Anda di halaman 1dari 20

UNSUR – UNSUR

CERITA PENDEK
Dosen Pengampu:
Syaiful Abid M.Pd

Annisa Deni Marinda


Ni Wayan Defta Utami
Nidya Pratiwi
Selvy Ayu Juwita
CERPEN
Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan
bersifat fiktif yang menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh
suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan terdapat
penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.
Ciri-Ciri Cerpen
•Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
•Selesai dibaca dengan sekali duduk.
•Bersifat fiktif.
•Hanya mempunyai 1 alur saja (alur tunggal).
•Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
•Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
•Bentuk tulisan yang singkat (lebih pendek dari Novel).
•Penokohan dalam cerita pendek sangat sederhana.
•Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
•Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam
•sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerita
•pendek tersebut.
UNSUR – UNSUR DALAM CERPEN

Unsur intrinsik Unsur Ekstrinsik

1. Tokoh dan penokohan 1. Latar Belakang Masyarakat

2. Tema 2. Latar Belakang Pengarang

3. Latar 3. Nilai-nilai yang Terkandung


dalam Cerpen
4. Alur

5. Sudut pandang

6. Gaya bahasa

7. Amanat
Unsur intrinsik

1. Tokoh dan Penokohan

Dalam penokohan dituliskan tokoh dan watak dari tokoh. Tokoh


merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama
dan tokoh tambahan.
• Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau
terlibat dalam konflik.
• Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa
adanya interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam
konflik.

Penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat


dalam sebuah cerita.
Unsur intrinsik
2. Tema

Tema adalah suatu pokok masalah yang mendasari sebuah cerita


(gagasan pokok dasar cerita).

3. Latar
Latar dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
• Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam
cerpen terjadi.
• Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen
terjadi.
• Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.
Unsur intrinsik
4. Alur

Alur adalah rangkaian kronologi peristiwa. Alur dibedakan menjadi alur maju, alur
mundur, dan alur campuran.

1. Alur maju adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari awal sampai akhir.
2. Alur mundur adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke
awal cerita. Alur mundur disebut juga dengan istilah kilas balik.
3. Alur campuran adalah alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju
dan alur mundur
Unsur intrinsik
• Berikut Ini Skema Alur

Keterangan :
Orientasi : penentuan peristiwa, menciptakan gambaran visual latar, suasana
perasaan, dan waktu kisah. pengenalan karakter, dan arah menuju komplikasi.
Rangkaian Peristiwa : kisah berlanjut menuju peristiwa.
Komplikasi : cerita bergerak menuju konflik (pertentangan yang salah) atau
puncak masalah yang memengaruhi latar waktu dan karakter.
Resolusi : solusi masalah, yakni bagaimana pengarang mengakhiri cerita.
Unsur intrinsik
5. Sudut Pandang
Sudut pandang berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa
saja pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.

•Sudut pandang orang pertama adalah pengarang terlibat langsung atau orang
pertama dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang aku,
saya, dan sebagainya.

•Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak terlibat langsung dalam
cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka,
dan sebagainya atau menggunakan nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga
terbagi atas orang ketiga terarah dan orang ketiga serba tahu.
Unsur intrinsik
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik
dengan menggunakan majas.

7. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang disampaikan oleh penulis


kepada pembaca melalui cerpen.
Unsur Ekstrinsik
• 1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat adalah unsur ekstrinsik cerpen yang
berasal dari kondisi lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga
mempengaruhi penulis dalam membuat karyanya. Beberapa hal yang
termasuk dalam latar belakang masyarakat tersebut adalah:

1. Ideologi Suatu Negara

2. Kondisi Politik Suatu Negara

3. Kondisi Ekonomi Suatu Negara

4. Kondisi Sosial Suatu Negara


Contoh Latar Belakang Masyarakat

Sekarang langsung saja kita lihat latar belakang masyarakat dalam cerpen
“Koruptor Kita Tercinta” karya Agus Noor.

Ia menjadi orang paling dibenci. Baik buruk memang lebih cepat dari membalik telapak
tangan. Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The
Year sebagai pejabat paling jujur. Karena kejujurannya itulah ia dihormati dan
dicintai. Kau tahu sendiri, sekarang ini, mencari pejabat jujur lebih sulit dari mencari
jarum di tumpukan jerami. Pejabat jujur ibarat binatang langka yang harus dilindungi.

Lalu bukti-bukti korupsi itu terkuak. Dan orang-orang yang selama ini begitu
memujanya terbelalak. Bertahun-tahun, dengan cara yang cerdik, ia mengatur: agar
setiap kali ada orang buang hajat, ia mendapatkan keuntungan.

Dari kutipan tersebut, kita dapat melihat bahwa pengarang memasukan latar
belakang masyarakat pada cerpennya. Kutipan “Oleh majalah terpenting di negeri
kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai pejabat paling jujur” menunjukkan
bahwa masyarakat yang melek membaca dan teknologi.
Unsur Ekstrinsik
• 1. Latar Belakang Pengarang
Unsur ekstrinsik cerpen yang mempengaruhi suatu cerita pendek adalah latar
belakang pengarang atau penulis cerpen. Beberapa faktor yang menjadi latar
belakang penulis yaitu:

• 1. Riwayat Hidup Penulis

• 2. Kondisi Psikologis Penulis

• 3. Aliran Sastra Penulis


Contoh Latar Belakang Pengarang

A. A. Navis adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di


Indonesia. Karyanya yang terkenal adalah cerita pendek “Robohnya Surau
Kami”. A.A Navis memiliki julukan 'Sang Pencemooh'. Dia banyak
‘mencemooh’ atau mengkritik kondisi sosial masyarakat dalam karya-
karyanya. Sebagai laki-laki berdarah Minang, A. A Navis juga banyak
memberikan latar belakang masalah sosial masyarakat Minang dalam
karya-karyanya, seperti “Surau
Kami”, Bianglala (1963), Kemarau (1967), Cerita Rakyat Sumbar (1994),
dan masih banyak lagi.
Unsur Ekstrinsik
3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen
Nilai atau norma yang berlaku di masyarakat juga merupakan unsur
ekstrinsik cerpen yang mempengaruhi proses penciptaan sebuah cerita
pendek. Seringkali nilai/ norma tersebut melatarbelakangi pembuatan
suatu cerpen, diantaranya adalah:

1. Nilai Agama

2. Nilai Sosial

3. Nilai Moral

4. Nilai Budaya
Contoh Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen
AYAHKU MEMILIKI DARAH tana’ bulaan, bangsawan tinggi Toraja. Telah
menjadi tradisi agar upacara Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan
diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta. Tedong bonga yang
berharga ratusan juta, menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya,
tedong bonga akan menjadi kendaraan dan bekal menuju puya. Makin banyak
tedong bonga, kedudukan arwah Ayah di puya akan makin agung. Arwah Ayah
bisa diangkat Deata menjadi To Membali Puang. Ia akan sejajar dengan para
leluhur. Dengan demikian, arwah Ayah akan melindungi dan mengabulkan doa-
doa kami. (dikutip dari cerpen “Rambu Solo”)
Tanpa harus lama membaca cerpen ini kita pasti dapat dengan mudah
melihat nilai apa yang terkandung pada kutipan cerpen tersebut. nilai budaya
kental sekali dalam kutipan cerpen tersebut. Hal itu terlihat dari kutipan
“Telah menjadi tradisi agar upacara Rambu Solo’ keturunan tana’ bulaan
diselenggarakan secara besar-besaran bagaikan pesta. Tedong bonga yang
berharga ratusan juta, menjadi syarat utamanya. Orang Toraja percaya,
tedong bonga akan menjadi kendaraan dan bekal menuju puya”
Questions?
Arin dan Mimpinya
Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan
2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin
sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya.
Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi
sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah
dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia
melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh
ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di
sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah
sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin.
“Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya.
Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi pasti aku akan
mengatakan padanya segera”

Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal
bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin
pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia
tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin
rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik
saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa
yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu
mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk
mendapatkan keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat.
Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu
mendukungnya.

Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah
orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan
mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia
pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Arin, akhirnya
permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin
karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karna ia
membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan
pindah. Ia sangat senang sekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang
padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga
tidak melupakannya.

Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul
bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga
walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.
Unsur Intrinsik Cerpen
“Arin dan Mimpinya”

1. Tema : Kebersamaan keluarga
2. Latar
Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam), Bahagia (Dia pun
memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia
berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)
Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika
Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis karena konflik yang
terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:
Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik
6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang mudah dimengerti tanpa
kiasan sehingga cerita mudah dimengerti
8. Moral Value: Jangan menyerah dengan keadaan karean setiap masalah pasti ada jalan keluar
Unsur Ekstrinsik Cerpen
“Arin dan Mimpinya”
• 1. Nilai-nilai dalam cerita

Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.

2. Latar belakang penulis

Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat tentang terpisahkannya


keluaraga akibat keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh
karena itu penulis ingin menginspirasi semua masyarakat khususnya yang
memiliki keadaan yang sama untuk terus berjuang karena setiap ada masalah
pasti ada jalan keluar.

Anda mungkin juga menyukai