 8
F. Struktur Cerpen........................................................................................ 11
G. Unsur-unsur Cerpen................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau pemikiran yang
berbentuk pesan ke dalam media tulis. Cerpen menurut KBBI adalah karangan
pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan
tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, atau
menyenangkan dan mengandung pesan yang tak mudah dilupakan.
Kisah yang diungkapkan dalam cerpen bisa bertolak pada realitas atau
rekaan yang dibungkus oleh imajinasi, atau juga kisah imajinasi yang
dihubungkan dengan realitas. Dengan itu dapat dipahami oleh pembaca dan
pembaca pun memperoleh hiburan batin atau pengalaman batin dalam
menikmati nilai sastra yang terdapat di dalamnya. Sedangkan suatu cerita
dapat diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan, atau yang
dialami oleh pengarang sendiri dan kemudian direka-reka menjadi suatu karya
yang bernilai. Cerpen juga merupakan karya sastra. Dalam hal ini akan di kaji
oleh penulis mengenai menulis teknis atau praktis cerpen.
Sebagai generasi masa depan, kita sebagai generasi muda haruslah giat
melakukan kegiatan menulis. Supaya kegiatan menulis tidak hilang dimakan
zaman yang semakin modern ini yang penuh dengan ilmu-ilmu baru, yang
bisa mengecoh anak-anak bangsa terhadap masa depan bangsanya. Selain dari
itu kita juga ikut mengembangkan dan melestarikan budaya menulis agar tetap
ada dan bisa menuangkan segala ide dan pemikiran dalam sebuah media tulis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian cerpen?
2. Bagaimana sejarah cerpen?
3. Bagaimana ciri-ciri cerpen?
1
2
A. Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti
novela (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita
pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot,
tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang
lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi
penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek
berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-
cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
B. Sejarah Cerpen
1. Asal usul
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang
menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer.
Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama.
Adapun irama tersebut berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk
mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini
dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu
kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila
keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan
moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarawan Yunani Herodotus
sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada
abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-
3
4
bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini
dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan
definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia
sering kali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai
pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si
Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan
legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog.
Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan
kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro
Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita
mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada
masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan,
sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan.
Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan
dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer
di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya
Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-
cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya
karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio
Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang
terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang
dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar
(sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak
diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-
cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang
tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya).
Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-
cerita pendek.
5
C. Ciri-ciri Cerpen
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel.
Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai
satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka
waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung
memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar
setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita
yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di
dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat
yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu
langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik
cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian
cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin
pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali
mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak,
dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang
lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik
balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak
dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau
pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni mana pun, ciri khas dari sebuah
cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
7
D. Jenis-jenis Cerpen
1. Jenis cerpen berdasarkan jumlah katanya
Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra
berbentuk prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750–10.000 kata.
Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dapat dibedakan menjadi 3 tipe,
yakni:
a. Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750–1.000
buah.
b. Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000–4000
buah.
c. Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000
buah.
2. Jenis cerpen berdasarkan teknik mengarangnya
a. Cerpen sempurna (well made short-story)
Cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot yang sangat
jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada
umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta).
Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami isinya.
Pembaca awam bisa membacanya dalam tempo kurang dari satu jam
b. Cerpen tak utuh (slice of life short-story)
8
E. Aliran-aliran Cerpen
Aliran-aliran cerita pendek merupakan filosofi dasar yang mencirikan
pengucapan sastra seorang sastrawan. Hingga kini telah dikenal puluhan aliran
jenis-jenis cerita pendek. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Realisme
Adalah aliran dalam kesusastraan yang melukiskan suatu keadaan
secara sesungguhnya. H.B. Jasssin menjelaskan dalam realisme
digambarkan keadaan seperti yang sebenarnya yang terlihat oleh mata.
Pengarang melukiskan dengan teliti tanpa prasangka, tanpa tercampur
tafsiran, tidak memaksakan kehendaknya sendiri terhadap pelaku dan
pembacanya. Pengarang sendiri berada di luar tanpa ikut campur dalam
cerita. Ia sebagai penonton yang obyektif. Tidak melukiskan lebih bagus
atau lebih jelek dari kenyataan. Realisme muncul pada abad ke 18 tapi
baru berkembang pada abad 19 dan awal abad 20. Kaum realis menentang
romantisme yang mereka anggap cengeng dan berlebihan. Kaum realis
lebih memilih tokoh-tokoh sederhana dan umum. Hal-hal bersifat ideal
ditolak. Itulah sebabnya karya realisme banyak berkisar pada golongan
masyarakat bawah, seperti kaum tani, buruh, gelandangan, pelacur,
gangster, dsb.
2. Impresionisme
9
F. Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa
juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau
dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak
tersebut.
2. Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang
berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter
ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena
pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada
klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang
terjadi tersebut.
5. Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.
6. Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat
diambil dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.
G. Unsur-unsur Cerpen
1. Unsur intrinsik cerpen
13
A. Kesimpulan
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah salah satu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel.
Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-
teknik sastra, seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel.
Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai
satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka
waktu yang singkat.
Aliran-aliran cerita pendek merupakan filosofi dasar yang mencirikan
pengucapan sastra seorang sastrawan. Hingga kini telah dikenal puluhan aliran
jenis-jenis cerita pendek, beberapa di antaranya adalah realisme,
impresionisme, naturalisme, neonaturalisme, determinisme, ekspresionisme,
romantisme, idealisme, dan surealisme.
B. Saran
Pada saat menulis cerpen sebaiknya menyajikan beberapa unsur penting
cerpen yang sesuai dengan daya dan kreasi. Unsur-unsur penting itu meliputi:
tema, plot/alur, tokoh, latar/setting, amanat dan sudut pandang. Jadi harus
mengembangkan tema, menyajikan rangkaian peristiwa, tokoh, latar, amanat
dan sudut pandang dengan menarik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nafiah, A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional.