Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI AKAD DAN KEPEMILIKAN DALAM ISLAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
FIQIH
Dosen Pengampu :
Dr. Ilda Hayati, Lc.,MA

Disusun Oleh Kelompok 8 :


1. Febby Octavia Vebiola (22591075)
2. Fitri Yolanda (22591082)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP


FAKULTAS TARBIYAH PRODI PGMI
TAHUN Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata
Kuliah Fiqih dengan judul “Teori Akad dan Kepemilikan dalam Islam”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami
maka dari itu kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta
kritik dari berbagai pihak akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Curup, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Teori Akad...................................................................................... 3
B. Kepemilikan Dalam Islam .............................................................. 5
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam telah mengatur tatanan kehidupan bagi pemeluknya,
Khususnya dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain yang
disebut dengan muamalah. Dalam fikih muamalah banyak menjelaskan hal-hal
penting dalam kehidupan manusia. Hubungan antara manusia satu dengan
manusia lain dalam memenuhi kebutuhan, harus terdapat aturan yang
mewajibkan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan kesepakatan. Proses
untuk membuat kesepakatan dalam rangka memenuhi kebutuhan keduanya
lazim disebut dengan proses berakad atau melakukan kontrak. Hubungan ini
merupakan fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah , karena itu merupakan
kebutuhan manusia sejak manusia mulai mengenal arti hak milik. Islam
sebagai agama yang komprehensif dan universal memberikan aturan yang
cukup jelas dalam akad untuk dapat diimplementasikaan dalam setiap masa.
Salah satunya dalam hal kepemilikan hak dan akad.
Kepemilikan terhadap harta yang didalam Islam diatur dan diarahkan
untuk kemaslahatan. Hal ini terkait dengan konsep hal milik dalam Islam yang
memberikan batasan-batasan bagi pemilik harta baik dari cara perolehnya
maupun cara pembalanjaannya. Karena itulah dalam Islam perlindungan
terhadap harta menjadi salah satu tujuan disyariatkan dalam hukum Islam
yang utama selain perlindungan terhadap agama Islam, jiwa, akal dan
kehormatan.1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian kepemilikan dalam Islam ?
2. Apa sebab, macam, ihrazul mubahat dan khalafiyah, ihyaul mawat dan
hikmah dalam kepemilikan ?
3. Pengertian akad dalam Islam ?
4. Apa rukun, syarat, macam, dan hikmah akad ?

1
Ascarya, Akad dan Produk Bank syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui apa itu kepemilikan dalam Islam
2. Untuk Mengetahui apa saja sebab, macam, ihrazul mubahat dan
khalafiyah, ihyaul mawat dan hikmah dalam kepemilikan
3. Untuk Mengetahui apa itu akad dalam Islam
4. Untuk Mengetahui rukun, syarat, macam, dan hikmah akad

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI AKAD
1. Pengertian dan Dasar Hukum Akad
Kata akad berasal dari kata al-aqd berarti mengikat, menyambung, atau
menghubungkan. Dalam hukum Indonesia, akad sama dengan perjanjian.
Akad menurut bahasa artinya ikatan atau persetujuan, sedangkan menurut
bahasa akad adalah transaksi atau kesepakatan antara seseorang (yang
menyerahkan) dengan orang lain (yang menerima) untuk pelaksanaan
suatu perbuatan. Contohnya: akad jual beli, akad sewa menyewa, akad
pernikahan. 2Dasar hukum dilakukan akad adalah:
َّ ‫ت لَ ُك ْم بَ ِه ْي َمةُ ْاْلَنْعَ ِام ا َِّْل َما يُتْ ٰلى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِح ِلى ال‬
2. ‫ص ْي ِد َوا َ ْنت ُ ْم‬ ْ َّ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا َ ْوفُ ْوا بِ ْالعُقُ ْو ِِۗد ا ُ ِحل‬
َ ‫ُح ُر ِۗم ا َِّن ه‬
ُ ‫ّٰللا يَ ْح ُك ُم َما ي ُِر ْيد‬
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika
kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Maidah: 1)
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa melakukan isi perjanjian
atau akad itu hukumnya wajib.
3. Rukun Akad
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun akad adalah ijab dan qabul,
sedangkan menurut ahli-ahli hukum Islam kontemporer, unsur yang
membentuk akad dan menjadi rukun akad itu adalah sebagai berikut:
a. Para pihak yang membuat akad. Dua orang atau lebih yang
melakukan akad.
b. Pernyataan kehendak para pihak akad (ijab qabul). Dengan
demikian ijab qabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk
menunjukan suatu keridhaan dalam berakad diantara dua orang

2
Basyir. Ahmad Azhar, Asas-Asas Hukum Muamalat. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,
2000.

3
atau lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang
tidak berdasarkan syara’.
c. Objek akad (ma’qud ‘alaih), benda-benda yang diakad, seperti
benda-benda yang dijual dalam akad jual beli.3
4. Syarat Akad
Syarat dalam akad adalah sebagai berikut :
a. Syarat orang yang bertransaksi antara lain: berakal, baligh,
mumayis dan orang yang dibenarkan secara hukum.
b. Syarat barang yang diakadkan antara lain: bersih, dapat
dimanfaatkan, milik orang yang melakukan akad dan barang itu
diketahui keberadaannya.
c. Syarat sighat: dilakukan dalam satu majlis, ijab dan qabul harus
ucapan yang bersambung, ijab dan qabul merupakan pemindahan
hak dan tanggung jawab.
5. Macam-Macam Akad
Ada beberapa macam akad antara lain:
a. Akad lisan, akad terjadi apabila ijab dan qabul dinyatakan secara
lisan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
b. Akad isyarat, apabila seseorang tidak mungkin menyatakan ijab
dan qabul dengan perkataan karena bisu, maka akad dapat
menggunakan isyarat.
c. Akad tulisan, akad yang dilakukan secara tertulis, seperti perjanjian
pada kertas bersegel atau akad melalui akta notaris.
d. Akad perantara utusan (wali), akad dilakukan melalui utusan atau
wakil kepada orang lain agar bertindak atas nama pemberian
mandat.
e. Akad ta’ati (saling memberikan), akad yang berjalan secara umum.
6. Hikmah Akad
Hikmah akad dengan disyariatkannya akad dalam muamalah, antara lain:
a. Munculnya pertanggung jawaban moral dan materi.

3
Ghazaly. Abdul Rahman, dkk. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Predana Media Group,
2010.

4
b. Timbulnya rasa ketentraman dan kepuasan dari kedua belah pihak.
c. Terhindarnya perselisihan dari kedua belah pihak.
d. Terhindar dari pemilikan harta secara tidak sah.
e. Status kepemilikan terhadap harta menjadi jelas.

B. KEPEMILIKAN DALAM ISLAM


1. Pengertian dan dasar kepemilikan
Mikiyah menurut bahasa berasal dari kata milku artinya sesuatu yang
berada dalam kekuasaanya, sedangkan milkiyah menurut istilah adalah
suatu harta atau barang yang secara hukum dapat dimilik oleh seseorang
untuk dimanfaatkan dan dibenarkan untuk dipindahkan penguasaannya
kepada orang lain.4
Adapun menurut ulama fikih adalah kekhususan seorang pemilik terhadap
sesuatu untuk dimanfaatkan, selama tidak ada penghalang syar’i.
Milik adalah penguasaan terhadap sesuatu, yang penguasanya dapat
melakukan sendiri tindakan terhadap sesuatu yang dikuasainya itu dan dan
dapat dinikmati manfaatnya apabila tidak ada halangan syarak. Islam
mengajarkan bahwa hak milik memiliki fungsi sosial. Artinya terdapat
kepentingan orang lain atau kepentingan umum yang harus diperhatikan.
Lebih dari itu bahwa milik pada hakikatnya hanyalah merupakan titipan
dari Allah sehingga perlakuan terhadap kepemilikan harus mengindahkan
aturan dari pemiliknya yang asli.
2. Sebab-Sebab Kepemilikan
Harta benda atau barang dan jasa dalam Islam harus jelas status
kepemilikannya, karena dalam kepemilikan itu terdapat hak-hak dan
kewajiban terhadap barang atau jasa, misalnya dalam waktu tertentu.
Kejelasan status kepemilikan dapat dilihat melalui sebab-sebab berikut:
a. Disebabkan ihrasul mubahat (memiliki benda yang boleh dimiliki)
Barang atau benda tidaklah benda yang menjadi hak orang lain dan
tidak ada larangan hukum agama untuk diambil sebagai milik.

4
Ghofur Anshori. Abdul, filsafat hukum hibah dan wasiat di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2011.

5
Misal: ikan disungai, ikan dilaut, hewan buruan, burung-burung
dialam bebas air hujan dan lain-lainnya.
b. Disebabkan Al uqud , barang yang dimiliki karena melalui akad.
Misal: lewat jual beli, sewa-menyewa, pemberian dan lainnya.
c. Disebabkan khalafiyah, barang atau benda yang dimiliki karena
berupa warisan. Misal: mendapat bagian harta dari orang tua,
mendapat barang dari ahli waris dan lain-lainya
d. Disebabkan tawallud min mamluk (baranak pinak) yaitu tidak bisa
diganggu siapapun. Misal: telur dari ayam yang dimiliki, anak sapi
dari sapi yang dimiliki, dan lainnya.
3. Macam-Macam Kepemilikan
Menurut pandangan Islam bahwa hak milik itu dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, diantaranya:
a. Kepemilikan penuh (milk-tam), yaitu penguasaan dan pemanfaatan
terhadap benda atau harta yang dimiliki secara bebas dan
dibenarkan secara hukum.
b. Kepemilikan materi, yaitu kepemilikan seseorang terhadap benda
atau barang terbatas kepada penguasaan materinya saja.
c. Kepemilikan manfaat, yaitu kepemilikan seseorang terhadap benda
atau barang terbatas kepada pemanfaatannya saja, tidak dibenarkan
secara hukum untuk menguasai harta itu.5
Menurut Dr. Husain Abdullah kepemilikan dapat dibedakan menjadi:
a. Hak milik pribadi (individu), Islam membolehkan hak individu
terhadap harta benda dan membenarkan pemelikan semua yang
diperoleh secara halal dimana seseorang mendapatkan sebanyak
harta yang diperoleh. Menurut pengetahuan, kemahiran, dan tenaga
dengan menggunakan cara-cara yang bermoral dan tidak anti
sosial. Hak milik individu merupakan sesuatu yang mendasar,
bersifat permanen. Melekat pada eksistensi manusia dan bukan
merupakan fenomena sementara. Sedemikian Islam menghargai

5
Kementerian Agama Islam RI, Fikih kurikulum 2013 MA kelas X. Jakarta: Kementerian
Agama, 2014.

6
hak milik individu, sampai-sampai harta mas kawin dalam
pernikahan yang gagal (dengan persyaratan tartentu) harus
dikembalikan kepada yang punya.
b. Hak milik umum, Konsep hak milik umum mula-mula digunakan
dalam Islam dan tidak terdapat dalam masa sebelumnya. Semua
harta dan kekayaan milik masyarakat yang memberikan pemilikan
atau pemanfaatan atas berbagai macam benda yang berbeda-beda
kepada warganya. Pembagian mengenai harta yang menjadi milik
masyarakat dengan milik individu secara keseluruhan berdasakan
kepentingan umum.
c. Hak milik negara, Hak milik negara pada dasarnya adalah hak
milik umum. Tetapi dalam pengelolahan hak yang mengelola
adalah pemerintah. Contohnya: gedung sekolah negeri, gedung
pemerintahan, hutan dan lainnya.

4. Ihrazul Mubahat dan Khalafiyah


Ihrazul mubahat adalah bolehnya seseorang memiliki harta yang tidak
bertuan (belum dimiliki oleh seseorang atau kelompok). Syarat Ihrazul
mubahat adalah sebagai berikut:
a. Benda atau harta yang ditemukan itu belum ada yang memiliki.
b. Benda atau harta yang ditemukan itu memang dimaksudkan untuk
dimilikinya. Contoh: burung yang menyasar dan masuk ke rumah.
Khalafiyah adalah bertempatnya seseorang atau sesuatu yang baru
ditempat yang lama yang sudah tidak ada dalam berbagai macam hak.
Macam-macam Khalafiyah:
a. Khalafiyah Syakhsyun ‘an Syakhsin (seseorang terhadap
seseorang) adalah kepemilikan suatu harta dari harta yang
ditinggalkan oleh pewarisnya, sebatas memiliki harta bukan
mewarisi hutang pewaris.
b. Khalafiyah Syai’un Sya’in (sesuatu terhadap sesuatu) adalah
kewajiban seseorang untuk mengganti harta/barang milik orang

7
lain yang dipinjam karena rusak atau hilang sesuai harga barang
tersebut.6
5. Ihyaul Mawat
Ihyaul Mawat adalah upaya untuk membuka lahan baru atas tanah yang
belum ada pemiliknya. Misalnya membuka hutan untuk lahan pertanian,
menghidupkan lahan tidur menjadi produktif yang berasal dari rawa-rawa
yang tidak produktif atau tanah tidur lainnya agar menjadi tanah produktif.
Menghidupkan lahan yang mati hukumnya boleh. Syarat membuka lahan
baru:
a. Tanah yang dibuka itu cukup hanya untuk keperluan saja, apabila
lebih orang lain boleh mengambil sisanya.
b. Adanya kesanggupan dan alat untuk meneruskannya, bukan
semata-mata sekedar untuk menguasai tanahnya saja.
Hikmah Ihyaul Mawat adalah sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk bekerja keras dalam mencari rezeki.
b. Munculnya kemandirian dan percaya diri bahwa di dalam jagad
raya ini terdapat potensi alam yang dapat dikembangkan untuk
kemaslahatan hidup.
c. Termanfaatkannya potensi alam sebagai manifestasi rasa syukur
kepada Allah Swt.
6. Hikmah Kepemilikan
Ada beberapa hikmah disyariatkannya kepemilikan dalam Islam, antara
lain sebagai berikut:
a. Terciptanya rasa aman dan tentram dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Terlindungnya hak-hak individu secara baik.
c. Menumbuhkan sikap kepedulian terhadap fasilitas-fasilitas umum.
d. Timbulnya rasa kepedulian sosial yang semakin tinggi. 7

6
Rahman. Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
7
Suhendi. Hendi, Fiqih Muamalah. Jakarta: Raja Wali Pers, 2012.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mikiyah menurut bahasa berasal dari kata milku artinya sesuatu yang
berada dalam kekuasaanya, sedangkan milkiyah menurut istilah adalah suatu
harta atau barang yang secara hukum dapat dimilik oleh seseorang untuk
dimanfaatkan dan dibenarkan untuk dipindahkan penguasaannya kepada orang
lain. Adapun menurut ulama fikih adalah kekhususan seorang pemilik
terhadap sesuatu untuk dimanfaatkan, selama tidak ada penghalang syar’i.
Milik adalah penguasaan terhadap sesuatu, yang penguasanya dapat
melakukan sendiri tindakan terhadap sesuatu yang dikuasainya itu dan dan
dapat dinikmati manfaatnya apabila tidak ada halangan syarak. Hikmah
Kepemilikan:
a. Terciptanya rasa aman dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Terlindungnya hak-hak individu secara baik.
c. Menumbuhkan sikap kepedulian terhadap fasilitas-fasilitas umum.
d. Timbulnya rasa kepedulian sosial yang semakin tinggi.
Kata akad berasal dari kata al-aqd berarti mengikat, menyambung, atau
menghubungkan. Dalam hukum Indonesia, akad sama dengan perjanjian.
Akad menurut bahasa artinya ikatan atau persetujuan, sedangkan menurut
bahasa akad adalah transaksi atau kesepakatan antara seseorang (yang
menyerahkan) dengan orang lain (yang menerima) untuk pelaksanaan suatu
perbuatan. Hikmah akad dengan disyariatkannya akad dalam muamalah,
antara lain:
a. Munculnya pertanggung jawaban moral dan materi.
b. Timbulnya rasa ketentraman dan kepuasan dari kedua belah pihak.
c. Terhindarnya perselisihan dari kedua belah pihak.
d. Terhindar dari pemilikan harta secara tidak sah.
e. Status kepemilikan terhadap harta menjadi jelas.

9
B. SARAN
Kami berharap kepada pembaca agar bisa memhami makalah tentang “
Teori Akaddan Kepemilikan dalam Islam ” ini agar kiranya kita sebagai seora
ng mahasiswa,guru maupun calon guru memahami apa itu kepemilikan dalam
Islam, apa saja sebab, macam, ihrazul mubahat dan khalafiyah, ihyaul mawat
dan hikmah dalam kepemilikan, dan Mengetahui apa itu akad dalam Islam
serta Mengetahui rukun, syarat, macam, dan hikmah akad.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ascarya, Akad dan Produk Bank syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2010
Basyir. Ahmad Azhar, Asas-Asas Hukum Muamalat. Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2000.
Ghazaly. Abdul Rahman, dkk. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Predana
Media Group, 2010.
Ghofur Anshori. Abdul, filsafat hukum hibah dan wasiat di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011.
Kementerian Agama Islam RI, Fikih kurikulum 2013 MA kelas X. Jakarta:
Kementerian Agama, 2014.
Rahman. Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,
1995.
Suhendi. Hendi, Fiqih Muamalah. Jakarta: Raja Wali Pers, 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai