Cerpen (cerita pendek) yaitu, sebuah jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah
alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Alurnya tungggal
Ciri-ciri Cerpen
1. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
2. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata (5-10 halaman)
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
5. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
6. Bersifat Fiktif.
7. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
8. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama. (habis dibaca dalam satu kali
duduk)
9. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.
10. Hanya ada satu konflik dan satu penyelesaian. Unsur CERPEN ada dua:
1. UNSUR EKSTRINSIK
2. UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Unsur Intrinsik Cerpen
v Tema
v Tokoh
v Penokohan
v Alur/plot
v Latar/setting
v Sudut pandang
v Gaya bahasa
v Amanat
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari
cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar,
permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah,
perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
Tokoh
2. Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Ada 4 jenis tokoh
yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
ž Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang
baik.
ž Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong,
angkuh, congkak dan lain-lain.
ž Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini
biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
3. Penokohan
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang
diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat
suatu masalah
ž Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam
cerita.
4. Alur/ plot
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam
menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
— Tahap perkenalan
— Tahap penanjakan
— Tahap klimaks
— Anti klimaks
— Tahap penyelesaian
Ada 3 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
ž Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi
lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya
adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
ž Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja
penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang
menjadi sebab konflik itu terjadi.
ž Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita.
5. Latar/ setting
ž Latar tempat, yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat- tempat dengan nama tertentu,
inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
ž Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
ž Latar suasana, yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku malakukan
sesuatu.
ž 6. Sudut Pandang
ž Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang dalam menyampaikan cerita.
Penerapannya bisa dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam
cerpen.
Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang yakni sudut pandang orang pertama dan sudut
pandang orang ketiga sebagai berikut.
ž Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang
pertama. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, kami dan
sebagainya.
ž Sudut pandang orang ketiga cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang ketiga. Ciri-
cirinya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka dan sebagainya.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal
ini meliputi:
ž Diksi, pilihan kata.
ž Penggunaan kalimat
ž Pemakaian majas.
ž 8. Amanat
ž Amanat adalah pesan yang terkadung dalam cerpen yang bisa diambil oleh pembaca. Pesan
yang disampaikan oleh pengarang bisa secara tersurat atau tersirat.
a. Ibu menyuruhku untuk menjadi anak yang menghormati orang yang lebih tua.
b. Joni mengatakan, ia akan menungguku besok di depan rumah.
c. Ali mengatakan bahwa ia tidak mengerti materi yang disampaikan oleh Bu Rini tadi.
d. Ani meminta pada ibunya untuk dibelikan seragam baru.
e. Ibu guru mengatakan kita harus giat belajar agar menjadi anak yang pandai.
f. Aldo mengatakan bahwa saya harus mencoba masakan ibunya.
4. Gaya bahasa bersifat konotasi
Kalimat konotasi adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan sebenarnya, makna
konotasi juga biasanya disebut dengan istilah makna kias.
Contohnya,
a. Aisyah merupakan anak emas dalam keluarganya
(anak emas: anak yang paling disayang)
b. Karena besar kepala , Naya dijauhi teman-temannya (besar kepala: sombong)
c. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi tidak gigit jari (gigit jari: kecewa)
d. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas (tidak tepat pendirian)
e. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin (hati dingin: sabar)
Contoh Kalimatnya
Saya membeli obat di apotik enggal.
6. Menggunakan Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan Maupun Perulangan.
a. Majas perbandingan
1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita
anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata perumpamaan disamakan saja dengan
"persamaan"
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal
yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang
dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan
kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4. Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak
bernyawa.
Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku
Gaya Bahasa Pertentangan
1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi penekanan pada suatu
pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar dia memutuskan
diriku
2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau
bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang
sebenarnya. Contoh Hasil usahanya tidaklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir. Contoh. Bagus
benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku
c. Gaya Bahasa Pertautan
1. Metonimia
Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya. Dalam
metonomia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud dengan barang yang lain.Contoh: Ia
naik honda ke kantor.
2. Alusio
Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan perbandingan dengan menggunakan
ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh: Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang asap saja
3. Sinekdoke
Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau
sebaliknya. Contoh:Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu
d. Gaya Bahasa Perulangan
1. Aliterasi
Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-kata yang permulaannya sama bunyi
Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua duka
diam didiriku
2. Asonansi
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Contoh: Muka muda mudah
muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga
3. Simploke
Merupakan gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau
kalimat berturut-turut. Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi,
secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik
cerpen antara lain:
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang
mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
Ideologi Negara
Kondisi Politik
Kondisi Sosial
Kondisi Ekonomi
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis
dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Riwayat Hidup Penulis
Pada bagian ini berisikan tentang biografi pengarang secara menyeluruh. Faktor ini dapat
mempengaruhi pengarang dalam mengarang cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dari
pengarang itu sendiri
b. Kondisi Psikologis
Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan motivasi , kondisi ini sangat mempengaruhi
dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.Contohnya seperti jika pengarang sedang dalam
keaadaan sedih , dia akan membuat sebuah cerpen yang berceritakan sedih juga.
C. Aliran Sastra Penulis
Aliran Sastra berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang guna
menceritakan sebuah cerita dalam cerpen.
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen. Dan nilai-nilai
tersebut diantaranya adalah:
a. Nilai Agama, Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
b. Nilai Sosial, Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para
tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam cerpen
nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
D. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.
sebuah cerita. Teknik atau cara penokohan melalui 2 cara, yaitu secara analitik (langsung) dan
dramatik (tidak langsung). Penokohan ini merupakan salah satu unsur yang ada dalam sebuah
cerpen atau termasuk dalam unsur intrinsik. Unsur intrinsik cerpen merupakan salah satu unsur
pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen, seperti tokoh dan penokohan, alur, latar,
sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Pada kesempatan ini hanya akan dibahas mengenai
satu poin saja yaitu penokohan yang terdapat dalam sebuah cerpen. Berikut penjelasannya.
dalam sebuah cerita. Pengarang langsung menjelaskan sifat atau karakter tokoh-tokohnya, misal
rajin, pemalas, sombong, dermawan dan lain sebagainya. Teknik secara langsung dapat dipahami
oleh pembaca dalam memahami isi cerpen tersebut. Biasanya penulis akan memberikan sifat-
sifat para tokoh secara detail atau jelas di dalam alur ceritanya.
B. Pendeskripsian secara tidak langsung
Penggambaran tokoh secara tidak langsung atau sering disebut juga dengan teknik dramatik.
Teknik dramatik disebut juga penggambaran tokoh secara tersirat yang ada dalam sebuah cerita.
Ada beberapa cara pengarang dalam memberikan sifat-sifat para tokoh di dalam cerita melalui
Teks 1
Eka memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang panjang. Hidungnya kecil
dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi dengan bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya
disempurnakan dengan bibirnya yang merah, meski tak memakai lipstik. Dia sangat
ekonomi lemah sampai dengan ekonomi atas. Eka sendiri berasal dari keluarga yang kaya, tetapi
pribadinya.
Teks 2
Deni sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak kurang dari 4 X 4 m. Ranjangnya
yang berukuran no. 1 terlihat acak-acakan. Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya tedapat
buku-buku berserakan yang bercampur dengan baju seragam yang baru dilepasnya. Sepatunya
terlihat di ranjang tapi hanya yang sebelah kanan, sedangkan sepatu yang sebelah kiri terlihat di
sudut kamar di belakang pintu. Di belakang pintu kamar itu terlihat terdapat kapstok yang
dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat berpasang-pasang kaos kaki dan pakaian yang
entah sudah berapa hari tidak dicuci. Televisi di kamar Deni juga tertutupi debu yang tebal. Di
sana Dina telentang dengan kaos kaki yang masih melekat di kakinya.
Teks 3
Rina : “Sin, bagaimana sebenarnya Lita ya ?
Rina : “Ya emang. Kemarin aku juga diajarin dia waktu aku kesulitan mengerjakan PR
matematika.”
Sinta : “Itulah, biar saja dia sekarang marah. Sebentar lagi juga dia akan baik. Dia itu nggak
bakalan tahan kalau marah lama-lama. Lagian, kalau kamu nggak nyinggung dia duluan, dia juga
Rina : “Aku emang salah. Tapi tadi aku sudah minta maaf. Cuma Lita emang marah banget,
Teks 4
Dina menatap wajah ibunya. “Ibuku memang cantik batinnya. Meski sudah lanjut usia,
kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita ini. Sikapnya
yang tegas telah ikut membentuk karakterku. Kasih sayangnya padaku tak pernah habis.
Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10 tahun ayah sudah meninggal,
tapi ibuku sampai kini tak menikah lagi. Ibu sangat kuat dan tabah dalam menapaki hari-hari
bersamaku, mendidikku, mengajariku, membimbingku sendirian. Aku ingin sekali bisa sekuat
Teks 5
Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk rumah dan dibantingnya pintu
rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang berada di dapur sampai terkejut. Begitu masuk,
Tono langsung menuju meja makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya
hanya itu-itu saja, dibantingnya tudung saji sampai gelas yang ada di meja makan jatuh dan
kamarnya sampai terbuka, lalu masuk. Dibantingnya pintu itu untuk menutup. Kemudian ia
membantingkan badannya di tempat tidur tanpa mencopot sepatu. Tangannya meraih tape
Teks 6
Ayu adalah gadis hitam manis yang lembut dan ramah juga memiliki ukuran tubuh yang lebih
mungil dari teman-teman sebayanya ini, memiliki banyak teman dan salah satunya adalah Lisa,
yang merasa sangat nyaman berteman dengan Ayu karena menurutnya, Ayu adalah teman yang
baik untuknya.
Teks 7
Vani sangat heran mendengar pernyataan teman-temannya yang mengatakan bahwa anak baru
yang bernama Alex adalah laki-laki yang paling perfect di sekolahnya. Memang, Alex memiliki
wajah tampan dengan rahang yang tegas, kulit putih, bertubuh atletis dan juga mata yang indah.
Ia tidak mau saling bertegur sapa kepada siapa saja yang lewat dihadapannya membuat Vani
membenci Alex.
Teks 8
Lisa dan Ayu mendapatkan nilai 10 besar, sehingga mereka berdua masuk dalam kelas 10A.
Kelas 10A merupakan kelas yang dihuni oleh siswa-siswi yang berprestasi dan mendapatkan
nilai ujian 40 terbaik, kelas 10B diduduki oleh siswa-siswi 41-80 terbaik dan kelas 10C diisi oleh
Teks 9
Haji Marhaban Hamim bin Muktamar Aminudin nama lengkapnya, sama sekali bukan guru ngaji
yang kejam, bukan sama sekali bukan, tapi ia tak lain manusia terpilih penyebar syiar islam,
ulama penting penyelamat anak-anak Melayu dari rayuan Iblis. Ia memiliki sifat penyayang
kepada murid-muridnya.
Teks 10
Sering aku menyamar memakai mukena sepupuku, menyelinap dalam saf putri dan membuat
onar. Pada saat bulan puasa, aku melubangi buku-buku dengan menggunakan linggis. Bambu di
dekat jendela kuisi air dan karbit. Lalu kuarahkan ke jendela masjid saat seisi kampung
tarawih. Ini merupakan pengalaman buruk bagiku dan tidak akan aku ulangi lagi perbuatan itu.
Teks 11
Tubuhnya kurus kering. Matanya kecil seperti biji sawo. Rambutnya panjang dan bercabang,
terikat sekenanya di belakang tengkuknya. Gadis itu pucat, bibirnya berkomat-kamit sambil
Teks 12
”Aku tidak peduli! Pokoknya hari ini, malam ini, detik ini juga kalian angkat kaki dari rumah
ini!” Sang juragan menatap Adi dan ibunya dengan mata penuh api.
”Juragan, kasihanilah kami. Beri waktu seminggu lagi, kami akan segera lunasi uang
tak ada remnya. Aku sudah bilang, tolong jangan cerita pada orang lain. Eh, baru sehari udah
banyak orang yang tahu. Dia bukanlah orang yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia.
Aku sudah tidak mau lagi berbicara masalah yang sedang dihadapi kepada dia.
Teks 14
Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk
melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan
memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan. Begitulah
Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Al Quran kecil, dibacakannya dekat
telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan
menjenguk sanak famili mereka,melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap
Teks 15
Sampai jauh malam Isna masih terjaga. Ia terus menguatkan hati. Ia tak boleh merasa lemah oleh
masalah dan kesulitan. Ia harus terus melangkah maju. Kehidupan serba sulit yang saat ini
ditanggungkan keluarganya harus ia ubah. Isna yakin, dengan cara sekolah setinggi-tingginya