0
BENTUK-BENTUK SASTRA
1. Puisi
Puisi adalah karangan terikat. Puisi dikatakan karangan terikat karena puisi terikat oleh
jumlah baris, jumlah suku kata, irama, dan rima ( pengulangan bunyi).
2. Prosa
Prosa adalah karangan bebas. Prosa dikatakan karangan bebas karena prosa tidak terikat
oleh kaidah yang terdapat dalam puisi, seperti jumlah baris, jumlah suku kata, irama,
dan rima (pengulangan bunyi).
3. Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog/cerita yang dipentaskan.
PROSA
Prosa dapat dibedakan atas prosa fiksi dan prosa nonfiksi
a. Prosa fiksi adalah prosa yang berisi rekaan sebagai hasil imajinasi pengarang.
Yang termasuk prosa fiksi adalah dongeng, hikayat, cerpen, roman, novel.
b. Prosa nonfiksi adalah prosa yang berisi fakta atau pendapat logis sebagai hasil kajian
atau pengamatan terhadap suatu objek.
Yang temasuk prosa nonfiksi antara lain: esai, resensi, kritik, biogarafi, autobiografi.
Prosa juga dapat dibedakan atas prosa lama dan prosa baru
a. Prosa lama
Ciri-cirinya:
(1) Anonim ( tanpa pengarang), artinya nama penulis tidak dicantumkan
(2) Istanasentris , artinya cerita-cerita yang dihasilkan mengambil tokoh raja, keluarga
raja, atau tokoh orang-orang bangsawan sebagai pemeran utama .
(3) Statis, artinya proses perubahan bentuk maupun tema berjalan sangat lambat
Macam-macam prosa lama: mite, legenda, fabel, hikayat.
b. Prosa baru
Ciri-cirinya:
(1) Ada nama penulisnya
(2) Masyarakatsentris , artinya cerita yang ditulis diambil dari kehidupan masyarakat
sehari-hari.
(3) Dinamis, artinya terus berubah sesuai dengan perkembangan pribadi penulisnya dan
perkembangan masyarakat.
Macam-macam prosa baru: cerpen, roman, novel, kisah.
CERPEN
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen hanya menceritakan satu
masalah dalam kehidupan tokoh utamanya.
Ciri-ciri cerpen :
1. Bentuk tulisan singkat dan padat
2. Tulisan kurang dari 10.000 kata
3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain
4. Hanya melukiskan satu bagian dari kejadian dalam kehidupan pelakunya.
5. Habis dibaca sekali duduk (dapat dibaca dalam waktu yang singkat)
6. Hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya
7. Meninggalkan kesan yang mendalam
8. Beralur tunggal dan lurus
9. Penggunaan kata-kata sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat
10. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam
1
STRUKTUR CERPEN
Abtrak dan koda dalam teks cerpen bersifat opsional ( tidak harus ada )
Macam-macam alur
a. Alur maju : cerita berjalan dari masa sekarang ke masa depan
b. Alur mundur (flash back, kilas balik, sorot balik) : menceritakan masa lampau
c. Alur gabungan/campuran/ maju mundur : menceritakan masa sekarang dan masa
lampau
Tahapan alur
a. Pengenalan situasi cerita: 1) pengarang memperkenalkan latar cerita, baik
waktu, tempat, maupun suasana cerita
2) pengarang memperkenalkan para tokohnya
3. Setting /latar : gambaran tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu
cerita.
5. Sudut pandang
Sudut pandang atau point of view ialah posisi pengarang dalam cerita. Posisi pengarang
dalam cerita terbagi dua, yaitu pengarang terlibat dalam cerita dan pengarang berada di
luar cerita.
a. Pengarang terlibat dalam cerita ( sudut pandang orang pertama) terdiri atas :
1) Pengarang sebagai pemeran utama
Pengarang berperan sebagai pelaku utama, isi cerita seolah mengisahkan
pengalaman pengarang. Cerita mengikuti perjalanan tokoh “aku” atau “saya”.
Sudut pandang ini disebut sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Contoh:
Tiba-tiba aku melihat bapak berlinangan air mata. Aku kaget luar biasa. Tetapi,
ia tidak berkata sepatah kata pun. Ia tidak menatapku, tetapi aku merasakan
hatinya menatapku tajam. Aku meraih tangan ibu, menciuminya dan sungkem
pada ibuku. “Mohon doanya ya, Bu.” Ibu terisak. Aku juga melakukannya
kepada bapak. Kali ini aku yang terisak. Karena ketika memeluknya, aku
merasakan tubuh bapak yang sudah mulai tua dan ringkih. Bapak kurus sekali,
lebih kurus dari yang aku kira. Bahunya keras, seperti tak pernah
mengistirahatkan bahunya untuk menyandang beban hidupnya yang berat.
Bapak juga pasti punya impian seperti aku.
2) Pengarang bukan pelaku utama tetapi ikut menjadi tokoh, misalnya cerita
tentang kehidupan orang-orang terdekat pengarang (ayah, ibu, adik, sahabat).
3
Tokoh “aku” tidak ikut mengalami konflik/ masalah. Tokoh “aku” hanya
bercerita tentang tokoh lain.
Sudut pandang ini disebut sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
Contoh:
Temanku, Osi, termasuk orang yang pantang menyerah. Semenjak kedua orang
tuanya meninggal, ia yang harus mengurus keempat orang adiknya. Ia harus
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya itu. Ia pun
terpaksa harus mengundurkan diri dari sekolahnya padahal ujian sekolah
sebentar lagi akan dilaksanakan. Untung saja, temanku itu termasuk orang yang
tidak mudah putus asa. Berkat kegigihan dan doa yang selalu ia panjatkan, ia
pun dapat mengatasi kesulitan hidupnya. Begitulah kisah temanku yang penuh
perjuangan.
2) Pengarang serbatahu
Pengarang mengetahui kedaan semua tokoh. Baik hal yang dilakukan maupun
yang dikatakan. Semua tokoh diikuti jalan ceritanya. Sudut pandang ini
disebut sudut pandang serbatahu atau mahatahu.
Contoh:
Tuan Gendon adalah seorang pengusaha terkaya di kampungnya. Kini ia
sedang sakit. Sakitnya itu adalah kepalanya makin lama makin kecil sedangkan
perutnya makin lama makin besar. Karena sakitnya itu, dia tidak mau keluar
dari kamarnya, yang boleh masuk ke kamarnya hanya istrinya dan pembantunya
yang laki-laki dan bisu. Masalah perusahaan diserahkan kepada tangan
kanannya.
Istrinya merasa kasihan melihat Tuan Gendon. Istrinya memanggil anak-
anaknya untuk membicarakan kesembuhan Tuan Gendon. Akhirnya, disepakati
bahwa Tuan Gendon akan berobat ke luar negeri. Akan tetapi, sepulang dari
luar negeri Tuan Gendon tidak juga sembuh. Anaknya yang sulung dan tengah
bersepakat akan membawa Tuan Gendon ke orang pintar. Namun, seminggu
4
setelah berobat pada orang pintar, penyakit Tuan Gendon tidak juga sembuh.
Akhirnya, Tuan Gendon memanggil anaknya yang bungsu agar
mencarikan obat untuknya . Oleh anaknya yang bungsu, Tuan Gendon akan
dibawa ke rumah seorang ustaz, tempat dia sekolah dulu di sebuah pesantren.
Rencana itu tidak disetujui oleh anaknya yang sulung dan yang tengah. Akan
tetapi, Tuan Gendon tetap berangkat. Tuan Gendon, istrinya, dan anaknya yang
bungsu pun berangkat ke pesantren tersebut. Di sana Tuan Gendon diminta
untuk mengoreksi diri . Tuan Gendon menyadari akan kesalahannya selama ini,
yaitu dia selalu berpikir untuk mendapatkan uang dengan menghalalkan segala
cara dan tidak memikirkan penderitaan orang lain atas perbuatannya itu. Setelah
itu, Tuan Gendon bertobat. Setelah pulang dari pesantren, wajah Tuang Gendon
sudah terlihat cerah walaupun secara fisik belum terlihat adanya perubahan.
6. Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
7. Gaya bahasa: ciri khas kebahasaan pengarang dalam menyampaikan cerita, yang
mencakup penggunaan struktur kebahasaan, pilihan kata, pemakaian ungkapan,
peribahasa, majas, dialek, dll.
MAJAS
5. Asosiasi/ Simile : membandingkan suatu benda dengan benda lain untuk memperjelas
gambaran yang diinginkan. Untuk membandingkan benda tersebut digunakan kata
penghubung yang menyatakan perbandingan (seperti, laksana, bagai, bagaikan,
umpama, ibarat, bak, se... (serupa)
7. Repetisi: pengulangan kata beberapa kali dalam bahasa tutur atau prosa untuk
menegaskan artinya.
Contoh: Di sini dia dilahirkan, di sini dia berjuang, dan di sini dia dikuburkan.
8. Tautologi:
a. Pengulangan kata beberapa kali dalam kalimat.
Contoh: Tidak lama lagi kalian akan menghadapi ujian. Oleh karena itu,
kalian harus belajar, belajar, dan belajar.
10. Paradoks: terlihat seolah-olah ada pertentangan sebenarnya tidak karena objek yang
dikemukakan berlainan.
Contoh:
a. Suasana ramai seperti ini dia merasa sepi.
(yang ramai suasana, yang sepi hatinya)
b. Dia kaya, tetapi miskin. (kaya harta, miskin ilmu)
6
11. Retorik : Majas yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban (kalimat tanya tak bertanya)
Contoh: a. Apa dia salah kalau ayahnya juru masak?
b. Bagaimana saya mau bermain bola, kaki saya sakit seperti ini?
14. Litotes: menggunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan tujuan merendahkan
diri.
Contoh:
a. Datanglah ke gubuk saya. (padahal rumahnya mewah)
b. Kalau kamu datang ke rumah saya, hanya air putih yang dapat saya
sediakan.
16. Sinekdokhe
a. Pars prototo ( sebagian untuk seluruh) : menyebutkan sebagian dari suatu
benda/hal, tetapi yang dimaksud adalah seluruhnya.
Contoh: Sejak kemarin saya tidak melihat batang hidungnya.
21. Ironi (sindiran halus) : menggunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan tujuan
menyindir.
Contoh: Tulisan kamu bagus sekali sampai tidak bisa dibaca.
UNGKAPAN
Ungkapan: kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus.
1. kambing hitam : orang yang dalam suatu peristiwa sebenarnya tidak bersalah, tetapi
dipersalahkan
2. kuda hitam : peserta pertandingan/perlombaan yang semula tidak diperhitungkan
akan menang, tetapi akhirnya menjadi pemenang
3. anak emas : anak kesayangan
4. semata wayang : satu-satunya
5. tangan kanan : orang kepercayaan
6. angkat topi : menaruh hormat, kagum, salut
7. ambil hati : menyenangkan
8. makan hati : menyusahkan
9. keras hati : berpendirian teguh
10. tangan dingin : sifat selalu membawa hasil (terutama dalam pertanian, pengobatan)
Fakta : suatu keadaan atau peristiwa yang benar-banar ada atau benar-benar terjadi.
Contoh: a. Icuk Sugiarto adalah seorang atlet pebulu tangkis Indonesia.
b. Pria kelahiran 4 Oktober ini pada tahun 1983 menjadi juara dunia.
c. Telah terjadi gempa tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
8
Opini : pendapat, asumsi ( anggapan, perkiraan), khayalan, rencana, saran, dll.
Biasanya menggunakan kata-kata seperti: sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut
pendapat saya .., menurut pendapat Bapak ….
Contoh: a. Ia merasa belum memanfaatkan hidupnya secara optimal.
b. Menurutnya, hidup harus berarti, harus memberi manfaat untuk orang.
PANTUN
Pantun, syair, dan gurindam termasuk puisi lama. Pantun berasal dari Indonesia, syair
dari Arab, sedangkan gurindam dari India.
Berdasarkan bentuk, pantun terbagi atas:
1. Pantun biasa
2. Pantun kilat atau karmina
3. Talibun
4. Pantun berkait atau seloka
1. Pantun Biasa
Struktur/ syarat/ciri-cirinya
a. Tiap bait terdiri atas empat baris
b. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
c. Dua baris pertama disebut sampiran. Dua baris berikutnya disebut isi pantun.
(mengandung maksud si pemantun)
d. Rumus rima akhirnya /abab/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan
bunyi akhir baris ketiga, bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris
keempat. Jadi, sebagai berikut:
3. Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat baris dan genap. Jika
talibun itu terdiri atas enam baris, tiga baris pertama adalah sampiran, tiga baris
9
berikutnya adalah isi. Jika terdiri atas delapan baris, empat baris pertama adalah
sampiran, empat baris berikutnya adalah isi. Rumus rima akhirnya /abcabc/.
Contoh:
Bagaimana bentuknya bulan, (an) a
jelas bukan persegi empat, (at) b
apalagi segi tiga. (a) c
Kepada oarang tua jangan melawan, (an) a
agar hidupmu berkah selamat, (at) b
hidup bahagia dan masuk surga (a) c
Pantun berkait atau seloka disebut juga pantun berantai. Perbedaan pantun berkait
dengan pantun biasa adalah pantun berkait tidak cukup dengan satu bait. Pantun berkait terdiri
atas beberapa pantun yang sambung-menyambung. Baris kedua dan keempat pada tiap bait
menjadi baris pertama dan ketiga pada bait berikutnya.
Contoh:
Bagaimana bentuknya bulan,
jelas bukan persegi empat.
Kepada orang tua jangan melawan,
agar hidupmu berkah selamat
Syair
Syair termasuk puisi lama yang berasal dari Arab. Antara pantun dengan syair ada
persamaan, yaitu sama-sama tiap baitnya terdiri atas empat baris. Akan tetapi, syair memiliki
rima akhir atau bersajak a-a-a-a. Semua baris merupakan isi dan biasanya syair tidak selesai
dalam satu bait karena digunakan untuk menceritakan sesuatu.
Contoh:
10
Seorang anak cinta yang lama.
Sekarang sudah mulai terima.
Seorang anak diberi nama,
Kami ayunkan bersama-sama.
Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India (Tamil). Gurindam terdiri atas dua
baris. Gurindam tidak memiliki sampiran. Kedua baris tersebut merupakan isi yang berupa
sebab-akibat atau masalah dan jawaban dari masalah tersebut. Rumus rima akhirnya a-a.
Gurindam yang paling terkenal di Indonesia adalah Gurindam XII karangan pujangga Melayu
lama, yaitu Raja Ali Haji. Disebut gurindam XlI karena terdiri atas dua belas pasal. Dilihat dari
isinya, pada umumnya gurindam merupakan nasihat.
Contoh:
Ini gurindam pasal yang ketujuh
1. Biografi adalah karangan yang berisi riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang
lain.
Contoh : Ayahku oleh Hamka
2. Autobiografi adalah karangan yang berisi riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh
dirinya sendiri atau ditulis oleh orang lain, tetapi berdasarkan penuturan atau
sepengetahuan tokohnya.
Contoh:
a. Hikayat Abdullah oleh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
b. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia oleh Cindy Adams
11
Contoh biografi
Sudirman lahir dari keluarga petani kecil, di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Ia
pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Guru, Solo. Pada tanggal 19 Desember
1948, agresi militer Belanda II menyerang Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu.
Pemimpin nasional: Soekarno, Hatta, dan Syahrir tertangkap. Segera, setelah agresi itu,
Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat)
mengeluarkan perintah kilat agar seluruh tentara Indonesia melakukan gerilya melawan
Belanda. Meski sakit, Sudirman memimpin langsung gerilya. Taktik gerilya itu ternyata
melemahkan moral pasukan Belanda. Banyak pasukan Belanda yang putus asa dan
merasa terancam keselamatannya. Sebab, tanpa diduga mereka mendapat serangan
mendadak dari pasukan Jenderal Sudirman.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan
secara tepat, dan dapat dipahami secara tepat pula.
Kalimat efektif dituntut oleh beberapa ketepatan, baik ketepatan pilihan kata,
bentuk kata, pola kalimat, maupun makna kalimat.
5) Hal ini adalah merupakan tanggung jawab kita bersama. ( tidak efektif )
Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama. (efektif )
d. Salah nalar
Contoh:
1) Rumah ini mau dijual. ( tidak efektif karena rumah tidak punya kemauan atau
keinginan)
Rumah ini akan dijual. (efektif )
g. Menggunakan kata penghubung pada induk kalimat yang mengikuti anak kalimat
Contoh:
Walaupun hujan lebat, tetapi ia tetap pergi ke sekolah (tidak efektif )
KATA BAKU
14
33 diagnosis diagnosa
34 analisis analisa
35 silakan silahkan
36 lesung pipi lesung pipit
37 ubah rubah
38 mengubah merubah
39 mencolok menyolok
40 sontek contek
41 menyontek mencontek
42 memesona mempesona
43 mengebom membom
44 mengesampingkan mengenyampingkan
45 pascabayar paska bayar
46 rohaniwan rohaniawan
47 ilmuwan ilmiawan
48 fotokopi photo copy
49 fesyen fasion
50 zaman jaman
PARAGRAF/ALINEA
Paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap
atau satu tema. Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
2. Antarkalimat saling berkoherensi (bertautan) secara logis sehingga membentuk satu
kesatuan.
JENIS-JENIS PARAGRAF
KERANGKA KARANGAN
KALIMAT SUMBANG
Kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak relevan, tidak padu dengan kalimat-
kalimat lain yang ada dalam paragraf tersebut. (kalimat yang tidak nyambung dengan
kalimat yang lain )
Contoh:
(1)Lingkungan aman perlu diciptakan oleh masyarakat. (2) Karena tanpa bantuan
masyarakat, keamanan sukar diwujudkan. (3) Caranya, masyarakat membentuk
petugas keamanan dari masyarakat itu sendiri. (4) Misalnya, mengadakan siskamling
untuk menjaga keamanan pada malam hari secara bergantian. (5) Selain itu, ayah
saya juga pernah menjadi satpam.
Kalimat penjelas yang sumbang dalam paragraf tersebut ada pada kalimat
nomor (5)
16
KALIMAT YANG MENYATAKAN HUBUNGAN PERBANDINGAN
Perhatikan:
Ibu membuat kue. ( kata membuat tersebut tidak menyatakan sebab-akibat)
17
KONJUNGSI
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan kata-kata,
bagian-bagian kalimat (frasa, kausa), atau kalimat-kalimat dalam sebuah wacana.
Termasuk dalam konjungsi ini adalah kata-kata yang berfungsi untuk mengantar sebuah
bentuk wacana atau kalimat yang sering terdapat dalam cerita-cerita lama. Kata-kata
pengantar tersebut adalah : alkisah, arkian, kalakian, maka, bermula, sebermula, hatta,
syahdan.
Macam-macam konjungsi
1. Menyatakan hubungan penguatan/tambahan/gabungan : dan, lagi, lagi pula, serta,
bahkan, begitu pula, selain itu, di samping itu, lebih dari itu, tidak hanya ... tetapi
juga
2. Menyatakan hubungan sebab: karena, oleh karena itu, sebab
3. Menyatakan hubungan akibat: maka, akibat, akibatnya, sehingga, hingga
4. Menyatakan hubungan pertentangan: tetapi, akan tetapi, sebaliknya, sedangkan,
namun, padahal, melainkan
5. Menyatakan hubungan perlawanan ( konjungsi yang menghubungkan dua keadaan
atau kondisi yang berlawanan): meskipun, biarpun, walaupun, kendatipun,
sekalipun
6. Menyatakan hubungan tujuan: agar, supaya, untuk itu
7. Menyatakan hubungan waktu: ketika, saat, waktu, ketika itu, saat itu, waktu itu,
pada masa itu, sebelum, selama, sesudah, setelah, sambil, seraya, sejak, tatkala,
sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian
8. Menyatakan hubungan perbandingan: bagai, bagaikan, seperti, laksana, umpama,
bak, ibarat
9. Menyatakan hubungan pemilihan: atau, entah ... entah ...
10. Menyatakan hubungan penjelas atau penetap (konjungsi ini berfungsi untuk
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya) : bahwa
11. Menyatakan hubungan penegas (konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau
meringkas suatu bagian kalimat yang telah disebutkan sebelumnya): yakni, yaitu,
umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya
Contoh: Peserta yang pergi tahun ini dua orang, yaitu saya dan Sofi.
12. Sebagai pengatar kalimat: konjungsi alkisah, arkian, kalakian, maka, bermula,
sebermula, hatta, syahdan digunakan sebagai pengantar kalimat hanya pada sastra
lama/cerita-cerita lama, sedangkan konjungsi adapun masih digunakan sampai
sekarang.
Contoh:
Hatta beberapa hari lamanya Raja Marong Mahawangsa mencari anak Raja
Rum itu dengan kemasygulan yang amat sangat, karena sultan Rum menyerahkan
anakandanya ke dalam jaganya dan ialah harapan yang besar kepada sultan Rum itu.
Maka ratalah sudah disuruh cari oleh Marong Mahawangsa kepada segala menteri
para penggawa hulubalang, tiada juga bertemu dengan anak raja Rum itu. Maka
raja Marong Mahawangsa pun berlayarlah halanya.
Arti konjungsi
18
Alkisah : cerita (dipakai untuk memulai sebuah cerita atau hikayat)
Hatta : maka, lalu, sudah itu lalu
Kalakian : ketika itu, lalu, kemudian
Bermula : awalnya, pertama-tama
Syahdan : selanjutnya, lalu
Maka : lalu , kemudian
DAFTAR PUSTAKA
Penulisan daftar pustaka
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad, tidak menggunakan nomor urut
2. Gelar akademik tidak dicantumkan
3. Nama penulis dibalik (nama akhir penulis diletakkan di depan)
4. Jika penulisnya dua orang, nama penulis pertama saja yang dibalik
5. Jika penulisnya lebih dari dua orang, hanya nama penulis pertama yang ditulis lalu
diikuti singkatan dan kawan-kawan (dkk.)
6. Judul diberi garis bawah atau dicetak miring
7. Urutannya NTJKP ( nama penulis, tahun terbit, judul, kota, penrbit)
8. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris
berikutnya dimulai dari ketukan kelima atau satu tab dalam komputer
9. Jarak antara baris pertama dan baris berikutnya yang merupakan kelanjutan adalah
satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan sumber lainnya dua
spasi.
Data buku
No Judul Buku Nama Penulis Penerbit Kota Tahun
. Terbit
1 Cinta di Ambang Bayu Surya Brata Pustaka Jaya Jakarta 2013
Batas
2 Kiat Sukses Hasan Ali dan PT Nusantara Bandung 2015
Fahmi Idris
3 Psikologi Siti Aminah, Sofi PT Pontianak 2014
Remaja Aini, Umi Inayah Khatulistiwa
Daftar Pustaka
Ali, Hasan dan Fahmi Idris. 2015. Kiat Sukses. Bandung: PT Nusantara.
Brata, Bayu Surya. 2013. Cinta di Ambang Batas. Jakarta: Pustaka Jaya.
CATATAN KAKI
Penulisan catatan kaki
1. Nama penulis tidak dibalik
2. Gelar akademik boleh dicantumkan, boleh juga tidak
3. Urutan penulisannya : NAJUKOPETAHA ( nama penulis, judul, kota, penerbit,
tahun terbit, halaman)
4. Penulisan judul : cetak miring atau digaris bawah
5. Perhatikan tanda bacanya!
6. Penulisan kata halaman diawali dengan huruf kecil. Kalau kata halaman disingkat,
setelah singkatan hlm diberi tanda titik ( hlm.)
19
Data buku
Judul Nama Penulis Penerbit Kota Tahun Halaman
Kiat Sukses Hasan Ali dan PT Bandung 2015 25
Fahmi Idris Nusantara
Cinta di Ambang Bayu Surya Pustaka Jakarta 2013 15
Batas Brata Jaya
Penulisan catatan kaki berdasarkan data buku tersebut
1)
Hasan Ali dan Fahmi Idris, Kiat Sukses (Bandung: PT Nusantara, 2015), hlm. 25.
2)
Bayu Surya Brata, Cinta di Ambang Batas (Jakarta: Pustaka Jaya, 2013), hlm. 15.
Kesalahan penggunaan tanda baca pada penulisan alamat surat tersebut adalah ....
A. Setelah singkatan kata yang terhormat, menggunakan tanda titik satu
B. Di antara nama orang dan gelar akademik menggunakan tanda koma
C. Penggunaan tanda titik pada singkatan gelar akademik
D. Penulisan singkatan PT memakai tanda titik
E. Setelah penulisan kata Jakarta Barat, menggunakan tanda titik
Jawabannya: D dan E
Makna konotasi
20
Konotasi artinya tambahan. Sebuah kata yang memiliki makna konotasi berarti
kata tersebut selain memiliki makna dasar juga memiliki makna tambahan yang
berupa kiasan (bukan makna sebenarnya) atau disertai nilai rasa. Jadi, makna
konotasi ialah makna yang berupa kiasan atau makna yang disertai nilai rasa.
Contoh:
Kata kursi selain memiliki makna dasar, yaitu tempat duduk berkaki empat dan
mempunyai sandaran juga mempunyai makna tambahan , yaitu jabatan.
Kata mantan memiliki nilai rasa lebih halus daripada kata bekas.
21
Contoh lain:
a. Konotasi kiasan ( bukan makna sebenarnya)
1)Konotasi postif : tangan kanan, anak emas, semata wayang, bintang
lapangan
2)Konotasi negatif : kaki tangan, dalang ( otak kejahatan), semir-menyemir,
amplop
b. Konotasi nilai rasa ( adanya perasaan tertentu : benci, hormat, halus, kasar)
1)Konotasi positif : rombongan, langsing, gadis, hamil, wafat, istri, gemuk
2)Konotasi negatif : gerombolan, ceking, perawan, bunting, mati, bini,
gembrot,
Makna denotasi
1. Banyak kursi baru di sekolah kami.
2. Meja hijau di ruang guru panjang sekali.
22
b. hanya berawalan
Contoh: bertanda tangan, menganak sungai, diberi tahu
c. hanya berakhiran
Contoh: tanda tangani, beri tahukan, sebar luaskan
b.merupakan kombinasi
Contoh:
amoral pascabedah
antarwarga prabayar
antikomunis pramusiwi
bilateral swadana
bioteknologi swafoto
caturwarga swasembada
dasasila purnabakti
dwiwarna tunagrahita
ekstrakurikuler tunadaksa
infrastruktur semiprofesional
multifungsi ultramodern
multilateral nirlaba
nonfiksi nirkabel
nonmuslim mancanegara
non-Islam subseksi
KTSP
Sebuah kata yang diawali dengan huruf k, t, s, atau p apabila diberi awalan me, huruf
pada awal kata tersebut luluh/lebur
Contoh;
a. kembang + me = mengembang
Contoh lain: mengunci, mengonfirmasi
b. tari + me = menari
Contoh lain: menaati, menerjemahkan, menangisi
c. sapu + me = menyapu
Contoh lain:menyukseskan, menyosialisasikan
d. pakai + me = memakai
Contoh lain: memesona, memahami, memedulikan
tetapi k, t, s, p yang diikuti konsonan lain (kl, tr, sy, pr ) tidak luluh
Contoh:
23
a. klarifikasi + me = mengklarifikasi
Contoh lain: mengkritik
b. transfer + me = mentransfer
Contoh lain: mentransmigrasikan
c. syarat + me = mensyaratkan
Contoh lain: mensyariatkan, mensyukuri, mensyairkan
d. produksi + me = memproduksi
Contoh lain: memprakarsai, memproklamasikan
Kecuali kata program apabila ditambah awalan me-, luluh, yaitu memrogram
Awalan me- apabila dilekatkan pada kata yang terdiri atas satu suku kata akan menjadi
menge-.
Contoh:
las menjadi mengelas bukan melas
bom menjadi mengebom bukan membom
tik menjadi mengetik bukan mentik
pel menjadi mengepel bukan mempel
Catatan:
Kata yang benar adalah mempunyai ( asal kata empunya) dan memperhatikan (asal
kata hati). Jadi, bukan memunyai dan memerhatikan.
Tanggapan logis: tanggapan/ komentar yang masuk akal sesuai dengan hal yang
ditanggapi ( sesuai dengan isi teks yang ditanggapi)
Contoh:
24
Tanggapan logis yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah ….
A. Kita tidak perlu khawatir dengan punahnya tanaman obat karena sekarang sudah
banyak diproduksi obat-obatan kimia yang lebih praktis dan murah
RESENSI
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata revidere atau recensie yang
artinya menimbang, melihat kembali, atau menilai.
Resensi adalah tulisan atau ulasan tentang penilaian sebuah hasil karya. Karya
tersebut bisa berupa buku, film, drama, pertunjukan, lukisan, dll.
Tujuan seseorang membuat resensi adalah memberi informasi tentang isi buku
tersebut. Apakah buku itu patut untuk dibaca atau tidak.
Unsur-unsur resensi
1. Judul resensi
Judul resensi dibuat semenarik mungkin dan benar-benar dapat menjiwai
seluruh inti tulisan. Judul dapat dibuat setelah resensi selesai dibuat. Judul resensi
harus selaras dengan isi resensi.
2. Identitas buku
Identitas buku di antaranya: Judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun
terbit, cetakan ke berapa, ketebalan buku, dll.
3. Pembukaan
Pembukaan berisi pengenalan ( nama pengarang, karya-karyanya, dan
prestasinya), membandingkan dengan buku yang sama, baik yang sudah ditulis oleh
pengarang itu sendiri atau oleh pengarang lain, memaparkan tentang sosok si
pengarang, mengulas sedikit tentang keunikan buku, merumuskan tema buku,
memberikan kesan tentang buku tersebut , mengenalkan penerbit.
5. Penutup
Biasanya pada bagian penutup, penulis resensi (resensator) menekankan
tentang pentingnya buku itu dimiliki siapa dan mengapa harus memiliki atau
mengapa harus membaca buku itu.
1. Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa.
Pola kalimat simpleks: SPO,SPOK, SPOKK, SPKK
Contoh:
25
a. Hasan sedang mengelas pagar.
S P O
2. Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih/dua
klausa atau lebih.
Pola kalimat kompleks :
a. SPO
SP
b. SPOK
SP
c. KSPO
SP
d. SPO,SPO
e. SP
PO
f. SP
SPO
Contoh:
a. Saya sudah menjelaskan bahwa adik saya tidak bersalah.
S p S P
S P S P O
d. Saya membaca puisi, teman saya menulis cerpen.
S P O S P O
b. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau
lebih yang tidak sederajat. (memiliki induk kalimat dan anak kalimat)
Contoh:
1) Saya sudah menjelaskan bahwa adik saya tidak bersalah.
induk kalimat anak kalimat
c. Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri atas kalimat majemuk
setara dan bertingkat.
27
Kata depan di dan ke Awalan di dan ke
di rumah ke timur ketua
di pulau ke pulau kepulauan
di samping ke kiri ketiga
di mana ke mana dibawa
di sana ke sana dikemukakan
di antara ke luar negeri dibumihanguskan
Untuk diingat
a. Setiap awal kata pada judul ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas,
yaitu kata ganti penghubung (yang, tempat), konjungsi (dan, ketika, agar),
dan preposisi ( di, ke, dari, dengan, dalam, demi, untuk, tentang, melalui, dll.)
Contoh:
1) Hati yang Damai
2) Pembudidayaan Ikan Hias dan Pemasarannya
3) Penanganan Kearsipan di Kantor Perbendaharaan Negara
c. Judul tidak diberi tanda apa pun, seperti tanda titik, bintang-bintang, garis bawah,
tanda petik, dll.
Contoh:
Pembudidayaan Ikan Hias dan Pemasarannya. (salah karena ada tanda titik)
28
d. Pemenggalan kata harus tepat (kalau judul tersebut tidak satu baris)
Contoh:
Manfaat
Pendidikan Sistem Ganda ( benar)
e. Kata ganti penghubung, konjungsi, dan preposisi ( yang, dan, ketika, kemudian,
di, ke, dari, dalam, untuk, demi. tentang, melalui, dll.) tidak boleh diletakkan di
pinggir kanan.
Contoh:
Penanganan Kearsipan di (salah)
Kantor Perbendaharaan Negara
RINGKASAN
1. Ambil bagian yang merupakan inti kalimat, hilangkan bagian yang berupa penjelas
2. Satukan bagian inti kalimat tersebut secara sitematis / tersusun secara berurutan
Contoh:
Penghargaan Nobel dianugerahkan setiap tahun kepada ilmuwan yang telah melakukan
penelitian luar biasa. Penghargaan diberikan kepada orang yang menemukan teknik atau
peralatan yang baru, atau telah melakukan kontribusi luar biasa bagi masyarakat. Saat ini,
Hadiah Nobel dianggap sebagai penghargaan tertinggi bagi orang yang mempunyai jasa
besar kepada dunia.
Ringkasannya: Penghargaan Nobel dianugerahkan kepada ilmuwan yang telah berjasa besar
kepada dunia.
3. Kalau yang akan diringkas lebih dari satu paragraf, inti dari tiap paragraf
disatukan secara berurutan
4. Apabila di jawaban tidak ada inti kalimat atau inti paragraf yang disusun secara berurutan,
ambil informasi penting yang ada dalam teks tersebut
29
MAKNA ISTILAH
INTI KALIMAT
2. Ketika adik saya yang tinggal di Bandung datang, saya sedang membersihkan
S P
3. Ani terpilih sebagai bendahara karena dia orang yang bertanggung jawab.
S P pelengkap
induk kalimat
anak kalimat
31