Anda di halaman 1dari 13

Teks Cerpen

Materi Bahasa Indonesia 


Kelas     : IX 
Bentuk Karya Sastra Indonesia
1.         Prosa: Bentuk Karya sastra berupa narasi atau cerita.
Contoh: novel, roman, cerpen, cergam, cermis, cermin, komik.
1. novel yaitu sebuah karya prosa panjang yang adanya perubahan nasib pada tokohnya.
Contohnya Negeri Lima Menara (Ahmad Fuadi)
2. Roman yaitu, sebuah karya prosa panjang yang menceritakan tokoh dari kecil sampai
dia meninggal. Contohnya Roman Siti Nurbaya (1922, Marah Rusli) penerbit Balai
Pustaka
2. Puisi 
Puisi, adalah bentuk karya sastra berupa susunan diksi (pilihan kata) yang indah dan
mempunyai makna yang dalam.
Ada dua jenis puisi yaitu puisi lama dan puisi baru.
 Puisi lama adalah puisi yang ditulis mengikuti aturan yang mengikat
Contohnya : Pantun, Syair, Gurindam, Karmina
Puisi baru disebut juga pusii bebas dan tidak mengikuti aturan yang tetap.
3. Drama
ž    Drama yaitu, bentuk karya sastra berupa dialog dengan tujuan untuk dipentaskan
Apa itu cerpen?

Cerpen (cerita pendek) yaitu, sebuah jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah
alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.  Alurnya tungggal
Ciri-ciri Cerpen
1. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
2. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata  (5-10 halaman)
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
5. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
6. Bersifat Fiktif.
7. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
8. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.  (habis dibaca dalam satu kali
duduk)
9. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.
10. Hanya ada satu konflik dan satu penyelesaian.       Unsur CERPEN ada dua:
1.         UNSUR EKSTRINSIK
2.         UNSUR INTRINSIK
    Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
    Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Unsur Intrinsik Cerpen
v    Tema
v    Tokoh
v    Penokohan
v    Alur/plot
v    Latar/setting
v    Sudut pandang
v    Gaya bahasa
v    Amanat
1.         Tema
        Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari
cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar,
permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah,
perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
Tokoh
2.         Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Ada 4 jenis tokoh
yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
ž    Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang
baik.
ž    Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong,
angkuh, congkak dan lain-lain.
ž    Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini
biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
3.         Penokohan
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang
diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat
suatu masalah
ž    Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam
cerita.
4. Alur/ plot
         Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam
menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
—    Tahap perkenalan
—    Tahap penanjakan
—    Tahap klimaks
—    Anti klimaks
—    Tahap penyelesaian
Ada 3 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
ž    Alur maju.  Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi
lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya
adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
ž    Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja
penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang
menjadi sebab konflik itu terjadi.
ž    Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita.
5. Latar/ setting
ž    Latar tempat, yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat- tempat dengan nama tertentu,
inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
ž    Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
ž    Latar suasana, yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku malakukan
sesuatu.
ž    6. Sudut Pandang
ž     Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang dalam menyampaikan cerita.
Penerapannya bisa dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam
cerpen.
Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang yakni sudut pandang orang pertama dan sudut
pandang orang ketiga sebagai berikut.
ž    Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang
pertama. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, kami dan
sebagainya.
ž    Sudut pandang orang ketiga cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang ketiga. Ciri-
cirinya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka dan sebagainya.
7. Gaya Bahasa
       Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal
ini meliputi:
ž    Diksi, pilihan kata. 
ž    Penggunaan kalimat
ž    Pemakaian majas.
ž    8. Amanat
ž    Amanat adalah pesan yang terkadung dalam cerpen yang bisa diambil oleh pembaca. Pesan
yang disampaikan oleh pengarang bisa secara tersurat atau tersirat.

STRUKTUR TEKS CERPEN


1.Orientasi
2. komplikasi
3. Evaluasi
4. Resolusi
5. Koda
•            1. ORIENTASI
Pengertian orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat di dalam cerita
pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan, dimana serta bagaimana
2. KOMPLIKASI
Komplikasi adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak
tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang menggambarkan plot cerita.
3. EVALUASI
Pengertian evaluasi adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam evaluasi, konflik
sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke tahap akhir.
4. RESOLUSI
Pengertian resolusi adalah ketika pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami
tokoh dalam cerpen.
5. KODA
Pengertian koda adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca.
Pesan dan amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh pembaca setelah membaca teks
cerpen.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN
•         1.    Kata sifat
•           2.  Kata keterangan
•         3.    Kalimat langsung dan tidak langsung
•         4.    Gaya bahasa bersifat konotasi
•         5.   Penggunaan bahasa tidak baku
•        6.    memenggunakan gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan maupun perulangan.
1. kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat atau kondisi suatu hal, baik pada
makhluk hidup, benda mati, tempat waktu dan lain-lain.
            contoh pemakain kata sifat pada kalimat, antara lain:
a. Dia anak pendiam, tetapi dia bukan anak nakal.
b. Kamu memang sahabat terbaik saya
c. Linda tidak suka pelajaran fisika
d. Sepertinya kamu lebih cocok mengenakan baju          berwarna pink
e. Ruang kelas tertata dengan rapi.
2. Kata keterangan yaitu kata yang digunakan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana,
sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan
lain sebagainya
3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
            Kalimat langsung merupakan sebuah kalimat kutipan yang dilontarkan langsung oleh
pembicara tanpa melalui perantara apapun sama persis dengan apa yang dikatakan oleh pembicara
tersebut.
contoh kalimat langsung

a. Ayah menyuruh, “Tolong ambilkan kopi di meja itu!”


b. “Itu salahmu!” kata Roni kepada Ani.
C. “Siapakah yang melempar kertas ini?” tanya bu guru .
e. Joni berkata: “Aku ingin menjadi pilot suatu saat nanti.”
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang berisikan pernyataan orang lain dalam bentuk
kalimat
Contoh kalimat tidak langsung

a. Ibu menyuruhku untuk menjadi anak yang menghormati orang yang lebih tua.
b. Joni mengatakan, ia akan menungguku besok di depan rumah.
c. Ali mengatakan bahwa ia tidak mengerti materi yang disampaikan oleh Bu Rini tadi.
d. Ani meminta pada ibunya untuk dibelikan seragam baru.
e. Ibu guru mengatakan kita harus giat belajar agar menjadi anak yang pandai.
f. Aldo mengatakan bahwa saya harus mencoba masakan ibunya.
 
4. Gaya bahasa bersifat konotasi
            Kalimat konotasi  adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan sebenarnya, makna
konotasi juga biasanya disebut dengan istilah makna kias.
Contohnya,
a. Aisyah merupakan anak emas  dalam keluarganya
(anak emas: anak yang paling disayang)
b. Karena besar kepala , Naya dijauhi teman-temannya (besar kepala: sombong)
c. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi tidak  gigit jari   (gigit jari: kecewa)
d. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas  (tidak tepat pendirian)
e. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan  hati dingin  (hati dingin: sabar)

5. Penggunaan Bahasa Tidak Baku


      Bahasa atau kata tidak baku merupakan  kata yang dipakai tidak sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering dipakai pada saat percakapan
sehari-hari atau dalam bahasa tutur.
Contoh Kata Tidak Baku
        Seperti: praktek, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nasehat, aktip, negri,
tekhnik, nopember dan llain sebagainya.

Contoh Kalimatnya
Saya membeli obat di apotik enggal.
6. Menggunakan Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan Maupun Perulangan.

a. Majas perbandingan

1. Perumpamaan
 Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita
anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata perumpamaan disamakan saja dengan
"persamaan" 
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal
yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang
dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan
kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4.               Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak
bernyawa.
 Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku
 Gaya Bahasa Pertentangan
1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi penekanan pada suatu
pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.  
Contoh
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar dia memutuskan
diriku
2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau
bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang
sebenarnya. Contoh Hasil usahanya tidaklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir. Contoh. Bagus
benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku
c. Gaya Bahasa Pertautan
1. Metonimia
Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya. Dalam
metonomia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud dengan barang yang lain.Contoh:   Ia
naik honda ke kantor.
2. Alusio
      Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan   perbandingan dengan menggunakan
ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh:  Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang asap saja  

3. Sinekdoke
Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau
sebaliknya. Contoh:Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu
d. Gaya Bahasa Perulangan
1. Aliterasi
Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-kata yang permulaannya sama bunyi
Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua duka
diam didiriku
2. Asonansi
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Contoh: Muka muda mudah
muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga

3. Simploke
Merupakan gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau
kalimat berturut-turut. Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah
Unsur Ekstrinsik Cerpen
 
      Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi,
secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik
cerpen antara lain:
1. Latar Belakang Masyarakat
      Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang
mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
Ideologi Negara
Kondisi Politik
Kondisi Sosial
Kondisi Ekonomi
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis
dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Riwayat Hidup Penulis
Pada bagian ini berisikan tentang biografi pengarang secara menyeluruh. Faktor ini dapat
mempengaruhi pengarang dalam mengarang cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dari
pengarang itu sendiri
b. Kondisi Psikologis
 Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan motivasi , kondisi ini sangat mempengaruhi
dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.Contohnya seperti jika pengarang sedang dalam
keaadaan sedih , dia akan membuat sebuah cerpen yang berceritakan sedih juga.
C. Aliran Sastra Penulis
Aliran Sastra berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang guna
menceritakan sebuah cerita dalam cerpen.
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
      Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen. Dan nilai-nilai
tersebut diantaranya adalah:
a. Nilai Agama, Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
b. Nilai Sosial, Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para
tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam cerpen
nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
D. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.

PENOKOHAN (ANALITIK DAN DRAMATIK) DALAM


CERPEN
Oleh yuliantoedi 
January 23, 2017 
Post a Comment
Penokohan adalah cara pengarang dalam memberikan sifat-sifat yang ada pada diri tokoh dalam

sebuah cerita. Teknik atau cara penokohan melalui 2 cara, yaitu secara analitik (langsung) dan

dramatik (tidak langsung). Penokohan ini merupakan salah satu unsur yang ada dalam sebuah

cerpen atau termasuk dalam unsur intrinsik. Unsur intrinsik cerpen merupakan salah satu unsur

pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen, seperti tokoh dan penokohan, alur, latar,

sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Pada kesempatan ini hanya akan dibahas mengenai
satu poin saja yaitu penokohan yang terdapat dalam sebuah cerpen. Berikut penjelasannya.

A. Pendeskripsian secara langsung


Penggambaran tokoh secara langsung adalah penggambaran tokoh secara tersurat yang ada di

dalam sebuah cerita. Pengarang langsung menjelaskan sifat atau karakter tokoh-tokohnya, misal

rajin, pemalas, sombong, dermawan dan lain sebagainya. Teknik secara langsung dapat dipahami

oleh pembaca dalam memahami isi cerpen tersebut. Biasanya penulis akan memberikan sifat-

sifat para tokoh secara detail atau jelas di dalam alur ceritanya.
B.  Pendeskripsian secara  tidak langsung
Penggambaran tokoh secara tidak langsung atau sering disebut juga dengan teknik dramatik.

Teknik dramatik disebut juga penggambaran tokoh secara tersirat yang ada dalam sebuah cerita.

Ada beberapa cara pengarang dalam memberikan sifat-sifat para tokoh di dalam cerita melalui

teknik ini, diantaranya:

1.    Melalui bentuk fisik secara lahir.

2.    Melalui jalan pikiran tokoh.

3.    Melalui tindakan tokoh.

4.    Melalui lingkungan tokoh.

5.    Melalui dialog antartokoh.

Berikut ini beberapa teknik penokohan dalam cerita

Teks 1
Eka memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang panjang. Hidungnya kecil

dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi dengan bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya

disempurnakan dengan bibirnya yang merah, meski tak memakai lipstik. Dia sangat

supel sehingga disukai teman-temannya. Teman-temannya pun beragam mulai dari kalangan

ekonomi lemah sampai dengan ekonomi atas. Eka sendiri berasal dari keluarga yang kaya, tetapi

sangat mengedepankan kesederhanaan. Tak heran kalau Eka terbiasa rajin dan rapi untuk urusan

pribadinya.

Teks 2
Deni sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak kurang dari 4 X 4 m. Ranjangnya

yang berukuran no. 1 terlihat acak-acakan. Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya tedapat

buku-buku berserakan yang bercampur dengan baju seragam yang baru dilepasnya. Sepatunya
terlihat di ranjang tapi hanya yang sebelah kanan, sedangkan sepatu yang sebelah kiri terlihat di

sudut kamar di belakang pintu. Di belakang pintu kamar itu terlihat terdapat kapstok yang

dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat berpasang-pasang kaos kaki dan pakaian yang

entah sudah berapa hari tidak dicuci. Televisi di kamar Deni juga tertutupi debu yang tebal. Di

sana Dina telentang dengan kaos kaki yang masih melekat di kakinya.

Teks 3
Rina   : “Sin, bagaimana sebenarnya Lita ya ?

Sinta  : “Ya bagaimana lagi ! Dia itu memang judes sich !

               Tapi sebenarnya dia baik juga lho …..”

Rina   : “Ya emang. Kemarin aku juga diajarin dia waktu aku kesulitan mengerjakan PR

matematika.”

Sinta  : “Itulah, biar saja dia sekarang marah. Sebentar lagi juga dia akan baik. Dia itu nggak

bakalan tahan kalau marah lama-lama. Lagian, kalau kamu nggak nyinggung dia duluan, dia juga

ndak mungkin semarah itu.”

Rina   : “Aku emang salah. Tapi tadi aku sudah minta maaf. Cuma Lita emang marah banget,

jadi pas aku minta maaf dia malah pergi.”

Teks 4
Dina menatap wajah ibunya. “Ibuku memang cantik batinnya. Meski sudah lanjut usia,

kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita ini. Sikapnya

yang tegas telah ikut membentuk karakterku. Kasih sayangnya padaku tak pernah habis.

Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10 tahun ayah sudah meninggal,

tapi ibuku sampai kini tak menikah lagi. Ibu sangat kuat dan tabah dalam menapaki hari-hari
bersamaku, mendidikku, mengajariku, membimbingku sendirian. Aku ingin sekali bisa sekuat

dia,” begitu pikir Dina.

Teks 5
Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk rumah dan dibantingnya pintu

rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang berada di dapur sampai terkejut. Begitu masuk,

Tono langsung menuju meja makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya

hanya itu-itu saja, dibantingnya tudung saji sampai gelas yang ada di meja makan jatuh dan

hancur berkeping-keping. Dengan muka masam ia menuju ke kamarnya. Ditendangnya pintu

kamarnya sampai terbuka, lalu masuk. Dibantingnya pintu itu untuk menutup. Kemudian ia

membantingkan badannya di tempat tidur tanpa mencopot sepatu. Tangannya meraih tape

recorder, lalu dia menyetel lagu-lagu rock dengan volume maksimal.

Teks 6
Ayu adalah gadis hitam manis yang lembut dan ramah juga memiliki ukuran tubuh yang lebih

mungil dari teman-teman sebayanya ini, memiliki banyak teman dan salah satunya adalah Lisa,

yang merasa sangat nyaman berteman dengan Ayu karena menurutnya, Ayu adalah teman yang

baik untuknya.

Teks 7
Vani sangat heran mendengar pernyataan teman-temannya yang mengatakan bahwa anak baru

yang bernama Alex adalah laki-laki yang paling perfect di sekolahnya. Memang, Alex memiliki

wajah tampan dengan rahang yang tegas, kulit putih, bertubuh atletis dan juga mata yang indah.

Ia tidak mau saling bertegur sapa kepada siapa saja yang lewat dihadapannya membuat Vani

membenci Alex.

Teks 8
Lisa dan Ayu mendapatkan nilai 10 besar, sehingga mereka berdua masuk dalam kelas 10A.

Kelas 10A merupakan kelas yang dihuni oleh siswa-siswi yang berprestasi dan mendapatkan

nilai ujian 40 terbaik, kelas 10B diduduki oleh siswa-siswi 41-80 terbaik dan kelas 10C diisi oleh

siswa siswi yang menempati peringkat 80-120.

Teks 9
Haji Marhaban Hamim bin Muktamar Aminudin nama lengkapnya, sama sekali bukan guru ngaji

yang kejam, bukan sama sekali bukan, tapi ia tak lain manusia terpilih penyebar syiar islam,

ulama penting penyelamat anak-anak Melayu dari rayuan Iblis. Ia memiliki sifat penyayang

kepada murid-muridnya.

Teks 10
Sering aku menyamar memakai mukena sepupuku, menyelinap dalam saf putri dan membuat

onar. Pada saat bulan puasa, aku melubangi buku-buku dengan menggunakan linggis. Bambu di

dekat jendela kuisi air dan karbit. Lalu kuarahkan ke jendela masjid saat seisi kampung

tarawih. Ini merupakan pengalaman buruk bagiku dan tidak akan aku ulangi lagi perbuatan itu.

Teks 11
Tubuhnya kurus kering. Matanya kecil seperti biji sawo. Rambutnya panjang dan bercabang,

terikat sekenanya di belakang tengkuknya. Gadis itu pucat, bibirnya berkomat-kamit sambil

memeluk buku-buku usang.

Teks 12
     ”Aku tidak peduli! Pokoknya hari ini, malam ini, detik ini juga kalian angkat kaki dari rumah

ini!” Sang juragan menatap Adi dan ibunya dengan mata penuh api.

    ”Juragan, kasihanilah kami. Beri waktu seminggu lagi, kami akan segera lunasi uang

kontrakan,”  ibu memandang sang juragan dengan air mata berlinang.


Teks 13
Aku memang tak senang dengan dia. Dia tak bisa menyimpan rahasia. Mulutnya ember, bocor,

tak ada remnya. Aku sudah bilang, tolong jangan cerita pada orang lain. Eh, baru sehari udah

banyak orang yang tahu. Dia bukanlah orang yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia.

Aku sudah tidak mau lagi berbicara masalah yang sedang dihadapi kepada dia.

Teks 14
Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk

melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan

memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan. Begitulah

Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Al Quran kecil, dibacakannya dekat

telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan

menjenguk sanak famili mereka,melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap

dan bercanda mesra.

Teks 15
Sampai jauh malam Isna masih terjaga. Ia terus menguatkan hati. Ia tak boleh merasa lemah oleh

masalah dan kesulitan. Ia harus terus melangkah maju. Kehidupan serba sulit yang saat ini

ditanggungkan keluarganya harus ia ubah. Isna yakin, dengan cara sekolah setinggi-tingginya

kemiskinan yang membalut keluarganya bisa ia lawan.

Anda mungkin juga menyukai