Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN AKAD DALAM KEUANGAN SYARIAH

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Hukum Surat Berharga Syariah
Semerter Genap 2023/2024

Dosen Pengampu:
Hj. Shofiyah, SH., M.HI

Oleh:
Aris Iska Irawanto
NIM: 23742340038

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta kesempatan, dan kesehatan kepada pemakalah, sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan tugas yang berbentuk sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi mata kuliah Hukum Surat Berharga Syariah.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih para orang-
orang terdekat pemakalah, karena itu dengan tulus pemakalah sampaikan banyak
terima kasih kepada:
1. Muhammad Aly Mahmudi, M.H. Selaku Kaprodi Hukum Ekonomi Syari’ah
IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan.
2. Hj. Shofiyah, SH., M.HI Selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Surat
Berharga Syariah IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan.
3. Teman-teman kelas semester III, prodi Hukum Ekonomi Syari’ah fakultas
Syari’ah IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah memberikan
dukungannya kepada Pemakalah.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyusun makalah ini namun tidak
mustahil dalam makalah ini masih belum mencapai tingkat kesempurnaan baik
materi maupun teknik pemakalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi Pemakalah,
tapi juga bermanfaat bagi para pembaca guna menambah Ilmu Pengetahuan.

Lamongan, 11 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Dan Pentingnya Muamalah...................................................3
B. Beragam Akad Dalam Muamalah...........................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................7
B. Saran........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam konteks masalah muamalah berkaitan dengan berbagai aktivitas
kehidupan sehari-hari. Cakupan hukum muamalat sangat luas dan bervariasi,
baik yang bersifat perorangan maupun yang bersifat umum, seperti
perkawinan, kontrak atau perikatan, hukum pidana, peradilan dan sebagainya.
Pembahasan muamalah terutama dalam masalah ekonomi tentunya akan
sering kali ditemui sebuah perjanjian atau akad.
Akad merupakan peristiwa hukum antara dua pihak yang berisi ijab
dan kabul, secara sah menurut syara dan menimbulkan akibat hukum. Jika
kita kaitkan dengan sebuah desain kontrak maka kita akan mencoba
mengkaitkan dengan Lembaga Keuangan dikarenakan akad merupakan dasar
sebuah instrumen dalam lembaga tersebut, terutama di Lembaga Keungan
Syariah Akad menjadi hal yang terpenting terkait dengan boleh atau tidaknya
sesuatu dilakukan di dalam islam.
Pada kesempatan ini akan membahas akad-akad yang di gunakan di
Lembaga Keungan Syariah yang telah sering dipergunakan dalam kehiduapan
sehari-hari terlebih berkembanganya ekonomi islam. Akad yang ada dalam
LKS ada yang merupakan dana kebajikan (tabarru’) dan ada juga akad yang
dijadikan dasar sebuah instrumen untuk transaksi yang tujuannya memperoleh
keuntungan (tijarah). Tentunya ini adalah hal yang berbeda dan pastilah
dalam akad itu ada beberapa penjabaran dan penjelasan bagaimana akad itu
seharusnya bisa dilakukan. Dalam makalah ini akan dibahas pengklasifikasian
dari berbagai akad yang digunakan dalam lembaga keuangan syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan pentingnya muamalah?
2. Apa saja beragam akad dalam muamalah?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian dan pentingnya muamalah
5

2. Untuk Mengetahui beragam akad dalam muamalah


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Pentingnya Muamalah


Kata muamalah (‫ )معامل?ة‬secara lughowi adalah berasal dari kata
a’mila-yamalu ( ‫ ) عم??ل يعم??ل عمال‬kemudian berubah menjadi ‘aamala-
yu’aamilu mu’aamallah (‫ )عام??ل يعام??ل معاول??ة‬semakna dengan al-mufalah
(saling berbuat).dan dalam bentuk jama mu’aamala (‫ )معامالت‬Mua’malah
dalam arti umum adalah hubungan antara manusia baik sebagai sesama
atau sebagai keluarga atau sebagai pasangan suami istri. Mua’malah yang
penulis maksud adalah mua’malah dalam term al fiqh al Islami adalah:
‫األحكام الشرعية المتعلقة بأمر دنيوي كالبيع والشراء‬
‫واإلجارة ونحوها‬
“Kumpulan hukum-hukum syariah yang berkaitan dengan interaksi
duniawi seperti jual-beli dan sewa-menyewa dan lain- lainnya”.1
Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang dengan seseorang atau beberapa orang dalam memenuhi
kebutuhan masing-masing. Ruang lingkup fiqih muamalah adalah
keseluruhan kegiatan muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum
Islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan
seperti wajib, sunah, haram, makruh dan mubah. Hukum-hukum fiqih
terdiri dari hukum- hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam
kaitannya dengan hubungan vertical antara manusia dengan Allah dan
hubungan manusia dengan manusia lainnya.2
Sedangkan fiqh muamalah secara terminology didefinisikan
sebagai hukum- hukum yang berkaitan dengan tindakan hukum manusia
dalam persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam persoalan jual-
beli, utang-piutang, kerjasama dagang, perserikatan, kerjasama dalam

1
Lihat Mu’jam al lughoh al arabiyah al mu’ashir
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007). H. 65

3
7

penggarapan tanah dan sewa-menyewa3 Dengan kata lain masalah


muamalah ini diatur dengan sebaik- baiknya agar manusia dapat
memenuhi kebutuhan tanpa memberikan mudhorot kepada orang lain..
Agama Islam memberikan norma dan etika yang bersifat wajar
dalam usaha mencari kekayaan untuk memberi kesempatan pada
perkembangan hidup manusia di bidang muamalah dikemudian hari. Islam
juga memberikan tuntutan supaya perkembangan itu jangan sampai
menimbulkan kesempitan-kesempitan salah satu pihak dan kebebasan
yang tidak semestinya kepada pihak lain.
Samir Abdul Hamid Ridwan, dalam buku Aswaq al-Awraq al-
Maliyah menuliskan:
‫ان شقى الشريعة االسالمية وهما العبادات والمعامالتيرتبطان ارتباطا‬
‫عضويا وموضوعيا ببعضهما البعض‬
"Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan muamalat.
Keduanya terkait laksana satu tubuh dan keduanya satu tujuan, (yaitu
dalam Rangka ibadah dan ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt) 4
Pentingnya aspek muamalah yang menjadi bagian tak terpisahkan
dalam kehidupan di kuatkan juga dengan firman Allah ketika
menyandingkan perintah menyembah kepadaNya dengan larangan
mengurangi timbangan, sebagaimana firman Allah:
‫ِإَلِه َغْيُر ُه َو ال َتنُقُصوا اْلِم ْك َياَل‬ ‫َو ِإَلى َم ْد َيَن َأَخ اُهْم ُش َع ْيًبا َقاَل َيا َقْو ِم اْع ُبُدوا َهللا َم اَلُك م ِّم ْن‬
‫) َو َيا َقْو ِم َأْو ُفوا‬84( ‫ُمِح يٍط‬ ‫َو اْلِم يَز اَن ِإِّني َأَر اُك م ِبَخْيٍر َو ِإِّني َأَخ اُف َع َلْيُك ْم َع َذ اَب َيْو ٍم‬
‫اْلِم ْك َياَل َو اْلِم يَز اَن ِباْلِقْس ِط َو اَل َتْبَخُسوا الَّناَس َأْش َياَء ُهْم َو اَل َتْع َثْو ا ِفي اَأْلْر ِض ُم ْفِسِد يَن‬
"Dan kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata, "Hai Kaumku sembahlah Allah, sekali-kali Tiada Tuhan bagimu
selain Dia. Dan Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan.
Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik. Sesungguhnya
aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan

3
Fiqh Muamalah, Nasrun Haroen hal 12, Gaya Media Pratama, 2007, Jakarta. Lihat:
Mu’jam al lughoh al arabiyah al mu’ashir.
4
Lihat Aswaq al-Awraq al-Maliyah, hlm. 166, karangan Samir Abdul Hamid Ridwan,
IIIT,, 1996, Cairo.
8

(kiamat)".Dan Syu'aib berkata, "Hai kaumku sempurnakanlah takaran


dan timbangan dengan adil. Janganlah kamu merugikan manusia
terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di
muka bumi dengan membuat kerusakan. (Q.SHud: 84,85)
Dua ayat di atas mengisahkan perdebatan kaum Nabi Syu'aib
dengan umatnya yang mengingkari agama yang dibawanya. Nabi Syu'aib
mengajarkan i'tiqaddan iqtishad (aqidah dan ekonomi). Nabi Syu'aib
mengingatkan mereka tentang kekacauan transaksi muamalah yang
mereka lakukan selama ini. Al-Quran lebih lanjut mengkisahkan ungkapan
umatnya yang merasa keberatan diatur transaksi ekonominya
‫َقاُلوا َيا ُش َع ْيُب َأَص َلَو اُتَك َتْأُم ُرَك َأن َّنْتُرَك َم ا َيْعُبُد ا باُؤَنا َأْو َأن ُتْفَعَل ِفي َأْم َو اِلَنا َم ا َنَش اُؤا‬
‫ِإَّنَك َألنَت اْلَح ِليُم الَّر ِش يُد‬
Mereka berkata, "Hai Syu'aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu
agar kamu meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyangmu atau
melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami.
Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang penyantun lagi cerdas
Ayat ini berisi dua peringatan penting, yaitu aqidah dan muamalah.
Ayat diatas juga menjelaskan bahwa pencarian dan pengelolaan rezeki
(harta) tidak boleh sekehendak hati, melainkan mesti sesuai dengan
kehendak dan tuntunan Allah, yang disebut dengan syari’ah.
B. Beragam Akad Dalam Muamalah
Akad dibagi menjadi beberapa jenis, yang setiap jenisnya sangat
bergantung pada sudut pandangnya. Jenis akad tersebut adalah :
1. Berdasarkan pemenuhuan syarat dan rukun, seperti sah atau tidak
sahnya suatu akad.
2. Berdasarkan apakah syara’ telah memberi nama atau belum, seperti
contoh akad yang telah dinamai syara’, seperti jual-beli, hibah, gadai
dan lain-lain. Sedangkan akad yang belum dinamai syara’, tetapi
disesuaikan dengan perkembangan jaman.
9

3. Berdasarkan barang diserahkan atau tidak, (dibaca: zatnya), baik


berupa benda yang berwujud (al-‘ain) maupun tidak berwujud (ghair
al-‘ain).5
Dalam transaksi lembaga keuangan syariah dibagi dalam beberapa
bagian yaitu:
1. Tabungan/penghimpun dana (Funding)
a. Wadi’ah artinya Titipan, dalam terminologi, artinya menitipkan
barang kepada orang lain tanpa ada upah. Jika Bank meminta
imbalan (ujrah) atau mensyaratkan upah, maka akad berubah
menjadi ijaroh. Pada bank Syariah seperti Giro berdasarkan prinsif
wadi ‘ah
b. Mudharobah adalah Kerja sama antara dua pihak di mana yang satu
sebagai penyandang dana (shohib al-maal) dan yang kedua sebagai
pengusaha (mudhorib) sementara keuntungan dibagi bersama
sesuai nisbah yang disepakati dan kerugian finansial ditanggung
pihak penyandang dana. Dalam bank syariah seperti Tabungan
maunpun Deposito berdasarkan prinsip mudharobah
3. Berbasis jual beli (al- bay) seperti murabahan, salam dan istishna.
a. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati,
b. Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari,
sementara pembayarannya dilakukan di muka
c. Istishna, adalah merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-salam
yang merupakan akad penjualan antara pembeli dan pembuat
barang. Dalam akad ini pembuat barang menerima pesanan dari
pembeli, pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk
membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah
disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.
4. Berbasis Upah/Jasa Pelayanan, seperti Kafalah, Wakalah, Hiwalah,
Rahn dan Jualah

5
Syafe’i Rachmat, Fiqih Muamalah, (Bandung, Pustaka Setia, 2006) h. 63
10

a. Kafalah adalah yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung


(kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak
kedua atau yang ditanggung (makfuul ‘anhu, ashil). Dalam produk
perbankan kafalah dipakai untuk LC, Bank guarantee dll.
b. Wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak
lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Dalam perbankan
wakalah biasanya dengan upah (ujroh) dan dipakai dalam fee
based income seperti pembayaran rekening listrik, telpon dll.
c. Hiwalah yaitu akad pengalihan hutang dari satu pihak yang
berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung
(membayarnya). Dalam industri perbankan hawalah dengan upah
(fee, ujroh) dipergunakan untuk pengalihan utang dan bisa juga
untuk LC.
d. Rahn (gadai) yaitu adalah menyimpan sementara harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh si
piutang, perbedaan gadai syariah dengan kpnvensional adalah hal
pengenaan bunga. Gadai Syariah menerapkan beberapa sistem
pembiayaan, antara lain qardhun hasan (pinjaman kebajikan),
mudharobah (bagi hasil) dan muqayyadah (jual beli).
e. Jualah, yaitu jasa pelayanan pesanan/permintaan tertentu dari
nasabah, misalnya untuk pemesanan tiket pesawat atau barang
dengan menggunakan kartu debit/cek/transfer. Atas jasa pelayanan
ini bank memperoleh fee, Selain di dunia perbankan, akad juga
dikenal dalam perasuransian syariah atau dikenal dengan akad
takaful, yaitu akad dimana saling menanggung. Para peserta
asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk
membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah
atau kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab
dengan niat ikhlas adalah ibadah.6

6
Mustafa Edwin Nasution, et al.,eds., Pengenalan Ekonomi Islam. H.314
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata muamalah (‫ )معاملة‬secara lughowi adalah berasal dari kata a’mila-
yamalu ( ‫ ) عم??ل يعم??ل عمال‬kemudian berubah menjadi ‘aamala- yu’aamilu
mu’aamallah (‫ )عام???ل يعام???ل معاول???ة‬semakna dengan al-mufalah (saling
berbuat).dan dalam bentuk jama mu’aamala (‫ )معامالت‬Mua’malah dalam arti
umum adalah hubungan antara manusia baik sebagai sesama atau sebagai
keluarga atau sebagai pasangan suami istri.
Pentingnya aspek muamalah yang menjadi bagian tak terpisahkan
dalam kehidupan di kuatkan juga dengan firman Allah ketika menyandingkan
perintah menyembah kepadaNya dengan larangan mengurangi timbangan,
sebagaimana firman Allah:
‫َو ِإَلى َم ْد َيَن َأَخ اُهْم ُش َع ْيًبا َقاَل َيا َقْو ِم اْع ُبُدوا َهللا َم اَلُك م ِّم ْن ِإَلِه َغْيُر ُه َو ال َتنُقُصوا اْلِم ْك َياَل‬
‫) َو َيا َقْو ِم َأْو ُفوا‬84( ‫َو اْلِم يَز اَن ِإِّني َأَر اُك م ِبَخْيٍر َو ِإِّني َأَخ اُف َع َلْيُك ْم َع َذ اَب َيْو ٍم ُمِح يٍط‬
‫اْلِم ْك َياَل َو اْلِم يَز اَن ِباْلِقْس ِط َو اَل َتْبَخُسوا الَّناَس َأْش َياَء ُهْم َو اَل َتْع َثْو ا ِفي اَأْلْر ِض ُم ْفِسِد يَن‬
“Dan kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara mereka, Syu’aib. Ia
berkata, “Hai Kaumku sembahlah Allah, sekali-kali Tiada Tuhan bagimu
selain Dia. Dan Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan.
Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik. Sesungguhnya
aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)”.Dan
Syu’aib berkata, “Hai kaumku sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka
12

dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat


kerusakan. (Q.SHud: 84,85)
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tentunya
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak kami harapkan agar makalah yang kami buat selanjutnya jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Mu’jam al lughoh al arabiyah al mu’ashir

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007). H. 65

Fiqh Muamalah, Nasrun Haroen , Gaya Media Pratama, 2007, Jakarta.

Aswaq al-Awraq al-Maliyah, karangan Samir Abdul Hamid Ridwan, IIIT,, 1996,
Cairo.

Syafe’i Rachmat, Fiqih Muamalah, (Bandung, Pustaka Setia, 2006)

Mustafa Edwin Nasution, et al.,eds., Pengenalan Ekonomi Islam.

Anda mungkin juga menyukai