net/publication/336223722
CITATIONS READS
0 4,612
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by M. ALI Rusdi Bedong on 03 October 2019.
I. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Hubungan antara satu manusia dengan manusia lain dalam
proses untuk berakad. Islam memberikan aturan yang cukup jelas dalam akad
beragam, sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi kebutuhan yang ada. Oleh
karena itu, makalah ini disusun untuk membahas mengenai berbagai hal yang
terkait dengan akad dalam pelaksanaan muamalah di dalam kehidupan kita sehari-
hari.
1
Untuk mengetahui apa itu akad, bagaimana prosesnya.
2
II. PEMBAHASAN
1. Mengikat ((الربْط
ّ , yaitu: mengumpulkan dua ujung tali dan
2. Sambungan ( ع ْقدَة
َ ( yaitu: sambungan yang memegang kedua ujung
Terjemahannya :
“Hai orang-orang yang beriman tepatilah janji-janjimu.”1
1
Departemen Agama RI Al-hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya,( Bandung: SV.
Penerbit Diponegoro, 2010), h.106
3
Menurut terminologi ulama fiqih, akad dapat ditinjau dari segi yaitu secara
umum dan secara khusus :
a. Pengertian umum
Secara umum, pengertian akad dalam arti luas hampir sama dengan
pengertian akad dari segi bahasa menurut pendapat ulama Syafi’iyah, Malikiya,
dan Hanabilah, yaitu :
b. Pengertian khusus
Pengertian akad dalam artia khusus yang dikemukakan ulama fiqhi, antara
lain :
Artinya:
“perikatan yang ditetapkan dengan ijab – qabul berdasarkan ketentuan
syara’ yang berdampak pada objeknya.”
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.
44 - 46.
4
.َح ِدالْ َعاقِ َديْ ِن ِِبْالَ َخ ِر َش ْر ًعا َعلَى َو ْج ٍه يَظ َه ُرأَََ ُرُُ ِِ اْمل َح ِل
َ تَ ْعلُّ ُق َكالَِم أ
َ
Artinya:
“Pengaitan ucapan salah seorang yang akad dengan yang lainnya secara
syara’ pada segi yang tampak dan berdampak pada objeknya.”
Contoh ijab adalah pernyataan seorang penjual “Saya telah menjual barang ini
kepadamu.” atau “Saya serahkan barang ini kepadamu.” Contoh qabul, “Saya
beli barangmu.” atau “Saya terima barangmu.”
Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang
atau lebih berdasarkan keridhaan masing – masing, maka timbul bagi kedua belah
pihak haq dan iltijam yang diwujudkan oleh akad,
3
Rachmat Syafe’i, Fiqhi Muamalah, (cet.7, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), h.44.
5
misalnya penjual dan pembeli beras di pasar biasanya masing-
benda yang dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibbah
4. Sighat al ‘aqd ialah ijab dan qabul, ijab ialah permulaan penjelasan
6
Panjimas, pembeli mengirimkan uang melalui pos wesel dan
syara’ yang wajib disempurnakan, syarat-syarat terjadinya akad ada dua macam.
macam akad.
Tidak sah akad orang yang tidak cakap bertindak, seperti orang
4
Abdul Rahma Ghazaly,Fiqh Muamalah, ( Cet.1; Jakarta: kencana Prenada Media
Group, 2010), h.51-52
7
4. Janganlah akad itu akad yang dilarang oleh syara’, seperti jual
beli mulasamah.
macam-macam akad.
akad.
adanya pembayaran.
5
Rachmat Syafe’i, Fiqhi Muamalah, (cet.7,Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), h. 65.
8
pernyataan yang pelaksanaannya ditangguhkan hingga waktu yang
ditentukan.
rahasia untuk mengumumkan apa yang tidak sebenarnya. Hal ini ada tiga
berdua akan mengadakan jual beli atau yang lainnya secara lahiriah
mereka sebenarnya telah sepakat pada jumlah yang lebih kecil dari
muwadha’ah fi al-badal.
9
bahwa akad yang telah ia dilakukan sebenarnya untuk orang lain,
rahasia).
olok (istihza) yang tidak dihendaki adanya akibat hokum dari akad
akad bahwa akad itu hanya main-main, atau disebutkan dalam akad,
seperti seseorang berkata; “Buku ini pura-pura saya jual kepada Anda”
1. Ada dan tidaknya qismah pada akad, maka akan terjadi dua
bagian:
10
a. Akad musammah, yaitu akad yang telah ditetapkan syara’
dan ijarah.
3. Sah dan batalnya akad, ditinjau dari segi ini akad terbagi menjadi dua:
4. Sifat bendanya, ditinjau dari sifat ini benda akad terbagi dua:
6
Abdul Rahma Ghazaly,Fiqh Muamalah, ( Cet.1; Jakarta: kencana Prenada Media
Group, 2010), h.56.
11
b. Akad ghair ‘ainiyah, yaitu akad yang tidak disertai dengan
5. Cara melakukannya, dari segi ini akad dibagi menjadi dua bagian:
pencatat nikah.
tertentu dan terjadi karena keridhaan dua belah pihak, seperti akad
pada umumnya.
6. Berlaku dan tidaknya akad, dari segi ini akad dibagi menjadi dua
bagian:
penghalang-penghalang akad.
7. Luzum dan dapat dibatalkannya, dari segi ini akad dapat dibagi empat:
a. Akad lazim yang menjadi hak kedua belah pihak yang tidak dapat
dapat diakhiri dengan syara yang dibenarkan syara seperti talak dan
khulu’.
b. Akad lazim yang menjadi hak kedua belah pihak dan dapat
lainnya.
12
c. Akad lazim yang menjadi hak salah satu pihak, seperti rahn, orang
d. Akad lazimah yang menjadi hak dua belah pihak tanpa menunggu
persetujuan salah satu pihak, seperti titipan boleh diminta oleh yang
menitipkan.
8. Tukar-menukar hak, dari segi ini akad dibagi menjadi tiga bagian:
a. Akad mu’awadlah, yaitu akad yang berlaku atas dasar timbal balik
9. Harus dibayar ganti dan tidaknya, dari segi ini akad dibagi menjadi tiga
bagian:
10. Tujuan akad, dari segi tujuannya akad dibagi menjadi lima golongan:
13
a. Bertujuan tamlik, seperti jual beli.
kafalah.
12. Faur dan istimrar, dari segi ini akad dibagi menjadi dua bagian:
b. Akad istimrar disebut pula akad zamaniyah, yaitu hukum akad terus
12. Asliyah dan thabi’iyah, dari segi ini akad dibagi menjadi dua bagian:
adanya sesuatu dari yang lain, seperti jual beli dan I’arah.
khusus, pengaruh umum. Pengaruh khusus merupakan pengeruh asal akad atau
tujuan mendasar dari akad, seperti pemindahan pemilikan pada akad jual beli dan
7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), H.51-55.
14
hibah, pemindahan pemilikan manfaat pada akad ijarah, ariyah, menghalalkan
hubungan suami istri pada akad nikah, dan sebagainya. Pengaruh umum
merupakan pengaruh yang berserikat pada setiap akad atau keseluruhan dari
Akibat hukum akad tergantung pada tujuan seseorang melakukan akad tersebut,
yaitu:
2. Akad berbentuk melepaskan hak tanpa atau dengan ganti disebut akad
6. Jika akad bertujuan untuk memperkuat akad yang lain, seperti akad gadai
15
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
16
REFERENCES
DAFTAR PUSTAKA
Media Group.
5. Rusdi, M. A. (2017). Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum
(Telaah Terhadap Nikah Siri, Usia Dini dan Mut'ah). Al-'Adl, 9(1), 37-56.
7. Haq, I., Bedong, M. A. R., & Syatar, A. (2018). Effect Of Young Age in Murder
Tafsere, 2(1).
17