NASKAH PERTAMA
PETANG DI TAMAN
Karya : Iwan Simatupang
Produksi : Teater Kencana
Sutradara : Efriadi
TEMA : Keresahan
Tema yang diangkat oleh Iwan Simatupang dalam drama ini adalah keresahan,
karena pada drama ini menceritakan perasaan yang membuat setiap orang ingin
mengutarakan segala perasaan. Percakapan yang terjadi cukup luas pembahasannya
karena semua tokoh memiliki kisah sendiri-sendiri.
Orang Tua
“(KEPADA PB) Aha, pergi dengan kau ? Ahaaai….. Akhirnya sang puteri bertemu
dengan pangerannya di tengah sebuah taman. Dan, Ahaa ! Si anakpun akhir-nya
bertemu dengan sang ayahnya…. (TERBAHAK-BAHAK)”
SETTING/LATAR :
a. Latar Tempat
Latar tempat drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang adalah di taman.
b. Latar Waktu
Latar waktu pada drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang terjadi pada malam
hari.
c. Latar Suasana
Latar suasana pada drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang memiliki
suasana yang menegangkan.
NASKAH KEDUA
SI MOMON JAGOAN KEBON SARI
TEMA : PERCINTAAN
Tema drama ini ialah tentang percintaan yang di balut suasana penjajahan zaman
dahulu.
ALUR/PLOT : Alur Maju
Alur yang digunakan adalah alur maju karena diceritakan secara runtut dari awal
hingga akhir cerita.
a. Pelukisan Awal Cerita
“Pada zaman dahulu kala hiduplah sorang pemuda gagah berani dari kota Malang. Ia
bernama Si Momon . Ia tinggal di sebuah desa di selatan kota Malang yang bernama desa Kebon
Sari. Dan di desanya pula ia dikenal sebagai jagoan silat.Tak segan ia membantu orang lain yang
membutuhkan bantuan. Sejak desa Kebon Sari di datangi oleh Sekutu , sering terjadi bentrok, antara
penduduk pribumi dengan Bule – bule Sekutu…. Sampai pada suatu hari datanglah Menir dengan
kedua putrinya dan 1 pengawalnya datang ke desa untuk mencari makan siang”.
b. Komplikasi atau Pertikaian Awal
“Keesokan harinya Maria dan Lala sedang berjalan – jalan di taman . Tak sengaja Maria
bertemu dengan Si Momon. Maria dan Si Momonpun saling memandang dari kejauhan dan pada
saat itulah muncul benih – benih cinta diantara mereka berdua”.
c. Klimaks atau Titik Puncak Konflik
“Setelah itu di rumah menirr …
Menir yang merasa kesal sekaligus takut akan ancaman Si Momon , menyuruh pengawal untuk
mengadakan Sayembara untuk menangkap si Momon dan membawanya ke hadapan Menir untuk di
bunuh.
(Pengawal menyebarkan selebaran Sayembara untuk menangkap Si Momon. )”
d. Penyelesaian
“Saat Si Momon sedang merasakan kesakitan , Dudung sangat menyesal dan dia langsung merebut
pistol yang ada pada pengawal lalu dia langsung menembak kea rah Menir)
Dudung: (Merebut dan menembak Menir )Meniirrrrrrr!!!
Backsound : Battle 38
Dan akhirnya peluru itu menancap tepat di dadanya Si Menir. Menirpun tidak selamat,dan akhirnya
meninggal.
Dan pada akhirnya berkat perjuangan Momon. Mereka hidup dengan tentram dan bahagia. Hidup
saling berdampingan….Maria memutuskan tetap tinggal di Desa KebonSari dan menikah dengan Si
Momon. Da Adiknya Lala kembali ke Negaranya…”
KARAKTER/PENOKOHAN :
Si Momon : Seorang pemuda gagah berani, suka membantu dan menolong orang lain.
Menir : Serang yang sombong, congkak, kasar.
Maria : Seseorang yang mudah jatuh cinta, sayang kepada Momon.
Lala : Adik yang menyayangi kakaknya Maria.
Dudung : Seseorang yang tidak konsisten. Seorang sahabat yang awalnya setia kepada
Momon tetapi karena uang ia berkhianat dengan Momon, kemudian menyesal akan
perbuatannya sehingga kembali menolong Momon.
Pengawal : Seseorang yang mengikuti perintah tuannya selayaknya pegawal pada umumnya.
SETTING/LATAR :
a. Latar tempat : Desa kebon sari, di kedai makan Emak, di rumah Menir, di taman, di lapangan.