MATAKULIAH FIQIH
Disusun Oleh:
SUKARMAN : 01328.111.17.2020
TAHUN 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirt allah swt, yang telah memberikan kita karunianya sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula kita hanturkan sholawat beserta salam
kepada junjungan nabi besar muhammad saw. semoga syafaatnya mengalir di akhirat kelak amin
yarobbalalamin. Islam dalam dimensi historis ini dianut dari masa rasulullah historis ini muncul
karna suatu pemahaman.dalam pemahaman islam historis itu tidak ada. Demikianlah yang dapat
sayasampaikan. jika ada kata-kata, penulisan atau atau bahasa yang tidak bagus saya mohon
penulis
i
DAFTARA ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTARA ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................10
3.2 Penutup............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
“Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan”.
“Ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui)”.
Sedangkan Abdurrahman
ِ َصي ِْن فَأ َ ْكثَ َر َعلَى ْالت َعاوْ ِن فِى َع َم ٍل اِ ْكتِ َسابِ ٍّى َوا ْقتِ َس ِام اَرْ ب
اح ِه َ ُع ْق ٌد بَ ْينَ َش ْخ
“Akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awun dalam bekerja pada suatu usaha
dan membagi keuntungannya”. 1
1 Ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui)”.
2
Menurut Idris Ahmad menyebutkan syirkah sama dengan syarikat dagang, yakni dua
orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerja sama dalam dagang, dengan menyerahkan
modal masing-masing, dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar
kecilnya modal masing-masing. Sehingga dapat di pahami bahwa yang di maksud syirkah adalah
kerja sama antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan kerugikannya
ditanggung bersama. Yang paling ditekankan dalam syirkah yaitu asas kejujuran karena
bertapapun, halini berhubungan dengan bisnis suatu kerjasama dalam usaha tertentu, hal ini juga
telah dicontohkan oleh nabi dengan hadistnya :
الث ِ َ انَ>>ا ث: عن ابي ه َُر ْي َرة َ َرفَ َع> هُ ق>>ال, عن اب ْي ِه, ْصي عن ُم َح َّمدال َزب ِْرقانَ عن ا بي َحيَّانَ الت ْي ِمي ِ َح َّد ثَنَ ُم َح َّم ُد بن ُسلُيمان ال َم
ِ صي
ُ ْ فَإذ خَانَهُ خَ َرج,ُصا ِحبَه
ت ِم ْن بَ ْينِ ِه َما َ ُال َشريْك ْي ِن َما ل ْم يَ ُخ ْن اَ َح ُدهُ َما
"Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al- Mashishi dari Muhammad Al-
Zabriqan dari Abi Hayyana Al-Taimi dari ayahnya dari Abi Hurairah telah berkata Rasulullah :
Aku adalah yang ke tiga dari dua orang yang bersekutu selama salah ssatu diantara keduanya
tidak berkhianat terhadap lainnya dan apabila mereka berkhianat aku keluar dari mereka" (HR :
Abi Daud) Hadist ini di sebutkan di dalam kitab hadist sebanyak empat kali yaitu di dalam kitab
sunnah Abi Daud (3383), Al-Hakim (52) jus 2, Ad-Daruqutni (303), dan Al-Baihaqi (78) jus 6,
tetapi kami hanya mengambil di dalam kitab sunnah Abi Daud. Dari hadist diatas menjelaskan
bahwa serikat itu adalah kerja sama atau perseroan dalam hal bisnis baik antara dua belah pihak
ِ َانَا ث,gambaran yang diberikan oleh hadist diatas adalah
maupun lebih dari dua orang الث ُال َشريْكين
implikasi yang harus diutamakan dalam syirkah adalah kejujuran, maka tidak boleh ada
perkhianayan antara kedua belah pihak.
"dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat
zalim kepada sebahagian yang lain. (QS. Shaad : 24)
3
Pada dasarnya prinsip yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip keadilan dalam
kemitraan antara pihak yang terkait untuk meraih keuntungan prinsip ini dapat di temukan dalam
prinsip Islam ta’awun dan ukhuwah dalam sektor bisnis, dalam hal ini syirkah merupakan bentuk
kerjasama antara pemilik modal untuk mendirikan suatu usaha bersama yang lebih besar, atau
kerja sama antara pemilik modal yang tidak memiliki keahlian dalam menjalankan usaha yang
tidak memilki modal atau yang memerlukan modal tambahan, bentuk kerja sama antara pemilik
modal dan pengusaha merupakan suatu pilihan yang lebih efektif untuk 2meningkatkan etos
kerja.
Syarat-syarat yang berhubungan dengan syirkah. Secara garis besar syarat dari syirkah
ialah harta dan aqad. Sedangkan menurut Hanafiyah dibagi kepada empat bagian, yaitu:
1. Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah baik dengan harta maupun dengan
yang lainnya, dalam hal ini ada dua syarat, yaitu; a) yang berkenaan dengan benda yang
diakadkan adalah harus dapat diterima sebagai perwakilan, b) yang berkenaan dengan
keuntungan harus jelas dan dapat diketahui dua pihak, misalnya setengah, sepertiga dan yang
lainnya.
2. Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mal (harta), dalam hal ini terdapat dua perkara yang harus
dipenuhi yaitu; a) bahwa modal yang dijadikan objek syirkah adalah dari alat pembayaran (nuqud),
seperti junaih, riyal dan rupiah, b) yang dijadikan modal (harta pokok)ada ketika akad syirkah dilakukan,
baik jumlahnya sama maupun berbeda.
2 Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan”.
4
3. Sesuatu yang bertalian dengan syarikat mufawadhah, bahwa dalam mufawadhah
disyaratkan a) modal (pokok harta) dalam syirkah mufawadhah harus sama, b) bagi yang
bersyirkah ahli untuk kafalah, c) bagi yang dijadikan objek akad disyaratkan syirkah umum,
yakni pada semua macam jual beli atau perdagangan.
Menurut Malikiyah syarat-syarat yang pertalian dengan orang yang melakukan akad ialah
merdeka, baligh, dan pintar (rusyd)
Yang dimaksud dengan syirkah milk adalah “ibarat dua orang atau lebih memilikkan suatu benda
kepada yang lain tanpa ada akad syirkah”.
1) syirkah milk jabar (berkumpulnya dua orang atau lebih dalam pemilikan suatu benda secara
paksa) dan
2) syirkah milk ikhtiyar (berkumpul dua orang atau lebih dalam pemilikan benda dengan
ikhtiyar keduanya).
Syirkah Uqud (Transaksional)
1. Syirkah ‘Inan 3
Yang dimaksud dengan syirkah ‘inan ialah mengeluarkan semua harta untuk digabung menjadi
satu, kemudian dikelola secara bersama-sama dan hasilnya dibagi dua sebagaimana kadar harta
yang dikeluarkan. Menurut para ulama’ ini adalah model syirkah yang diperbolehkan.
2. Syirkah wujuh
5
Yang dimaksud dengan syirkah wujuh ialah kerjasama antar tiga pihak yang mana pihak kedua
dan ketiga tidak mengeluarkan modal, dan hasilnya dibagi bersama. Disini asas yang ditekankan
adalah al-Siddiq wa Al-Amanah.
Saya contohkan misalnya, pihak A dan B dan C bekerja sama, modal yang digunakan yaitu
modal si A, sedangkan si B dan C ikut mengelola usaha tersebut tanpa mengeluarkan modal.
3. Syirkah Mufawadhah
Yaitu kerjasama dua orang atau lebih untuk melakukan usaha dengan persyaratan sebagai
berikut.
a) Modal harus sama banyak, bila ada salah satu diantara mereka lebih banyak modalnya
maka syirkah tersebut tidak sah.
4. Syirkah Abdan
Kerjasama dua orang atau lebih untuk melakukan usaha atau pekerjaan atau lebih
mudahnya persekutuan dua orang atau lebih untuk menerima kerja yang akan dikerjakan secara
bersama-sama dan hasilnya dibagi bersama, seperti pemborong bangunan. Instalasi listrik, atau
pekerjaan diantara dua penjahit.
Seperti yang telah diketahui bahwa dalam mengkaji fiqh muamalah kita tidak boleh
terpaku kepada salah satu imam saja, dikarenakan dalam perkembangannya fiqh bisa saja
berubah dengan pemahaman ulama’-ulama’ salaf, banyaknya pendapat yang di utarakan oleh
para imam mazhab kita. Kalau kita perhatikan, dari segi pembagian bentuk-bentuk syirkah
diatas, banyaknya macam-macam syirkah, yang menjadi pertanyaan apakah hukum-hukum yang
telah diutarakan oleh para imam tersebut bisa di implementasikan dalam kehidupan modern
6
sekarang ini, berikut pendapat-pendapat para ulama’ mazhab terkait dengan hukum masing-
masing syirkah tersebut. Dari kalangan hanafi menyetujui (membolehkan) keempat macam
syirkah uqud tersebut, sedangkan ulama’ syafi’iyah atau imam Syafi’i melarang syirkah abdan,
mufawadah, dan wujuh.
2.5. Mengakhiri Syirkah
a. Salah satu pihak membatalkannya, meskipun tanpa persetujuan pihak yang lainnya, sebab
syirkah adalah akad yang terjadi atas dasar rela sama rela dari kedua belah pihak yang tidak ada
kemestian untuk dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak menginginkannya lagi, hal ini
menunjukan pencabutan kerelaan syirkah oleh salah satu pihak.
b. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (keahlian mengelola harta), baik
karena gila maupun yang lainnya.
c. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota syirkah lebih dari dua orang, yang
batal hanyalah yang meninggal dunia saja.
d. Salah satu pihak ditaruh dibawah pengampuan, baik karena boros yang terjadi pada waktu
perjanjian syirkah tengah berjalan maupun sebab yang lainnya.
e. Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa atas harta yang menjadi
saham syirkah.
f. Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama syirkah, bila modal
tersebut lenyap sebelum terjadi percampuran harta hingga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi,
yang menanggung resiko adalah para pemiliknya sendiri, apabila harta lenyap setelah terjadi
percampuran yang tidak bisa dipisah-pisah lagi, maka menjadi resiko bersama.
7
Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri
dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam konsep pemberdayaan ekonomi manusia
adalah subyek dari diri sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan
kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu
agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Adapun
pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu
masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak
yang memberdayakan. Pemberdayaan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pemberdayaan
ekonomi terhadap anggota syirkah, sebagai bagian dari masyarakat yang membutuhkan
penanganan untuk mendorong peningkatan pendapatan atau profit usaha. Sehingga mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.
a. Perkongsian modal yang mulanya milik masing-masing individu dalam jumlah kecil menjadi
bertambah besar jumlahnya karena prinsip bagi hasil.
b. Adanya unit simpan pinjam melalui pengelolaan syirkah, sehingga para anggota lebih
mudah dalam mengakses modal usaha
c. Pada aqad syirkah lebih adil kerena pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung berdasarkan jumlah modal masing-masing, jadi tidak ada pihak
yang dirugikan
d. Dapat menikmati peningkatan bagi hasil, pada saat keuntungan usaha anggota meningkat.
Syirkah ini juga memiliki manfaat kegunaannya baik didunia dan akhirat. Seperti cara
tukar menukar benda yang bersumber dari panca indra manusia, yang unsur adalah hak-hak dan
kewajiban, misalnya jujur,hasad,dengki,dan dendam oleh karena itu jual beli benda maupaun
bagaimana bekerja sama bagi muslim bukan hanya sekedar memperoleh keuntungan yang
sebesar besarnya,tetapi secara vertikal bertujuan untuk memperoleh ridha Allah dan secara
bertujuan untuk mencari keutungan. Sehingga benda benda yang perjual belikan maupun yang
8
dikerjasamakan akan senantiasa dirujukan kepada aturan-aturan Allah dan juga keridhaan kedua
belah pihak yang melakukan kerja sama, ijab qabul dan lain-lain wajib diikuti dan dilaksanakan
oleh keduanya.
Manusia tidak dapat hidup sendirian, pasti membutuhkan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan. Ajaran islam,mengajararkan supaya kita menjalin kerja sama dengan siapa pun
terutama dalam bidang ekonomi dengan prinsip saling menolong dan menguntungkan, tidak
menipu dan merugikan. Tanpa kerja sama, maka kita sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Syirkah pada hikayatnya adalah sebuah kerja sama yang slling menguntungkan dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki baik berupa harta atau pekerjaan. Oleh karena itu islam
menganjurkan umatnya untuk bekrja sama kepada siapa saja. Hikmah yang dapat diambil dari
syirkah yaitu tolong menolong, sling membantu dalam kebaikan, menjahui sifat egoism,
menumbuhkan sling percaya menyadari kelemahan, dan kekurangan dan menimbulkan
keberkahan dalam usaha jika tidak berhianat. Firman Allah Subhanallah wataala surat Al-
Maidah ayat :
“ tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong
dalam dosa dan permusuhan sesungguhnya azab allah sangat pedih.”
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan
kerugikannya ditanggung bersama.
2. Rukun syirkah yaitu harta, akad, dan dua orang yang berserikat. Syarat-syarat yang pertalian
dengan orang yang melakukan akad ialah merdeka, baligh, dan pintar (rusyd).
3. Macam-macam syirkah yaitu syirkah milk dan syirkah uqud (syirkah ‘inan, syirkah wujuh,
syirkah mufawadlah, syirkah abdan).
6. Syirkah ini memiliki manfaat kegunaannya dan keuntungan baik didunia dan akhirat.
3.2 Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sajikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
pembaca. Pemakalah juga mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun dari
dosen pengampu dan seluruh audiens yang turut bersama pemakalah dalam acara
presentase mempertanggung jawabkan isi makalah ini. Jika ada kesalahan atau kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman I. Doi, Shari’ah : The Islamic Law, A. S. Noor Deen, Kuala Lumpur, 1990
Muhammad Syarbini Al-Katib, al-Iqna’ fi Hall al-Alfadz Abi Syuja’, Dar al-Ihya’ al-Kutub al-
Arabiyah, Indonesia, t.t
11