Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH QAWAID FIQHYYAH

Tentang
Qawaid Fiqhyyah yang berhubungan dengan Akad Syirkah

Disusun oleh:
Kelompok 12
Dandy Ahlan Maulana 2116010102
Randi Angga Saputra 2116010108

Dosen pengampu:
Dr. Aidil Novia,. MA

Ekonomi Syariah
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN IMAM BONJOL PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang maha pengasih dan maha
penyayang. Kami ucapkan puji syukur kehadirat-nya yang mana telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang
”Qawaid Fiqhiyyah yang berhubungan dengan akad syirkah”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Qawaid Fiqhiyyah. Makalah ini bertujuan agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan, baik kami sebagai pemakalah maupun pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Aidil Novia,.MA selaku dosen
pengampu mata kuliah qawaid fiqhiyyah, serta teman-teman yang terlibat dalam pembuatan
makalah hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Namun kami merasa masih terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun dari
segi penulisan, sebab masih minimnya pengetahuan dan pengalaman kami sebagai
pemakalah. Kami berharap dan menerima kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dan lebih baik lagi kedepanya.

Padang, 3 juni 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................I


DAFTAR ISI.................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Pengertian akad Syirkah............................................................................................2
B. Hukum Syirkah..........................................................................................................3
C. Qaidah Fiqhiyah Berhubungan Dengan Akad Syirkah.............................................4

BAB III PENUTUP......................................................................................................9


A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10

II
III
BAB l
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan
terlepas dari hubungan terhadap sesama manusia. Tanpa hubungan dengan orang lain,
tidak mungkin berbagai kebutuhan hidup dapat terpenuhi.Terkait dengan hal ini maka
perlu diciptakan suasana yang baik terhadap sesama manusia. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengadakan akad syirkah dengan pihak lain.
Syirkah merupakan salah satu bentuk perjanjian atau kontrak dalam hukum Islam
yang melibatkan dua orang atau lebih untuk menjalankan bisnis atau proyek bersama
dengan tujuan membagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan kesepakatan. syirkah
penting karena syirkah merupakan salah satu prinsip dasar dalam ekonomi Islam dan
telah menjadi bagian integral dari sistem ekonomi Islam sejak zaman Rasulullah. Dalam
syirkah, para mitra berbagi modal, pengetahuan, keahlian, dan tanggung jawab untuk
mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan
Dengan memahami konsep dan prinsip syirkah, diharapkan pembaca dapat
menghargai pentingnya kerjasama, keadilan, dan keberlanjutan dalam bisnis serta
mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam praktik bisnis mereka.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pengertian dan definisi akad syirkah
2. Apa saja kaedah fiqhyyah tentang akad syirkah

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dan defenisi akad syirkah
2. Untuk mengetahui macam macam kaedah dari akad syirkah

1
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian akad Syirkah


Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku
(fi’ilmudhâri‘), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi
sekutu atau serikat (Kamus Al-Munawwir, hlm. 765).Secara Etimologi Syirkah
dapatdiartikan percampuran. Yakni, mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian
rupasehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya (An-
Nabhani,1990: 146).
Menurut bahasa syirkah artinya al-ikhtilath yang artinya campur atau
percampuran. Yang dimaksud dengan percampuran adalah seseorang mencampurkan
hartanya dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan. Jumhur
ulama kemudian menggunakan istilah ini untuk menyebut transaksi khusus, meskipun
tidak terjadi percampuran kedua harta itu, karena yang menyebabkan bercampurnya
harta adalah transaksi
Syirkah atau Musyarakah merupakan kesepakatan perjanjian atau akad kerja sama
untuk suatu usaha tertentu yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih di mana masing-
masing pihak sebagai pemodal dengan memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
kontribusi modal. Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu akad kerjasama
antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan.
Ada beberapa definisi Syirkah yang di kemukakan oleh para ulama’ fiqh.
MenurutMazhab Maliki, “ suatuu izin untuk bertindak secara hokum bagi dua orang
yang berkerjasama terhadap harta mereka”. Menurut Mazhab Syafi’I dan Hambali “Hak
bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati”. Menuru
MazhabHanafi, akad yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja sama dalam modal
dankeuntunngan.”.

2
B. Hukum syirkah
Syirkah hukumnya diperbolehkan atau disyari'atkan berdasarkan Al- Qur'an, Al-
Hadits dan ijma' (konsensus) kaum muslimin. Dan berikut ini kami sebutkan dalil-
dalilnya, di antaranya:
1. Al-Qur'an
ِ ‫وإن كثيراً من الخلطاء ليتغي بعضهم على بعض ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
٢٤( ‫ت وقبيل ما هتر‬
Firman Allah Ta'ala: "Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah
mereka ini." (QS. Shaad: 24)
Dan firman-Nya pula:
ِ ‫فإن كانوا أكث َر ِمن َذلِكَ فَهُ ْم ُش َر َكاء فِي الثُّ ْل‬
۱۲( ‫ت‬
"Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu." (QS. An-Nisa': 12)
Kedua ayat di atas menunjukkan perkenanan dan pengakuan Allah akan adanya
perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam surat An-Nisa'.ayat 12
perkongsian terjadi secara otomatis karena waris, sedangkan dalam surat Shaad ayat 24
terjadi atas dasar akad (transaksi).

2. Hadits
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah azza wajalla
berfirman: "Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak
mengkhianati pihak lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku keluar dari keduanya."
(HR. Abu Daud no.3383, dan Al-Hakim no.2322).5

3. Ijma'
Ijma' ulama mengatakan, bahwa muslimin telah berkonsensus akan legitimasi
syarikah secara global, walaupun perbedaan pendapat dalam beberapa elemen dari padanya.
Maka secara tegas dapat dikatakan bahwa kegitan syirkah dalam usaha diperbolehkan dalam
islam, sebagai dasar hukumnya telah jelas dan tegas."

3
Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-Mughni, telah berkata, "Kaum muslimin telah
berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan
dalam beberapa elemen darinya."

C. Kaidah Fiqhiyah Berhubungan Dengan Akad Syirkah


1. Kaedah ُ‫احة‬ َ ‫ ( األصْ ُل فِي ْال ُم َش‬hukum asal dalam syirkah adalah boleh)
ِ ‫ار َكا‬
َ َ‫ت اِإل ب‬
Syirkah dengan berbagai bentuk seperti 'inan, mudharabahmusaqahdan lainnya
tidak termasuk ke dalam ibadah, dimana hukum asalnya adalah tawaqquf (menunggu ada
dalil yang memerintahkan)Namun syirkah termasuk ke dalam adat (kebiasaan) dimana
hukum asalnya adalah halal Para ulama membedakan antara ibadah dan adat, ibadah
hukumnya tawaqquf hingga ada dalil yang mensyariatkan dan adat yang hukum asalnya
adalah halal selama tidak ada dalil yang melarangnya. Berdasarkan hal ini maka para
fuqaha' menyatakan bahwa hukum asal dalam muamalah adalah boleh dan sah dan dalam
jual beli hukumnya halal sebagaimana telah dijealskan sebelumnya dalam pembahasan
tentang akad mu'awadhah. Selanjutnya hukum asal dalam syirkah dan investasi yang
bersifat jama'iy (kelompok) juga halal karena ia adalah bagian dari muamalah secara
globalTidak ada yang membedakannya dengan bay' dalam hukum asalnya karena kedua-
duanya adalah muamalah yang merupakan bagian dari adatSemuanya didasarkan kepada
hukum asal fiqh yaitu:

"Hukum asal segala sesuatu adalah boleh"

ُ‫اَأْلصْ ُل فِي اَأْل ْشيَا ِء اِإل بَا َحة‬

Maka larangan tiap muamalah atau syirkah yang tidak pasti dalilnya akan dinafikan dengan
kaedah di atas, yaitu kembali kepada hukum asal Karena semua muamalah termasuk
syirkah dan investasi hukum asalnya bukanlah larangan atau tawaqqufnamun boleh selama
tidak menghalalkan yang haram secara syariahKaum muslim telah mengenal dan
mempraktekkan banyak jenis syirkah dan investasi berjamaah semua akad tersebut telah
dicantumkan dalam kitab fiqh dan telah dijelaskan hukum, syarat dan posisi para ulama
dari sekian banyak akad tersebutDi antara akad tersebut adalah adalah akad syirkah yang
dikenal dalam kitab fiqh, antara lain 'inan, mufawadhah, shanai' dan wujuh.

4
Syirkah al-'inan adakah kerjasama 2 orang dengan hartanya untuk bekerja dengan
badannya dan keuntungan dibagi di antara mereka berdua. Bentuk syirkah ini didasarkan
kepada kerjasama dalam harta benda (mal), kerja ('amal) dan keuntungan (ribh),200
Syirkah mufawadhah adalah syirkah dimana pihak yang bekerjasama memiliki kontribusi
yang sama dalam mal (harta), kerja (tasharruf) dan utang/tanggungan (dayn)dari awal
sampai akhir kerjasama" 201 Akad ini mengandung wakalah dan kafalah dan kesamaan.
Syirkah shanai' atau abdan adalah kerjasama antara para pekerja atau pengrajin
untuk bekerja di antara mereka baik sama ataupun berbeda kontribusinya. Akad ini
merupakan kerjasama antara para pekerja atau pengrajin (punya skill) dengan skill
(abdan/fisik) yang mereka miliki dinamakan juga dengan syirkah al-taqabbul, artinya
berjanji dan berkomitmen untuk melakukan pekerjaan Para pihak punya satu komitmen,
dasarnya adalah dhaman (jaminan)Syirkah al-wujuh adalah kerjasama antara 2 orang atau
lebih dalam keuntungan yang mereka dapatkan dalam tanggungan dan reputasi mereka,
mereka tidak memiliki modal harta, namun memiliki reputasi di masyarakat dan dibeli oleh
masyarakat tersebut, keuntungan yang didapat dibagi di antara mereka.
Secara global, syirkah yang diperbolehkan dalam islam harus memenuhi dasar-
dasarnya sebagai berikut:
a. Syirkah dibangun berdasarkan prinsip keadilan dan kerjasama dalam
keuntungan maupun kerugian.
b. Keuntungan yang dituju dalam syirkah ini merupakan bagian secara
keseluruhan, artinya nisbah persentase dari produksi.
c. Jahalah (ketidakjelasan) yang akan memotong keuntungan atau memunculkan
perselisihan akan membatalkan syirkah. Adapun jahalah yang ringan atau
muncul dalam kondisi darurat, serta tidak memunculkan perselisihan maka tidak
memiliki implikasi.
d. Syirkah dibangun berdasarkan wakalah dan amanah.
e. Tindak tanduk syarik, mudharib dan 'amil bersifat mutlak, namun harus sesuai
dengan izin, uruf kebiasan serta maslahah dari syirkah tersebut.

2. Kaedah ‫( ال ُغرْ ُم بِ ْال ُغ ْنم‬resiko berbanding lurus dengan keuntungan)


Kaedah ini merupakan kaedah umum dalam fiqh, karena kaedah ini tidak semata-
mata berada pada aspek muamalah sajanamun juga terdapat dalam sejumlah bab figh
lainnya. Kaedah ini dimasukkan ke dalam pembahasan kaedah fiqh ekonomi karena
hubungannya yang kuat dengan ekonomi, seringkali dipraktekkan dalam aktifitas ekonomi

5
bab syirkah dibangun didasarkan kepada keadilan, keadilan tersebut terwujud
dengankerjasama antara pihak-pihak yang terlibat baik dalam keuntungan maupun
kerugian.
Ibn al-Qayyim mengungkapkan: syirkah didasarkan kepada keadilan di antara
pihak yang terlibatkalau keuntungan hanya untuk satu pihak saja maka hal itu bukanlah
adilNamun jika pihak-pihak tersebut memiliki kesepatan kerjasama dalam keuntungan dan
kerugian, lalu didapatkan keuntungan maka dibagi, ketika tidak mendapatkan keuntungan
maka yang dibagi adalah kerugian.
Menurut DrShalah al-Shawiy dalam disertasinya: kaedah ini menunjukkan asas
keadilan dan keseimbangan, menjadi pondasi dasar dari investasiKerjasasama dalam keadaan
untung maupun rugi merupakan asal kerjasama yang tidak bisa dipungkiri lagiKalau tidak,
maka pemikiran ekonomi islam akan berubah ke dalam sistem ekonomi ribawi, dimana salah
satu pihak mendapatkan keuntungan dan sebaliknya.
Jika dilihat dari kaedah ini maka dapat disimpulkan ungkapan sebagai
berikut"syirkah dibangun berdasarkan keadilan dan keikutsertaan dalam kerugian dan
kerugian" Ungkapan ini didasarkan kepada pendapat para ulama.

3. Kaedah ‫ات َم ْبنَاهَا َعلَى ْال َو َكال ِة َواَأْل َمانَ ِة‬


ُ ‫( ال َّشرْ َك‬syirkah di bngun atas dasar wakalah dan amanah)
Penyebab syirkah dibangun atas dasar wakalah dan amanah adalah bahwa setiap
anggota syirkah memberikan modalnya kepada anggota yang lain dengan prinsip amanah,
dan dengan izinnya kepada anggota lain (untuk mengelolanya) itu dengan prinsip wakalah.
Syirkah dibangun didasarkan kepada wakalah memiliki implikasi hukum sebagai
berikut:
a. Disyaratkan semua peserta syirkah memenuhi syarat muwakkil (orang yang
memberi perwakilan) dan wakilKarena semua peserta/anggota syirkah dianggap
wakil dari anggota yang lain dalam mengelola kegiatan syirkahpada saat yang
sama juga dianggap sebagai muwakkil bagi semua anggota syirkah yang lain
dimana syirkah membutuhkan skill untuk melaksanakannya. Maka disyaratkan
anggota syirkah tersebut memiliki kemampuan pengelolaan yaitu penuh
kedewasaan dan penuh ikhtiar.
b. Syirkah dengan semua jenisnya mengandung makna tawkil (pemberian
otorisasi)artinya otorisasi tiap anggota kepada anggota yang lain, sehingga
disyaratkan dalam syirkah tersebut adanya kesanggupan menerima wakalah.
c. Dhabit

6
‫ف ْال َو ِكي ِْل‬ ِ ‫صرُّ فُ ال َّش ِر ْي‬
َ َ‫ك َكت‬
ِ ُّ‫صر‬ َ َ‫ت‬
“tasharruf (tindak tanduk) syarik (anggota syirkah) seperti tasharruf seorang wakil”
Artinya bahwa seorang anggota syirkah bagaikan seorang wakil dalam sifat dan batas
tasharrufnya.

Karena akad wakalah merupakan akad yang diperbolehkan, maka akad syirkah juga
termasuk akad yang diperbolehkanInilah pendapat jumhur ulama, mereka berpandapat bahwa
akad syirkah merupakan akad yang dibolehkan, sehingga diperbolehkan tiap anggota untuk
menfasakh (batalkan) akad, tapi dengan syarat sepengetahuan anggota yang lain. Hal tersebut
karena fasakh tanpa sepengetahuan anggota lain akan memudharatkan anggota lain tersebut.

ِ ‫ْح اَل ِم ْن َرَأي ْال َم‬


4. Kaedah ‫ال‬ ِ ‫( يَت ََح َّد ُ•د ال َعاِئ ُد بِجُز ٍء شائع فِي ْال ُج ْملَ ِة ِمنَ ال َّرب‬imbal bagi hasil di dapatkan dari
bagian keuntungan, bukan modal)
Disyaratkan dalam semua akad syrikah adanya ketentuan tentang keuntungan yang
jelas, jika tidak jelas keuntungan yang akan dibagi maka akan merusak syirkah. Hal
tersebut karena keuntungan adalah sesuatu yang juga disepakati sewaktu
akadKetidakpastian keuntungan akan merusak syirkah. Ketika tidak diketahui pembagian
keuntungan maka akan mendorong terjadi perselisihan yang mengakibatkan rusaknya akad
syirkah seperti halnya rusaknya akad mu'awadhah.

5. Kaedah ‫ان‬ َّ ِ‫ال وَِإ َّما بِ ْال َع َم ِل َوِإ َّما ب‬


ِ ‫الض• َم‬ ِ ‫ق ال ِّر ْب ُح ِإ َّما بِ ْال َم‬
ُ ‫( يَ ْست َِح‬return di dapatkan adakalnya dari mal,
kerja ataupun dhaman)
Keuntungan yang didapat adakalanya karena mal (modal), misalnya seorang syarik
dalam syirkah 'inan berhak mendapatkan keuntungan dari modal yang diberikan
dalamsyirkah. Begitu juga shahibul mal dalam mudharabah mendapatkan keuntungan
karena modalnya.
Keuntungan juga bisa didapat karena 'amal (skill), misalnya mudharib
berhakmendapatkan keuntungan dalam mudharabah karena skill yang dimilikinya,
meskipun ia tidak memiliki modal untuk itu. Begitu juga 'amil dalam muzara'ah dan
musaqah. Ada juga keuntungan yang didapatkan karena semata-mata dhaman
(jaminan)misalnya keuntungan yang didapatkan pembeli apabila ia mengembalikan barang
karena ada cacat, dimana ia telah membayarkan keuntungannya (kharaj). Dalilnya adalah
hadis Rasulullah saw:
‫ان‬ َّ ‫ال َخ َرا ُج بِال‬
ِ ‫ص َم‬

7
“keuntungan adalah imbalan atas kesiapan menanggung kerugian”

Dalam syirkah dan tijarah, tidak ada penyebab lain seseorang mendapatkan
keuntungan yang sesuai dengan syariah dan halalTidak ada cara lain kecuali 3 faktor yang
telah disebabkan di atas kalau terdapat hal lain dalam akad atau syirkah maka pasti
membawa kepada pembatalan akad.

ْ ‫( َم‬orang mampu yang enggak membayar kewajiban


َ ْ‫ط ُل ال َغنِ ّي ظُ ْل ٌم يُ ِحلُّ ِعر‬
6. Kaedah ُ‫ضهُ َو ُعقُوْ بَتَه‬
adalah sebuah kezaliman,halal kehormatan, dan dihukum)
artinya menunda-nunda membayarkan kewajiban, orang kaya/mampu yang berhak
dihukum adalah orang berutang mampu yang enggan menunaikan kewajibannya, dimana
orang yang menghutangkan berulang-ulang meminta haknyapadahal ia mampu bayar dan
tidak ada halangan syar'l yang menghalanginya, dan orang yang menghutangkan juga tidak
punya sangkut paut dengan dirinya seperti kaitan gadai ataupun kafalah dzimmah.
Maksud dari "halal kehormatan" dikatakan: Anda dzalim,275 atau diumumkan di
pasar bahwa muamalahnya jelek, dan mengingatkan untuk berhati-hati melakukan
traksaksi dengannya. Adapun pemberian sangsi keuangan adalah dengan dibebani
tambahan karena menunda-nuda tidaklah boleh dilakukan. Hal ini termasuk dalam riba
jahiliyyah yang diharamkan dengan al-Qur'an:

ْ ُ‫َظلِ ُمونَ َوال ت‬


َ‫ظلَ ُمون‬ ْ ‫فَلَ ُك ْم ُر ُءوسُ َأ ْم َوالِ ُك ْم ال ت‬

"Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (al-
Baqarah: 279)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Syirkah atau Musyarakah merupakan kesepakatan perjanjian atau akad kerja
sama untuk suatu usaha tertentu yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih di mana
masing-masing pihak sebagai pemodal dengan memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan kontribusi modal. Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu
usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Syirkah hukumnya diperbolehkan atau
disyari'atkan berdasarkan Al- Qur'an, Al-Hadits dan ijma' (konsensus) kaum muslimin.
Kaidah fiqhiyah yang berhubungan dengan akad syirkah ada 6 yaitu Kaedah
ُ‫ت اِإل بَا َحة‬ َ ‫ ( األصْ ُل فِي ْال ُم َش‬hukum asal dalam syirkah adalah boleh), Kaedah ‫ال ُغرْ ُم بِ ْال ُغ ْنم‬
ِ ‫ار َكا‬
(resiko berbanding lurus dengan keuntungan), Kaedah ‫ات َم ْبنَاهَا َعلَى ْال َو َكال ِة َواَأْل َمانَ ِة‬
ُ ‫ال َّشرْ َك‬
(syirkah di bngun atas dasar wakalah dan amanah), Kaedah ‫يَتَ َح َّد ُ•د ال َعاِئ ُد بِجُز ٍء شائع فِي ْال ُج ْملَ ِة‬
ِ •‫ْح اَل ِم ْن َرَأي ْال َم‬
‫•ال‬ ِ ‫( ِمنَ ال• َّرب‬imbal bagi hasil di dapatkan dari bagian keuntungan, bukan
modal), Kaedah ‫ان‬ َّ ‫ق ال ِّر ْب ُح ِإ َّما بِ ْال َما ِل َوِإ َّما بِ ْال َع َم ِل وَِإ َّما بِال‬
ِ ‫ض َم‬ ُ ‫( يَ ْست َِح‬return di dapatkan adakalnya
dari mal, kerja ataupun dhaman), dan Kaedah ُ‫ضهُ َو ُعقُوْ بَتَه‬ ْ ‫( َم‬orang
َ ْ‫ط ُل ال َغنِ ّي ظُ ْل ٌم يُ ِحلُّ ِعر‬
mampu yang enggak membayar kewajiban adalah sebuah kezaliman,halal kehormatan,
dan dihukum).

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, namun pemakalah menyadari bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu,
pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
makalah yang telah kami buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/syirkah-makalah.html
http://images.google.co.id/imglanding?
q=syirkah&imgurl=http://i42.tinypic.com/33c1xcn_th.gif&imgrefurl=http://www.seruan-
global.com/iqtishadiyah/hukum-hukumsyirkah.
html&usg=__bf3omWCLbNGAnmTpWco9gj6Ngz0=&h=136&w=160&sz=19&
hl=id&um=1&itbs=1&tbnid=j4MZpRT3VRDWwM:&tbnh=83&tbnw=98& prev=/images
%3Fq%3Dsyirkah%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefoxa%26s%3DN%26rls
%3Dorg.mozilla:enUS:official%26channel%3Ds%26tbs
%3Disch:1&um=1&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=s&tbs=isch:1&start=3#tbnid=j4MZpRT3VRDWwM&start=7
http://jacksite.wordpress.com/2007/06/19/hukum-syirkah/ direktorat pembinaan
pendidikan agama islam pada sekolah umum departemen agama. 1994.
Pendidikan agama islam untuk SMU atau SMK kelas 3. bandung. Lubuk agung bandung

10

Anda mungkin juga menyukai