Anda di halaman 1dari 1

Buah Beri

Pada suatu zaman, hiduplah sepasang suami istri bernama Pak Danu dan Bu Dina,
keduanya sudah lama menikah tetapi belum kunjung dikaruniai anak.Tidak tinggal
diam, Pak Danu dan Bu Dina mengusahakan berbagai cara, mulai dari minum ramuan
hingga ke orang pintar.
"Pak, kenapa kita tidak kunjung diberi amanah untuk merawat anak? Apa yang salah
denganku?," tanya Bu Dani.
"Tidak ada yang salah, Bu. Mungkin memang belum saatnya saja," Jawab Pak Dani.
Bu Dani tampak kurang puas dengan jawaban Pak Danu.
"Kalau seperti ini terus, hidup kita tidak ada perkembangan. Seharusnya kita sudah
punya anak yang bertumbuh pintar, bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya yang
hanya petani ini," ungkap Bu Dani.
Setelah dua tahun berusaha, akhirnya Pak Danu dan Bu Dani memiliki lima orang anak.
Namun sayangnya, kelima anak tersebut terlahir buta.
"Sia-sia sekali penantian kita, mengapa anak-anak kita harus buta?" sesal Bu Dani.
Karena tidak terima dengan keadaan, Bu Dani dan Pak Danu membuang anak-anaknya
ke hutan.
Kelima anak tersebut tumbuh bersama, saling menguatkan, dan saling membantu.
Hingga suatu hari, datanglah nenek tua yang bersedia merawat mereka dan
memberinya buah beri.
"Nak, makanlah buah beri ini, sisakan bijinya dan tanamlah. Rawatlah tanaman beri
tersebut hingga bertumbuh," pesan nenek.
Tanpa berpikir lama, kelima anak Pak Danu dan Bu Dani menjalankan perintah sang
nenek.
Ternyata, buah beri pemberian nenek dapat menyembuhkan kebutaan mereka, biji
yang ditanam pun tumbuh subur hingga membuat mereka menjadi pemilik perkebunan
beri terbesar.
Pak Danu dan Bu Dani datang kepada mereka untuk meminta maaf karena tidak
bersedia merawat mereka.
Kelima anak tersebut pun bersedia untuk memaafkan kedua orang tuanya.
Nah, Adjarian itulah contoh teks cerita fantasi berjudul "Buah Beri".
Dari cerita tersebut, dapat dipetik pelajaran bahwa kita harus selalu menerima
pemberian Tuhan, bagaimanapun keadaannya.

Anda mungkin juga menyukai