Anda di halaman 1dari 16

Penerapan Media KaKaBa (Kartu Kata Bergambar) Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Materi Membaca Pada Siswa Kelas 1 SDN Dinoyo 3 Malang

Oleh:
UMI NADIA
201310330311264
PGSD VI-F

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia adalah komponen penting yang erat
dan tidak terpisahkan dari perjalanan hidup manusian , kualitas sebuah bangsa

dan

peradaban di tentukan oleh kualitas pendidikannya , sebab dengan pendidikan manusia


mampu mengembangkan nalar bepikirmya sekaligus meingkatkan taraf hidup dan
kemampuan teknis ataupun non teknis lainyya. sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun
2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Dalam kehidupannya, manusia sebagai seobang warga Negara tidak dapat lepas
dari kegiatan berbahasa. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu
membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun
yang bersifat abstrak (Effendi, 1995 : 5). Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang
mempelajari keterampilan berbahasa yang terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek
tersebut Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah Membaca .
membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah
terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan,
membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat
membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat
dan negaranya. (Supriadi, dkk, 1995)
Sesuai kurikulum, standar kompetensi yang dituntut pada siswa kelas 1 SD adalah
membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas tiga sampai lima kata
dengan intonasi yang tepat (Standar Isi 2006). Namun, untuk mencapai standar tersebut
bukanlah hal yang mudah, Permasalahan yang peneliti temukan adalah hampir sebagian

besar siswa belum dapat membaca kalimat sederhana dengan lancar, Salah satu faktor
yang dapat dijumpai adalah terkait penggunaan media pembelajaran. sebagian besar guru
tidak menggunakan media yang sesuai atau menanik namun cenderung menggunakan
metode ceramah sehingga siswa kesulitan dalam membaca dan siswa tidak tertarik
bahkan cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran membaca. Hal ini yang
mendorong siswa menjadi ramai sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru tetapi
malah bermain.
Menurut pendapat diatas maka ada baiknya seorang guru meggunakan media
yang sesuai dan menarik dalam pelaksanaan pembelajaran, Dengan menggunakan media
yang menarik, siswa akan antusias dan senang untuk mengikuti jalannya proses
pembelajaran. media KaKaBa adalah salah satu media yang bisa di gunakan dalam
pembelajran bahasa Indonesia dengan materi membaca pada siswa kelas 1 SD.
Selama ini di SDN Dinoyo 3 Malang belum menerapkan media KaKaBa sehingga
penulis terdorong dan berkeinginan untuk melaksanakan penelitian yang tertuang dalam
bentuk proposal yang berjudul: Penerapan Media KaKaBa dalam Bahasa Indinesia
dengan Mteri Membaca pada siswa kelas 1 di SDN Dinoyo 3 Malang.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penerapan media KaKaBa pada materi membaca pada siswa kelas 1 SDN
Dinoyo 3 Malang?
b. Bagaimana respon siswa dalam penerapan penerapan media KaKaBa pada materi
membaca pada siswa kelas 1 SDN Dinoyo 3 Malang?
C. Tujuan penelitian
a. Mendeskripsikan Bagaimana penerapan media KaKaBa pada materi membaca pada
siswa kelas 1 SDN Dinoyo 3 Malang?
b. Mendeskripsikan Bagaimana respon siswa dalam penerapan penerapan media
KaKaBa pada materi membaca pada siswa kelas 1 SDN Dinoyo 3 Malang?
D. Manfaat Hasil Penelitian

a. Manfaat bagi Siswa; siswa dapat memperoleh pengetahuan mengenal membaca


dengan media yang menarik.
b. Manfaat bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
c. Manfaat bagi Guru; Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan
untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
d. Manfaat bagi Sekolah; pihak sekolah dapat melakukan kolaborasi dalam penerapan
media pembelajaran dan memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang berarti self


instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang
bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan istilah belajar
mengajar yang dapat kita perdebatkan atau kita abaikan saja yang penting makna dari
ketiganya. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang
lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Siddiq (2008:1-9)
Pada intinya kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti yang
dirumuskan dalam pasal 1, butir 20, UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar Jadi dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni
interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
a. Interaksi Dalam kamus Ilmiah Populer kata interaksi mengandung arti
pengaruh timbal balik, saling mempengaruhi satu sama lain
b. Peserta didik Peserta didik, menurut Pasal 1, butir 4, UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
c. Pendidik Dalam pasal 1, butir 6, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
d. Sumber belajar Sumber belajar menurut Winataputra (2008:1.20) secara
umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh
peserta didik dan pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran. Sumber
belajar dapat berupa tertulis atau cetakan, terekam, tersiar, jaringan, dan
lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual).
e. Lingkungan belajar Menurut Winataputra (2008:1.20) bahwa lingkungan
belajar adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti
kelas, perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat,
dan alam semesta.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang paling utama,


terutama di SD kelas rendah (I dan II). Dikatakan demikian karena dengan bahasalah
siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang
disampaikan oleh pendidik. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai-mana
dinyatakan oleh Akhadiah dkk. (1996: 1) adalah agar siswa memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra
Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa
sekolah dasar. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar bahasa Indonesia, dalam KTSP
SD yang telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran bahasa Indonesia
dikembangkan melalui empat aspek keterampilan utama bahasa Indonesia, yang
meliputi : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
a. Menyimak ,Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua
arah yang langsung. Tidak ada kegiatan menyimak tanpa ada yang berbicara,
begitu juga sebaliknya. Dengan melatih keterampilan menyimak akan melatih
keterampilan berpikir siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami,
mengidentifikasi, dan mereaksi informasi yang diterimanya.
b. Berbicara Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.
Keterampilan ini sebagai implementasi dari hasil simakan. Peristiwa ini
berkembang pesat pada kehidupan anak anak. Dalam kegiatan di sekolah
pada kelas rendah SD bisa dimulai dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berbicara di depan kelas untuk memperkenalkan diri, tanya jawab
dengan teman, bercerita tentang pengalaman, menceritakan gambar dan lain
lain.
c. Membaca, Pembelajaran membaca di SD diselenggarakan dalam rangka
pengembangan kemampuan membaca yang mutlak harus dimiliki oleh setiap
warga negara agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui
pembelajaran di SD, siswa diharapkan memperoleh dasar dasar kemampuan
membaca di samping kemampuan menulis dan berhitung, serta kemampuan
lainnya.
d. Menulis Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks, untuk
itu perlu dilatihkan secara teratur dan cermat sejak kelas awal SD. Menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif karena

penulis harus terampil menggunakan struktur bahasa dan memiliki


pengetahuan bahasa yang memadai.
C. Pengertian Membaca
Membaca merupakan keterampilan yang seharusanya di kuasai oleh seseorang
yang diajarkan dari usia sekitar 6 tahun. Menurut Hodgson (dalam Tarigan 1998:7)
membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding process) berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Menurut Tarigan (1998:11) membaca merupakan suatu keterampilan yang
kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Endang (dalam
Tarigan 1998:133) berpendapat bahwa membaca adalah aktivitas pencarian informasi
melalui lambang-lambang tertulis. Dengan membaca mencoba mendapatkan dan
memproses informasi sehingga mengendap menjadi sebuah pengetahuan. Pengetahuan
itu sendiri akhirnya menjadi suatu dasar untuk dinamisasi kehidupan, memperlihatkan
eksistensi, berjuang mempertahankan hidup, dan mengembangkannya dalam bentuk sains
dan teknologi sebagai kebutuhan hidup manusia. Membaca juga diartikan sebagai proses
perbuatan yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan untuk mengenal lambang yang
disampaikan penulis untuk menyampaikan makna. Makna itu digunakan untuk
mengkomunikasikan makna yang terkandung pada lambang-lambang tertulis (Sulistiati
dkk. dalam Tarigan 1996:30).
Membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berpikir,
psikomotorik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses
berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi,
membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca
kata-kata dengan menggunakan kamus (Mountain dalam Rahim 2005:2).

Goodman (dalam Khusnin 2008:1) menjelaskan bahwa membaca merupakan


proses reseptif. Proses tersebut merupakan proses psikolinguistik yang dimulai dari
pengenalan struktur permukaan bahasa yang disandikan oleh penulis sampai pada
kontruksi makna teks itu.
Dengan demikian, dalam kegiatan membaca terdapat interaksi yang esensial
antara bahasa dan pikiran. Dari berbagai pengertian membaca yang telah dipaparkan oleh
para ahli bahasa, dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca merupakan suatu
keterampilan kompleks yang dilakukan oleh seorang pembaca, karena meliputi proses
mengamati, memahami, dan memikirkan serta melibatkan aktivitas visual, berfikir,
psikomotorik, dan kognitif untuk mencari informasi yang disampaikan penulis melalui
tulisan atau teks dalam bentuk pemahaman atau pengujaran.

D. Pengertian Media Kartu Kata Bergambar


Media pembelajaran merupakan salah satu alat atau sarana yang dapat di gunakan
oleh pendidik dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada peserta didik.Soeharto
dalam Dyah Ayu Setianingrum (2005: 27), mengatakan bahwa kartu merupakan salah
satu ide untuk menyampaikan pendapat konsep dalam bentuk tertulis. Sedangkan gambar
merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat serta konkret dengan masalah
yang digambarkannya (Amir Hamzah Sulaiman, 1995: 27). Kartu kata bergambar
termasuk dalam jenis media visual, yaitu penerima pesan (anak) akan menerima
informasi melalui indra penglihatannya karena pesan yang akan disampaikan dituangkan
ke dalam simbolsimbol komunikasi visual (Nurbiana Dhieni, 2008: 11.13). Aulia (2011:
84) mengatakan bahwa gambar memiliki kekuatan besar dalam merespon otak anak.
Melalui media visualisasi (gambar), selain anak menangkap bunyi lafal dari suatu huruf
atau nama tertentu, ia juga akan ingat bentuk dari nama-nama tersebut. Pengertianpengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media Kartu kata Bergambar adalah media
visual yang digunakan untuk pembelajaran membaca nyaring yang berupa kertas tebal
yang berbentuk persegi panjang yang berisikan kata yang di dalamnya berisi gambar
yang sesuai dengan kata tersebut dimana kata tersebut berpasangan dengan sebuaah
bacaan dengan gambar yang menarik. Media ini juga dibuat dengan jelas disertai gambar

yang menarik dan berwarna-warni. Media ini dimainkan dengan menggunakan papan
flannel 22 yang terdiri dari kantung-kantung kecil yang nantinya untuk menaruh kartu
kata bergambar. Seri gambar atau kata yang tersedia bermacam-macam sesuai dengan
tema yang diajarkan.
E. Kelebihan dan Kelemahan Media Kartu Kata Bergambar
Media Kartu Kata bergambar sangat mempermudah guru dalam proses
mengajarkan anak membaca. Banyak kelebihan yang dimiliki media ini sehingga anak
juga akan mudah dalam belajar membaca.
a) Gambar mempunyai sifat yang konkret dan realistis sehingga mampu menarik
perhatian siswa untuk berpikir kritis.
b) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena tidak semua benda, objek
atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa dibawa
(diperlihatkan).
c) gambar mudah diperoleh, dibuat sendiri, dan mudah digunakan,
d) koleksi gambar dapat diperoleh terus dengan membuatnya sendiri atau
mencari di berbagai sumber seperti majalah dan internet,
e) mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran karena terdiri dari berbagai
macam, bentuk, dan warna.
F. Langkah-Langkah

Pembelajaran

Menggunakan

Media

Kartu

Kata

Bergambar

Langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu kata bergambar yang


dirancang oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk pembelajaran.
b) Mengkondisikan anak sebelum pembelajaran dimulai dan membagi anak menjadi 3
kelompok.
c) Guru memberitahukan tema pembelajaran serta menjelaskan cara bermain dan
memberi contoh.
d) Anak bergiliran untuk mengambil kartu.
e) Mengacak kartu kata bergambar dengan posisi terbalik di kantung papan flannel
dan satu per satu anak maju memilih 1 kartu dengan membaliknya.

f) Anak membaca tulisan yang ada di belik kartu tersebut dan menukarkan kartu
tersebut kepada guru, misalnya tulisan di balik kartu tersebut adalah kegiatan di
hari libur maka anak akan menukarkan kartunya dengan bacaan kegiatan di hari
libur yang di bawa oleh guru
g) Setelah anak menukarkan kartunya dan memperoleh bacaan dari guru anak
membacaakan bacaan yang dia dapat di depan kelas dengan benar..
h) Anak membacakan bacaan tersebut tersebut dengan jelas sehingga dapat dipahami
oleh orang lain.
i) Setelah anak selesai anak tersebut menunjuk temannya yang lain untuk bermain,
begitu seterusnya sampai kartu nya habis.
j) Guru selalu mendampingi dan memotivasi anak apabila ada yang mengalami
kesulitan sehingga guru dapat membantunya. Jangan memaksa anak untuk harus
menjawab atau melakukan dengan benar.

G. Kajian Penelitian Yang Relevan


Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti lain :
1. Penelitian oleh Robertus T.Gugu,2013 (Pemanfaatan Media Pembelajaran pada
siswa sekolah dasar di SDN 71 Kota Benkulu ) Persamaan penelitian ini dengan
penelitian saya adalah sama-sama melakukan penelitian

terhadappemanfaatan,

Penerapan Media pada siswa Sekolah Dasar. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian saya adalah pada penelitian ini meneliti pemanfaatan media
pembelajaran di Sekolah dasar. hasil penelitian yang di lakukan oleh Robertus
T.Gugu ,2013 adalah membahas tentang bagaimana penggunaan media itu dapat
dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu ia
juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media film khususnya pada
pokok bahasan Konflik Sosial.
2. Penelitian oleh Maulida,2010 (Penggunaan media Multimedia dalam pembelajran
IPS pada soswa kelas IV SDN Kolak Kecamatan Peling Tengah Kabupaten
Banggai Kepulauan) Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah

sama-sama melakukan penelitian

terhadap penerapan, prnggunaan media pada

siswa Sekolah Dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah pada
penelitian ini meneliti penggunaan media multimedia sedangkan pada penelitian
saya menggunakan media

KaKaBa. Hasil penelitian yang di lakukan oleh

Maulida,2010 adalah Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk


menghubungkan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian
ini mencoba untuk mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang tepat disekolah.

H. Kerangaka Pikir

Pembelajaran
Bahasa Indonesia

Materi

Media
KaKaBa

Membaca

(Kartu Kata
Bergambar)

a. Bagaimana penerapan media KaKaBa pada materi


membaca pada siswa kelas 1 SDN Dinoyo 3 Malang?
b. Bagaimana respon siswa dalam penerapan penerapan
media KaKaBa pada materi membaca pada siswa kelas
1 SDN Dinoyo 3 Malang?

Strategi
Pembelajaran
Langsung

BAB III
Metode Penelitian

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Menggunakan pendekatan Kualitatif dan jenis penelitiannya penelitian Deskriptif
Kualiatif..
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti di bantu 2 orang pengamat senantiasa hadir dan kehadirannya mutlak di
perlukan karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. kedudukan peneliti
dalampenelitian ini adalah sebagai perencana, pelaksana, pengmpul penganalisa,
penafsir data dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.
C. Lokasi penelitian
Penelitian di lakukan di SDN Dinoyo 3 Malang dengan subjeknya siswa SD kelas
2 SDN Dinoyo 3 Malang.
D. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan adalah siswa kelas 2 SDN Dinoyo 3 Malang, dan
Guru kelas 2 SDN Dinoyo 3 Malang.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada objek penelitian.
Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara langsung terkait
penerapan media pembelajaran di SDN Dinoyo 3 Kota Malang
b. Metode dokumentasi Dengan metode ini, saya bisa mengkaji penerapan media
Kakaba pada proses pembelajaran di SDN Dinoyo 3 Kota Malang. Melalui
metode ini saya memperoleh sesuatu yang akurat berupa, dokumen, bukubuku pelajaran, dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya

metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana penerapan media
kakaba pada pembelajaran di SDN Dinoyo 3 Kota Malang.
c. Wawancara yang di gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin yaitu pewawancara hanya membawa pedoman yang berisikan garis
besarnya saja dan pengembangannya dilakukan saat5 wawancara berlangsung,
wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa SDN Dinoyo3 Malang.
wawancara terhadap guru kelas dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan
ssudah penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif , dengan lebih banyak bersifat uraian dar
hasil wawancara dan studi komunikasi, data yang di peroleh akan dianalisis secara
kualitatif serta diuraikan dalam deskriptif (menurut Patton moleong, 201:103)analisis
data adalah proses mangatur urutan data , pengorganisasian kedalam 1 pol . definisi
tersebut memberikan suatu gambaran betapa pentingnya kedudukan analisis dan
dilihat dari segi tujuan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti yang di kemukakan oleh burhan(2003:30) yaitu
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu bagian integral dari kegiatan analisis data, kegiatan
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
observasi, wawancara dan Dokumentasi.
2. Reduksi Data :
Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan trasformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan. redusi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat
ringkasan metode,menelusur tema,membuat gugus-gugus, dan sebagainya dengan
maksutmenyisihkan data yang tidak releva.
3. Displey Data:

Yaitu pendeskripsian sekumpulan infirmasi-informasi tesusun yang memberikan


kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. penyajian
data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
4. Verivikasi dan penegasan kesimpulan
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. penarikan kesimpulan berupa kegiatan
interpetasi. yaitu menemukan ata yang telah disajikan antara display data dan
penarikan kesimpulan tehadap aktifitas analisis yang ada. dalam pengertian ini
analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus,
masalah pedusi data , penyajiandata, penarikan kesimulan /verivikasi menjadi
gambaran keberhasilan.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam penelitian ini memiliki 3 tahap yaitu tahap Perencanaan,
Tindakan ,tahap Observasi dan tahap Refleksi
1. Tahap Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian peneliti meminta izin kepada sekolah tentang
penelitian yang akan dilakukan, melakukan wawancara kepada guru wali kelas 1
SDN Dinoyo 3 Malang .mengenai kegiatan penelitia yang akan dilakukan pada
kelas SD tersebut .
2. Tindakan
Tahapan ini dijadikan tolak ukur pelaksanaan penerapan media KaKaBa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca, rencana penelitiannya
antara lainsebagai berikut:
a) Guru menyiapkan media pembelajaran.
b) Mengkondisikan anak sebelum pembelajaran dimulai dan membagi anak
menjadi 3 kelompok.
c) Guru memberitahukan tema pembelajaran serta menjelaskan cara bermain dan
memberi contoh.
d) Anak bergiliran untuk mengambil kartu.
e) Guru mengacak kartu kata bergambar dengan posisi terbalik. anak maju
memilih 1 kartu dengan membaliknya.
f) Anak membaca tulisan yang ada di belik kartu tersebut dan menukarkan kartu
tersebut kepada guru dengan bacaan .
g) Anak membacaakan bacaan yang dia dapat di depan kelas dengan benar
h) Anak membacakan bacaan tersebut tersebut dengan jelas sehingga dapat
dipahami oleh orang lain.
i) Guru selalu mendampingi dan memotivasi anak apabila ada yang mengalami
kesulitan sehingga guru dapat membantunya.

3. Tahap Observsi
Melakukan Obserasi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan memcatat
hal hal yang penting bagaimana Penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggnakasn media KaKaBa , observasi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana respon siswa terhadap penerapan media kakaba pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi membaca
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah yang penting dalam penelitian kualitatif desebakan
dengan kegiatan refleksi akan menetapkan kegiatan dan tindakan untuk mengetahi
permasalahan lebh dalam. berdasarkan hasil pengamatan yang telah ada,
selanjutnya di lakukan analisis terhadap data yang sudah terkumpul dan akan di
ungkap lebih jauh lagi.

Daftar Pustaka

Asyhar, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada


Press
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3
Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.
Universitas Indonesia Press

Anda mungkin juga menyukai