Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKAD DAN KHIYAR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh muamalat
Dosen pengampu : Dr.Nurul Ma’rifah

Disusun oleh :
Kelompok 4

Vina julianti 221110132


Amalia oktaviani 221110119
Nurmalasari 221110142

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya karena kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam penulisan makalah ini, materi yang akan dibahas
adalah “Akad dan khiyar”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penulisan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah yang bersangkutan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita dalam
mempelajari “Akad dan khiyar” serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Serang, 4 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6

A. Pengertian Akad dan Khiyar .......................................................................... 6


B. Prinsip-prinsip Akad dan Khiyar ................................................................... 9
C. Macam – macam Akad dan Khiyar…………………………………………11

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13


A. Kesimpulan .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam konteks masalah muamalah berkaitan dengan berbagai aktivitas


kehidupan sehari-hari. Cakupan hukum muamalat sangat luas dan bervariasi, baik
yang bersifat perorangan maupun yang bersifat umum, seperti perkawinan, kontrak
atau perikatan, hukum pidana, peradilan dan sebagainya. Pembahasan muamalah
terutama dalam masalah ekonomi tentunya akan sering kali ditemui sebuah perjanjian
atau akad.

Akad merupakan peristiwa hukum antara dua pihak yang berisi ijab dan kabul,
secara sah menurut syara dan menimbulkan akibat hukum. Jika kita kaitkan dengan
sebuah desain kontrak maka kita akan mencoba mengkaitkan dengan Lembaga
Keuangan dikarenakan akad merupakan dasar sebuah instrumen dalam lembaga
tersebut, terutama di Lembaga Keungan Syariah Akad menjadi hal yang terpenting
terkait dengan boleh atau tidaknya sesuatu dilakukan di dalam islam.

Pada kesempatan ini akan membahas akad-akad yang di gunakan di Lembaga


Keungan Syariah yang telah sering dipergunakan dalam kehiduapan sehari-hari
terlebih berkembanganya ekonomi islam. Akad yang ada dalam LKS ada yang
merupakan dana kebajikan (tabarru’) dan ada juga akad yang dijadikan dasar sebuah
instrumen untuk transaksi yang tujuannya memperoleh keuntungan (tijarah).
Tentunya ini adalah hal yang berbeda dan pastilah dalam akad itu ada beberapa
penjabaran dan penjelasan bagaiman akad itu seharusnya bisa dilakukan. Dalam
makalah ini akan dibahas pengklasifikasian dari berbagai akad yang digunakan dalam
lembaga keuangan syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Akad dan Khiyar ?
2. Bagaiman prinsip-prinsip akad dan Khiyar ?

4
3. Sebutkan macam-macam akad dan khiyar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami akad dan khiyar
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip akad akad dan khiyar
3. Untuk mengetahui dan memahami macam macam akad dan khiyar

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian akad dan khiyar

a. Akad
Akad adalah perjanjian atau kontrak yang dilakukan antara dua pihak
atau lebih untuk melakukan transaksi atau pertukaran barang atau jasa. Dalam
Islam, akad memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi, antara lain:

Dalil tentang akad dapat ditemukan dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat
282, yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah (berutang) satu sama lain untuk waktu yang ditentukan, maka
catatlah." Ayat ini menunjukkan pentingnya mencatat dan memperjelas
perjanjian dalam akad.

Dalam hukum perdata, akad diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata Indonesia.
Pasal ini menyatakan bahwa "Setiap perjanjian yang mengikatkan pihak-pihak
yang membuatnya harus dibuat dengan itikad baik." Hukum perdata juga
mengatur tentang syarat-syarat sahnya akad, seperti kesepakatan, kecakapan
hukum, dan objek yang halal.

Syarat-syarat sah akad dapat bervariasi tergantung pada jenis akad yang
dilakukan. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa syarat umum yang
harus dipenuhi agar suatu akad dianggap sah:

1. Kesepakatan Para Pihak:

Para pihak yang terlibat dalam akad harus sepakat secara


sukarela dan tanpa adanya paksaan atau penipuan. Kesepakatan ini
harus diungkapkan dengan jelas dan tegas oleh setiap pihak yang
terlibat.

2. Kelayakan Subjek:

6
Subjek akad harus sah dan tidak bertentangan dengan
hukum atau norma yang berlaku. Misalnya, dalam akad jual
beli, barang yang diperdagangkan harus halal dan tidak
terlarang.

3. Kecakapan Hukum:
Setiap pihak yang terlibat dalam akad harus memiliki
kecakapan hukum atau daya hukum yang cukup. Artinya,
mereka harus memiliki kapasitas hukum untuk melakukan
akad, seperti usia yang cukup atau memiliki wali jika masih di
bawah umur.

4. Rukun dan Syarat Akad:


Setiap jenis akad memiliki rukun dan syarat yang harus
dipenuhi agar sah. Misalnya, dalam akad jual beli, harus ada
penawaran, penerimaan, dan kesepakatan harga. Sedangkan
dalam akad pinjam-meminjam, harus ada pemberian pinjaman
dan janji untuk mengembalikan.

5. Pembuktian:
Akad yang sah harus dapat dibuktikan secara sah dan
meyakinkan. Hal ini dapat dilakukan melalui bukti tertulis,
saksi, atau rekaman elektronik yang sah.

6. Tidak Bertentangan dengan Syariah:


Jika akad dilakukan dalam konteks syariah Islam, maka
harus mematuhi prinsip-prinsip syariah yang berlaku, seperti
larangan riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian).

Penting untuk dicatat bahwa syarat-syarat sah akad dapat berbeda-beda

7
tergantung pada hukum yang berlaku di suatu negara atau agama yang dianut.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda merujuk pada hukum yang berlaku di
wilayah atau agama Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik.

2. Khiyar:
Khiyar adalah hak atau pilihan yang diberikan kepada salah satu pihak
dalam akad untuk membatalkan atau melanjutkan transaksi dalam jangka
waktu tertentu. Ada beberapa jenis khiyar dalam Islam, antara lain:

Dalil tentang khiyar dapat ditemukan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Nabi bersabda: "Khiyar ada tiga
macam: Khiyar al-Majlis, Khiyar al-Murabahah, dan Khiyar al-'Aib." Hadis ini
menunjukkan bahwa Nabi memberikan pengakuan terhadap adanya khiyar
dalam transaksi.

Dalam hukum perdata, konsep khiyar tidak secara eksplisit diatur.


Namun, prinsip kebebasan berkontrak dalam hukum perdata memungkinkan
pihak-pihak yang terlibat dalam akad untuk menentukan ketentuan-ketentuan
khusus, termasuk mengenai khiyar. Dalam hukum perdata, akad diatur
berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak, yaitu pihak-pihak yang terlibat
dalam akad memiliki kebebasan untuk menentukan ketentuan-ketentuan dalam
akad tersebut, selama tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Beberapa syarat-syarat khiyar yang perlu dipenuhi agar sah:

1. Kesepakatan Para Pihak: Para pihak yang terlibat dalam akad jual beli
harus sepakat untuk memberikan opsi khiyar kepada salah satu pihak.
Kesepakatan ini harus diungkapkan dengan jelas dan tegas oleh setiap
pihak yang terlibat.
2. Penyampaian Opsi Khiyar: Opsi khiyar harus disampaikan secara jelas
dan tegas kepada pihak yang berhak memilih. Pihak yang berhak
memilih harus diberi tahu tentang haknya untuk memilih atau menarik
diri dari transaksi dalam jangka waktu yang ditentukan.

8
3. Waktu yang Ditetapkan: Opsi khiyar harus diberikan dalam jangka
waktu yang ditentukan. Pihak yang berhak memilih harus diberi waktu
yang cukup untuk mempertimbangkan dan membuat keputusan.
4. Tidak Ada Penipuan atau Paksaan: Opsi khiyar harus diberikan secara
sukarela dan tanpa adanya penipuan atau paksaan dari pihak lain.
Pihak yang berhak memilih harus memiliki kebebasan untuk membuat
keputusan tanpa tekanan.
5. Tidak Bertentangan dengan Syariah: Opsi khiyar harus sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam. Misalnya, dalam konteks jual beli, opsi
khiyar tidak boleh digunakan untuk mengambil keuntungan yang tidak
adil atau melanggar prinsip-prinsip keadilan dalam Islam

B. Prinsip-perinsip akad dan khiyar

Prinsip-prinsip Akad:

1. Ijab dan Qabul:

Prinsip ini mengharuskan adanya tawaran (ijab) dari salah satu pihak dan
penerimaan (qabul) dari pihak lain secara jelas dan tegas. Ijab dan qabul
harus dilakukan dengan kata-kata atau tindakan yang menunjukkan
kesepakatan kedua belah pihak.

2. Ta'awun: Prinsip ini menekankan bahwa akad harus dilakukan dengan


kerelaan dan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Tidak boleh
ada unsur paksaan atau penipuan dalam akad. Akad harus dilakukan
dengan keikhlasan dan kebebasan dari kedua belah pihak.

3. Qabul al-Ma'lum: Prinsip ini menyatakan bahwa objek akad harus jelas
dan diketahui oleh kedua belah pihak. Objek akad harus halal dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Kedua belah pihak harus
memiliki pemahaman yang sama tentang objek yang diperdagangkan
dalam akad.

4. Qabul al-Mutaba'ah: Prinsip ini menekankan bahwa akad harus dilakukan


dengan kesepakatan dan persetujuan penuh dari kedua belah pihak. Tidak

9
boleh ada unsur penundaan atau penolakan dalam akad. Kedua belah pihak
harus sepakat dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam akad.

Prinsip-prinsip Khiyar:

1. Khiyar al-Majlis:
Khiyar ini memberikan hak kepada salah satu pihak untuk membatalkan akad
dalam waktu yang sangat singkat, yaitu selama masih berada di tempat transaksi
(majlis). Pihak yang memiliki khiyar ini dapat membatalkan akad tanpa harus
memberikan alasan yang jelas.

2. Khiyar al-Murabahah:
Khiyar ini memberikan hak kepada salah satu pihak untuk membatalkan akad
dalam jangka waktu tertentu setelah akad dilakukan. Pihak yang memiliki khiyar ini
dapat membatalkan akad jika ia menemukan cacat atau aib pada barang yang
diperdagangkan.

3. Khiyar al-'Aib:
Khiyar ini memberikan hak kepada salah satu pihak untuk membatalkan akad
jika ia menemukan cacat atau aib pada barang yang diperdagangkan setelah akad
dilakukan. Pihak yang memiliki khiyar ini harus memberikan pemberitahuan kepada
pihak lainnya tentang cacat atau aib yang ditemukan.

Prinsip-prinsip akad dan khiyar ini bertujuan untuk melindungi kepentingan kedua
belah pihak dalam transaksi. Mereka memastikan bahwa transaksi dilakukan dengan
kesepakatan yang jelas, objek yang halal, dan adanya perlindungan terhadap cacat
atau aib pada barang yang diperdagangkan.

C. Macam-macam Akad dan Khiyar


Macam-macam Akad :

10
1. Akad Jual Beli (Bai'): Akad ini melibatkan transaksi jual beli antara dua
pihak, yaitu penjual dan pembeli. Penjual menyerahkan barang kepada
pembeli dengan imbalan harga yang disepakati. Contoh: Seseorang membeli
sebuah mobil dari seorang penjual dengan harga yang telah disepakati.

2. Akad Sewa Menyewa (Ijarah): Akad ini melibatkan pemberian hak


penggunaan suatu barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu dengan
imbalan pembayaran sewa. Contoh: Seseorang menyewa sebuah apartemen
untuk tinggal selama satu tahun dengan membayar sewa bulanan.

3. Akad Pinjam Meminjam (Qardh): Akad ini melibatkan pemberian pinjaman


oleh pihak yang memberikan kepada pihak yang menerima, dengan
persyaratan pengembalian pinjaman tanpa ada tambahan atau imbalan.
Contoh: Seseorang meminjam uang dari temannya untuk keperluan mendesak
dan berjanji akan mengembalikan jumlah yang dipinjam dalam waktu
tertentu.

Macam - macam khiyar :


1. Khiyar Syarat: Pihak yang berhak memiliki opsi untuk menarik diri dari akad
jika syarat-syarat tertentu tidak terpenuhi. Contoh: Dalam akad jual beli,
pembeli memiliki opsi untuk membatalkan transaksi jika barang yang
diterima tidak sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati.

2. Khiyar 'Aib: Pihak yang berhak memiliki opsi untuk membatalkan akad jika
terdapat cacat atau kekurangan pada barang yang dibeli. Contoh: Dalam akad
jual beli, pembeli memiliki opsi untuk membatalkan transaksi jika barang
yang diterima memiliki cacat atau rusak yang tidak terlihat sebelumnya.

3. Khiyar Majlis: Pihak yang berhak memiliki opsi untuk membatalkan akad
selama masih berada dalam majlis atau pertemuan akad. Contoh: Dalam akad
jual beli, pembeli memiliki opsi untuk membatalkan transaksi selama masih
berada dalam majlis akad sebelum akad tersebut selesai.

11
4. Khiyar Ru'yah: Pihak yang berhak memiliki opsi untuk membatalkan akad
jika melihat barang yang dibeli sebelum akad selesai. Contoh: Dalam akad
jual beli, pembeli memiliki opsi untuk membatalkan transaksi jika melihat
barang yang dibeli sebelum akad tersebut selesai dan tidak sesuai dengan
harapannya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akad adalah perjanjian atau kontrak yang dilakukan antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan transaksi atau pertukaran barang atau jasa. Dalam Islam, akad
memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi, antara lain: Dalil tentang akad dapat
ditemukan dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 282, yang berbunyi: "Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu bermuamalah (berutang) satu sama lain untuk waktu yang
ditentukan, maka catatlah." Ayat ini menunjukkan pentingnya mencatat dan memperjelas
perjanjian dalam akad.

Khiyar adalah hak atau pilihan yang diberikan kepada salah satu pihak dalam
akad untuk membatalkan atau melanjutkan transaksi dalam jangka waktu tertentu. Ada
beberapa jenis khiyar dalam Islam, antara lain: Dalil tentang khiyar dapat ditemukan dalam
hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Nabi bersabda:
"Khiyar ada tiga macam: Khiyar al-Majlis, Khiyar al-Murabahah, dan Khiyar al-'Aib." Hadis
ini menunjukkan bahwa Nabi memberikan pengakuan terhadap adanya khiyar dalam
transaksi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, R.(2018). Pengantar Fiqih Muamalah Bandung : Insan Rabani.


Al-Bukahri Abu Abdullah Muhammad Ibnu Ismail.(2002). Shahih Bukhari.
Damaskus : Dar Ibnu Katsir
Arwadi, A. (2017). Studi Komparasi tentanga batasan khiyaar Al-‘ Aib Dalam Jual
Beli menurut madzhab Imam Syafi’i dan Hukum Perdata. Asy
Syari’ah :jurnal hukum islam , 3 (1),67-85.
Sabiq, S. (1983). Fiqih Sunnah. Beirut: Dar Al- Fikr.
Syafi’I, R. (2001) Fiqih Muamalah : Bandung CV Pustaka Setia. Khiyar al-Majlis

14

Anda mungkin juga menyukai