Buku fiksi merupakan bentuk dari gagasan maupun perasaan yang dimiliki oleh
penulis dengan sifatnya fiktif imajinatif.
Cerita yang ada di dalamnya bukan didasarkan pada kejadian nyata, hanya sekedar
bentuk imajinasi yang dimiliki oleh penulisnya.
Buku non fiksi merupakan buku dengan isinya memaparkan mengenai ilmu
pengetahuan, baik secara teknis atau juga populer.
Buku non fiksi didasarkan pada kejadian nyata dan sifatnya informatif.
Isi dari buku non fiksi harus bisa dipertanggungjawabkan. Penggunaan bahasanya
yaitu sifatnya denotatif atau bahasa sebenarnya.
Berikut ini merupakan unsur intrinsik yang dimiliki oleh buku fiksi diantaranya:
1) Tokoh Cerita
Tokoh cerita merupakan pelaku (tokoh-tokoh) dari tulisan yang dibuat
tersebut, terbagi menjadi dua jenis yaitu tokoh utama dan tokoh pendukung.
Tokoh Utama Cerita, dapat dikenali melalui ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tokoh yang paling banyak muncul di sepanjang cerita.
b. Tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita. Bila tokoh ini tidak
ada maka cerita itu pun tidak akan ada.
2) Latar Cerita
Latar cerita merupakan tempat, waktu, maupun lingkungan sosial dari
kejadian cerita yang dibuat.
Latar cerita dapat diketahui dengan melihat nama-nama tempat dan waktu
dalam cerita.
3) Tema Cerita
Tema cerita merupakan unsur pokok dalam cerita atau pokok pikiran
maupun gagasan utama dari cerita yang dibuat.
Tema suatu cerita dapat ditemukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Membaca keseluruhan cerita
b. Mencermati paragraf pertama (awal konflik) dan paragraf terakhir
(amanat).
4) Alur (jalan cerita) atau juga disebut sebagai plot,
Merupakan rangkaian kejadian atau urutan peristiwa yang dihadapi tokoh
cerita dari awal sampai akhir cerita.
Ada 3 macam alur cerita, yaitu:
1) Alur maju adalah alur yang diawali cerita kejadian masa kini dengan
konflik datar, pada bagian tengah, konflik makin menanjak, dan diakhiri
klimaks serta penyelesaian pada akhir cerita.
2) Alur mundur adalah alur yang dibuka dengan penceritaan kejadian
masa lampau di awal cerita dan diselesaikan dengan konflik pada
masa kini.
3) Alur campuran (maju-mundur) adalah alur yang mencampurkan
kisah kejadian masa kini dan masa lalu secara bergantian
Alur dapat ditemukan dengan cara kreatif melalui PASKA (Pada mulanya,
Selanjutnya, Kemudian, dan Akhirnya).
5) Amanat
Berisi pesan maupun kesan yang menjadi pemecahan dari persoalan yang
diceritakan oleh penulis.
Struktur Buku
Struktur penulisannya akan membantu untuk menulis secara lebih sistematis dan
teratur.
Berikut merupakan struktur yang dimiliki oleh buku fiksi diantaranya:
1. Abstrak yang menjadi inti dari penulisan buku fiksi dan bisa untuk dicantumkan
maupun tidak.
2. Orientasi yang membantu penulis dalam mengenalkan tema penulisan serta
latar belakang tokoh yang ditulis. Orientasi ada di bagian awal penjelasan.
3. Komplikasi yang menjadi klimaks dari alur cerita sebagai bentuk munculnya
permasalahan yang ada.
4. Resolusi yang menjadi bagian untuk menjelaskan inti dari pemecahan
masalah yang ada dan dialami para tokohnya.
5. Koda atau reorientasi yang berisi amanat maupun pesan positif dari cerita
yang disampaikan tersebut.
Contoh Buku Fiksi , antara lain novel, cerpen, komik, cerita bergambar, dsb.
Contoh Buku Non Fiksi, antara lain makalah, prosa, disertasi, puisi, artikel,
biografi, dll.
TOKOH CERITA
Cerita yang baik adalah cerita yang tokoh-tokohnya dipahami oleh pembaca. Makin
jelas penggambaran tokohnya maka pembaca semakin mengenali tokoh dalam cerita
tersebut. Tokoh cerita dapat digambarkan dengan jelas melalui:
1. Data Diri, seperti nama, tangga dan tahun kelahiran, jenis kelamin, usia tokoh
dan makanan favorit.
2. Latar Belakang (motif) adalah alasan tokoh melakukan sebuah tindakan.
3. Sifat tokoh tercermin dari kata-kata dan tindakan atau cara tokoh menghadapi
sesuatu.
Latar Cerita
Cerita yang tidak jelas latarnya akan menimbulkan kebingungan karena pembaca
tidak tahu waktu dan tempat terjadinya cerita tersebut.
Kadang-kadang seorang penulis menjelaskan latar melalui pendekatan pancaindra.
Maksudnya, latar dijelaskan sedemikian rupa sehingga pembaca dapat
membayangkan dan merasakan bentuknya, mendengar suara, dan mencium
aromanya.
Tema Cerita
Tema suatu cerita dapat ditemukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Membaca keseluruhan cerita
b. Mencermati paragraf pertama (awal konflik) dan paragraf terakhir (amanat).
Resensi Buku
Resensi merupakan sebuah ulasan tentang sebuah buku.
Resensi merupakan sebuah bentuk penilaian pada karya berupa buku, karya film,
atau pementasan drama.
Penulisan resensi bertujuan agar orang-orang tertarik untuk membaca atau
menonton karya dan juga mengenalkan sebuah karya baru kepada publik.
Langkah yang harus dilakukan saat akan menulis atau membuat resensi, yaitu:
1. Lakukan penilaian unsur-unsur cerita di lembar penilaian.
Beberapa unsur yang terkandung dalam penulisan sebuah resensi, antara lain:
a. Judul
b. Penulis
c. Penerbit
d. Tokoh cerita dan sifatnya
e. Latar cerita
f. Tema
g. Jalan cerita
h. Penilaian
i. Pendapat tentang cerita
PUISI
Puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang puitis, terdiri atas larik dan
bait. Puisi juga memiliki rima dan irama.
orang yang menulis puisi atau sajak.
Istilah-istilah yang terdapat dalam puisi, antara lain:
• Penyair adalah orang yang menulis puisi atau sajak.
• Larik adalah baris dalam puisi atau sajak
• Bait adalah satu kesatuan puisi yang terdiri atas beberapa baris, seperti pantun
yang terdiri atas empat baris.
• Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam puisi maupun
pada bagian akhir.
• Irama adalah bunyi-bunyi yang berulang, teratur, dan variasi bunyi
menimbulkan gerak yang hidup.
• Repetisi yaitu pengulangan
• Imaji atau Penggambaran merupakan unsur yang melibatkan pancaindra
manusia yang dapat menggiring pembaca untuk membayangkan sebuah
kejadian dalam puisi.
• Diksi adalah pemilihan katakata yang digunakan penyair dalam puisi atau
pemilihan kata-kata yang padat makna dan mengandung nilai estetika
(keindahan).
• Majas atau gaya bahasa merupakan unsur penting pembangun puisi.
Kekuatan dan kedalaman makna puisi tergantung pada majas yang digunakan.
Kata-kata aku, menunggu, kopi, bersabar, dan waktu ditulis berulang-ulang dalam
puisi tersebut. Pengulangan itu dinamakan repetisi.
Unsur-unsur yang terdapat dalam puisi, antara lain:
1. Larik
2. Bait
3. Rima
4. Imaji
5. Diksi
6. Majas (gaya bahasa)
Selain contoh diatas metafora dalam pengertian yang lebih luas juga
menggunakan kata-kata kiasan yang berkaitan dengan alam, seperti matahari,
bulan, bintang, pelangi, hujan, benda-benda, dan keadaan lain yang
mengandung estetika sebagai kiasan dalam puisi
2. Simile
Simile diartikan sebagai perbandingan yang bersifat eksplisit. Hal yang dimaksud
dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah perbandingan yang
langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lainnya dengan
menggunakan kata-kata pembanding: seperti, sama, sebagai, bagaikan,
bak, laksana, dan umpama.
Contoh:
Bibirnya seperti delima merekah
Matanya seperti bintang timur
Seperti menating minyak penuh
Bagai air di daun talas
Laksana bulan empat belas
3. Repetisi
Repetisi yaitu majas berupa perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan pada kata-kata yang
dianggap penting.
Contoh:
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
(Penggalan bait puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah)
Mencipta Puisi
Langkah-langkah membuat puisi, yaitu:
A. Menciptakan Puisi dengan Metode Lima Langkah.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Temukan satu hal yang paling mengesankan.
Contoh: Kalian pernah ke sebuah desa dan kalian sangat terkesan dengan
desa tersebut.
2. Ingat-ingat hal yang membuat kalian terkesan.
Contoh: Kalian terkesan dengan kolam-kolam ikan di halaman rumah
penduduk, hamparan sawah, bebek-bebek yang digiring di tengah sawah, dan
suara lenguhan sapi.
3. Ingat perasaan kalian saat itu.
Contoh: Saat itu kalian merasa takjub, gembira, dan nyaman. Tuliskan dan
ungkapkan perasaan kalian tersebut dalam puisi.
4. Gunakanlah majas untuk mengungkapkan kesan kalian tersebut.
Contoh: Petak-petak sawah terhampar seperti permadani alam. Bulir-bulir
padi menguning seperti biji-biji emas mulia.
5. Gunakan kata-kata yang berkaitan dengan pancaindra, misalnya penglihatan,
pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa, supaya pembaca bisa ikut
membayangkan peristiwa yang kalian alami.
Contoh:
1) Sebelum matahari terbit, ayam berkokok menyambut pagi.
2) Fajar menyingsing dan burung-burung berkicau.
3) Pagi yang cerah, bunga mekar dan harum semerbak memenuhi taman.
B. Menciptakan Puisi dengan Inspirasi Tiga Kata
Kalian dapat menulis puisi melalui inspirasi tiga kata. Caranya adalah tentukan
tiga buah kata, lalu buatlah kalimat-kalimat yang menghubungkan kata-kata
tersebut.
1) Contoh a
Tiga kata: hujan, ranting, dan awan.
Kalimat puisi yang dibuat dari tiga kata ini adalah sebagai berikut.
Masih tampak bekas hujan semalam
Daun-daun jatuh, ranting-ranting patah, rumput dan tanah basah
Awan di langit masih kelabu, matahari masih sembunyi
Hatiku pun masih berawan
Seusai mendengar kabar duka darimu tadi malam
2) Contoh b
Tiga kata: kelinci, rumput, dan manja
Larik puisi yang dibuat dari tiga kata ini adalah sebagai berikut.
Aku mendapat seekor kelinci sebagai hadiah ulang tahunku
Namanya Boni, kesukaannya makan rumput di halaman
Dia suka sekali bermain di antara bunga-bunga
Bila aku datang menghampirinya, ia akan berlari kepadaku dan bergelung
manja di pangkuanku
3) Contoh c
Tiga kata: teh, ibu, dan kursi
Larik-larik puisi yang dibuat dari tiga kata ini adalah sebagai berikut.
Ibu suka minum teh setiap pagi Ia akan duduk di kursi kesayangannya
Yang diletakkan di teras belakang, tepat di depan jendela kamarku
Ibu suka membaca buku sambil meminum tehnya
Aku suka memandang ibuku saat ia diam-diam tersenyum membaca cerita-
cerita favoritnya
Mendeklamasikan Puisi
Deklamasi adalah penyajian sajak disertai dengan lagu dan gaya. Deklamasi
bukan hanya membacakan biasa. Untuk menciptakan nuansa keindahan dalam
pembacaan puisi, diperlukan teknik, gaya, dan intonasi suara yang baik.
Para pembaca puisi biasanya akan merenungkan terlebih dahulu puisi yang akan
dibacakan. Setelah itu, mereka akan menentukan gestur dan intonasi yang paling
cocok untuk digunakan.
Pidato yang bersifat ajakan dan untuk memengaruhi khalayak, contohnya pidato
kegiatan pemilihan ketua OSIS, pemilihan umum, kampanye hidup bersih, dan
kampanye pemanasan global, hidup bersih, menanam pohon, atau tindakan
untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya.
Kalimat yang mereka gunakan untuk mengajak disebut kalimat persuasif. Setelah
mendengar pidato ajakan, para pendengar diharapkan tertarik untuk mengikuti kata-
kata pemberi pidato.
Memahami pengertian kalimat persuasif dan ungkapan rasa peduli atau simpati yang
digunakan dalam pidato.
• Kalimat Persuasif adalah kalimat yang bersifat membujuk agar pihak yang
dibujuk menjadi yakin.
Dalam pidato, kalimat persuasif umumnya ditandai dengan penggunaan kata
mari dan ayo.
• Ungkapan Rasa Peduli dan Simpati, pada sebuah pidato dapat ditujukan
pada manusia, binatang, tumbuhan, ataupun lingkungan.
Contohnya rasa peduli pada orang tua, keluarga, teman yang sedang
kesusahan, lingkungan akibat polusi udara, atau peduli pada masalah sampah.