Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah ‘Aqidah Islamiyah Ke-Muhammadiyah-an
Dosen Pengampu:
Hermawan, M.Pd.i
Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahNya
kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “MAKALAH KERJASAMA BAGI HASIL
MUSYAROKAH, MUDHOROBAH, MUSAQOH, MUKHOBAROH, & MUZARO’AH”.
Makalah ini disusun Guna memenui Tugas Mata Kuliah ‘Aqidah Islamiyyah Ke-
Muhammadiyah-an yang diampu oleh Hermawan, M.Pd.i.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, Kami dengan segenap kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan untuk
kedepannya.
Akhir kata Kami ucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada dalam Makalah ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
MUSYAROKAH
A. Definisi Syirkah/Musyarokah
Musyarokah atau sering disebut syarikah atau syirkah berasal dari fi’il madhi
(Syaroka-Yasroku-Syarkan-Syarkatan) yang mempunyai arti: Sekutu atau teman
peseroan, Perkumpulan, Perserikatan. Syirkah dari segi Etimologi berarti: Al-Ikhtilath,
mempunyai arti: campur atau percampuran. Dan Musyarokah/Syirkah secara Istilah ialah
seseorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga antara bagian yang
satu dengan bagian yang lainnya sulit untuk dibedakan lagi yang nantinya akan
digunakan untuk membuat/merintis suatu Wirausaha. Definisi syirkah menurut Madzhab
Maliki adalah suatu izin ber-tasharruf bagi masing-masing pihak yang bersertifikat.
Menurut Madzhab Hambali, syirkah adalah persekutuan dalam hal hak dan tasharruf.
Sedangkan menurut Imam Syafi’i, syirkah adalah berlakunya hak atas sesuatu
bagi dua pihak atau lebih dengan tujuan persekutuan. Sayyid Sabiq mengatakan bahwa
syirkah adalah akad antara orang Arab yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan.
M. Ali Hasan mengatakan bahwa syirkah adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh
kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara
kekeluargaan.
Jadi, syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha
perjanjian guna melakukan usaha secara bersama-sama serta keuntungan dan kerugian
juga ditentukan sesuai dengan perjanjian.
B. Dasar Hukum Syirkah/Musyarokah.
Dasar hukum Musyarakah yaitu: Pertama; Al-Quran. Dalam Al-Quran Allah
SWT berfirman dalam QS. Shaad ayat 24 yang artinya:
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat dhalim kepada sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh”.
Dan Jumhur ulama menyepakati bahwa ‘Aqad merupakan salah satu hal yang
harus dilakukan dalam syirkah. Adapun rukun syirkah menurut para ulama meliputi;
1. Sighat (Ijab dan Qabul). Adapun syarat sah dan tidaknya akad syirkah tergantung
pada sesuatu yang di transaksikan dan juga kalimat akad hendaklah mengandung arti
izin buat membelanjakan barang syirkah dari peseronya.
2. Al-‘Aqidain (subjek perikatan). Syarat menjadi anggota perserikatan yaitu:
a) orang yang berakal,
b) baligh,
c) merdeka atau tidak dalam paksaan.
Disyaratkan pula bahwa seorang mitra diharuskan berkompeten dalam
memberikan atau memberikan kekuasaan perwakilan, dikarenakan dalam musyarakah
mitra kerja juga berarti mewakilkan harta untuk diusahakan.
MUSAQOH
A. Definisi Musaqoh.
Secara bahasa musaqah berasal dari kata As-Saqa, arti kata tersebut adalah
penyiraman atau pengairan untuk mendapatkan kemaslahatan dan memperoleh imbalan
tertentu dari hasil lahan yang dikelola.
Dalam literasi lain, musaqah diartikan dengan memberikan hasil dari pepohonan
kepada orang yang merawat pohon tersebut dari bagian buahnya.
Menurut syara'/ Istilah Musaqah adalah menyerahkannya Tuan Tanah kepada orang lain
guna merawat, menyiram dan menjanjikan bila pohon yang diserahkan untuk dirawat
telah siap panen dan diambil manfaatnya sebagai sebagian dari imbalan pengelolaan serta
akan dibagi hasil dari pengelolaan.
Berdasarkan hukum musaqah, petani bertanggungjawab pada lahan dan tanaman
dengan menyiram dan memeliharanya. Petani mengharap diberi imbalan atas kerja
kerasnya dengan mendapatkan persentase tertentu dari hasil panennya.
B. Dasar Hukum Musaqoh.
Al-Qur’an
Salah satu ayat dalam al-Qur'an yang didalamnya terkandung dasar hukum
musaqah adalah surah Al-Maidah ayat 2, yang Artinya:
"dan tolong menolonglah dalam berbuat kebaikan dan bertaqwa, dan janganlah
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya"
Dari kandungan ayat di atas menerangkan tentang Allah SWT memerintahkan saling
tolong-menolong dalam kebaikan dan meninggalkan perilaku buruk yang berakibat
kemudharatan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Atas dasar kesamaan makhluk
ciptaan Allah SWT, seorang muslim yang beriman hendaknya mengamalkan kandungan
ayat ini dengan saling membantu apabila ada kesulitan pada orang lain.
Al-Hadits
Rasulullah SAW pernah bersabda yang tersebut pada suatu Hadits, yang
artinya:
"penduduk Anshar berkata kepada Rasulullah SAW, bagilah pohon kurma
antara kami dan para sahabat kami Beliau menjawab:"Tidak" maka mereka
berkata"kalian yang merawatnya dan kami akan membagi buahnya bersama
kalian" dan mereka menjawab"kami mendengar dan kami patuh".
C. Syarat & Rukun Musaqoh.
Rukun Musaqah Jumhur ulama berpendapat bahwa sebelum mengawali musaqah
maka diharuskan memenuhi 5 rukunnya, antara lain :
a. Akad atau ijab qabul,
b. Pihak yang saling bertransaksi,
c. Lahan perkebunan dan tanaman sebagai objek musaqah,
d. Kegiatan usaha yang akan dipraktikkan oleh pengelola lahan, dan
e. Kesepakatan tentang persentasi bagian yang didapat dari hasil musaqah.
Syarat-syarat sah atau tidaknya musaqah dapat ditinjau dari beberapa indikator
sebagai berikut :
A. Definisi Mukhobaroh
Dalam kamus Mukhobaroh ialah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada
sipenggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu (persentase) dari hasil
penen yang benihnya berasal dari penggarap. Bentuk kerja sama antara pemilik tanah dan
penggarap dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi menurut kesepakatan, Biaya
dan benih dari pemilik tanah.
˴Ύ˴όϟϦ˸ ϣ
Ϟ˶ ϣ ˶έ˵ά˸ ˴Βϟϭ˴ ΎϬ˴Ϩ˸ϣ˶Ν˵ ή˵Ψ ˸ ˴ϳ Ύϣ ˶ ν˶ έ˸˴ϵ Ϟ˵ Ϥ˴ϋ˴ ϲ˴ ϫ˶ ˵Γή˴˴ΒΨ
˴ ξ˶ ό˸ ˴ΒΑ ˴ Ϥ˵ϟ
Ϛ˶ ϟ˶ΎϤ˴ϟ˴Ϧϣ ˶ ϥ˵ Ϯ˸Ϝ˵ ˴ϳ ΎϬ
˴ϴ ˴ Ϥ˵ϟϲ˴ ϫ˶ ˵Δϋ˴ έ
˸˶ϓέ˴ά˸ ˴ΒϟϦ͉ Ϝ˶˴ϟϭ˴ ˵Γή˴˴ΑΎΨ ˴ ΰ˴Ϥ˵ϟϭ˴
Dapat dipahami dari pemaparan di atas bahwa Mukhabarah dan Mujara’ah ada
kesamaan dan ada pula perbedaan. Persamaannya ialah antara Mukhabarah dan
Muzara’ah terjadi pada peristiwa yang sama, yaitu pemilik tanah menyerahkan tanahnya
kepada orang lain untuk dikelola. Perbedaannya ialah pada Modal/Objek kerjasama, bila
modal atau bibit tanaman berasal dari Tuan Tanah disebut Mukhabarah, dan bila modal
atau bibit tanaman dikeluarkan dari Pengelola Tanah dan Tanah yang digarap ialah
Milik Tuan Tanah, maka disebut Muzara’ah.
B. Definisi Muzaro’ah
Menurut bahasa, al-muzara’ah diartikan dari kata Zar’u yang sama dengan
artinya (menumbuhkan). Muzara’ah dinamai pula dengan mukhabarah dan muhaqalah.
Orang Irak memberikan istilah muzara’ah dengan istilah al-qarah.Dalam kamus istilah
ekonomi muzara’ah ialah akad kerjasama pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan
penggarap.
Bisa juga ditafsirkan pemilik lahan menyerahkan lahan pertanian kepada si
penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu (nisbah) dari hasil
panen yang benihnya berasal dari pemilik lahan(si penggarap) yang modalnya dari
pemilik tanah. pemilik tanah menyerahkan sekaligus memberikan modal untuk mengelola
tanah kepada pihak lain(si penggarap).
C. Dasar Hukum Mukhobaroh & Muzaro’ah
Landasan hukum yang membolehkan Mukhabarah dan Muzara’ah, dari sabda Nabi saw :
Pemilik tanah
Petani/Penggarap
Objek mukhabarah
Ijab dan qabul, keduanya secara lisan.
MUDHOROBAH
A. Definisi Mudhorobah
Mudhorobah atau yang biasa disebut Qiradh, Qiradh sendiri mankna dalam bahasa
arabnya ialah Qoth’u Secara Etimologis. Yang dalam bahasa Indonesia artinya
Potong/Putus.
Dalam Istilah fikih muamalah, Mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan di mana
si pemilik modal menyetorkan modalnya kepada pengusaha/pengelola, untuk diniagakan
dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah
pihak sedangkan kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh si pemilik modal. Para ulama
sepakat bahwa landasan syariah mudharabah dapat ditemukan dalam al-Qur’an, as-
Sunnah, Ijma’ dan qiyas.
MUSYAROKAH
A. Mas’adi, Ghufron. 2010. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: PT Rsaja
Grafindo Persada.
Ahmad, Idris. 2016. Fiqh Menurut Madzhab Syafi’i. Jakarta: Wijaya.
Alma, Buchari. 2018. Dasar-dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: CV. Alfabeta.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2017. Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum.
Jakarta: Tazkia Institute.
--------------------------------------. 2015. Bank Syari’ah dari Teori ke Prakti.
Jakarta: Gema Insani.Ash Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2018. Koleksi Hadits-
Hadits Hukum. Semarang: PT. Petrajaya Mitrajaya.
MUKHOBAROH & MUZARO’AH
Suhendi, Hendi. 2008. Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali Pers.
Syafe’i, Rachmat. 2001. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia.
Syarifudin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana.
http://blog.umy.ac.id/sapto/2013/05/10/muzaraah-dan-mukhabarah/
https://shonz512.wordpress.com/musaqah/
MUDHOROBAH
Syafe’i, rachmad. 2019. Fiqih Muamalah. Bandung : Pustaka Setia
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2017. Akuntansi Syari’ah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat
http://www.koperasisyariah.com/definisi-mudharabah/
http://www.canboyz.co.cc/2017/02/JOURNAL-mudharabah.html
MUSAQOH
Firman, Moh. Arif, Muzara’ah dan Pengembangan Ekonomi Umat Pedesaan, (al-Amwal
Journal of Islamic Economic Law Vol. 3 No. 2).
JURNAL QAWANIN VOL. 4 NO. 2 JULI - DESEMBER 2020 249/
P-ISSN: 2598-3156 E-ISSN: 2622-8661 Ilman, Emily Nur Saidy, Implementasi al-
musaqah Terhadap Kesejahteraan Buruh Petik Cengkeh di Desa Kombo Toli-Toli, (Laa
Maysir Vol, 6 no. 1).
Nasution, Rahmat Hidayat, Filsafat Hukum Islam dan Maqashid Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2020).
Wahyu, A. Rio Makkulau, Sistem Penggarapan Lahan Pertanian Masyarakat Perspektif
Ekonomi Islam, (Al-Azhar Journal of Islamic Economic Vol. 1 no. 1).
Yaqin, Ainul, Fiqh Muamalah Kajian Komprehensif Ekonomi Islam, (Pamekasan: Duta
Media, 2018).
https://tafsirweb.com/9228-quran-surat-az-zukhruf-ayat-32.html/
https://hanialfarouqy.wordpress.com/2013/1
https://tafsirweb.com/1886-quran-surat-almaidah-ayat-2.html/
http://ejurnal.iaipdnganjuk.ac.id/index.php/es/article/view/85/63/