Anda di halaman 1dari 17

MENGULAS KARYA FIKSI

Buku fiksi merupakan bentuk dari gagasan maupun perasaan yang dimiliki oleh
penulis dengan sifatnya fiktif imajinatif.
Cerita yang ada di dalamnya bukan didasarkan pada kejadian nyata, hanya sekedar
bentuk imajinasi yang dimiliki oleh penulisnya.
Buku non fiksi merupakan buku dengan isinya memaparkan mengenai ilmu
pengetahuan, baik secara teknis atau juga populer.
Buku non fiksi didasarkan pada kejadian nyata dan sifatnya informatif.
Isi dari buku non fiksi harus bisa dipertanggungjawabkan. Penggunaan bahasanya
yaitu sifatnya denotatif atau bahasa sebenarnya.

Berikut ini ciri-ciri yang dimiliki oleh buku fiksi diantaranya:


1. Penulisannya menggunakan gaya bahasa.
2. Kata yang digunakan bersifat konotatif atau memiliki makna yang ditambahkan.
3. Bentuknya seperti novel dan cerpen.
4. Penulisan berdasarkan pada imajinasi atau khayalan penulis.

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari buku non fiksi diantaranya:


1. Penulisan menggunakan bahasa yang formal.
2. Metode penulisan denotatif digunakan agar pembaca mudah memahami
isinya.
3. Berdasarkan fakta yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Penulisan dalam bentuk ilmiah popular.

Unsur Buku Fiksi


Salah satu unsur yang dimiliki oleh buku fiksi yaitu mengenai unsur intrinsik ini. Unsur
satu ini merupakan unsur yang membangun cerita fiksi tersebut dari bagian dalam.

Berikut ini merupakan unsur intrinsik yang dimiliki oleh buku fiksi diantaranya:
1) Tokoh Cerita
Tokoh cerita merupakan pelaku (tokoh-tokoh) dari tulisan yang dibuat
tersebut, terbagi menjadi dua jenis yaitu tokoh utama dan tokoh pendukung.
Tokoh Utama Cerita, dapat dikenali melalui ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tokoh yang paling banyak muncul di sepanjang cerita.
b. Tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita. Bila tokoh ini tidak
ada maka cerita itu pun tidak akan ada.
2) Latar Cerita
Latar cerita merupakan tempat, waktu, maupun lingkungan sosial dari
kejadian cerita yang dibuat.
Latar cerita dapat diketahui dengan melihat nama-nama tempat dan waktu
dalam cerita.
3) Tema Cerita
Tema cerita merupakan unsur pokok dalam cerita atau pokok pikiran
maupun gagasan utama dari cerita yang dibuat.
Tema suatu cerita dapat ditemukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Membaca keseluruhan cerita
b. Mencermati paragraf pertama (awal konflik) dan paragraf terakhir
(amanat).
4) Alur (jalan cerita) atau juga disebut sebagai plot,
Merupakan rangkaian kejadian atau urutan peristiwa yang dihadapi tokoh
cerita dari awal sampai akhir cerita.
Ada 3 macam alur cerita, yaitu:
1) Alur maju adalah alur yang diawali cerita kejadian masa kini dengan
konflik datar, pada bagian tengah, konflik makin menanjak, dan diakhiri
klimaks serta penyelesaian pada akhir cerita.
2) Alur mundur adalah alur yang dibuka dengan penceritaan kejadian
masa lampau di awal cerita dan diselesaikan dengan konflik pada
masa kini.
3) Alur campuran (maju-mundur) adalah alur yang mencampurkan
kisah kejadian masa kini dan masa lalu secara bergantian

Alur dapat ditemukan dengan cara kreatif melalui PASKA (Pada mulanya,
Selanjutnya, Kemudian, dan Akhirnya).
5) Amanat
Berisi pesan maupun kesan yang menjadi pemecahan dari persoalan yang
diceritakan oleh penulis.

Struktur Buku
Struktur penulisannya akan membantu untuk menulis secara lebih sistematis dan
teratur.
Berikut merupakan struktur yang dimiliki oleh buku fiksi diantaranya:
1. Abstrak yang menjadi inti dari penulisan buku fiksi dan bisa untuk dicantumkan
maupun tidak.
2. Orientasi yang membantu penulis dalam mengenalkan tema penulisan serta
latar belakang tokoh yang ditulis. Orientasi ada di bagian awal penjelasan.
3. Komplikasi yang menjadi klimaks dari alur cerita sebagai bentuk munculnya
permasalahan yang ada.
4. Resolusi yang menjadi bagian untuk menjelaskan inti dari pemecahan
masalah yang ada dan dialami para tokohnya.
5. Koda atau reorientasi yang berisi amanat maupun pesan positif dari cerita
yang disampaikan tersebut.

Contoh Buku Fiksi , antara lain novel, cerpen, komik, cerita bergambar, dsb.
Contoh Buku Non Fiksi, antara lain makalah, prosa, disertasi, puisi, artikel,
biografi, dll.

TOKOH CERITA
Cerita yang baik adalah cerita yang tokoh-tokohnya dipahami oleh pembaca. Makin
jelas penggambaran tokohnya maka pembaca semakin mengenali tokoh dalam cerita
tersebut. Tokoh cerita dapat digambarkan dengan jelas melalui:
1. Data Diri, seperti nama, tangga dan tahun kelahiran, jenis kelamin, usia tokoh
dan makanan favorit.
2. Latar Belakang (motif) adalah alasan tokoh melakukan sebuah tindakan.
3. Sifat tokoh tercermin dari kata-kata dan tindakan atau cara tokoh menghadapi
sesuatu.
Latar Cerita
Cerita yang tidak jelas latarnya akan menimbulkan kebingungan karena pembaca
tidak tahu waktu dan tempat terjadinya cerita tersebut.
Kadang-kadang seorang penulis menjelaskan latar melalui pendekatan pancaindra.
Maksudnya, latar dijelaskan sedemikian rupa sehingga pembaca dapat
membayangkan dan merasakan bentuknya, mendengar suara, dan mencium
aromanya.

Tema Cerita
Tema suatu cerita dapat ditemukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Membaca keseluruhan cerita
b. Mencermati paragraf pertama (awal konflik) dan paragraf terakhir (amanat).

Alur (Jalan Cerita)


Alur dapat dikenali dengan melihat bagian perkenalan, konflik, dan penyelesaian cerita.

Kata Denotasi dan Konotasi


Dalam sebuah cerita, kalian akan menemukan banyak kata yang tidak hanya memiliki
satu makna. Seorang penulis biasanya menggunakan kata-kata dengan makna
konotasi agar kalimat-kalimat dalam cerita yang ditulisnya menjadi lebih menarik.
✓ Kata Konotasi adalah kata mempunyai makna yang berlainan dengan makna
sebenarnya atau bermakna kiasan.
✓ Kata Denotasi merupakan kata-kata yang bermakna sebenarnya atau bukan
makna kiasan.

Resensi Buku
Resensi merupakan sebuah ulasan tentang sebuah buku.
Resensi merupakan sebuah bentuk penilaian pada karya berupa buku, karya film,
atau pementasan drama.
Penulisan resensi bertujuan agar orang-orang tertarik untuk membaca atau
menonton karya dan juga mengenalkan sebuah karya baru kepada publik.

Langkah yang harus dilakukan saat akan menulis atau membuat resensi, yaitu:
1. Lakukan penilaian unsur-unsur cerita di lembar penilaian.
Beberapa unsur yang terkandung dalam penulisan sebuah resensi, antara lain:
a. Judul
b. Penulis
c. Penerbit
d. Tokoh cerita dan sifatnya
e. Latar cerita
f. Tema
g. Jalan cerita
h. Penilaian
i. Pendapat tentang cerita

2. Masukkan informasi di lembar penilaian tadi ke dalam artikel.


Informasi tadi dituliskan dalam bentuk paragraf agar menjadi artikel resensi yang
baik.

PUISI

Puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang puitis, terdiri atas larik dan
bait. Puisi juga memiliki rima dan irama.
orang yang menulis puisi atau sajak.
Istilah-istilah yang terdapat dalam puisi, antara lain:
• Penyair adalah orang yang menulis puisi atau sajak.
• Larik adalah baris dalam puisi atau sajak
• Bait adalah satu kesatuan puisi yang terdiri atas beberapa baris, seperti pantun
yang terdiri atas empat baris.
• Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam puisi maupun
pada bagian akhir.
• Irama adalah bunyi-bunyi yang berulang, teratur, dan variasi bunyi
menimbulkan gerak yang hidup.
• Repetisi yaitu pengulangan
• Imaji atau Penggambaran merupakan unsur yang melibatkan pancaindra
manusia yang dapat menggiring pembaca untuk membayangkan sebuah
kejadian dalam puisi.
• Diksi adalah pemilihan katakata yang digunakan penyair dalam puisi atau
pemilihan kata-kata yang padat makna dan mengandung nilai estetika
(keindahan).
• Majas atau gaya bahasa merupakan unsur penting pembangun puisi.
Kekuatan dan kedalaman makna puisi tergantung pada majas yang digunakan.

Bagian yang digarisbawahi mengandung rima. Rima adalah pengulangan bunyi


yang sama, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik puisi yang berdekatan.
Kau menunggu aku berbicara
Aku menunggu kau berkata-kata
Kopiku menunggu segala hal yang sia-sia

Kata-kata aku, menunggu, kopi, bersabar, dan waktu ditulis berulang-ulang dalam
puisi tersebut. Pengulangan itu dinamakan repetisi.
Unsur-unsur yang terdapat dalam puisi, antara lain:
1. Larik
2. Bait
3. Rima
4. Imaji
5. Diksi
6. Majas (gaya bahasa)

Membandingkan Puisi Diafan dan Puisi Prismatis


Puisi diafan puisi yang maknanya mudah dipahami.
Puisi prismatis puisi yang mengandung majas atau kiasan sehingga maknanya tidak
terlalu mudah untuk ditafsirkan.

Menemukan Pesan dalam Puisi


Puisi pada umumnya mengandung sebuah kisah (mencari inspirasi kisah dari
pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain).
Seorang penyair menuliskan kisah dalam puisi dengan memasukkan pikiran-
pikirannya ke dalam puisi. Pikiran itulah yang disebut dengan pesan dalam puisi.
Terkadang pesan-pesan itu disampaikan melalui sebuah majas. Untuk memahami
maksud dan pesan-pesan seorang penyair yang ditulis dalam sebuah puisi, terlebih
dahulu pembaca harus menafsirkan majas-majas yang ada dalam puisi tersebut.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menemukan pesan-pesan yang terdapat dalam


sebuah puisi, yaitu:
1. Perhatikan judulnya.
2. Tandai kata-kata yang tidak dipahami. Cari tahu artinya.
3. Bayangkan kejadian yang disebutkan dalam puisi.
4. Tandai kata-kata yang sering diulang.
5. Perhatikan pilihan katanya

Majas (gaya bahasa)


Beberapa majas dan gaya bahasa yang sering dipakai dalam puisi adalah majas
metafora, simile, dan repetisi.
Majas diartikan sebagai kiasan atau cara melukiskan sesuatu dengan menyamakan
dengan sesuatu yang lain yang bersifat sama.
Majas menciptakan efek estetika dalam puisi.
Berikut beberapa majas yang sering ditemui dalam puisi, antra lain:
1. Metafora
Majas metafora menggunakan kata-kata yang bukan arti sebenarnya atau arti
kiasan. Majas ini biasa digunakan untuk menunjukkan perbandingan yang
tersirat atau tidak langsung antara suatu benda dan benda atau antara
orang dan benda.
Contoh:
tulang punggung > penopang
buah hati > anak kesayangan
cendera mata > oleh-oleh
bunga desa > gadis cantik di desa
sampah masyarakat > orang yang tidak berguna

Selain contoh diatas metafora dalam pengertian yang lebih luas juga
menggunakan kata-kata kiasan yang berkaitan dengan alam, seperti matahari,
bulan, bintang, pelangi, hujan, benda-benda, dan keadaan lain yang
mengandung estetika sebagai kiasan dalam puisi
2. Simile
Simile diartikan sebagai perbandingan yang bersifat eksplisit. Hal yang dimaksud
dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah perbandingan yang
langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lainnya dengan
menggunakan kata-kata pembanding: seperti, sama, sebagai, bagaikan,
bak, laksana, dan umpama.
Contoh:
Bibirnya seperti delima merekah
Matanya seperti bintang timur
Seperti menating minyak penuh
Bagai air di daun talas
Laksana bulan empat belas
3. Repetisi
Repetisi yaitu majas berupa perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan pada kata-kata yang
dianggap penting.
Contoh:
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
(Penggalan bait puisi “Padamu Jua” karya Amir Hamzah)

Mencipta Puisi
Langkah-langkah membuat puisi, yaitu:
A. Menciptakan Puisi dengan Metode Lima Langkah.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Temukan satu hal yang paling mengesankan.
Contoh: Kalian pernah ke sebuah desa dan kalian sangat terkesan dengan
desa tersebut.
2. Ingat-ingat hal yang membuat kalian terkesan.
Contoh: Kalian terkesan dengan kolam-kolam ikan di halaman rumah
penduduk, hamparan sawah, bebek-bebek yang digiring di tengah sawah, dan
suara lenguhan sapi.
3. Ingat perasaan kalian saat itu.
Contoh: Saat itu kalian merasa takjub, gembira, dan nyaman. Tuliskan dan
ungkapkan perasaan kalian tersebut dalam puisi.
4. Gunakanlah majas untuk mengungkapkan kesan kalian tersebut.
Contoh: Petak-petak sawah terhampar seperti permadani alam. Bulir-bulir
padi menguning seperti biji-biji emas mulia.
5. Gunakan kata-kata yang berkaitan dengan pancaindra, misalnya penglihatan,
pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa, supaya pembaca bisa ikut
membayangkan peristiwa yang kalian alami.
Contoh:
1) Sebelum matahari terbit, ayam berkokok menyambut pagi.
2) Fajar menyingsing dan burung-burung berkicau.
3) Pagi yang cerah, bunga mekar dan harum semerbak memenuhi taman.
B. Menciptakan Puisi dengan Inspirasi Tiga Kata
Kalian dapat menulis puisi melalui inspirasi tiga kata. Caranya adalah tentukan
tiga buah kata, lalu buatlah kalimat-kalimat yang menghubungkan kata-kata
tersebut.
1) Contoh a
Tiga kata: hujan, ranting, dan awan.
Kalimat puisi yang dibuat dari tiga kata ini adalah sebagai berikut.
Masih tampak bekas hujan semalam
Daun-daun jatuh, ranting-ranting patah, rumput dan tanah basah
Awan di langit masih kelabu, matahari masih sembunyi
Hatiku pun masih berawan
Seusai mendengar kabar duka darimu tadi malam

Kata-kata yang digarisbawahi merupakan kata-kata yang sudah ditentukan


melalui inspirasi tiga kata sebelumnya. Adapun kata-kata dan larik lainnya
adalah tambahan yang dibuat untuk melengkapi puisi tersebut.

2) Contoh b
Tiga kata: kelinci, rumput, dan manja
Larik puisi yang dibuat dari tiga kata ini adalah sebagai berikut.
Aku mendapat seekor kelinci sebagai hadiah ulang tahunku
Namanya Boni, kesukaannya makan rumput di halaman
Dia suka sekali bermain di antara bunga-bunga
Bila aku datang menghampirinya, ia akan berlari kepadaku dan bergelung
manja di pangkuanku

3) Contoh c
Tiga kata: teh, ibu, dan kursi
Larik-larik puisi yang dibuat dari tiga kata ini adalah sebagai berikut.
Ibu suka minum teh setiap pagi Ia akan duduk di kursi kesayangannya
Yang diletakkan di teras belakang, tepat di depan jendela kamarku
Ibu suka membaca buku sambil meminum tehnya
Aku suka memandang ibuku saat ia diam-diam tersenyum membaca cerita-
cerita favoritnya

Mendeklamasikan Puisi
Deklamasi adalah penyajian sajak disertai dengan lagu dan gaya. Deklamasi
bukan hanya membacakan biasa. Untuk menciptakan nuansa keindahan dalam
pembacaan puisi, diperlukan teknik, gaya, dan intonasi suara yang baik.

Para pembaca puisi biasanya akan merenungkan terlebih dahulu puisi yang akan
dibacakan. Setelah itu, mereka akan menentukan gestur dan intonasi yang paling
cocok untuk digunakan.

Gestur adalah gerak anggota tubuh saat membaca puisi.


Intonasi adalah ketepatan pengucapan irama kalimat atau ketepatan penyajian tinggi
rendah nada saat membaca puisi.
Nada adalah tinggi rendahnya suara saat membaca puisi.

Langkah-langkah yang di lakukan sebelum mendeklamasikan sebuah puisi.


MENULIS TEKS PIDATO
Pidato merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk katakata yang
ditujukan pada orang banyak. Pidato juga diartikan sebagai cara menyampaikan
ide/gagasan dalam bentuk kata-kata dengan ekspresi wajah, intonasi suara, dan
gestur.
Umumnya pidato disampaikan dengan menggunakan bahasa formal, bukan bahasa
gaul ataupun bahasa dalam percakapan sehari-hari.

Pidato memiliki bermacam-macam tujuan, di antaranya memberi informasi dan


mengajak orang-orang untuk melakukan sesuatu. Informasi yang disampaikan
dalam pidato berupa fakta dan data.
Sebelum menyampaikan pidato, seorang pemberi pidato atau orator harus
mengumpulkan fakta dan data atau informasi yang benar seputar topik yang
akan disampaikan terlebih dahulu.
a. Fakta dan Data dalam Teks Pidato
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan atau sesuatu
yang benar-benar ada atau terjadi.
Data adalah keterangan yang benar dan nyata.
Sebuah pidato kerap berisi fakta dan data untuk memperkuat pendapat sang
pemberi pidato.
b. Kata-Kata Ilmiah
Sebuah teks pidato terkadang juga memuat kata ilmiah sesuai topik yang ingin
disampaikan. Kata ilmiah adalah kata-kata yang berdasarkan ilmu
pengetahuan tertentu.
Berikut ini beberapa contoh kata ilmiah beserta ilmu pengetahuan yang terkait.
atom → kata ilmiah dari ilmu kimia
bait → kata ilmiah dari ilmu bahasa dan sastra
ejaan → kata ilmiah dari ilmu bahasa
ekosistem → kata ilmiah dari ilmu biologi
khatulistiwa → kata ilmiah dari ilmu geografi
lintang → kata ilmiah dari ilmu geografi
organik → kata ilmiah dari ilmu kimia dan biologi
prasejarah → kata ilmiah dari ilmu sejarah
revolusi → kata ilmiah dari ilmu sejarah
zat → kata ilmiah dari ilmu kimia dan biologi
Pidato-pidato yang bertujuan memberikan beberapa informasi pada pendengar, di
antaranya yaitu pidato sambutan, pidato perpisahan, dan pidato peresmian.

Mengidentifikasi Kalimat Persuasif dan Ungkapan Rasa Peduli atau Simpati


dalam Pidato

Pidato yang bersifat ajakan dan untuk memengaruhi khalayak, contohnya pidato
kegiatan pemilihan ketua OSIS, pemilihan umum, kampanye hidup bersih, dan
kampanye pemanasan global, hidup bersih, menanam pohon, atau tindakan
untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya.
Kalimat yang mereka gunakan untuk mengajak disebut kalimat persuasif. Setelah
mendengar pidato ajakan, para pendengar diharapkan tertarik untuk mengikuti kata-
kata pemberi pidato.

Memahami pengertian kalimat persuasif dan ungkapan rasa peduli atau simpati yang
digunakan dalam pidato.
• Kalimat Persuasif adalah kalimat yang bersifat membujuk agar pihak yang
dibujuk menjadi yakin.
Dalam pidato, kalimat persuasif umumnya ditandai dengan penggunaan kata
mari dan ayo.
• Ungkapan Rasa Peduli dan Simpati, pada sebuah pidato dapat ditujukan
pada manusia, binatang, tumbuhan, ataupun lingkungan.
Contohnya rasa peduli pada orang tua, keluarga, teman yang sedang
kesusahan, lingkungan akibat polusi udara, atau peduli pada masalah sampah.

Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menyentuh.


a. Kita harus peduli dan menjaga lingkungan.
b. Saya berharap kita semua peduli dan membuang sampah pada tempatnya.
c. Saya mendoakan semoga semua masalahmu cepat selesai.
d. Saya turut prihatin akan wabah Covid-19 yang belum berakhir.
e. Kita harus memperhatikan orang-orang yang kurang mampu.
f. Apa yang dapat saya bantu untuk menyelesaikan masalahmu?
g. Aku akan menemanimu melewati kesulitan ini.
h. Jika kamu butuh bercerita, aku akan mendengarkanmu.

Struktur Teks Pidato


Sebuah teks pidato memiliki struktur tersendiri, yaitu:
1. Pembuka
2. Isi
3. Penutup

Salam Pembuka Pidato


Salam Pembuka Pidato Ada lima bentuk salam pembuka yang digunakan dalam
berpidato. Salam ini dibagi berdasarkan agama-agama yang ada di Indonesia, yaitu
Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Salam
pembuka tersebut adalah sebagai berikut. 1. Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu merupakan ucapan salam dalam agama Islam, artinya semoga
keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kalian. 2.
Salam sejahtera merupakan ucapan salam dalam agama Kristen dan Katolik, artinya
salam sejahtera bagi kita semua. 3. Om swastiastu merupakan ucapan salam dalam
agama Hindu, artinya semoga dalam keadaan selamat atas karunia Sang Hyang
Widhi. 4. Namo Budhaya merupakan ucapan salam dalam agama Buddha, artinya
terpujilah semua Buddha. 5. Salam kebajikan merupakan ucapan salam dalam agama
Konghucu, artinya hanya kebajikanlah yang bisa menggerakkan Tian (Tuhan).

Metode dalam Berpidato


Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Ada empat metode yang biasa digunakan orang saat berpidato, yaitu :
1. Pidato impromptu pidato yang dilakukan secara spontan dan tiba-tiba.
2. Pidato manuskrip pidato yang dilakukan dengan menggunakan naskah.
3. Pidato memoriter pidato yang disampaikan dengan cara menghafal kata per
kata dan kalimat per kalimat.
4. Pidato ekstempore pidato yang disampaikan dengan menyiapkan garis-garis
besar topik yang akan disampaikan.

Beberapa istilah dalam pidato, antara lain :


Orator adalah sebutan untuk orang yang pandai dalam berpidato, contohnya Bung
Karno, Bung Tomo
Pendengar/ peserta adalah orang yang mendengarkan pidato
Retorika adalah ilmu tentang pidato atau seni berbicara
Topik adalah ide atau gagasan atau masalah yang disampaikan dalam pidato
Pesan adalah nilai-nilai kebaikan dan moral yang ada dalam pidato

Menulis Teks Pidato


Langkah-langkah untuk menulis teks pidato, yaitu:
1) Memilih dan menentukan topik
Cermatilah masalah-masalah yang kira-kira dialami orang disekeliling kita,
seperti lingkungan sekitar sekolah, rumah, atau teman-teman.
2) Membuat kerangka atau bagian-bagian pidato
Sebelum menyusun kerangka pidato tentukanlah tujuan pidato terlebih dahulu,
agar lebih mudah bagi kalian menyusun kerangka pidato.
Contoh:
Topik : masalah sampah di sekolah
Tujuan pidato : mengajak seluruh peserta didik untuk membuang sampah pada
tempatnya Kerangka pidato dapat disusun sebagai berikut:
Tujuan penulisan pidato ini adalah untuk mengajak seluruh peserta didik
membuang sampah pada tempatnya.
Dengan demikian, isi pidato harus berisi ajakan kepada para peserta didik untuk
lebih tertib membuang sampah pada tempatnya.
Contoh kerangka untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut.
a. Memaparkan kondisi sekolah yang banyak sampah.
b. Menjelaskan efek negatif dari sampah-sampah yang dibiarkan.
c. Mengajak peserta didik untuk membuang sampah pada tempat sampah.
3) Mengumpulkan informasi yang terdiri atas fakta dan data Setelah kalian selesai
menyusun kerangka, mulailah mencari fakta dan data yang cocok untuk
dimasukkan ke dalam teks pidato.
Contoh fakta dan data untuk kerangka pidato pada poin nomor dua adalah
sebagai berikut.
Fakta dan data:
a. sampah bertebaran di sekolah;
b. tong sampah ada di setiap kelas, tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal;
c. banyak lalat di kelas;
d. lalat dapat mendatangkan penyakit (disertai penjelasan singkat contoh
penyakit).
4) Menentukan waktu atau lamanya pidato jika pidato itu dipraktikkan
Menentukan durasi atau lama waktu pidato yang akan disampaikan sesuai
dengan situasi dan kondisi. Sehingga panjang pidato dapat disesuaikan dengan
durasi yang ada.
5) Menulis pidato
Sebuah pidato memiliki tiga bagian, yaitu
a. Pembukaan, berisi salam dan sapaan pada yang hadir;
b. Isi, berisi hal-hal yang hendak kalian sampaikan kepada khalayak;
c. Penutup, berisi kesimpulan serta salam

Anda mungkin juga menyukai