KE-NW-AN
PENGEMBARAAN INTELEKTUAL MAULANA SYAIKH DALAM MENUNTUT ILMU
KELOMPOK : 2
1. HADI HAMZAH
2. ATIKA NURUZZAINIYAH
3. ALFIANA HUMAIRO
4. ANNISA YANI
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunianya kita
dapat menyelsaikan makalah dengan judul “ PENGEMBARAAN INTELEKTUAL MAULANA SYAIKH
DALAM MENUNTUT ILMU”.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi kita nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan kita contoh dalam menuntut ilmu dan berakhlak dalam
kehidupan sehari-hari.
Makalah ini kami tulis untuk menyelsaikan tugas mata kuliah ke-NW-an, dan
harapan kami semoga makalah ini bisa menjadi salah satu penambahan wawasan kepada
semua teman-teman.
Hanya itu yang bisa kami sampaikan kepada teman-teman dan kami tidak lumput
dari sebuah kesalahan, maka dari itu kami dari kelompok 2 mohon maaf atas segala kekurangan
baik dari penulisan maupun penjelasan.
1. JUDUL..............................................................................
2. KATA PENGANTAR.............................................................
3. DAFTAR ISI.....................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan pembahasan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan....................................................................................................4
B. Pendidikan lokal............................................................................................5
C. Pendidikan di mekkah...................................................................................6
D. Belajar di masjid al-haram............................................................................7
E. Belajar di madrasah shaulatiyah..................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................10
1. DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sahabat sekelas TGKH. Muhammad bernama Syaihk Zakaria Abdullah bila, mengakui
kejeniusannya dan mengangkat: Syaihk itu adalah manusia ajaib dikelasku, karena
kejeniusannya yang tinggi dan luar biasa dan saya sungguh menyadari hal ini. Syaihk adalah
saudaraku, dan kawan sekelasku dan saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya
tidak pernah menang dalam berprestasi pada waktu saya bersama-sama dalam satu kelas
dimadrasah Al-shaulatiyah Mekkah.
Setelah selesai menuntut ilmu di mekkah dan kembali ke tanah air, TGKH.
Muhammad Zainuddun langsung melakukan safari dakwah ke berbagai lokasi di pulau lombok
tengah sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. Mengetaui proses pengembaraan intelektual Maulana Syaikh dalam menuntut ilmu
B. Untuk mempelajari sejarah kelahiran Maulana Syaikh
C. Untuk mengetahui bagaimana Maulana Syaikh dalam bermasyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Maulan Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menuntut ilmu
pengetahuan berawal dari pendidikan dalam keluarga, yakni dengan belajar mengaji
(membaca al-qur’an) dan berbagai ilmu Agama lainnya. Yang di ajarkan langsung oleh
ayah handanya, yang dimulai sejak berusia 5 tahun.
B. Pendidikan Lokal
Setelah berusia 9 tahun, ia memasuki pendidikan formal yang disebut sekolah
Rakyat Negara, hingga tahun 1919 M. Setelah menamatkan pendidikan formalnya,
beliau kemudian diserahkan oleh ayah handanya untuk menuntut ilmu agama yang
lebih luas dari beberapa Tuan Guru lokal, antara lain TGH. Syarafuddin dan TGH.
Muhammad Sa’id dari pancor serta Tuan Guru Abdullah bin Amaq Dulaji dari desa
Kelayu, Lombok timur. Ketiga guru agama ini menganjurkan ilmu agama dengan sistim
halaqoh, yaitu para santri duduk bersila diatas tikar dan mendengarkan guru membaca
kitab yang sedang
dipelajari, kemudian masing-masing murid secara bergantian membaca.
C. Pendidikan di Mekkah
Untuk memperdalam ilmu agama, Muhammad Zainuddin remaja kembali
berangkat menuntut ilmu ke mekkah diantar kedua orang tuanya, tiga orang kemenakan
dan beberpa orang keluarga, termasuk tupa TGH. Syarafuddin. Pada saat itu beliau
berusia 15 tahun, yaitu menjelang musim haji tahun 1341 H/1923 M. Sesampai di tanah
suci, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid langsung mencari rumah kontrakan di
suqullail, mekkah.
D. Belajar di Masjid Al-haram
Beberapa saat setelah musim haji usai, TGH. Abdul Madjid mulain mencarikan
guru buat anaknya. Sampailah pencarian TGH. Abdul Madjid pada sebuah halaqoh.
Syaikh yang mengajar di tempat tersebut bernama Syaikh Marzuqi, seorang keturunan
Arab kelahiran pelembang yang sudah lama mengajar mengaji di masjid al-haram, yang
saat itu berusia sekitar 50 tahun. Disanalah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid diserahkan untuk belajar.
Selain itu juga sempat belajar ilmu sastra pada ahli Syair terkenal di mekkah,
yakni Syair Muhammad Amin Al-quthbi dan pada saat itu berkenalan dengan Sayyid
Muhsin Al-palembani, seorang keturunan arab kelahiran palembang yang kemudian
menjadi guru beliau di madrasah Al-Shaulatiyah.
Ketika ayah TGKGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pulang kelombok, ia
langsung berhenti belajar mengaji pada Syaikh Marzuqi, karena ia merasa tidak punyak
mengalami perkembangan yang berarti dalam menuntut ilmu selama ini, hal itu
dikarenakan kehausan beliau akan ilmu. Namun, sebelum sempat mencara guru, terjadi
perang saudara antara kekuasaan Syarif Husain dengan golongan Wahabi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Predikat istimewa ini disertai pula dengan perlakuan istimewa dari Madrasah Al-
shaulatiyah. Ijizahnya ditulis langsung oleh ahli khat terkenal di Mekkah, yaitu Al-
Khathath Al-syaikh Dawud Al-rumani atas usul dari direktur Madrasah Al-shaulatiyah.
Prestasi istimewa itu memerlukan pengorbanan, itu yang selalu mendampingi selama
belajar di Madrasah Al-shaulatiyah berpulang ke rahmatullah di Mekkah. Maulan Syaikh
TGKH. Muhammad Zainudin Abdul Madjid menyelesaikan studi di Madrasah Al-
shaulatiyah pada tanggal 22 Dzulhijah 1353 H dengan predikat “Mumtaz” (Summa
cumlaude).
B. Saran
Jika di dalam makalah ini ada kesalahan mohon sekiranya pembaca dapat
memperbaiki sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Muslihan Habib dan Tharuddin, nilai-nilai monumental dalam semboyang NW, jakarta
timur; pondok pesantren Nahdlatul wathan jakarta 2013.