Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Resensi Novel
ini yang berjudul “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Resensi ini dibuat sebagai tugas Bahasa Indonesia sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Nasional dari Ibu Yuyun Lestari, S.Pd.

Dalam kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada ibu
Yuyun Lestari, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan Resensi Novel ini. Mudah-mudahan Resensi Novel ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca. Namu saya
menyadari dalam penyusunan ini saya masih banyak kekurangan, karena dalam
penyusunan Resensi ini saya masih dalam tahap pembelajaran. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna menempuh
kesempurnaan Resensi Novel ini.

Cisarua, 16 Januari 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Ibu
Yuyun Lestari, S.Pd. sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian
Nasional dan untuk meningkatkan kemampuan saya dalam berbahasa.

Novel adalah suatu hasil karya yang amat sangat bernilai, ketika membaca
atau pun membuat novel imajinasi mulai bermunculan. Untuk membangun
imajinasi tersebut, akan dianalisis secara seksama salah satu novel karangan
Tere Liye yaitu novel yang berjudul “Daun yang Jatuh Tak Akan Pernah
Membenci Angin”.

Resensi Novel ini dianalisis secara detail, apa tema yang ada dalam novel
tersebut, bagaimana cerita dalam novel tersebut apakah alur maju atau alur
mundur, siapa saja tokoh yang ada dalam cerita novel tersebut dan bagaimana
watak-wataknya, bagaimana dan di mana latar yang ada dalam novel tersebut,
dan bagaimana moral atau pesan yang disampaikan pengarang lewat novel
yang ditulisnya dengan analisis secara structural. Dalam analisis pendekatan
structural ini, agar lebih memahami bagaimana cerita dalam novel ini, agar
mengetahui dan memahami pula apa saja pesan moral yang ada novel ini.
Sehingga pembaca mendapatkan sesuatu hal ilmu atau pelajaran yang
bermanfaat dan dapat diimplikasikan ke dalam kehidupan nyata.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan saya dalam menganalisis atau mengulas Novel tersebut
yaitu untuk mengetahui isi karya sastra yang dianalisis dan sejauh mana Novel
yang sudah saya baca dapat memberikan pengetahuan kepada saya, serta
sebagai pembelajaran bagi saya karena dalam belajar Bahasa Indonesia ini saya
dituntut untuk bisa membaca, menyimak, berbicara dan juga menulis.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Apresiasi Sastra


Apresiasi sastra adalah memberikan penilaian terhadap suatu karya, penilaian
tersebut meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik.

2.2 Pengertian Sinopsis


Sinopsis adalah ringkasan cerita dalan=m sebuah Novel atau gambaran isi dari
suatu cerita secara garis besarnya.

2.3 Pengertian Novel


Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis Novel disebut “Novelis”. Kata Novel berasal dari bahasa italia
yang berarti “Sebuah kisah atau sepotong berita”. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000
kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan strukturaldan
mertikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah Novel bercerita tentang tokoh-tokoh
dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-sehari.

2.4 Pengertian Unsur Intrinsik


Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur-unsur intrinsik karya sastra adalah tema,amanat, penokohan,latar, alur,
sudut pandang, dan gaya bahasa

1) Tema

Tema ialah ide pokok / gagasan utama yang merupakan jiwa dari sebuah cerita
novel. Tema dituangkan secara tersirat (tidak langsung) oleh penulis ke dalam
cerita. Tema cerita bisa berisikan tentang kehidupan sosial, remaja, religi, horror
dan lain-lain.

2) Alur / Plot

Alur atau plot merupakan jalan cerita yang memiliki keterkaitan sebab dan akibat.
Dalam pembagiannya, alur dibagi menjadi 3 jenis yakni:
– alur konvensional / maju / progresif.

Alur ini menceritakan isi cerita dengan sistematis dan runut dari awal sampai
akhir secara kronologis.

– Alur Konvensional / mundur / flashback

Alur ini diawali dengan menceritakan kejadian di masa lalu dan kemudian
menceritakan kejadian di masa sekarang dan seterusnya sampai akhir cerita.

– Alur Campuran

Alur ini merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Cerita bisa saja
diawali dengan peristiwa masa kini kemudian dilanjutkan dengan peristiwa di
masa lalu dan selanjutnya diteruskan dengan peristiwa saat ini hingga akhir cerita.
Bisa juga di awal cerita mengisahkan kejadian di masa lalu, selanjutnya masa
sekarang, kemudian sampai akhir cerita dengan variasi alur yang berbeda.

Tahapan Pengaluran

a. Perkenalan

Dalam tahapan perkenalan penulis cerita memperkenalkan tokoh-tokoh serta latar


dalam cerita

b. Konflik

Penulis mulai memasukkan permasalahan yang terjadi dalam cerita

c. Klimaks

Penulis mulai mendekatkan masalah pada puncak tertinggi masalah tersebut di


dalam cerita

d. Antiklimaks

Penulis mulai menurunkan masalah yang semula berda pada titik klimaks
kemudian menuju ke tahap penyelesaian melalui solusi.

e. Penyelesaian
Penulis mengakhiri cerita dengan sedih, bahagia, atau dibuat menggantung.
Biasanya cerita yang dibuat menggantung berada pada jenis novel sekuel.

3) Latar / Setting

Latar atau setting adalah hal-hal yang berkenaan dengan waktu, suasana, dan
tempat kejadian dalam cerita novel.

4) Penokohan dan Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang memerankan karakter tertentu dalam cerita novel,
sedangkan penokohan adalah karakteristik atau sifat dari tokoh. Karakter atau sifat
tokoh dpat diidentifikasi melalui beberapa cara, yakni :

a. Analitik
Analitik adalah cara untuk mengidentifikasi karakter tokoh yang diceritakan
secara eksplisit atau terang-terangan oleh penulis.

b. Dramatik
Dramatik adalah cara untuk mengidentifikasi karakter tokoh yang diceritakan
secara tersirat oleh penulis diluar karakter yang digambarkan secara langsung.
Misalnya dengan mengidentifikasi jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, reaksi
tokoh, dan lain-lain diluar.

Penokohan dibagi menjadi 3 jenis , yakni :


• Protagonis

Tokoh yang memiliki sifat / karakter baik, biasanya menjadi tokoh utama dan
pemeran pembantu

• Antagonis

Tokoh yang memiliki sifat / karakter jahat, sombong, culas, dan menjadi rival dari
tokoh utama.

• Tritagonis
Pemeran pembantu dalam cerita, jika dalam film biasa disebut dengan pemeran
figuran.

5) Amanat

Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel terhadap pembacanya.

6) Sudut pandang / Point Of View

Sudut pandang ialah kedudukan penulis dalam cerita atau kedudukan tokoh dalam
cerita. Sudut pandang / point of view dibagi menjadi 2 jenis yakni :

a. Sudut Pandang Orang Pertama


Penulis berkedudukan sebagai tokoh “aku” dalam cerita novel seolah-olah penulis
sedang menceritakan tentang kehidupannya sendiri. Tokoh aku biasanya menjadi
tokoh utama dalam cerita.

b. Sudut Pandang Orang Ketiga


Dalam sudut pandang orang ketiga penulis berkedudukan sebagai pencerita yang
berada diluar cerita. Dalam penulisan ceritanya, penulis menggunakan kata ganti
orang ketiga yakni “dia”, atau menyebut nama tokoh lain secara langsung.

7) Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan pilihan kata / diksi yang digunakan oleh penulis untuk
membuat cerita lebih indah dan terasa hidup. Biasanya penulis menyisipkan kata-
kata yang puitis dan menggunakan majas dalam penulisan ceritanya.

 2.5 Pengertian Unsur Ekstrinsik


Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Unsure tersebut meliputi:

Latar Belakang Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan

Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat
baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan.
2.6 Pengertian Kelebihan Novel
Kelebihan Novel adalah suatu kelebihan atau nilai unggul yang dimiliki
suatu novel dalam unsur tertentu bila dibandingkan dengan novel yang lain.

2.7 Pengertian Kekurangan Novel


Kekurangan Novel merupakan titik kelemahan yang dimiliki suatu Novel
dalam bagian-bagian tertentu yang dapat mengurangi daya saing dipasaran dan
tentu saja berdampak pada pembaca.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sinopsis
Novel ini bercerita tentang dua pengamen kecil, mereka adik-kakak
terlahir dari rahim yang sama yang putus sekolah selama tiga tahun dan
merasakan kepahitan hidup pula. Kepahitan hidup itu bermula ketika ayah mereka
meninggal, Tania pada saat itu berumur delapan tahun dan Dede berumur tiga
tahun. Tania, Dede, dan Ibu sudah tidak bisa lagi mengontrak rumah itu karena
mereka sudah menunggak tiga bulan, tidak mampu membayarnya. Mereka
kebingungan harus tinggal di mana, mereka tak mempunyai keluarga. Meskipun
mereka memiliki keluarga di sana keluarganya pun pasti enggan walau hanya
sekadar menampung mereka. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di
sebuah rumah kardus di bantaran sungai.

Kehidupan pun terasa menyesakkan. Ibu harus mencari uang untuk


bertahan hidup bersama Tania dan Dede. Tania dan Dede pun harus mengamen
sepanjang jalan, dan menatap iri ketka melihat anak-anak seumuran mereka
berlalulalang memakai seragam sekolah untuk pergi sekolah.

Pada suatu malam, pada saat mengamen, disaat lelahnya di bus kota tiba-
tiba kaki Tania tertancap paku. Wajar saja kaki Tania tertancap paku, Tania dan
Dede tidak memakai alas kaki, maka dengan mudahnya kaki mereka akan mudah
tertancap paku. Pada peristiwa dan malam itulah mereka bertemu, tiba-tiba
seorang pria dengan wajah menyenangkan bernama Danar menolong Tania yang
sedang meringis kesakitan. Membantu mencabut paku yang masih menancap pada
kaki Tania, kemudian membersihkan darah yang bercucuran dengan sapu tangan
berwarna putih yang dikeluarkan dari saku celananya dan dibalutkan pada luka
kaki Tania. Kemudian Danar memberikan beberapa uang sepuluh ribuan kepada
Tania dan Dede menyarankan untuk membeli obat merah.
Ke esokkan harinya, Tania dan Dede pergi mengamen kembali, dengan luka yang
masih terasa perih pada kaki Tania. Mengamen dengan kaki yang pincang,
menahan perih pada kakinya yang tertusuk paku semalam. Pada saat mengamen
itu, Tania dan Dede bertemu kembali dengan Danar. Dan Danar memberikan
hadiah kepada Tania dan Dede yaitu sepasang sepatu dan kaos kaki, agar Tania
tidak tertancap paku kembali. Dede saat itu seketika langsung menerimanya
dengan bahagia dan memakainya, sedangkan Tania malu-malu menerimanya.
Malam itu mereka terlihat lucu, dengan pakaian yang kontor memakai kaos kaki
putih dan sepatu yang bagus. Malam itu mereka berbincang-bincang, saling
berkenalan. Terihat sangat akrab. Dan Danar pun mengantarkan Tania dan Dede
pulang ke rumah kardusnya, mereka pun sampai lupa kepada kewajibannya
mengamen untuk mencari uang membantu Ibu. Tania pun mengenalkan Danar
pada Ibu. Danar dan Ibu pun berbincang-bincang tentang segala hal.

Ke esokkan harinya Ibu memberitahukan kabar baik kepada Tania dan


Dede, dan salah satu kabar bahagia itu adalah Tania dan Dede akan kembali
sekolah, semua itu berkat dukungan Danar, dan Danar pula yang akan membiayai
mereka. Saat itu Tania benar-benar bahagia dan berterimkasih kepada Danar.
Meskipun Tania dan Dede sudah kembali sekolah, namun mereka tetap
mengamen seperti biasanya seusai pulang sekolah sampai sebelum magrib tiba.
Mereka mengamen hanya untuk semata-mata membantu Ibu, karena Ibu sering
sakit-sakitan jadi tidak bisa mencari uang sepenuhnya. Dan Tania pun selalu
belajar dengan kerja keras mengejar tiga tahun ketertinggalannya, begitu pun
dengan Dede. Dede pun menghapal seharian abjad dan Dede mampu
mengahapalnya hanya dalam satu hari pertama Dede masuk sekolah.

Kemudian akhir-akhir itu kesehatan Ibu mulai membaik. Sembuh begitu


saja tanpa diobati. Seminggu kemudian Ibu kembali bekerja emnjadi tukang cuci.
Dari penghasilan sebagai tukang cuci, hasil Tania dan Dede mengamen, juga
tambahan bantuan dari Danar, akhirnya Ibu memutuskan untuk mengontrak
sebuah kamar sederhana berdinding tembok. Kehidupan mereka pun semakin
membaik, setelah selama tiga tahun merasakan kepahitan dan kemiskinan yang
tiada tara. Ibu pun membuat usaha kue, dan usahanya pun sangat maju, ibu sering
mendapatkan pesanan, dan Ibu selalu sibuk. Bahkan Ibu memanggil dua orang
tetangga untuk membantu usaha kue nya itu, karena Ibu sangat kerepotan
melakukannya sendirian. Dan Usaha kue itu modalnya dari Danar, meskipun Ibu
telah menolaknya namun Danr tetap memberikan uang untuk modal Ibu usaha
kue.

Danar pun selalu mengunjungi, menengok mereka di rumah kontrakkan


itu. Memberikan beberapa makanan dan juga hadiah, tidak terlepas memberikan
bantuan beberapa kebutuhan untuk mereka. Atas kebersamaan itulah tumbuh
benih-benih rasa di hati Tania yang sama sekali Tania tidak mengerti akan rasa
yang Tania rasakan kepada Danar. Namun, pada suatu hari Danar mebawa
istrinya yang bernama Ratna. Semenjak hari itu Ratna merebut semua posisi
Tania, dan Tania pun merasa kesal dan tersisihkan atas kehadiran Ratna.  Tania
sangat cemburu. Ratna selalu hadir dan ikut kemana pun Danar pergi, bahkan
ketika mereka pergi ke Dufan sebagai hadiah untuk Dede karena telah
menyelesaikan legonya, Ratna pun ikut.

Beberapa minggu kemudian, tiba-tiba Ibu tak sadarkan diri sakit parah dan
dibawa ke rumah sakit. Tania dan Dede sangat kaget dan merasakan takut.
Beruntung Danar selalu siap siaga menjaga mereka. Dan tidak pernah disangka,
bagai petir di siang bolong. Ibu meninggal, usaha kuenya terhenti. Kini dua anak
kecil pengamen itu menjadi yatim-piatu. Dan Danar pun mengurus Tania dan
Dede. Menyekolahkan mereka, hidup bersama, tinggal bersama Danar.

Setelah kepergian Ibu, Danar memutuskan untuk membeli sepetak tanah


untuk tempat tinggal Danar, Tania, dan Dede. Kemudian Tania pun lulus sekolah
SD, dan Tania mendapatkan ASEAN Scholarship beasiswa SMP di Singapura.
Dan Tania harus hidup mandiri di sana, meninggalkan Dede, Danar, dan pusara
Ibu. Namun, mereka tetap berkomunikasi dengan baik lewat e-mail/chatting.
Tania sangat merindukan Danar dibandingkan merindukan Dede.

Dan tidak terasa setelah tiga tahun Tania berjuang mati-matian belajar,
akhirnya Tania lulus SMP dengan nilai terbaik kedua. Dan Tania pun kembali
mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah SMAnya, meski Tania telah
mati-matian memohon agar Tania melanjutkan sekolah SMA nya di Jakarta
kepada Danar, Danar tetap memerintahkan Tania untuk meneruskan sekolahnya di
Singapura. Meski Tania merajuk tak menentu, akhirnya Tania menurut saja.
Karena Tania sudah berjanji bahwa Tania akan mengikuti semua kata-kata dan
perintah Danar. Saat sweet seventeen Tania, Danar dan Dede memutuskan untuk
pergi ke Singapura untuk merayakan sweet seventeen Tania di sana. Dan Tania
pun sangat bahagia, ini kejutan baginya dan akan menjadi hal yang sangat
indah.  Dan ketika Danar dan Dede pulang kembali ke Jakarta, tiba-tiba Danar
memberikan sebuah liontin T untuk Tania. Yang mungkin bisa  berarti,
Tersayang, Tercinta, Tercantik, dan bisa juga Teman. Liontin itu sangat berarti
banyak bagi Tania.

Dan setelah berjuang dengan habis-habisan pula akhirnya Tania lulus


SMA dengan hasil ujian terbaik melampaui 0,1 digit nomor satu orang yang selalu
membuatnya menjadi nomor dua. Tania mendapatkan pengahargaan Kristal
pohonlime, dan Tania pun mendapatkan tawaran dari kepala sekolahnya untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di NUS dengan beasiswa hingga lulus
dan bebas memilih jurusan apa pun sesuai dengan apa yang Tania inginkan.
Sedangkan Dede kini melanjutkan pendidikannya kuliah di dekat tempat tinggal
mereka. Dan Danar kini sudah menjadi GM di perusahaan marketingnya. Tania
pun tumbuh sesuai dengan apa yang diharapkan Danar, dan perasaan yang ada
pada hati Tania pun semakin tumbuh dan semakin menyesakkan karena tak
mampu untuk megungkapkannya. Perbedaan umur yang terlampau sangat jauh,
itu salah satu kendalanya.  Semua kabar bahagia itu terasa lenyap begitu saja,
karena Ratna dan Danar memberitahukan bahwa mereka akan menikah tiga bulan
lagi. Seketika hati Tania hancur berkeping-keping, Tania kaget mendengar kabar
itu. Malaikat yang Tania cintai akan menikah dengan wanita lain yang telah
merebut semua posisi Tania. Tania sangat merasakan cemburu yang amat
mendalam, meskipun banyak sekali cowok-cowok yang mendekati dan naksir
kepada Tania seperti Adi, Jhony Chan, karyawan toko buku, dan wajah-wajah
bertampang Indo-melayu lainnya, hati Tania tetap berpihak kepada Danar.
Hari-hari menyakitkan pun sangat dirasakan oleh Tania, dan ketika liburan
NUS Tania memutuskan untuk tidak pulang. Pernikahan Danar dan Ratna tinggal
tiga minggu lagi, Tania memutuskan untuk tidak pulang. Tepatnya Tania tidak
ingin menyaksikan pernikahan mereka, menyaksikan malaikat yang dicintanya itu
mengucapkan ijab qobul untuk Ratna. Pulang atau tidaknya Tania itu pasti akan
memberikan pengaruh yang besar. Danar, Dede, dan Ratna pun berkali-kali
meminta Tania untuk pulang, tapi Tania tetap memutuskan untuk tidak pulang.
Dan keputusan itu pun membuat Danar berubah, membuat Dede menjadi bingung,
membuat Ratna calon istrinya menjadi takut. Dan ratna pun memutuskan untuk
pergi ke Singapura menemui Tania membujuknya untuk pulang agar semua hal-
hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Namun semua itu sia-sia, Tania tetap tidak
akan pulang dengan sejuta alasan. Pulang atau tidaknya Tania, pernikahan itu
tetap berlanjut.

Setelah pernikahan mereka terjadi, mereka pun pergi sesuai rencana pergi
berbulan madu sesuai dengan yang Dede ceritakan. Kehidupan Tania mejadi
berubah. Tania tidak menjadi dirinya sendiri, mencari kesibukan yang tidak ia
lakukan dengan hati, wajah yang menyenangkan dimiliki Tania pun memudar,
perangai yang membuat Anne sahabatnya menjadi ikut prihatin, Tania menjadi
egois dan keras kepala, semua itu Tania lakukan hanya semata-mata untuk
melampiaskan rasa sakitnya. Kehidupan harus tetap berlanjut meskipun
bagaimanapun kondisinya.

Tania masih berkomunikasi baik dengan Dede dan Ratna, kecuali dengan
Danar. Tania sudah lama tak berkomunikasi dengan Danar, namun Danar selalu
menanyakan kabarnya melalui Dede. Semua perasaan itu semakin kalut tak
menentu. Bahkan saat ulangtahun Tania yang berikutnya tidak ada lagi perayaan
seperti waktu sweet seventeen bersama Danar dan Dede. Dan Dede pun berlibur
sendirian ke Singapura bersama Tania. Setelah beberapa bulan, akhirnya Tania
memutuskan untuk pulang tanpa memberitahu Danar dan Ratna. Tania kangen
kota yang memberikannya sejuta kesan dan perasaan yang selalu tumbuh. Delapan
tahun atas kepergian Ibu, Tania ingin mengunjungi pusara Ibu. Tania pun pulang
bersama Adi yang menyukainya. Setelah tiba disana, tiba-tiba Danar ke rumah
dan melihat ada Tania di sana, Danar memeluk Tania dengan kaku, tatapan muka
yang kaku pula. Keesokan harinya, Tania, Dede, Danar, Ratna, dan Adi pergi ke
pusara Ibu. Mengadu dan mendoakan Ibu. Danar dan Ratna saat itu terlihat sangat
mesra. Hati Tania pun semakin kalut.

Setelah beberapa hari, Tania pun kembali ke Singapura tanpa Adi. Tak asa
kejadian penting selama enam bulan. Tania lulus dengan kuliah sesuai jadwal,
dengan nilai yang baik. Tania benar-benar sendirian saat kelulusan itu. Namanya
terpahat di plakat depan kampus, lulusan terbaik, tercepat, tertinggi GPA-nya.
Anak pengamen yang kumuh, dekil, dan bau, kini namanya terpahat dan dikenal
oleh semua orang. Ibu pasti akan bangga.

Tiba-tiba pada suatu waktu Tania mendapatkan e-mail yang menyakitkan


dari Ratna, Tania sampai berdarah-darah  membacanya. Membuat Tania menjadi
tidak mengerti. Ratna menceritakan keadaan rumah tangganya kepada Tania,
menceritakan perangai Danar yang berubah, membuat Tania kaget tidak
menyangka. Bagaimana mungkin malaikat yang dicintainya yang dimatanya
begitu sempurna, tak akan mungkin membiarkan siapun menangis kini
membiarkan istriya sendiri menangis karenanya. Tania pun akhirnya memutuskan
untuk pulang, membantu dan mencari tahu masalah yang sebenarnya dengan
bantuan Dede. Dan tidak disangka akhirnya teka-teki itu mulai bermunculan,
Danar benar-benar berubah tidak ada lagi wajah yang menyenangkan itu, selalu
pulang larut malam, dan sikapnya menjadi dingin. Tania pun tahu dari Dede
bahwa Danar pun mempunyai perasaan yang sama seperti Tania. Seperti liontin
yang pernah Tania dapatkan dari Danar ternyata itu benar-benar special, meski
Dede dan Ibu juga mendapatkannya. Namun ternyata jika liontin Danar dan Tania
disatukan, akan sempurna membentuk daun berbentuk hati. Terdapat gambar
bunga dan dua daun Linden. Semuanya terasa menyesakkan, Tania bertanya-tanya
dalam hati. Mengapa kalau Danar mengetahui tentang perasaan Tania kepadanya
Danar malah menikah dengan Ratna, dan kalau memang Danar memiliki rasa
yang sama seperti Tania mengapa Danar tak mengungkapkannya. Semua ini
hanyalah pertanyaan yang tak pernah terjawabkan. Dan Dede pun memberitahu
Tania soal novel yang dibuat Danar, yang tidak sengaja Dede copy paste dari
laptop Danar. Novel itu berjudul Cinta dari Pohon Linden. Cerita yang tak akan
pernah usai. Ternyata novel itu menceritakan tentang mereka. Tania pun segera
akan menemui Danar dan mempertanyakan tentang semua ini, dan Danar sedang
duduk terpekur di bawah pohon linden depan rumah kardus tempat tiga tahun
Tania merasakan kemiskinan dan kehidupan yang menyesakkan. Tania pun
menemui Danar dan mempertanyakan semuanya, Tania menangis dan
membicarakannya dengan suara tersendat. Danar hanya diam dan seolah-olah tak
mengerti. Tania mengungkapkan semuanya. Namun semuanya sudah terlambat,
cinta itu sangat membuat mereka menyesakkan. Kini Ratna tengah hamil empat
bulan dan Danar harus mempertanggung jawabkan pernikahannya itu. Tania pun
telah menerima semua keadaannya itu, mencoba memahaminya. Cinta tak harus
memiliki. Tania akan kembali lagi ke Singapura, dan tidak akan kembali lagi.
Meninggalkan Dede, Danar, Ratna, toko buku, semua kenangan, dan pusara
Ibunya.

3.2 Unsur Intrinsik


a. Tema : Perasaan yang terpendam dengan semua gejolak permasalahan
kehidupan.
b. Alur : Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran atau
alur maju mundur. Hal ini dibuktikan oleh tahapan cerita berikut ini:

       Pengenalan/Awal cerita.
Awal Cerita dalam novel ini dimulai dengan Tania yang berlokasi
di sebuah toko buku. Toko buku inilah yang mengaitkan segala
cerita yang kelak akan mengalir. Narasi yang dipaparkan adalah
narasi mengenai perasaan Tania, sang tokoh utama, yang kemudian
berlanjut dengan pengenalan berbagai tokoh dalam cerita ini.
      Konflik/ awal permasalahan
Permasalahan/konflik dalam cerita ini berlangsung ketika Tania
kecil mulai merasa perasaan yang mengganggu ketika dirinya,
Danar, Kak Ratna, Dede, dan Ibu berjalan bersama ke Dunia
Fantasi. Ia mulai merasa cemburu. Selain itu, konflik juga terjadi
ketika Kak Ratna memberitahu dirinya bahwa ia dan Danar akan
segera menikah.
      Klimaks/Puncak permasalahan
Klimaks dari novel ini adalah terletak pada bagian ketika
menjelang akhir, yakni ketika Tania bertemu dengan Om Danar di
bawah pohon Linden dan membicarakan mengenai kejujuran yang
sebenarnya dari seluruh perasaan yang mereka pendam selama ini.
      Anti Klimaks
Anti Klimaks dari novel ini adalah ketika Tania memutuskan untuk
berdamai dengan perasaannya sendiri dan ingin berusaha
melepaskan bayang-bayang Danar di benaknya.

     Resolusi/Penyelesaian
Resolusi dari cerita ini adalah ketika Tania akhirnya memutuskan
untuk meninggalkan Danar dan kembali melanjutkan hidupnya
dengan kembali ke Singapura.

c. Latar
1) Latar Tempat:
         Rumah kardus Tania:  
“dan akhirnya sampailah kami kepada pilihan rumah kardus.”
(hlm.30)

          Toko buku favorit Danar:


“Lantai dua toko buku terbesar kota ini. Sudah setengah jam lebih
aku terpekur berdiam diri disini. Mengenang semua kejadian itu.
Mengenangnya. “ (hlm. 104)

         Kontrakan Danar
“Sehari setelah ibu meninggal, aku dan adikku pindah ke
kontrakannya.” (hlm. 67)
         Kelas mendongeng milik Danar:
“..melainkan karena setiap hari Minggu dia membuka kelas
mendongeng di rumahnya..” (hlm. 37)

         Bandara:
“ketika tiba di bandara, dia dan Dede sudah menjemputku di lobbi
kedatangan luar negeri.” (hlm. 78)

         Kelas mendongeng yang didirikan Tania:


“esok paginya saat hari Minggu, setengah hari dihabiskan di kelas
mendongeng. Kami (aku dan Anne) menggunakan salah satu
gudang di bangunan flat. Menyingkirkan semua barang yang tidak
perlu menyulapnya menjadi kelas mendongeng yang nyaman.”
(hlm. 176)

b.      Latar Waktu

         Pagi hari
“besok pagi-pagi, ibu mengganti perban itu dengan lap dapur,
saputangan itu dicuci.” (hlm. 24)

         Siang hari
“kami makan siang di kantin mahasiswa.” (hlm. 101)

         Sore hari
“aku ingat sekali, sore hari Minggu itu seperti biasa aku dan adikku
pulang lebih lama dibandingkan anak-anak lain.” (hlm.38)

         Malam hari
“malam-malam duduk didepan kontrakan berlalu percuma.” (hlm.
37)
d. Tokoh

Ada beberapa tokoh dalam novel Daun Yang Jatuh Takkan Pernah
Membenci Angin ini, yaitu:

1) Tania (Tokoh ‘Aku’)


Tania adalah seorang gadis yang cerdas, cantik, dewasa, bertanggung
jawab, menepati janji, tulus, setia, membanggakan, dan berlapang
dada. Selain itu, Tania juga seorang yang menyayangi keluarganya,
terutama adik dan ibunya. Ia rela mengorbankan sekolahnya demi
membantu sang ibu mengumpulkan pundi uang untuk kelangsungan
hidup mereka.
 Cerdas
“Setelah berjuang habis-habisan di ujian terakhir, akhirnya aku
berhasil melampaui 0,1 digit si nomor satu selalu. Tipis sekali.
Aku mendapatkan peringkat terbaik.” (hlm. 127)

 Cantik

“Aku tahu aku cantik. Tubuhku proporsional. Rambut hitam


legam nan panjang. Menurut seseorang yang akan penting sekali
dalam semua urusan malam ini: “mukamu bercahaya oleh
sesuatu, Tania..””  (hlm. 15)

 Membanggakan
“Lihatlah....Tania yang dewasa dan cantik. Tania yang akan selalu
membanggakan ibu. Tania yang akan selalu membanggakan.”
(hlm. 192)

2) Om Danar.
Danar adalah seorang pemuda yang tampan, dewasa, baik, murah hati,
penyayang, dan menyukai anak-anak. Ia juga pandai menulis,
sehingga novel-novel karyanya laku keras di pasaran hingga
merambah ke mancanegara.
 Tampan
“Dia berkeliling berkenalan dengan teman-temanku. Maggie yang
orangtuanya tinggal di Selangor mendesis, “wow, cute,” saat
bersalaman dengannya. Teman-temannya ikut tertawa. Berbisik
dengan genitnya. Lebih ramai.” (hlm. 95)

 Baik
“saat kami akan turun, ia memberikan selembar uang sepuluh
ribuan,”untuk beli obat merah.” (hlm.24)

 Menyukai Anak-Anak.
“...kak Ratna nggak akan pernah suka sama anak-anak. lihat,
emang pernah Kak Ratna datang di kelas mendongeng? Kak
Ratna juga nggak suka berdiri di lantai dua toko buku itu. Itu kan
ritual wajib Oom Danar.” (hlm. 138)

3) Dede.
Dede adalah seorang pemuda yang baik, menyanyangi keluarganya,
cerdas, memilki nalar yang tinggi, tampan, serta tidak bisa diam. Dede
seringkali menyeletuk dan mengoceh ketika sedang berkumpul
dengan Oom Danar, Tania, dan Kak Ratna. Ia memiliki hobi bermain
lego, sejak lego pertama yang ia dapatkan dari Oom Danar sewaktu ia
kecil dulu. Ia juga pandai bercerita, karena sering bercerita bersama
Oom Danar di kelas mendongeng.
 Cerdas
“Dede ranking empat dikelas, meski tidak ikut ulangan umum
karena sakit.” (hlm.44)

 Pandai Bercerita
“kau pandai sekali bercerita. Dua kali lebih pandai dibandingkan
Tania.” (hlm.177)

 Tampan
“you’re really handsome baby. So i think, all the girls wouldn’t mind
seeing you around the flat.” Anne seperti mendapatkan sansak baru,
menggoda adikku.” (hlm.174)

4) Ratna
Kak Ratna adalah seorang perempuan yang berperawakan seperti
artis. Ia baik, menyenangkan, cantik, pengertian, mau mendengarkan,
penyabar, dan tulus. Ia begitu menyayangi Danar sehingga tidak
begitu menyadari perasaan yang sebenarnya Danar simpan diam-diam.

 Pengertian, mau mendengarkan, sabar


“Matang, pengertian, mau mendengarkan, dan penyabar. Aku
menelan ludah. Dalam beberapa hal, sifat baik itu ada pada kak
Ratna, bukan padaku.” (hlm. 206)

 Cantik, berperawakan seperti artis


“Kak Ratna amat cantik, rambutnya panjang, dan pakaiannya
modis. Seperti artis-artis itu. Badannya wangi. Mukanya ber-make-
up tipis. Cantik sekali.” (hlm.39)

 Penyabar
“Aku bahkan sudah hampir enam bulan jarang berbincang
dengannya. Dia lebih banyak diam. Lebih banyak menyendiri.
Belum lagi kesibukan kerjanya. Kami hanya saling menegur di pagi
hari. Saat dia pulang. Dan peluk cium sebelum tidur. Sisanya
kosong.” (hlm. 211)

5) Ibu
Ibu adalah seorang wanita paruh baya yang sangat baik dan
menyayangi keluarganya. Beliau seorang pekerja keras yang rela
membanting tulang untuk bekerja serabutan agar dapat memenuhi
kebutuhan anak-anaknya meski jauh dari kata cukup. Ibu pengertian,
serta sangat sabar dan tabah dalam menhadapi kehidupan. Beliau juga
seorang pencemas yang mengkhawatirkan anak-anaknya.

 Pencemas
“kata ibu,”Tania, hati-hatilah disana! Kita harus mengganti  setiap
barang yang rusak karena kita sentuh! Jaga adikmu, jangan nakal...”
(hlm.17)

 Pekerja keras
“seminggu kemudian Ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah
satu laundry mahasiswa.” (hlm.35)

 Pengertian
“tadi Ibu bilang jangan ganggu dia dengan berbagai pertanyaan. “Oom
Danar lagi capek!” itu pesan Ibu.” (hlm.47)

6)      Miranti

-          Ringan tangan

Miranti adalah sosok perempuan yang baik hati dan ringan tangan,
Miranti dengan sukarela membantu Ibu dalam membuat kue dan juga
membesarkan usaha kue tersebut ketika Ibu sudah meninggal.
“Miranti yang dulu membantu Ibu membesarkan usaha kue. Aku
tersenyum senang. Ibu juga pasti senang mendengar kabar ini di
surga” (Hal. 99)

Dan miranti bukan tipe perempuan “kacang lupa kulitnya”. Meskipun


semua usaha kue itu telah diambil alih semuanya oleh Miranti, tapi
Miranti tetap menggunakan nama Ibu untuk memberinama toko
kuenya itu bahkan dengan sangat baiknya Miranti, dia menyisihkan
uang hasil kue usahanya itu diberikan untuk Dede. “Miranti baik
sekali memutuskan untuk tetap menggunakan nama Ibu di sana “WH
Bakery”, meskipun 100% kepemilikan toko tersebut sudah
ditangannya. Miranti bahkan masih menyisihkan sebagian besar uang
untuk Dede” (Hal. 183).

7)      Anne

-          Sahabat yang baik

Anne adalah sosok seorang sahabat yang baik, dia selalu siap
mendengarkan keluh kesah sahabatnya Tania. Apa pun ceritanya,
kapan pun, dan di mana pun, Anne selalu ada untuk Tania. Ketika
Tania mencurahkan hatinya tentang Danar kepada Anne, Anne selalu
mendengarkan Tania dan memberikan saran yang terbaik untuk
sahabatnya itu, dan Anne tidak pernah bosan untuk melakukan itu

-          Setia kawan

Anne adalah sosok seorang yang setia kawan, Anne selalu ada untuk
Tania.

“Anne juga sedang di sana (Anne selalu menemaniku di hari-hari


buruk itu; dia memang teman yang bisa diandalkan” (Hal. 147)

8)      Adi

-          Baik
Adi adalah sosok pria yang baik, Adi tidak pernah menolak atau
berprasangka buruk meskipun usahanya untuk mendekati Tania selalu
saja dianggap remeh, seperti tak ada di mata Tania, dan selalu
dimanfaatkan. Adi selalu dengan ikhlas melakukan apa pun yang
diinginkan Tania.

-          Setia

Adi setia kepada Tania, meski pun Tania tak pernah menjawab
tentang perasaaan yang tumbuh dihatinya.

-          Sabar

Adi adalah sosok seorang pria yang pantang sabar untuk mendekati
Tania, meski Tania bersikap dingin terhadapnya. Sabar untuk
menunggu Tania bisa membuka hatinya untuk Adi.

-          Berani

Adi adalah sosok seorang pria yang cukup berani, Adi


mengungkapkan perasaannya kepada Tania dihadapan banyak orang
tanpa memperdulikan risikonya akan diterima atau tidak.

9)      Jhony Chan

-          Pantang menyerah

Jhony Chan adalah sosok seorang pria yang pantang menyerah untuk
mendekati Tania, meski Tania bersikap acuh kepadanya. “Si Jhony
Chan itu juga semakin menyebalkan. Dia beberapa kali terang-
terangan mengajakku jalan bareng” (Hal. 108)

10)  Ibu-ibu gendut (Mrs. G)

-          Tegas
Ibu-ibu gendut adalah sosok seorang yang tegas, taat akan aturan dan
disiplin. “Ibu-ibu gendut, orangnya jauh dari asyik. Terlalu banyak
mengatur. Spk disiplin dan pecinta aturan” (Hal. 72)

11)  Penjaga toko buku

-          Ramah

Penjaga toko buku adalah sosok seorang yang ramah, dia selalu
menyapa kepada Tania. Mungkin juga penjaga toko itu menyukai
Tania, mencari-cari perhatian Tania. “Karyawan cowok yang tadi
menegurku di lantai dua berdiri menunggu angkutan umum” (Hal.
161)

e. Amanat :

Amanat yang terkandung dalam novel ini ialah, terkadang hal yang
terbaik adalah menerima. Menerima, bahwa segala hal yang terjadi
tidak selalu seperti apa yang kita inginkan. Menerima, dan belajar
untuk mengikhlaskan. Karena yang terbaik menurut kita, belum tentu
yang terbaik menurut kehendak Tuhan.

Dan ketika kita menghadapi suatu musibah, suatu masalah, atau


apapun yang negatif, hendaknya kita tidak berlarut-larut dalam
kesedihan. Karena sedih dan senang itu datangnya satu paket. Tuhan
maha adil, dan tidak akan membiarkan hambanya bersedih kecuali
apabila hambanya memang sanggup untuk menanggungnya. Alih-alih
bersedih, sebaiknya kita semakin mengembangkan diri kita dan
menjadi lebih baik lagi, seperti yang dilakukan Tania. Meski Danar
tidak jadi bersamanya, ia tetap melanjutkan hidup dan menjadi
seseorang yang sukses di Singapura.

Karena cinta tidak harus memiliki

f. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama
pelaku utama. Cerita ini dikisahkan melalu sudut pandang Tania, sang
tokoh utama dari novel ini. Tercermin dalam kutipan berikut ini:

“aku mencintainya. Itulah semua perasaanku.” (hlm. 154)

“aku menimpuk kepala Anne dengan gumpalan tisu.” (hlm. 177)

“dia menoleh padaku. Kami bersitatap sejenak. Ya Tuhan, mata itu


redup. Redup sekali.” (hlm.237).

g. Gaya Bahasa
1) Allerogi : Isinya jauh api dari panggang. (Hal. 162)
2) Allerogi : Seperti bumi yang merekah. (Hal. 190)
3) Simile : seseorang yang bagai malaikat hadir dalam kehidupan
keluarga kami... (hal.128)
4) Asosiasi : mobil beringsut seperti keong. (hal. 65)
5) Hiperbola : seseorang yang membuatku rela menukar semua
kehidupan ini dengan dirinya. (hal.129)
6) Hiperbola : Esok malamnya e-mail kak Ratna berdarah-darah.
(hal. 228)
7) Personifikasi : Angin malam memainkan anak rambut. (hal.236)
8) Personifikasi : Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
(hal. 63)
9) Personifikasi: Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)
10) Sinisme : “cantik apanya? Rambut panjang, kuku panjang,
untung kak Tania nggak punya lubang di belakang.” (hal.45)
3.3 Unsur Ektrinsik
a. Latar Belakang Pengarang
“Tere Liye” merupakan nama pena dari seorang novelis yang
diambil dari bahasa India dengan arti : untukmu, untuk-Mu, dan nama
aslinya adalah Darwis.  Tere-Liye Lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere
liye mempunyai seorang istri yang bernama Riski Amelia, dan dikaruniai
anak yang bernama Abdullah Psai. Lahir dan besar di pedalaman
sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara.
Darwis berasal dari Sumatra Selatan, Indonesia.
b. Nilai Sosial dan Budaya
Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong
karena menolong dengan ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang
menolong Tania dengan tidak memandang siapa dan latang belakangnya
Tania.

Biografi Pengarang
Tere Liye

Tere Liye atau Darwis  (lahir di Sumatera Selatan, Indonesia, 21 Mei 1979; umur


37 tahun), dikenal sebagai penulis novel. Beberapa karyanya yang pernah
diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang
Allah.Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia,
kegiatan menulis cerita sekedar menjadi hobinya saja karena setiap hari harus
bekerja di kantor sebagai seorang akuntan.

Kehidupan pribadi :

Kelahiran dan keluarga

Tere Liye lahir pada 21 Mei 1979 dari keluarga sederhana yang orang tuanya
berprofesi sebagai petani biasa dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera.

Pendidikan

Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar hingga menuju pendidikan


menengah di SDN 2 dan SMN 2 Kikim Timur,Sumatera Selatan. Kemudian, ia
melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar Lampung,
ia meneruskan studinya ke Universitas Indonesia dengan mengambil Fakultas
Ekonomi.

Karya-karya :

Matahari (2016)

Bulan (2016)

Bumi (2016)

Hujan (2016)

Pulang (2016)

Rindu (2016)

Pukat (2010)

Burlian (2009)

Eliana

Amelia
#AboutLove

Negeri Di Ujung Tanduk

Sepotong Hati Yang Baru

Negeri Para Bedebah

Berjuta Rasanya

Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah (2012)

Sunset Bersama Rosie (2008)

Kisah Sang Penandai (2007)

Ayahku (BUKAN) Pembohong

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010)

Hafalan Shalat Delisa (2005)

Moga Bunda Disayang Allah (2005)

Bidadari – Bidadari Surga (2008)

Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2009)

Dikatakan Atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta

Tentang Kamu
Autobiografi
Roro Mustika Wulan Suci

Roro Mustika Wulan Suci Lahir di Bogor Jawa Barat pada Tanggal 05
Januari tahun 2000, putri ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan bapak H. Toto
Soeranto H.M dan ibu Ema S.
Latar belakang pendidikan yaitu tahun 2011 tamat Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Ciburial, tahun 2014 tamat sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Tugu
207, dan tahuan 2014 s/d 2017 bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Al-Ikhlas Cisarua Bogor.

Mempunyai hobi membaca, mendengarkan musik.

3.4 Kelebihan Novel


1) Gaya bahasa yang digunakan bagus sangat mudah dipahami , puitis
sehingga membuat pembaca sangat nyaman dalam membaca novel ini.
2) Penyampaian ceritanya pun dapat membawa pembaca dalam situasi yang
ada dalam novel sehingga mudah bagi pembaca untuk menghayati cerita
dalam novel tersebut.
3) Sampulnya bagus dengan warna hijau dan gambar sehelai daun yang jatuh
sangat menarik pembaca untuk melihat isi dari novel ini.
4) Tokoh-tokoh yang berada di dalam novel ini memberikan contoh agar
dalam menghadapi kehidupan ini kita harus menjalani dengan lapang
dada, ikhlas, dan selalu berusaha dengan kemampuan yang kita punya.

3.5 Kekurangan Novel


1) Konfliknya masih ngambang sehingga akhirnya pembaca masih memiliki
tanda tanya setelah membaca novel tersebut.
2) Sebenarnya ceritanya sudah bagus karena awalnya happy tetapi berakhir
dalam larut kesedihan terus menerus
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam novel “Daun yang Jatuh Tak Akan Pernah Membenci Angin” ini
dapat disimpulkan hasil analisis tema, cerita, plot, penokohan, pelataran, penyudut
pandangan, bahasa, dan moral yang benar-benar terstruktur dalam novel ini pun
tersirat beberapa nilai-nilai yang patut dicontoh dari tokoh-tokoh yang ada dalam
novel tersebut.

Setelah dilakukannya analisis novel ini tentunya memiliki kelebihan


seperti yang telah terurai sehingga membuat para pembacanya semakin tertarik
untuk membacanya, selain itu tentu saja novel ini memiliki kekurangan tersendiri
yaitu dalam segi ceritanya.
4.2 Saran
Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin baik untuk dibaca
oleh semua kalangan dan dapat dijadikan materi ajar pembelajaran di SMA/K dan
sederajat juga di perguran tinggi, karena kepribadian tokohnya patut untuk
dicontoh dan mengandung nilai-nilai yang baik sehingga bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai