Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]
Cerita pendek tidak memiliki alur cerita yang rumit. Kejadian, alur dan penempatan cerita umumnya
hanya satu. Cerita pendek juga hanya memiliki jumlah tokoh yang terbatas serta waktu penceritaan
yang singkat.[2] Cerita yang cukup panjang di dalam cerita pendek cenderung memuat unsur-unsur
inti tertentu dengan suasana yang dramatis serta memiliki pengantar setting, situasi dan tokoh
utamanya. Selain itu, terdapat peristiwa di dalam cerita yang menimbulkan pertentangan di antara
para tokoh sehingga terjadi peningkatan aksi dan momen penting. Bagian akhir dari cerita pendek
merupakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang telah terjadi di dalam cerita serta
penyampaian pesan moral.[3]
Cerita pendek modern hanya sedikit mengandung alur cerita dengan pengantar dan pertentangan
antartokoh. Awal cerita pendek modern umumnya dimulai dari aksi yang mendadak. Alur dari cerita
pendek modern memiliki klimaks atau titik balik. Cerita pendek modern umumnya diakhiri dengan
mendadak. Keberadaan pesan moral di akhir cerita juga tidak dapat dipastikan [4]
Tema dalam sebuah cerpen lebih jelas karena peristiwa-peristiwa dalam cerpen dipilih dengan cara
karikatural menonjol dan tampak sebagai mozaik sebuah pesan pendalaman terhadap pesan
dilakukan di dalam cerpen. Jumlah kata dalam cerpen berkisar antara 1400 kata hingga 2300 kata
jika menggunakan halaman A4 jumlah halaman cerpen sekitar 4 sampai dengan 7 halaman dengan
spasi satu setengah.[5]
Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber pada cerita.
Latar(setting) adalah tempat, waktu, suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita
harus jelas di mana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita
berlangsung.
Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian
atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu
kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3. Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan, waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal
cerita.
2. Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks: masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah
memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks: masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi: masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1. Dialog tokoh
2. Penjelasan tokoh
3. Penggambaran fisik tokoh
Tokoh
Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam cerita.
tokoh dibagi menjadi 3, yaitu:
Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
Unsur Ekstrinsik[sunting | sunting sumber]
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
Ukuran