PERKONGSIAN ( SYIRKAH)
( FIQIH MUAMALAH )
DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD SAPWAN, M.EI.
FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NWDI PANCOR
TAHUN 2021/ 2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ PERKONGSIAN
( SYIRKAH) ”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan seluruh umat pengikutnya yang senantiasa
taat dan patuh pada ajarannya sampai akhir zaman. Aamiin.
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah”FIKIH
MUAMALAH”. Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana
pembelajaran serta menambah wawasan dan pengetahuan. Dan penyusun menyadari makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya.
Oleh karena itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan
di masa yang akan datang, mudah- mudahan makalah ini dapat bermanfaat khusussnya bagi
penyusun dan para pembaca dan umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................
BAB 11 PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Arti, Landasan, Rukun, Syarat dan Pembagian Syirkah ..........................................
B. Metode Transaksi Perkongsian Uqud...........................................................................
1. Syirkah ‘ Inan..............................................................................................................
2. Syirkah Mufawidhah..................................................................................................
3. Syirkah Wujuh............................................................................................................
4. Syirkah A’mal dan Abdan..........................................................................................
C. Syarat Syirkah Uqud......................................................................................................
D. Hukum (ketetapan) Syirkah Uqud................................................................................
E. Sifat Akad Perkongsian dan kewenangan....................................................................
F. Hal yang Membatalkan Syirkah....................................................................................
1. Pembatalan Secara Umum........................................................................................
2. Pembatalan Khusus pada Sebagian Syirkah..........................................................
G. Syirkah Fasid Menurut Ulama Hanafiyah...................................................................
BAB 111 PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muslim dewasa ini menghadapi suatu masalah yang sangat dilematis.
Meskipunberpartisipasi aktif dalam dunia bisnis, namun dalam pikiran mereka juga ada
semacam ketidakpastian apakah praktek-praktek bisnis mereka benar menurut pandangan
islam. Yang menjadi masalah yaitu bentuk-bentuk baru, institusi, moetode atau teknik-teknik
bisnis yang sebelumnya belum pernah ada telah menyebabakan keraguan tersebut, sehingga
dalam beberapa kasus, mereka tetap mengikuti system tersebut dengan perasaan bersalah
karena mereka merasa tidak menemukan jalan keluar.Semua bentuk organisasi bisnis yang
didalamnya dua orang atau lebih bekerjasama dalam hal dana, kewiraswastaan, ketrampilan,
dan niat baik untuk menjalankan suatu usaha oleh para fuquha dikategorikan dalam bentuk
organisasi mudhorobah ataupun syirkah.Syirkah menurut bahasa berarti percampuran.
Sedangkan menurut istilah syirkah berarti kerjasama antara dua orang atau lebih, dalam
berusaha yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama. Secara etimologi, syirkah
berarti percampuran, yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan harta lainnya,
tanpa dapat dibedakan antara keduanya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dipaparkan beberapa rumusan masalah yang berkaitan
dengan permasalahan yang ada dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian dari Syirkah?
2. Bagaimanakah dasar hukum tentang adanya Syirkah?
3. Apa saja rukun dan syarat Syirkah?
4. Bagaimanakah macam- macam dari Syirkah?
5. Bagaimanakah metode transaksi Syirkah Uqud?
6. Hal- hal apa saja yang menyebabkan berakhirnya Syirkah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Syirkah
2. Untuk mengetahui dasar hukum Syirkah
3. Untuk mengetahui rukun dan syarat Syirkah
4. Untuk mengetahui macam- macam Syirkah
5. Untuk mengetahui metode transaksi Syirkah Uqud
6. Untuk mengetahui cara mengakhiri Syirkah
BAB 11
PEMBAHASAN
b. Pembagian Keuntungan
Menurut ulama Hanafiyah, pembagian keuntungan bergantung pada besarnya modal. Dengan
demikian , keuntungan bisa berbeda, jika modal berbeda-beda,tidak dipengaruhi oleh pekerjaan.
Ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat, jika terjadi kerusakan pada harta syirkah sebelum
dibelanjakan, atau pada salah satu harta sebelum dicampurkan, syirkah batal. Hal ini karena yang
ditransaksikan dalam syirkah adalah harta.
Jika kerusakan terjadi setelah dibelanjakan, akad tidak batal, dan apa yang dibelanjakan itu menjadi
tanggungan mereka berdua karena mereka membelinya dalam pelaksanaan syirkah.
B. SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai syirkah. Kami menyadari banyak
kekurangan penulisan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan sebagai referensi kami dalam penulisan makalah kedepan. Harapan penulis,
semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA