Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3

NAMA : 1. AYU BALLO (NIM 2201010077)


2. MARIA ANJELINA SURTIN (NIM 2201010101)
3. LUIS FEBYANO (NIM 2201010030)
4. MARTALYA SONIATI (NIM 2201010068)
5. MARCHELLA PUTRI PRATAMA DIMA (NIM 2201010078)
6. SARLIN SARLOTA LELO DJERU (NIM 2201010044)
7. CLARINTIA WELYZARI PANDIE (NIM 2201010085)
MATA KULIAH : DRAMATURGI
 MENGKAJI UNSUR-UNSUR DRAMA :
1. TEMA
2. ALUR/PLOT
3. KARAKTER/PENOKOHAN
4. SETTING/LATAR

NASKAH PERTAMA
PETANG DI TAMAN
Karya : Iwan Simatupang
Produksi : Teater Kencana
Sutradara : Efriadi
 TEMA : Keresahan
Tema yang diangkat oleh Iwan Simatupang dalam drama ini adalah  keresahan,
karena pada drama ini menceritakan perasaan yang membuat setiap orang ingin
mengutarakan segala perasaan. Percakapan yang terjadi cukup luas pembahasannya
karena semua tokoh memiliki kisah sendiri-sendiri.

 ALUR/PLOT : Alur Maju


Alur atau kerangka drama Petang di Taman  karya Iwan Simatupang menggunakan
alur maju, karena diceritakan secara runtut dari awal hingga akhir. Oleh karena itu,
unsur-unsur plot meliputi:
a.       Pelukisan Awal Cerita
Pengenalan situasi  pada drama Petang di Taman terdapat pada kutipan
berikut.
Orang Tua  
“(MERENUNG)  Dan kalau segala-galanya sudah ber-tambah jelas, maka kitapun
sudah saling bengkak-bengkak, karena barusan saja telah cakar-cakaran. Dan siapa
tahu, salah seorang dari kita tewas pula dalam cakar-cakaran itu. Atau keduanya
kita. Dan ini semua, hanya oleh karena kita telah mencoba meng-ambil sikap yang
agak kasar terhadap sesama kita (TIBA-TIBA MARAH) Bah ! Persetan dengan segala
musim! Dengan segala musim !”

b.      Komplikasi atau Pertikaian Awal


Kutipan berikut menunjukkan pada adanya konflik yang terdapat pada drama
Petang di Taman karya Iwan Simatupang.
Pencinta Balon 
“Sungguh kasar….! Sungguh biadab kalian………! (MENUNTUN WANITA DUDUK DI
BANGKU) Sudahlah , bu ! Jangan hiraukan mereka. Sebaiknya ibu lekas-lekas pergi
dari sini, sebelum mereka menghina ibu lebih parah lagi. Pergilah !”

Orang Tua       
“(KEPADA PB)  Aha, pergi dengan kau ?  Ahaaai….. Akhirnya sang puteri bertemu
dengan pangerannya di tengah sebuah taman. Dan, Ahaa ! Si anakpun akhir-nya
bertemu dengan sang ayahnya…. (TERBAHAK-BAHAK)”

c.       Klimaks atau Titik Puncak Konflik


Puncak konflik terdapat pada kutipan berikut.
Wanita            
“Kurang ajar ! Kau telah lari, ha ! Lari, dan kau tinggalkan aku sendirian dengan
seluruh keadaan kedalam mana kau tempatkan aku dengan per-buatanmu. Aku
sendirian harus menanggung semua-nya. Aku, seorang wanita, sendirian, hah ! (ME
RENGGUT  KEDUA TANGAN PB DARI MUKA-NYA DENGAN SANGAT KUAT) Ayo,
Bukaa !“
Pencinta Balon     
“Buka saya ! Bukan saya ! Saya Cuma berbuat sekali saja !”
Orang Tua       
“(NYELETUK)  Itukan sudah cukup tolol !”
d.      Penyelesaian
Penyelesaian drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang  tergambar
pada kutipan dialog berikut.
Wanita            
“Baiklah (MELIHAT TERHARU KEPADA KETIGA-NYA)  Terima kasih, kawan-kawan !
Berkat kalian bertiga, aku telah menemukan diriku kembali. Per- temuan dengan
kalian ini tak akan mudah dapat kulupakan. (MENJABAT TANGAN PB) Maafkanlah
aku, aku telah menempatkan diri saudara tadi dalam kedudukan yang sangat
memalukan. (MENJABAT L, KEMUDIAN OT) Harap saudara-saudara memaafkan aku.
Dan semoga kita saling bertemu lagi (PERGI LENYAP DARI PENTAS)”
 KARAKTER/PENOKOHAN :
a. Orang Tua (OT)
Orang Tua ini merupakan tokoh antagonis dalam drama ini, di mana menjadi
fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali muncul dalam pembicaraan. Orang
Tua memiliki sikap yang berwibawa, menghormati orang lain dan mengalah. 
b. Lelaki Separuh Baya (LSB)
Lelaki separuh baya  ini merupakan tokoh antagonis dalam drama ini, di
mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali muncul dalam
pembicaraan. Lelaki separuh baya adalah orang yang pemarah. 
c. Penjual Balon (PB)
Penjual balon merupakan tokoh tritagonis, ia mempunyai sikap yang
kekanak-kanakan dan gampang menangis.
d.      Wanita (W)
  Wanita merupakan tokoh tritagonis, ia adalah orang yang gampang menangis
dan tidak berpikir sebelum bertindak .
f.       Gadis
          Gadis adalah tokoh tritagonis, ia adalah orang yang genit dan tidak memiliki
pikiran panjang karena melakukan hal yang menjijikan di tempat umum.

 SETTING/LATAR :

a. Latar Tempat
Latar tempat drama Petang di Taman karya Iwan Simatupang adalah di taman.
b. Latar Waktu
Latar waktu pada drama Petang di Taman  karya Iwan Simatupang terjadi pada malam
hari.

c. Latar Suasana
Latar suasana pada drama Petang di Taman  karya Iwan Simatupang memiliki
suasana yang menegangkan.
NASKAH KEDUA
SI MOMON JAGOAN KEBON SARI

 TEMA : PERCINTAAN
Tema drama ini ialah tentang percintaan yang di balut suasana penjajahan zaman
dahulu.
 ALUR/PLOT : Alur Maju
Alur yang digunakan adalah alur maju karena diceritakan secara runtut dari awal
hingga akhir cerita.
a. Pelukisan Awal Cerita
“Pada zaman dahulu kala hiduplah sorang pemuda gagah berani dari kota Malang. Ia
bernama Si Momon . Ia tinggal di sebuah desa di selatan kota Malang yang bernama desa Kebon
Sari. Dan di desanya pula ia dikenal sebagai jagoan silat.Tak segan ia membantu orang lain yang
membutuhkan bantuan. Sejak desa Kebon Sari di datangi oleh Sekutu , sering terjadi bentrok, antara
penduduk pribumi dengan Bule – bule Sekutu…. Sampai pada suatu hari datanglah Menir dengan
kedua putrinya dan 1 pengawalnya datang ke desa untuk mencari makan siang”.
b. Komplikasi atau Pertikaian Awal

“Keesokan harinya Maria dan Lala sedang berjalan – jalan di taman . Tak sengaja Maria
bertemu dengan Si Momon. Maria dan Si Momonpun saling memandang dari kejauhan dan pada
saat itulah muncul benih – benih cinta diantara mereka berdua”.
c. Klimaks atau Titik Puncak Konflik
“Setelah itu di rumah menirr …
Menir yang merasa kesal sekaligus takut akan ancaman Si Momon , menyuruh pengawal untuk
mengadakan Sayembara untuk menangkap si Momon dan membawanya ke hadapan Menir untuk di
bunuh.
(Pengawal menyebarkan selebaran Sayembara untuk menangkap Si Momon. )”
d. Penyelesaian
“Saat Si Momon sedang merasakan kesakitan , Dudung sangat menyesal dan dia langsung merebut
pistol yang ada pada pengawal lalu dia langsung menembak kea rah Menir)
Dudung: (Merebut dan menembak Menir )Meniirrrrrrr!!!
Backsound : Battle 38
Dan akhirnya peluru itu menancap tepat di dadanya Si Menir. Menirpun tidak selamat,dan akhirnya
meninggal.
Dan pada akhirnya berkat perjuangan Momon. Mereka hidup dengan tentram dan bahagia. Hidup
saling berdampingan….Maria memutuskan tetap tinggal di Desa KebonSari dan menikah dengan Si
Momon. Da Adiknya Lala kembali ke Negaranya…”
 KARAKTER/PENOKOHAN :
Si Momon : Seorang pemuda gagah berani, suka membantu dan menolong orang lain.
Menir : Serang yang sombong, congkak, kasar.
Maria : Seseorang yang mudah jatuh cinta, sayang kepada Momon.
Lala : Adik yang menyayangi kakaknya Maria.
Dudung : Seseorang yang tidak konsisten. Seorang sahabat yang awalnya setia kepada
Momon tetapi karena uang ia berkhianat dengan Momon, kemudian menyesal akan
perbuatannya sehingga kembali menolong Momon.
Pengawal : Seseorang yang mengikuti perintah tuannya selayaknya pegawal pada umumnya.

 SETTING/LATAR :
a. Latar tempat : Desa kebon sari, di kedai makan Emak, di rumah Menir, di taman, di lapangan.

b. Latar waktu : Pada siang hari.

c. Latar suasana : Menegangkan, suasana romantis, suasana kemarahan, suasana kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai