Anda di halaman 1dari 13

kelompok 6

AKAD KERJASAMA DALAM FIKIH


MUAMALAH

ILMU FIKIH
latar belakang
Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencari karunia Allah
yang ada dimuka bumi ini sebagai sumber ekonomi. Dalam
kehidupan sosial, Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita semua
tentang bermuamalah agar terjadi kerukunan antar umat serta
memberikan keuntungan bersama.
Dalam pembahasan kali ini, kami ingin membahas sebagian dari
muamalah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yaitu Syirkah,
Mudharabah, Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah. Karena didalam
pembahasan ini terdapat suatu hikmah untuk kehidupan sosial
rumusan masalah
PERTAMA KEDUA KETIGA
Apa itu syirkah dan jenis -
Apa itu
Apa itu mudharabah ? musaqah,muzara'ah dan
jenisnya ?
mukhabarah
Apa itu syirkah ?
Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau
kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan. Secara bahasa syirkah adalah
bercampurnya harta dengan harta yang lain sehingga keduanya tidak bisa dibedakan lagi. Jumhur
ulama kemudian menggunakan istilah ini untuk menyebut transaksi khusus, meskipun tidak terjadi
percampuran kedua harta itu karena yang menyebabkan bercampurnya harta adalah transaksi.

Dalil pensyariatannya adalah Qur’an surah An-Nisa ayat 12 :


‫َفِإن َك اُنٓو ۟ا َأْك َثَر ِم ن َٰذ ِلَك َفُهْم ُش َر َك ٓاُء ِفى ٱلُّثُلِث‬
Artinya: "Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam
sepertiga itu,"
Jenis - jenis syirkah Jenis-jenis Syirkah
Secara garis besar syirkah terbagi ke dalam dua jenis, yaitu syirkah al-Milk yang artinya kepemilikan. Syirkah
pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lain yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua
orang atau lebih
Yang kedua ialah syirkah al-'Aqd (akad). Syirkah jenis ini tercipta karena adanya kesepakatan atau akad antara dua
orang atau lebih telah sepakat memberikan modal dan berbagi keuntungan maupun kerugian.
Pada syirkah akad ini dikelompokkan lagi ke dalam lima macam, antara lain sebagai berikut:
1. Syirkah al-'Inan
Yang pertama ialah syirkah al-'inan atau akad kerja sama antara dua orang atau lebih. Ketentuan dalam syirkah ini
ialah setiap pihak berkontribusi memberi modal dan berpartisipasi dalam kerja serta berbagi dalam keuntungan
maupun kerugian. Porsi masing-masing pihak dalam permodalan, partisipasi maupun bagi hasil tidak harus sama
persisi 50% - 50%.
2. Syirkah al-Mufawadhah
Selanjutnya adalah syirkah al-mufawadhah yang berarti akad kerja sama antara dua orang atau lebih dengan
ketentuan setiap pihak berkontribusi memberi modal dan berpartisipasi dalam kerja. Namun, keuntungan dan
kerugiannya harus dibagi dengan persentase yang sama persis, yaitu 50% - 50%
3. Syirkah A'mal
Ada juga yang namanya syirkah a'mal. Akad ini berarti kerja sama bagi mereka yang
seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari
pekerjaan itu. Contohnya dua orang arsitek menggarap proyek.
4. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh merupakan akad kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki
reputasi dan prestise baik serta dikenal ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara
kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Pembagian
keuntungan dan kerugian dan keuntungan didasarkan pada jaminan penyuplai yang
disediakan oleh tiap mitra. Syirkah wujuh tidak memerlukan modal karena pembelian
dilakukan secara kredit.
5. Musyarakah Mudharabah
Terakhir ialah musyarakah mudharabah. Artinya, akad kerjasama usaha dengan ketentuan
pihak pertama menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha mudharabah ini dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam
akad, apabila rugi maka ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian bukan akibat
kelalaian pengelola. Namun, apabila kerugian diakibatkan oleh pengelola maka ia harus
bertanggung jaw
Apa itu mudharabah ?
Mudharabah
M e n u r u t m a z h a b H a n a fi , m u d h a r a b a h a d a l a h s u a t u b e n t u k p e r j a n j i a n d a l a m m e l a k u k a n k o n g s i
untuk mendapatkan keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan usaha dari pihak lain.
Sementara menurut Abdurrahman Al-Jaziri, mudharabah adalah akad antara dua orang yang
berisi kesepakatan bahwa salah seorang dari mereka akan memberikan modal usaha produktif,
dan keuntungan usaha itu akan diberikan sebagian kepada pemilik modal dalam jumlah tertentu
sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui bersama.
Dari pengertian tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa akad mudharabah adalah perjanjian
kerja sama suatu usaha antara pemilik modal dan pengelola modal. Akad ini sering kita jumpai
di perbankan syariah.
Dalil
A l l a h S W T b e r fi r m a n d a l a m Q u r ’a n s u r a h A n - N i s a a y a t 2 9 :
‫ٰٓي َا ُّي َه ا ا َّل ِذ ْي َن ٰا َم ُن ْو ا اَل َت ْأ ُك ُل ْٓو ا َا ْم َو ا َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ا ْل َب ا ِط ِل ِا ٓاَّل َا ْن َت ُك ْو َن ِت َج ا َر ًة َع ْن َت َر ا ٍض ِّم ْن ُك ْم‬

D a n fi r a m n - N y a d a l a m s u r a h A l - B a q a r a h a y a t 2 7 5 :
‫َو َا َح َّل ُهّٰللا ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم ا ل ِّر ٰب و ۗا‬
D a n h a d i t s N a b i S AW y a m g d i r i w a y a t k a n o l e h I b n u M a j a h :
‫ َا ْل ب ي ع ِإ َل ى‬:‫ َث َال ٌث ِف ي ِه ن ا ْل ب ر َك ُة‬: ‫َأ َّن ا ل ن ِب ي ص َّل ى ا ُهللا ع َل ي ِه و آ ِل ِه و س َّل م َق ا َل‬
) ‫ و خ ْل ُط ا ْل ب ر ِب ا ل ش ِع ي ِر ِل ْل ب ي ِت َال ِل ْل ب ي ِع ( ر و ا ه ا ب ن م ا ج ه ع ن ص ه ي ب‬، ‫ و ا ْل م َق ا ر ض ُة‬، ‫َأ ج ٍل‬
" N a b i b e r s a b d a , 'A d a t i g a h a l y a n g m e n g a n d u n g b e r k a h : j u a l b e l i t i d a k s e c a r a t u n a i ,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga, bukan untuk dijual," (HR. Ibnu Majahhh dari Shuhaib).
Apa itu musaqah , muzara'ah dan mukhabarah ?
MUSAQAH
Musaqah berasal dari kata saqa yang artinya menyirami. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Ar-Raad ayat
4 sebagai berikut:
‫َو ِف ى ٱ َأْل ْر ِض ِق َط ٌع ُّم َت َٰج ِو َٰر ٌت َو َج َّٰن ٌت ِّم ْن َأ ْع َٰن ٍب َو َز ْر ٌع َو َن ِخ ي ٌل ِص ْن َو ا ٌن َو َغ ْي ُر ِص ْن َو ا ٍن ُي ْس َق ٰى ِب َم آ ٍء َٰو ِح ٍد َو ُن َف ِّض ُل َب ْع َض َه ا َع َل ٰى َب ْع ٍض ِف ى ٱ ُأْل ُك ِل ۚ ِإ َّن ِف ى َٰذ ِل َك‬
‫َل َء ا َٰي ٍت ِّل َق ْو ٍم َي ْع ِق ُل و َن‬
A r t i n y a : " D a n d i b u m i i n i t e r d a p a t b a g i a n - b a g i a n y a n g b e r d a m p i n g a n , d a n k e b u n - k e b u n a n g g u r, t a n a m a n - t a n a m a n ,
dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
t e r d a p a t t a n d a - t a n d a ( k e b e s a r a n A l l a h ) b a g i k a u m y a n g b e r f i k i r. "
Musaqah juga diartikan sebagai bentuk lebih sederhana dari muzara'ah. Di mana penggarap hanya bertanggung
jawab atas penyiraman dan pemeliharaan tanaman. Sebagai imbalannya, penggarap berhak mendapatkan nisbah
tertentu dari hasil panen.
Secara umum musaqah adalah salah satu bentuk kerja sama antara pemilik lahan dan penggarap di mana penggarap
bertugas untuk merawat tanaman saja. Adapun keduanya tetap melakukan bagi hasil sesuai kesepakatan dalam akad.
Landasan syariah musaqah adalah hadits yang berbunyi : telah berkata Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Husain
b i n A b u T h a l i b r. a . b a h w a R a s u l u l l a h S AW t e l a h m e n j a d i k a n p e n d u d u k K h a i b a r s e b a g a i p e n g g a r a p d a n p e m e l i h a r a
a t a s d a s a r b a g i h a s i l . H a l i n i d i l a n j u t k a n o l e h A b u B a k a r, U m a r, A l i s e r t a k e l u a r a g a - k e l u a r g a m e r e k a s a m p a i h a r i
ini dengan rasio 1/3 dan 1/4 . semua telah dilakukan oleh Khulafaur Rasyidin pada zaman pemerintahannya dan
semua pihak yang telah mengetahuinya, akan tetapi tidak seorang pun yang menyanggahanya. Berarti ini adalah
ijma’ sukuti (konsensus) dari umat.
I b n u u m a r b e r k a t a b a h w a R a s u l u l l a h S AW p e r n a h m e m b e r i k a n t a n a h d a n t a n a m a n k u r m a d i K h a i b a r k e p a d a Ya h u d i
Khaibar untuk dipelihara dengan menggunakan peralatan dan dana mereka. Sebagai imbalan, mereka memperoleh
persentase tertentu dari hasil
Muzara'ah
Muzara’ah
Muzara’ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antar pemilik lahan dan penggarap, dimana
pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk di tanami dan dipelihara
dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen.
Al muzara’ah sering kali diidentifikasi dengan mukhabarah. Diantara keduanya terdapat sedikit
perbedaan sebagai berikut.
1. Muzara’ah : benih dari pemilik lahan
2. Mukhabarah : benih dari penggarapnya.
Landasan syariah muzara’ah adalah hadits yang diriwayatkan dari ibnu umar bahwa rasulullah saw
pernah memberikan tanah khaibar kepada penduduknya (waktu itu itu mereka masih yahudi) untuk di
garap dengan imbalan pembagian hasil buah-buahan dan tanaman.
Diriwayatkan oleh bukhari dari jabir yang mengatakan bahwa bangsa arab senantiasa mengolah tanah
nya secara muzaraah denga rasio bagi hasil 1/3 : 2/3, ¼ : ¾, ½ : ½, maka rasulullah pun bersabda,
“hendaklah menanami atau menyerahkannya untuk digarap. Barang siapa tidak melakukan salah satu
dari keduanya, tahan lah tanahnya.”
Mukhabarah
Dalam kamus, mukhabarah ialah kerja sama pengolahan pertanian antara lahan dan penggarap dimana pemilik lahan
memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu (persentase)
dari hasil panen yang benihnya berasal dari penggarap. Bentuk kerja sama antara pemilik tanah dan penggarap dengan
perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi menurut kesepakatan. Biaya dan benihnya dari pemilik tanah.
Ulama’ Syafi’iyah membedakan antara mujara’ah dan mukabarah: "Mukabarah adalah mengelola tanah diatas sesuatu yang
dihasilkannya dan benihnya berasal dari pengelola. Adapun muzara’ah sama seperti Mukabarah, hanya saja benihnya
berasal dari pemilik tanah."
Dapat dipahami dari pemaparan di atas bahwa mukhabarah dan muzara’ah ada kesamaan dan ada pula perbedaan.
Persamaannya ialah antara mukhabarah dan muzara’ah terjadi pada peristiwa yang sama, yaitu pemilik tanah
menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola. Perbedannya ialah pada modal, bila modal berasal dari pengelola
disebut mukhabarah, dan bila modal dikeluarkan dari pemilik tanah disebut muzara’ah.
Landasan hukum yang membolehkan mukhabarah dan muzaraah, dari sabda Nabi saw:
“Dari Thawus ra. bahwa ia suka bermukhabarah. Umar berkata: lalu aku
katakan kepadanya: ya Abu Abdurrahman, kalau engkau tinggalkan
mukhabarah ini, nanti mereka mengatakan bahwa Nabi saw telah melarang
mukhabarah. Lantas Thawus berkata : hai Amr, telah menceritakan kepadaku orang yang sungguh-sungguh mengetahui
akan hal itu, yaitu Ibnu Abbas bahwa Nabi saw tidak melarang mukhabarah itu, hanya beliau berkata: seseorang memberi
manfaat kepada saudaranya lebih baik daripada ia mengambil manfaat dari saudaranya itu dengan upah tertentu”.
(HR.Muslim)
Jadi, hukum mukhabarah sama seperti muzara’ah yaitu mubah atau boleh dan seseorang dapat melakukannya untuk
dapat memberi dan mendapat manfaatnya dari kerjasama muzara’ah dan mukhabarah ini.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan

pembagian keuntungan; secara garis besar ia dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu syirkah al-Milk dan syirkah al-‘Aqd, yag mana kemudian syrikah yang kedua terbagi lagi menjadi 5 jenis.

Kemudian Mudharabah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan.

Musaqah, muzara’ah, mukhabarah ialah dimana suatu akad kerja sama yang dilakukan antara dua orang atau lebih dalam pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan si penggarap. Dalam

Musaqah, penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. Berbeda dengan Musaqah, dalam

muzara’ah pemilik lahan menyerahkan lahan pada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu (nisbah) dari hasil panen yang benihnya dari pemilik lahan.

Dalam muzara’ah dan mukhabarah terdapat kesamaan dari pembagian kerjasama tersebut dan yang membedakannya adalah apabila modal berasal dari pemilik lahan maka disebut muzara’ah dan

pabila modal berasal dari si penggarap itu sendiri maka disebut mukhabarah. Dan untuk pembagian hasil sesuai kesepakatan masing-masing yang melakukan kerja sama tersebut. Demikian pula

hukum musaqah, muzara’ah dan mukhabarah ini diperbolehkan dikarenakan bentuk kerja sama ini sama-sama memberi manfaat berupa keuntungan hasil perolehannya dapat dibagi bersama sesuai

kesepakatan diawal.
SESI TANYA
JAWAB
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai