Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FIKIH MUAMALAH

SYIRKAH

Tentang

Pengertian, dasar hukum , rukun dan syarat, macam-macan dan aplikasinya dalam bisnis.

Disusun Oleh kelompok 1 :

MEISY LUSIANA : 2213040114

Dosen Pengampu:

Dr. Duhriah M.ag

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1444 H/ 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanallahu ta'ala yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sengaja
dibuat untuk menyelesaikan amanah tugas dari dosen mata kuliah FIKIH MUAMALAH. Kami
mendapat kesempatan untuk membahas materi "Pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat,
macam-macam dan aplikasinya dalam bisnis”dalam makalah ini.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga kami yang
senantiasa selalu mendo'akan kami, kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar studi pemikiran islam
yang telah mempercayakan tugas makalah tentang " Syirkah : pengertian, dasar hukum, rukun
dan syarat, macam-macam dan aplikasinya dalam bisnis " ini kepada kami. Ucapan terima kasih
juga kami tujukan kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa hormat
kami. Kami merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan lapang hati demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 25 Februari 2023

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Syirkah  menurut bahasa berarti al-ikhtilath  yang beraati campuran atau
percampuran. Demikian dinyatakan oleh Taqiyudin. Maksud percampuran di sini ialah
seseoramg mempercampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga tidak mungkin
untuk di bedakan. Menurut Malikiyah syarat-syarat yang bertalian dengan orang yang
melakukan akad ialah merdeka, baligh, dan pintar. Syafi’iyah berpendapat bahwa syirkah
yang sah hukumnya hanyalah syirkan ‘inan, sedangkan syirkah yang lain batal.
Sedangkan, Menurut bahasa Mudharabah  atau  qiradh diambil dari kata qordhu
yang berarti potongan, sebab pemilik memberikan potongan dari hartanya untuk
diberikan kepada pengusahah agar mengusahakan harta tersebut, dan pengusaha akan
memberikan potongan dari laba yang diperoleh. Bisa juga diambil dari kata muqabaradha
yang berarti kesamaan, sebeb pemilik modal dan pengusaha memiliki hak yang sama
terhadap laba.
Berdasarkan uraian di atas maka kami mempersembahkan makalah yang berjudul
“Syirkah dan Mudharabah” yang juga sebagai salah satu kewajiban memenuhi tugas pada
mata perkuliahan Agama Islam II. Diharapkan makalah yang sudah kami buat
semaksimal mungkin ini, dapat berguna bagi siapa saja. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.

B.       Rumusan Masalah

1.         Apa Pengertian, dasar hukum, syarat, rukun, dan macam-macam syirkah?

2.         Apa Pengertian, dasar hukum, syarat, rukun, dan macam-macam mudharobah?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Syirkah

Pengertian Syirkah
Secara bahasa kata asy-syirkah (‫ )الش>>>ركه‬berarti al-ikhtilath (percampuran) dan
persekutuan. Yang dimaksud dengan percampuran disini adalah seseorang mencampurkan
hartanya dengan harta orang lain sehingga sulit untuk dibedakan. Sedangkan menurut istilah
yaitu bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih dalam sebuah usaha dengan konsekuensi
keuntungan dan kerugiannya ditanggung secara bersama.

B. Rukun Syirkah

Rukun syirkah ada 3, yaitu:

a.) Adanya orang yang bersyirkah.

Yaitu sedikitnya terdiri dari dua orang, sedang banyaknya tidak terbatas.

b.) Adanya sesuatu yang disyirkahkan.

Yaitu harus terdiri dari sesuatu yang jelas dan merupakan sesuatu yang menjadi kemauan
mereka serta yang dapat dilakukan atau dikerjakan oleh masing-masing.

c.) Adanya Shighat.

Yaitu kalimat akad yang diucapkan oleh orang-orang yang sama bersyirkah sebagai
pernyataan persetujuan adanya syirkah itu sehingga terdapat rasa saling percaya mempercayai.

C. Syarat Syirkah

a.) Modal harus jelas ukurannya baik timbangannya maupun hitungannya.

b.) Bila modal itu terdapat dua jenis, maka harus terdiri dari sesuatu yang dapat di campur
sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi setelah dicampur.

c.) Orang yang bersyirkah itu harus terdiri dari orang yang sudah baliqh dan berakal.

d.) Peraturannya harus jelas, sehingga keuntungan dan kerugian sama-sama dirasakan.
Sedangkan mengenai barang modal disertakan dalam serikat, hendaklah berupa:

1.)Barang modal yang dapat dihargai (lazimnya selalu disebutkan dalam bentuk uang.

2.)Modal yang disertakan oleh masing-masing persero dijadikan satu, yaitu menjadi harta
perseroan, dan tidak dipersoalkan lagi dari mana asal-usul modal itu.
D. Macam-macam Syirkah

Secara garis besarnya dalam syariat islam, syirkah itu dibedakan kepada dua bentuk,
yaitu:

1. Sirkah Amlak

Sirkah amlak adalah beberapa orang memiliki secara bersama-sama sesuatu barang,
pemilikan secara bersama-sama atas sesuatu barang tersebut bukan disebabkan adanya perjanjian
diantara para pihak (tanpa ada akad/ perjanjian terlebih dahulu), misalnya pemilikan harta secara
bersama-sama yang disebabkan/ diperoleh karena pewarisan.

2. Sirkah Uqud

Sirkah uqud terbentuk disebabkan para pihak memang sengaja melakukan perjanjian
untuk bekerja bersama/ bergabung dalam suatu kepentingan harta (dalam bentuk penyertaan
modal) dan didirikannya serikat tersebut bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk
harta.

E. Akad syirkah

Secara khusus akad Syirkah diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:

1. Syirkah ‘Inan.

‘Inan adalah serikat harta yang mana bentuknya adalah serupa: “akad” dari dua orang
atau lebih berserikat harta yang ditentukan oleh keduanya dengan maksud mendapat keuntungan,
dan keuntungan itu untuk mereka yang berserikat, misalnya Perseroan terbatas (PT) CV, Firma,
koperasi.

2. Syirkah Mufawadhah

Syirkah Mufawadhah ini dapat diartikan sebagai serikat untuk melakukan negosiasi,
dalam hal ini tentunya untuk melakukan suatu pekarjaan atau urusan, yang dalam istilah sehari-
sehari sering digunakan istilah partner kerja atau group. Dalam serikat ini pada dasarnya bukan
dalam bentuk permodalan, tapi lebih ditekankan kepada keahlian, misalnya Assosiasi-assosiasi
atau group yang di bentuk oleh para penasihat hukum seperti kantor pengacara dan penasihat
hukum Muh. Iqbal, lubis, SH dan partner.
3. Syirkah Wujuh

Syirkah Wujuh ini berbeda dengan serikat yang dikemukakan diatas. Dalam serikat ini
yang dihimpun bukan modal dalam bentuk uang atau skill, akan tetapi dalam bentuk “tanggung
Jawab” dan tidak ada sama sekali keahlian atau modal uang. Misalnya dua orang atau lebih
membeli sesuatu tanpa permodalan yang ada hanyalah berpegang kepada nama baik mereka
dalam dunia bisnis, karena prestasi atau profesionalisme kerjanya. contohnya dipersamakan
dengan komisioner, keagenan, perantara.

4. Syirkah abdan

Syirkah abdan adalah bentuk kerjasama untuk melkukan sesuatu yang bersifat karya.
Dengan mereka melakukan karya tersebut mereka mendapat upah dan mereka membaginya
sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka lakukan, dengan demikian dapat dikatakan serikat
untuk melakukan pemborongan. misalnya tukang kayu, tukang batu, tukang besi berserikat untuk
melakukan pekerjaan membangun gedung.

F. Dasar hukum Syirkah

Dalil yang mendasari akad syirkah dapat dilihat dalam Al-Qur’an, Hadits dan Ijma.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam surah Shad ayat 24:

‫ت‬ َّ ‫ْض ِإال الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُو‬


ِ ‫الص >الِ َحا‬ ٍ ‫ضهُ ْم َعلَى بَع‬ ُ ‫وَِإ َّن َكثِيرًا ِمنَ ْال ُخلَطَا ِء لَيَب ِْغي بَ ْع‬
َ ‫َوقَلِي ٌل َما هُ ْم َوظَ َّن دَا ُو ُد َأنَّ َما فَتَنَّاهُ فَا ْستَ ْغفَ َر َربَّهُ َو َخ َّر َرا ِكعًا َوَأن‬
)٢٤ ( ‫َاب‬

Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka


berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
Dalam hadits:

ُ ِ‫ أنا ثَال‬: ‫ يقول هللا تعا لى‬:‫َع ِن النَّبِى صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫ث ال َّش ِر ْي َك ْي ِن َما لَ ْم‬
)‫ (رواه أبوداودد‬.‫ت ِم ْن بَ ْينِ ِه َما‬ َ ‫َأ َح ُدهُ َما‬
ُ ْ‫ فَِإ َذا خَ انَهُ َخ َرج‬,ُ‫صا ِحبَه‬

dari Nabi SAW. Bersabda, Allah SWT. Berfirman : Aku adalah pihak ketiga diantara dua
orang yang berserikat selama salah satu dari keduanya tidak menghianati mitranya dan ketika
menghianati, maka aku keluar dari keduanya. (HR. Abu Daud).

G. Hikmah syirkah

1) meningkatkan kesejahteraan bersama, terutama para anggota syirkah.

2) menjalin hubungan silaturahim yang erat,

3) menambah lapangan usaha atau kerja,

4) menumbuhkan solidaritas antara sesama, dan

5) mempererat tali persaudaraan.

H. Aplikasi Akad Musyarakah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Aplikasi akad musyarakah dalam lembaga keuangan syariah yaitu dalam bentuk
pembiayaan muayarakah. Transaksi tersebut dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk
dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana
mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun tidak berwujud. Bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama bisa berupa dana,
barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan, kepercayaan dan
barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dalam Musyarakah, bank dan nasabah
bertindak selaku syarik (partner) yang masing-masing memberikan dana untuk usaha. Pembagian
keuntungan/ hasil atau kerugian sesuai dibagi menurut kesepakatan, sedangkan apabila terjadi
kerugian dibagi menurut porsi modal masing-masing). Selaku syarik, bank berhak ikut serta
dalam pengaturan manajemen, sesuai kaidah musyarakah.

KESIMPULAN

Syirkah atau syarikah adalah bentuk percampuran (perseroan) dalam Islam yang pola
operasionalnya melekat prinsip kemitraan usaha dan bagi hasil. Prinsip syirkah berbeda dengan
model perseroan dalam sistim ekonomi kapitalisme. Perbedaaan-perbedaan yang ada tidak hanya
terletak pada tidak adanya praktik bunga, melainkan juga berbeda dalam hal transaksi
pembentukannya, operasionalnya maupun pembentukan keuntungan dan tanggungjawab
kerugian. Syirkah sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kemandekan ekonomi sering terjadi karena pemilik modal tidak mampu mengelola modalnya
sendiri atau sebaliknya mempunyai kemampuan mengelola modal tetapitidak memiliki modal
tersebut. Semua hal tersebut dapat terpecahkan dalam syirkah yang dibenarkan dalam syariah
Islam. Implementasi musyarakah dalam Lembaga Keuangan Syariah dapat dijumpai pada
pembiayaan-pembiayaan proyek, modal ventura, pembiayaan musyarakah mutanaqisah, serta
obligasi syariah/ sukuk. Pembiayaan Proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan
untukpembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk
membiayai proyek tersebut, dan setelah proyek itu selesai nasabah mengembalikan dana tersebut
bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Modal Ventura. Pada lembaga keuangan
khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah
diaplikasikan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu
tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara
singkat maupun bertahap. Musyarakah mutanaqisah atau syirkah yang kepemilikan asset
(barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap
oleh pihak lainnya, akad musyarakah mutanaqisah terdiri dari akad Musyarakah/ Syirkah dan
Bai¶ (jual-beli). Sukuk musyarakah merupakan bentuk pembiayaan syariah yang paling ideal
karena dalam struktur ini terkandung dengan jelas konsep syariah yaitu untung muncul bersama
risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman).

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an terjemah.

Mas’ud Ibnu  dan Abidin Zainal. 1997. Fiqih madzhab syafi’I, buku 2. Bandung : Pustaka Setia.

Syafe’I Rachmat. 1997. Fiqih Muamalah. Bandung : Gunung Djati Press.

Sabiq Sayyid. 2004. Fiqih Sunnah,  jilid 4. Jakarta Pusat : Pena Pundi Aksara.

Achmadi W. 2005. Islam jalan hidupku. Klaten : Cempaka putih.

Anda mungkin juga menyukai